BACAAN UNTUK JENJANG SD/MI
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra
Cempluk Ingin Menari
Penulis : Erawati Heru Wardhani Ilustrator : Lukman N.
Penyunting : Kity Karenisa
Diterbitkan pada tahun 2019 oleh
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur.
Buku ini merupakan bahan bacaan literasi yang bertujuan untuk menambah minat baca bagi pembaca jenjang SD/MI. Berikut adalah Tim Penyediaan Bahan Bacaan Literasi Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.
Pelindung : Muhadjir Effendy Pengarah 1 : Dadang Sunendar Pengarah 2 : M. Abdul Khak Penanggung Jawab : Hurip Danu Ismadi Ketua Pelaksana : Tengku Syarfina
Wakil Ketua : Dewi Nastiti Lestariningsih Anggota : 1. Muhamad Sanjaya
2. Febyasti Davela Ramadini 3. Kity Karenisa
4. Kaniah
5. Wenny Oktavia 6. Laveta Pamela Rianas 7. Ahmad Khoironi Arianto 8. Wena Wiraksih
9. Dzulqornain Ramadiansyah
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.
PB398.209 598 WARc
Katalog Dalam Terbitan (KDT) Wardhani, Erawati Heru
Cempluk Ingin Menari/Erawati Heru Wardhani; Kity Karenisa (Penyunting);
Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019
iv; 26 hlm.; 29,7 cm.
ISBN 978-602-437-836-3 1. DONGENG – INDONESIA 2. KESUSASTRAAN ANAK
iii
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Sambutan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Sejarah peradaban umat manusia menunjukkan bahwa bangsa yang maju selaras dengan budaya literasinya. Hal ini disadari betul oleh para pendiri bangsa (the founding fathers) ketika merumuskan visi berbangsa, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bangsa yang cerdas identik dengan yang memiliki tingkat literasi yang tinggi.
Dalam konteks inilah, sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus mampu mengembangkan budaya literasi sebagai prasyarat kecakapan hidup abad ke-21. Penguatan budaya literasi dapat dilakukan melalui pendidikan yang terintegrasi, mulai dari keluarga, sekolah, sampai dengan masyarakat.
Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) pada tahun 2015 telah menetapkan enam literasi dasar yang mencakup literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan. Semua itu penting untuk diwujudkan dengan melibatkan segenap pemangku kepentingan.
Pintu masuk pengembangan budaya literasi dilakukan, antara lain, melalui penyediaan bahan bacaan guna mendorong peningkatan minat baca anak. Sebagai bagian penting dari penumbuhan budi pekerti, minat baca anak perlu dipupuk sejak dini mulai dari lingkungan keluarga. Minat baca tinggi yang didukung oleh ketersediaan bahan bacaan yang bermutu dan terjangkau tersebut diharapkan terus mendorong pembiasaan membaca dan menulis, baik di sekolah maupun di masyarakat.
Dalam konteks ini, Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang diprakarsai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan menjadi pengungkit budaya literasi bangsa.
Kesuksesan GLN tentu memerlukan proaktifnya para pemangku kepentingan, seperti pegiat literasi, akademisi, organisasi profesi, dunia usaha, serta kementerian/lembaga lain.
Dalam rangka penguatan budaya literasi, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan sebagai salah satu unit utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berikhtiar menyediakan bahan-bahan bacaan yang relevan yang dapat dimanfaatkan di sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas pegiat literasi. Buku bahan bacaan literasi ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam mewujudkan ekosistem yang kaya literasi di seluruh Indonesia.
Akhirnya, penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan serta para penulis buku bahan bacaan literasi ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi para penggerak literasi, pelaku perbukuan, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya membangun budaya literasi.
iv
1
26
Penulis
Erawati Heru Wardhani alumni Sastra Perancis UNPAD. Saat ini ia tengah kuliah lagi di PG-PAUD Universitas Muhammadiyah Tangerang. Selain itu, ia adalah seorang penulis, penerjemah lepas, dan Kepala Sekolah Kelompok Bermain Bintari. Ia juga berprestasi sebagai Juara l Nominator Buku Islami Terbaik Kategori Fiksi Anak, Islamic Book Award 2014; Juara I Lomba Penulisan Buku Bacaan Anak SD, Kemdikbud 2018; Juara I Lomba Penulisan Cerita Rakyat untuk Jenjang Membaca Lancar, Kantor Bahasa Banten 2019; Penulis Terpilih Seleksi Penulis Bacaan Literasi Baca-Tulis, GLN 2019.
Penyunting
Kity Karenisa telah aktif menyunting sejak lebih dari satu dekade terakhir. Ia menjadi penyunting di beberapa lembaga, seperti di Lemhanas, Bappenas, Mahkamah Konstitusi, dan Bank Indonesia, juga di beberapa kementerian dan di lembaga tempatnya bekerja, yaitu di Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.
Biodata
Ilustrator
Lukman Nulchakim, pelukis dan ilustrator yang juga dosen seni
lukis di STAI Surabaya. Selain menjadi illustrator buku, ia sudah
beberapa kali mengadakan pameran lukisan antara lain pameran
di Galery Tembi, Yogyakarta 2018; pameran di Taman Budaya Solo
2018; pameran di House of Sampoerna Galery, Surabaya 2019; dan
pameran di Rumah Galery Kartika Afandi, Yogyakarta 2019.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra
Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur
Buku nonteks pelajaran ini telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Perbukuan, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0315/G6.2/PB/2019 Tanggal 23 September 2019 tentang Penetapan Buku Pengayaan Pengetahuan, Pengayaan Kepribadian Fiksi, dan Pengayaan Kepribadian Nonfiksi sebagai Buku Nonteks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan sebagai Sumber Belajar pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN