• Tidak ada hasil yang ditemukan

CEMARAN MIKROBA(ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT), E. coli

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "CEMARAN MIKROBA(ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT), E. coli"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

KONTAMINASI MIKROBA (JUMLAH DAUN TOTAL (ALT), E. coli, SALMONELLA, JAMUR) PADA SERIUS SAGOG PENGGANTI TEPUNG LABUNG KUNING. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang cemaran mikroba (total plate count (Alt), E. Coli, salmonella, kapang) pada pengganti tepung sagu flake.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan data untuk melakukan upaya peningkatan bekal pengetahuan kepada mahasiswa bidang kesehatan khususnya tentang cemaran mikroba (Total plate count (Alt), E. Coli, Salmonella, Jamur) pada Sagu Flakes Substitusi Tepung Labu. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait cemaran mikroba (total plate count (Alt), E. Coli, Salmonella, Mold) pada tepung labu kuning tersubstitusi sagu flake.

Ruang Lingkup

Diabetes tipe 2 adalah penyakit kronis yang berkembang ketika pankreas atau kelenjar ludah di perut tidak dapat lagi memproduksi insulin. Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada orang yang kelebihan berat badan dan disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik.

Flakes

Bahan baku utama yang sering digunakan dalam serpih yang banyak beredar di pasaran adalah gandum atau biji jagung. Menurut Matz (1991), dalam proses pembuatan flakes, bahan baku akan mengalami perubahan dimana pati akan tergelatinisasi dan sedikit terhidrolisis.

Sagu

Pohon sagu ditebang dan batang sagu diambil daunnya dari pangkal tebangan hingga 1 m dari daun terbawah, batang sagu biasanya dibelah setiap 2-3 m dan dibelah menjadi dua. Remah-remah batang sagu kemudian disiram untuk menghilangkan larutan pati sagu kemudian disaring untuk membebaskan pati sagu dari ampas dan bahan lain selain pati.

Kayu Manis

Dalam industri modern dilakukan proses pengendapan, larutan pati yang diekstraksi akan melalui tahap sentrifugasi sehingga terjadi pemisahan antara padatan berupa pati dan air. Tiga jenis kayu manis yang menonjol di pasar dunia adalah Cinnamomum burmannii (di Indonesia) yang produknya dikenal sebagai cassiavera, Cinnamomum zeylanicum (di Sri Lanka dan Seychelles) dan Cinnamomum cassia (di China) yang produknya dikenal sebagai Cassia China.

Ciplukan

Di Indonesia komponen akar digunakan sebagai obat nyeri pasca melahirkan, nyeri otot, dan hepatitis (Rosita, S.M.D., Rostiana, O., Pribadi, dan Hernani., 2007). Ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman yang mengandung asam sitrat, terpen/sterol physalin, saponin, flavonoid dan alkaloid. Flavonoid, alkaloid, dan terpenoid merupakan molekul semipolar yang dapat difraksinasi dengan kloroform dari ekstrak etanol 70% (Sunaryo, Hadi, Kusmardi, & Wahyu Trianingsih, 2012).

Secara in vitro, fraksi ini menghambat produksi NO (IC50 = 2,48 µg/ml) dan menurunkan kadar mediator proinflamasi prostaglandin (PGE2), interleukin (IL-1β, IL-6), tumor necrosis factor alpha (TNF-α) dan protein kemoatraktan monosit (MCP-1) (IC50 <20µg/ml). Kandungan kimia lainnya yaitu alkaloid, karbohidrat, glikosida, saponin, tanin dan kandungan fenolik dari fraksi buah Physalis angulata L.

Tabel 2.3  Kandungan 100g Buah Ciplukan (Physalis Angulata L)
Tabel 2.3 Kandungan 100g Buah Ciplukan (Physalis Angulata L)

Labu Kuning (Cucurbita Moschata)

Beberapa jenis varietas labu lokal yang sering ditanam petani dapat dilihat pada tabel berikut. Labu kuning memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi sehingga berpotensi untuk diolah menjadi tepung labu kuning. Labu kuning mengandung karotenoid (betakaroten), vitamin A dan C, mineral, lemak dan karbohidrat, daunnya berfungsi sebagai sayuran dan biji-bijian.

Labu merupakan sumber karbohidrat yang mengandung karotenoid yang memiliki sifat fungsional sebagai antioksidan, sehingga dapat mencegah penuaan, kanker, diabetes dan katarak (Hendrasty, 2013). Labu kuning sangat baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh, selain itu harganya yang terjangkau dan mudah didapat sehingga memudahkan masyarakat untuk mengkonsumsinya (Alamendah, 2010).

Cemaran Mikroba

Jika pada salah satu cawan Petri jumlah koloni kurang dari 25 atau lebih dari 250, dihitung rata-rata jumlah koloni yang kemudian dikalikan dengan faktor pengenceran. Jika terdapat cawan dari dua pengenceran berturut-turut yang menunjukkan jumlah koloni antara 25-250, jumlah koloni dari setiap pengenceran dihitung kemudian dikalikan dengan faktor pengenceran. Jika hasil perhitungan tingkat yang lebih tinggi menunjukkan bahwa rata-rata jumlah koloni lebih besar dari dua kali rata-rata jumlah koloni pada pengenceran yang lebih rendah, ALT dipilih dari tingkat pengenceran yang lebih rendah.

Jika semua cawan menunjukkan jumlah koloni lebih besar dari 250, gelas kimia dengan tingkat pengenceran tertinggi dipilih, kemudian dibagi menjadi beberapa sektor (2, 4, dan 8) dan jumlah koloni dari satu sektor dihitung. ALT adalah jumlah koloni dikalikan dengan jumlah sektor, kemudian rata-rata kedua lempeng dihitung dan dikalikan dengan faktor pengenceran.

Penelitian Terkait

Miselium adalah kumpulan filamen berbeda yang disebut hifa. Bagian hifa yang berfungsi untuk memperoleh nutrisi disebut hifa vegetatif. Bagian hifa yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan disebut hifa reproduktif atau hifa aerial, karena pemanjangannya mencapai bagian atas permukaan media tempat jamur tumbuh (Pratiwi, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh buah labu kuning dan buah sirsak dengan pemanis yang berbeda terhadap kandungan kalsium dan vitamin C.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kualitas flakes pengganti labu kuning ditinjau dari indikator warna, rasa, aroma dan tekstur. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kandungan betakaroten tertinggi terdapat pada sampel C yaitu brownies kukus dengan penggantian labu kuning 45% yaitu 1,2448 mg.

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

Hipotesa

Hasil uji angka lempeng total (ALT) pada penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan ciplukan pada sagu flakes dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Hasil Rata-Rata Angka Lempeng Total (ALT) dari Penambahan Tepung Labu, Tepung Sagu, Tepung Kayu Manis dan Ciplukan. Pada Grafik 4.1 dapat dilihat hasil penilaian Angka Lempeng Total (ALT) pada penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan.

Hasil Rerata jumlah E.coli Penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan ciplukan. Hasil rata-rata jumlah kapang dengan penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan ciplukan.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Alat dan Bahan

Prosedur Penelitian

Sebanyak 500 gram diambil 48, kemudian dicampur dan direndam dalam methanol selama 3 hari. Ekstrak kemudian disaring menggunakan kertas saring. Filtrat dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Hasil ekstraksi pekat diangin-anginkan untuk menghasilkan metanol daun ciplukan 100%. urnomo, dkk, 2016). Proses awal yang dilakukan adalah penyiapan bahan baku, dan salah satu bahan baku terpenting dalam penelitian ini adalah tepung sagu dan tepung labu kuning. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan flakes, menentukan rentang perbandingan tepung sagu dan tepung labu kuning, waktu pengeringan dan suhu serta waktu pemanggangan.

50 Proses pembuatan serpih sagu yang dicampur dengan pengganti tepung labu kuning dapat digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut. Karena terkadang beberapa jenis spesies Salmonella dapat tumbuh dengan baik pada media kultur RVS namun tidak dapat tumbuh pada MKTNB, begitu pula sebaliknya.

Cara Pengolahan Data

Hasil pengujian E.coli serpih sagu dengan penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan ciplukan pada serpih sagu dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil evaluasi E.coli pada penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan ciplukan pada sagu diperoleh hasil pengujian E.coli untuk pengujian pertama (A) sebesar 28/100 ml, pengujian kedua (B) sebesar 4/100 ml, hasil pengujian ketiga (C) sebesar 7/100 ml, hasil pengujian keempat (D) sebesar 0/100 ml dan hasil pengujian kelima (E) yaitu 43/100 ml. Mengenai hasil evaluasi jumlah Salmonella pada penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan sagu ciplukana, hasil uji Salmonella tidak mendeteksi jumlah Salmonella pada sagu serpih pada semua pengujian.

Hasil pengujian total cetakan serpihan sagu pada penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan ciplukan pada serpihan sagu dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Pada grafik 4.4 dapat dilihat hasil jumlah kapang pada penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan ciplukan pada sagu flakes diperoleh hasil uji total kapang untuk pengujian pertama (A) sebesar 3,3 x 101cfu/g, hasil pengujian kedua (B) sebesar 611cfu/1.

Pembahasan

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada pengaruh substitusi tepung labu kuning terhadap kejadian kapang pada tepung sagu sebagai makanan penderita diabetes melitus tipe II. Uji Total Plate Count menggunakan PDF (Pepton Dilution Fluid) sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Count Agar) sebagai media padat. Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 4.2 terlihat bahwa hasil penilaian jumlah E.coli dengan penambahan tepung labu kuning, sagopel, bubuk kayu manis dan ciplukan ke dalam serpih sagu diperoleh hasil uji e.coli untuk pengujian pertama (A) sebesar 28/100 ml, hasil pengujian kedua (B)/0 ml sebesar 4/70 ml (B)/0 ml. , hasil pengujian keempat (D) yaitu 0/100 ml dan hasil pengujian kelima (E) ) yaitu 43/100 ml.

Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 4.3 terlihat bahwa hasil penilaian angka Salmonella pada penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan ciplukan pada sagu flakes menunjukkan hasil uji Salmonella pada semua pengujian tidak ditemukan angka Salmonella pada sagu flakes. Berdasarkan hasil penelitian pada grafik 4.4 terlihat bahwa hasil penaksiran jumlah kapang pada penambahan tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan ciplukan ke dalam serpih sagu diperoleh hasil uji e.coli untuk uji pertama (A) yaitu 3,3 x 101cfu/xfu (1cfu/0g) yang merupakan hasil uji ketiga (1cfu/0g) (C) yaitu 2 x 10 1kfu/g adalah, hasil pengujian keempat (D) yaitu 1 x 1 01kfu/g dan hasil pengujian kelima (E) adalah 3 x 101kfu/g.

Saran

Pengaruh Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbhita Moschata) Terhadap Kadar Β-Karoten dan Penerimaan Cookie Labu. Induksi diabetes melitus pada tikus menggunakan intraperitoneal streptozotocin: a comparison between 2 strains of rats', European Journal of Scientific Research, vol. Hidayah, 2010. Manfaat dan Nilai Gizi Labu Kuning (Waluh).

Efek teratogenik ekstrak ciplukan (physalis minima linn.) pada janin mencit (mus musculus) strain webster sub swiss. Schteingart, 2006. Pankreas: Metabolisme Glukosa dan Diabetes Mellitus dalam Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Penyakit Volume 2 (6th.). Bubuk ciplukan bubuk kayu manis. tepung labu kuning, tepung sagu, bubuk kayu manis dan bubuk ciplukan).

Semua bahan dimasak hingga Sagu Flakes mendidih. tabung reaksi, pipet penetes, rak tabung, klem tabung, spiritus, inkubasi.

Gambar

Gambar 2. 3 Ciplukan (Physalis angulate) L.
Tabel 2.3  Kandungan 100g Buah Ciplukan (Physalis Angulata L)
Gambar 2.4  Tumbuhan labu kuning   Sumber : Alamendah (2010)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan tepung kulit manggis (TKM) pada pakan Kambing Peranakan Etawa tidak memberikan pengaruh terhadap kadar antioksidan, pH susu, bahan kering susu, total