PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA
( K A K ) ( K A K )
PAKET PEKERJAAN:
PAKET PEKERJAAN:
PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)
KABUPATEN MIMIKA KABUPATEN MIMIKA
TAHUN ANGGARAN 2017 TAHUN ANGGARAN 2017
1.
1. Latar BelakangLatar Belakang
Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Perencanaan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten meliputi proses dan prosedur penyusunan serta penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten meliputi proses dan prosedur penyusunan serta penetapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten. Penyusunan RTRW kabupaten dilakukan dengan tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten. Penyusunan RTRW kabupaten dilakukan dengan berasaskan pada kaidah-kaidah perencanaan yang mencakup asas keselarasan, keserasian, berasaskan pada kaidah-kaidah perencanaan yang mencakup asas keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan antarwilayah baik di dalam kabupaten keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan antarwilayah baik di dalam kabupaten maupun dengan kabupaten sekitarnya.
maupun dengan kabupaten sekitarnya.
Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang disusun Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah yang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif yang secara hierarki terdiri atas rencana tata ruang berdasarkan pendekatan wilayah administratif yang secara hierarki terdiri atas rencana tata ruang wilayah nasional,rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah wilayah nasional,rencana tata ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Rencana umum tata ruang nasional adalah arahan kebijakan dan strategi kabupaten/kota. Rencana umum tata ruang nasional adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah nasional yang disusun guna menjaga integritas nasional, pemanfaatan ruang wilayah nasional yang disusun guna menjaga integritas nasional, keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah dan antar sektor, serta keharmonisan keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah dan antar sektor, serta keharmonisan antar lingkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
antar lingkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rencana umum tata ruang provinsi adalah rencana kebijakan operasional dari RTRW Nasional Rencana umum tata ruang provinsi adalah rencana kebijakan operasional dari RTRW Nasional yang berisi strategi pengembangan wilayah provinsi, melalui optimasi pemanfaatan sumber daya, yang berisi strategi pengembangan wilayah provinsi, melalui optimasi pemanfaatan sumber daya, sinkronisasi pengembangan sektor, koordinasi lintas wilayah kabupaten/kota dan sektor, serta sinkronisasi pengembangan sektor, koordinasi lintas wilayah kabupaten/kota dan sektor, serta pembagian peran dan fungsi kabupaten/kota di dalam pengembangan wilayah secara pembagian peran dan fungsi kabupaten/kota di dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan. Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW provinsi ke keseluruhan. Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW provinsi ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi dan peranannya di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola ruang operasional. Dalam operasionalisasinya rencana umum tata ruang dijabarkan dalam ruang operasional. Dalam operasionalisasinya rencana umum tata ruang dijabarkan dalam rencana rinci tata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau rencana rinci tata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan subtansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan kegiatan kawasan dengan muatan subtansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian subblok yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang dapat berupa rencana tata ruang tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang dapat berupa rencana tata ruang kawasan strategis dan rencana detail tata ruang.
kawasan strategis dan rencana detail tata ruang.
Kabupaten Mimika telah memiliki Peraturan daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Kabupaten Mimika telah memiliki Peraturan daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana
Rencana Tata Tata Ruang Ruang Wilayah Wilayah Kabupaten Kabupaten MimikaMimika. Akan . Akan tetapi perkembangan yatetapi perkembangan yang begitu ng begitu pesatpesat pada setiap sektor pembangunan dan menurunnya kualitas lingkungan hidup cenderung pada setiap sektor pembangunan dan menurunnya kualitas lingkungan hidup cenderung menimbulkan berbagai masalah pembangunan akibat tekanan-tekanan yang ditimbulkan oleh menimbulkan berbagai masalah pembangunan akibat tekanan-tekanan yang ditimbulkan oleh adanya peningkatan intensitas (ruang), yang banyak menyebabkan ketidakseimbangan struktur adanya peningkatan intensitas (ruang), yang banyak menyebabkan ketidakseimbangan struktur
dan fungsional ruang wilayah sekaligus ketidakteraturan ruang wilayah. Proses pertumbuhan dan dan fungsional ruang wilayah sekaligus ketidakteraturan ruang wilayah. Proses pertumbuhan dan perkembangan itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam (faktor internal) maupun perkembangan itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam (faktor internal) maupun yang berasal dari luar wilayah (f
yang berasal dari luar wilayah (faktor eksternal).aktor eksternal).
Kenyataan menunjukkan bahwa upaya penyediaan ruang sering bermasalah karena : Kenyataan menunjukkan bahwa upaya penyediaan ruang sering bermasalah karena :
Ruang merupakan sumber daya alam yang terbatas, sehingga menuntut upaya pemanfaatanRuang merupakan sumber daya alam yang terbatas, sehingga menuntut upaya pemanfaatan secara efisien dan optimal; dan
secara efisien dan optimal; dan
Suatu ruang pada dasarnya dapat dimanfaatkan bagi berbagai alternatif kegiatan, sebaliknyaSuatu ruang pada dasarnya dapat dimanfaatkan bagi berbagai alternatif kegiatan, sebaliknya suatu kegiatan tertentu dapat
suatu kegiatan tertentu dapat berlokasi pada beberapa alternatif ruang.berlokasi pada beberapa alternatif ruang.
Berdasar Undang
Berdasar Undang – – Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada pasal 26 ayat 5, Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada pasal 26 ayat 5, disebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali disebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (
dalam 5 (lima) talima) tahun, sehingga hun, sehingga Peraturan Peraturan daerah daerah Nomor Nomor 15 15 Tahun Tahun 2011 te2011 tentang Rencana ntang Rencana TataTata Ruang
Ruang Wilayah KabupateWilayah Kabupaten Mimika dapat dilakukan Mimika dapat dilakukan peninjauan kembn peninjauan kembali.ali.
2.
2. Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan
A.
A. MaksudMaksud
Maksud penataan ruang dalam rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Maksud penataan ruang dalam rangka Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2017 adalah peningkatan nilai, kualitas, dan kinerja yang akan Kabupaten Mimika Tahun 2017 adalah peningkatan nilai, kualitas, dan kinerja yang akan dicapai melalui rencana tata ruang untuk merealisasikan tujuan, kebijakan dan strategi dicapai melalui rencana tata ruang untuk merealisasikan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten penataan ruang yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mimika 2011-2031.
Mimika 2011-2031.
Fungsi RTRW Kabupaten adalah sebagai:
Fungsi RTRW Kabupaten adalah sebagai:
1)
1) acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) danacuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
2)
2) acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten;acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten;
3)
3) acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten;acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kabupaten;
4)
4) acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten yang dilakukan pemerintah, masyarakat,acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten yang dilakukan pemerintah, masyarakat, dan swasta;
dan swasta;
5)
5) pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten;pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten;
6)
6) dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah kabupatendasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah kabupaten yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan
serta pengenaan sanksi; dan 7)
7) acuan dalam administrasi pertanahan.acuan dalam administrasi pertanahan.
Manfaat RTRW kabupaten adalah untuk:
Manfaat RTRW kabupaten adalah untuk:
1)
1) mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten;mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten;
2)
2) mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten dengan wilayah sekitarnya; danmewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten dengan wilayah sekitarnya; dan
3)
3) menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten yang berkualitas.menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten yang berkualitas.
B.
B. TujuanTujuan
Tujuan kegiatan ini adalah melakukan peninjauan kembali dan penyerasian analisis dan Tujuan kegiatan ini adalah melakukan peninjauan kembali dan penyerasian analisis dan perencanaan dokumen RTRW
perencanaan dokumen RTRW Kabupaten Kabupaten Mimika Mimika agar mutakhir dan serasi dengan agar mutakhir dan serasi dengan Undang-Undang- Undang
Undang dan peraturan dan peraturan terbaru serta kebijakan terbaru serta kebijakan strategis strategis yang di yang di tetapkan tetapkan di wilayah di wilayah KabupatenKabupaten Mimika.
Mimika.
3.
3. SasaranSasaran
Sasaran dari Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2017 Sasaran dari Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2017 ini adalah :
ini adalah : 1)
1) Dapat dirumuskannya kembali rencana beberapa unsur strategis Kabupaten MimikaDapat dirumuskannya kembali rencana beberapa unsur strategis Kabupaten Mimika antara lain lokasi Tempat Pemrosesan Akhir Tepadu, pengembangan Pelabuhan antara lain lokasi Tempat Pemrosesan Akhir Tepadu, pengembangan Pelabuhan Poumako, pengembangan Kota Baru Timika, Pengembangan Kawasan Pertambangan Poumako, pengembangan Kota Baru Timika, Pengembangan Kawasan Pertambangan PT. Freeport Indonesia, Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan serta PT. Freeport Indonesia, Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan serta pengembangan kawasan industry/smelter;
pengembangan kawasan industry/smelter;
2)
2) Peninjauan kembali analisis proyeksi kegiatan ekonomi dan sosial sampai 20 tahun;Peninjauan kembali analisis proyeksi kegiatan ekonomi dan sosial sampai 20 tahun;
3)
3) Peninjauan kembali analisis proyeksi komponen kependudukan, analisis proyeksi kebutuhanPeninjauan kembali analisis proyeksi komponen kependudukan, analisis proyeksi kebutuhan fasilitas wilayah, analisis proyeksi kebutuhan prasarana wilayah, dan analisis proyeksi fasilitas wilayah, analisis proyeksi kebutuhan prasarana wilayah, dan analisis proyeksi kebutuhan ruang wilayah sampai 20 tahun;
kebutuhan ruang wilayah sampai 20 tahun;
4)
4) Peninjauan kembali kebutuhan ruang kawasan sampai 20 tahun dengan daya tampungPeninjauan kembali kebutuhan ruang kawasan sampai 20 tahun dengan daya tampung ruang dan perkembangan aktual Kabupaten Mimika sampai 20 tahun;
ruang dan perkembangan aktual Kabupaten Mimika sampai 20 tahun;
5)
5) Peninjauan kembali program implementasi tata ruang Kabupaten Mimika sampai 20Peninjauan kembali program implementasi tata ruang Kabupaten Mimika sampai 20 tahun.
tahun.
4.
4. Lokasi KegiatanLokasi Kegiatan
Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mimika diarahkan pada Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mimika diarahkan pada seluruh wilayah Kabupaten Mimika terdiri dari 18
seluruh wilayah Kabupaten Mimika terdiri dari 18 Distrik.Distrik.
5.
5. Sumber PendanaanSumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: dari APBD Kab. Mimika Tahun Anggaran 2017 Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: dari APBD Kab. Mimika Tahun Anggaran 2017 untuk pelaksanaan kegiatan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk pelaksanaan kegiatan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mimika
Kabupaten Mimika ini diperlukan biaya Rp. ini diperlukan biaya Rp. 700.000.000,- (Tujuh Ratus 700.000.000,- (Tujuh Ratus Juta Rupiah) Juta Rupiah) termasuktermasuk PPN yang bersumber dari APBD Kabupaten Mimika Tahun Anggaran 2017.
PPN yang bersumber dari APBD Kabupaten Mimika Tahun Anggaran 2017.
6.
6. Nama dan Organisasi Pengguna AnggaranNama dan Organisasi Pengguna Anggaran Nama Pengguna Anggaran :
Nama Pengguna Anggaran : ………..……….………..……….
Proyek/Sat
Proyek/Satuan Kerja: PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)uan Kerja: PENINJAUAN KEMBALI RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MIMIKA/BAPPEDA KAB. MIMIKA
KABUPATEN MIMIKA/BAPPEDA KAB. MIMIKA
DATA PENUNJANG DATA PENUNJANG 7.
7. Data Dasar Data Dasar
Kelengkapan data yang harus diakomodasikan dalam Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kelengkapan data yang harus diakomodasikan dalam Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2017 adalah :
Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2017 adalah : a)
a) Data RTRW Kabupaten Mimika 2011Data RTRW Kabupaten Mimika 2011 – – 2031; 2031;
b)
b) Data Rencana Strategis, RPJPD, RPJMD;Data Rencana Strategis, RPJPD, RPJMD;
c)
c) Data/informasData/informasi terkait i terkait kondisi sosial budaya;kondisi sosial budaya;
d)
d) Data/informasi terkait kelembagaan;Data/informasi terkait kelembagaan;
e)
e) Data wilayah administrasi;Data wilayah administrasi;
f)
f) Data fisiografis;Data fisiografis;
g)
g) Data kependudukan;Data kependudukan;
h)
h) Data ekonomi dan keuangan;Data ekonomi dan keuangan;
i)i) Data ketersediaan prasarana dan sarana ;Data ketersediaan prasarana dan sarana ; j)
j) Data peruntukan ruang;Data peruntukan ruang;
k)
k) Data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan;Data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan;
l)l) Data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan, tata bangunan); danData terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan, tata bangunan); dan m)
m) Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan, penggunaanPeta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan, penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitian minimal peta 1:50.000 yang lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitian minimal peta 1:50.000 yang sudah mendapat rekomendasi teknis dari Badan Informasi Geospasial.
sudah mendapat rekomendasi teknis dari Badan Informasi Geospasial.
8.
8. Standar TeknisStandar Teknis a)
a) Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten;Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten;
b)
b) Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten ;Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten ; c)
c) Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten ;Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten ; d)
d) Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten ;Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten ; e)
e) Arahan pem Arahan pemanfaatan Ruanfaatan Ruang Wilayah ang Wilayah KabupaKabupaten ; danten ; dan f)
f) Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten;Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten;
9.
9. Studi-Studi TerdahuluStudi-Studi Terdahulu a)
a) Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) b)
b) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua 2013-2033;Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua 2013-2033;
c)
c) RPJPD dan RPJMD Provinsi PapuaRPJPD dan RPJMD Provinsi Papua d)
d) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2011-2031;Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2011-2031;
e)
e) RPJPD dan RPJMD Kabupaten MimikaRPJPD dan RPJMD Kabupaten Mimika f)
f) Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten MimikaKajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Mimika g)
g) Studi Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) Kab. Studi Tataran Transportasi Lokal (TATRALOK) Kab. MimikaMimika h)
h) Rencana Detail Tata Ruang Kota Timika;Rencana Detail Tata Ruang Kota Timika;
i)i) Rencana Detail Tata RuanRencana Detail Tata Ruang Kawasan Distrik di g Kawasan Distrik di Kabupaten MimikaKabupaten Mimika j)
j) Rencana Tata RuanRencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional/Provinsi/Kabupaten di g Kawasan Strategis Nasional/Provinsi/Kabupaten di Kabupaten MimikaKabupaten Mimika k)
k) Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Kota Timika;Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Kota Timika;
l)l) Rencana Detail Tata RuanRencana Detail Tata Ruang Kawasan Pusat Kota Bag Kawasan Pusat Kota Baru Timika;ru Timika;
m)
m) Master Plan Master Plan PenangguPenanggulangan Kemiskinan Kabupaten Mimika;langan Kemiskinan Kabupaten Mimika;
n)
n) Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kota Timika;Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kota Timika;
o)
o) Perencanaan Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Kampus Biru Kabupaten MimikaPerencanaan Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Kampus Biru Kabupaten Mimika p)
p) Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Timika;Masterplan Ruang Terbuka Hijau Kota Timika;
10.
10. Referensi HukumReferensi Hukum
Dasar hukum untuk melaksanakan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Dasar hukum untuk melaksanakan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2017 antara lain:
Mimika Tahun 2017 antara lain:
1.
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
2.
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;
3.
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Hayati;Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Hayati;
4.
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
5.
5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
6.
6. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara;
7.
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;
8.
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
9.
9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan;
undangan;
10.
10. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
11.
11. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
12.
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
13.
13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
14.
14. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
15.
15. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;
16.
16. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
17.
17. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
18.
18. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
19.
19. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LingkunganUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Hidup;
20.
20. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya;Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya;
21.
21. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
22.
22. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
23.
23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah BagiUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
24.
24. UndangUndang – – Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;
Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;
25.
25. UndangUndang – – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
26.
26. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
27.
27. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan;
28.
28. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan;Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan;
29.
29. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan KawasanPeraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
Pelestarian Alam;
30.
30. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk PenataanPeraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah;
Ruang Wilayah;
31.
31. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atasPeraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
32.
32. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan RencanaPeraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan;
Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan Hutan;
33.
33. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
34.
34. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan TataPeraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
35.
35. Peraturan Pemeritah Nomor 60 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan PemerintahPeraturan Pemeritah Nomor 60 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
36.
36. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol;
37.
37. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
38.
38. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
39.
39. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang WilayahPeraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
Nasional;
40.
40. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
41.
41. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
42.
42. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
43.
43. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam diPeraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman wisata Alam;
Suaka Margasatwa, Taman nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman wisata Alam;
44.
44. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara PeranPeraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;
Masyarakat dalam Penataan Ruang;
45.
45. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
46.
46. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengelolaan TanahPeraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengelolaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
47.
47. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang PengelolaanKeputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Kawasan Lindung;
48.
48. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1991 tentang Penggunaan TanahKeputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1991 tentang Penggunaan Tanah bagi Kawasan Industri;
bagi Kawasan Industri;
49.
49. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata CaraKeputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
50.
50. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional diKeputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan;
Bidang Pertanahan;
51.
51. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang Koordinasi PenataanKeputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
Ruang Nasional;
52.
52. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria TeknisPeraturan Menteri Pekerjaan Umum No 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya;
Kawasan Budidaya;
53.
53. Peraturan Menteri Dalam Negeri 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan KawasanPeraturan Menteri Dalam Negeri 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;
Perkotaan;
54.
54. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008 tentang Pedoman PenyediaanPeraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
55.
55. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 02/Per/M.Kominfo/3/2008 tentangPeraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 02/Per/M.Kominfo/3/2008 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi;
Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi;
56.
56. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri KomunikasiPeraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika Dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009, dan Informatika Dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 Tahun 2009, Nomor 18 Tahun 2009, Nomor 07 Tahun 2009, Nomor 19/PER/M.Kominfo/03/2009, Nomor Nomor 18 Tahun 2009, Nomor 07 Tahun 2009, Nomor 19/PER/M.Kominfo/03/2009, Nomor 3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara 3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan Dan Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi;
Telekomunikasi;
57.
57. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman UmumPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
58.
58. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang PedomanPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah;
59.
59. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 Tentang PedomanPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
60.
60. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PeraturanPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
61.
61. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013 tentang Pedoman PembangunanPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembangunan Wilayah Terpadu;
Wilayah Terpadu;
62.
62. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 6Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 6 Tahun 2017
Tahun 2017 Tentang Tata Tentang Tata Cara Cara Peninjauan Kembali Rencana Tata Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah;Ruang Wilayah;
63.
63. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 23 Tahun 2013 tentang Rencana Tata RuangPeraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 23 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Tahun 2013-2033;dan
Wilayah Provinsi Papua Tahun 2013-2033;dan 64.
64. Peraturan Daerah Kabupaten Mimika Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana TataPeraturan Daerah Kabupaten Mimika Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2011-2031.
Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2011-2031.
RUANG LINGKUP RUANG LINGKUP 11.
11. Lingkup KegiatanLingkup Kegiatan
Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh konsultan bidang Perencanaan Penataan Ruang Lingkup pekerjaan yang harus dilakukan oleh konsultan bidang Perencanaan Penataan Ruang Sub Bidang Jasa Perencanaan Wilayah dalam menangani Peninjauan Kembali Rencana Tata Sub Bidang Jasa Perencanaan Wilayah dalam menangani Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (R
Ruang Wilayah (RTRW) KabupaTRW) Kabupaten Mimika ten Mimika meliputi :meliputi :
Pengalaman perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan sejenis seperti:
Pengalaman perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan sejenis seperti:
1)
1) Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah;Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah;
2)
2) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan;Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan;
3)
3) Penyusunan Rencana Teknik Bangunan dan Lingkungan; danPenyusunan Rencana Teknik Bangunan dan Lingkungan; dan 4)
4) Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
dan juga melaksanakan pekerjaan yang menunjang seperti : dan juga melaksanakan pekerjaan yang menunjang seperti :
1)
1) Survey dan Pemetaan;danSurvey dan Pemetaan;dan 2)
2) Identifikasi Infrastruktur Wilayah.Identifikasi Infrastruktur Wilayah.
Pengalaman sejenis dan menunjang tersebut diatas berlaku untuk seluruh tenaga ahli.
Pengalaman sejenis dan menunjang tersebut diatas berlaku untuk seluruh tenaga ahli.
1)
1) Kegiatan PersiapanKegiatan Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan, meliputi:
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan, meliputi:
a.
a. kajian awal data sekunder, mencakup peninjauan kembali RTRW kabupatenkajian awal data sekunder, mencakup peninjauan kembali RTRW kabupaten sebelumnya
sebelumnya dan dan kajian kajian kebijakan kebijakan terkait terkait lainnya;lainnya;
b.
b. persiapan teknis pelaksanaan yang meliputi:persiapan teknis pelaksanaan yang meliputi:
1)
1) penyimpulan data awal;penyimpulan data awal;
2)
2) penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan;penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan;
3)
3) penyiapan rencana kerja rinci; danpenyiapan rencana kerja rinci; dan 4)
4) penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan wawancara,penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan wawancara, kuesioner, panduan observasi dan dokumentasi, dan lain-lain), serta mobilisasi peralatan kuesioner, panduan observasi dan dokumentasi, dan lain-lain), serta mobilisasi peralatan dan personil yang dibutuhkan.
dan personil yang dibutuhkan.
Hasil dari Pelaksanaan Kegiatan Persiapan Hasil dari Pelaksanaan Kegiatan Persiapan Hasil dari kegiatan persiapan ini,
Hasil dari kegiatan persiapan ini, meliputi:meliputi:
a.
a. gambaran umum wilayah perencanaan;gambaran umum wilayah perencanaan;
b.
b. kesesuaian produk RTRW sebelumnya dengan kondisi dan kebijakan saat ini;kesesuaian produk RTRW sebelumnya dengan kondisi dan kebijakan saat ini;
c.
c. hasil kajian awal berupa kebijakan terkait wilayah perencanaan, isu strategis, potensi danhasil kajian awal berupa kebijakan terkait wilayah perencanaan, isu strategis, potensi dan permasalahan awal wilayah perencanaan, serta gagasan awal pengembangan wilayah permasalahan awal wilayah perencanaan, serta gagasan awal pengembangan wilayah perencanaan;
perencanaan;
d.
d. metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;
e.
e. rencana kerja pelaksanaan penyusunan Peninjauan Kembali RTRW kabupaten; danrencana kerja pelaksanaan penyusunan Peninjauan Kembali RTRW kabupaten; dan
f.f. perangkat survei data primer dan data sekunder yang akan digunakan pada saat prosesperangkat survei data primer dan data sekunder yang akan digunakan pada saat proses pengump
pengumpulan data dan ulan data dan informasi (survei).informasi (survei).
2)
2) Pengumpulan DataPengumpulan Data
Untuk keperluan pengenalan karakteristik tata ruang wilayah dan penyusunan rencana tata Untuk keperluan pengenalan karakteristik tata ruang wilayah dan penyusunan rencana tata ruang, dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.
ruang, dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dapat meliputi:
Pengumpulan data primer dapat meliputi:
a.
a. penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melaluipenjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui b.
b. penyebaran angket, temu wicara, wawancara orang per-orang, dan lain sebagainya; danpenyebaran angket, temu wicara, wawancara orang per-orang, dan lain sebagainya; dan c.
c. pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah secara langsung melalui kunjungan kepengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah secara langsung melalui kunjungan ke semua bagian wilayah kabupaten.
semua bagian wilayah kabupaten.
Data sekunder yang harus dikumpulkan sekurang-kurangnya meliputi : Data sekunder yang harus dikumpulkan sekurang-kurangnya meliputi : a.
a. peta-peta, meliputi:peta-peta, meliputi:
1)
1) peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) atau peta topografi skala 1:50.000 sebagai peta dasar;peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) atau peta topografi skala 1:50.000 sebagai peta dasar;
2)
2) citra satelit untuk memperbaharui (update) peta dasar dan membuat peta tutupancitra satelit untuk memperbaharui (update) peta dasar dan membuat peta tutupan lahan; dan
lahan; dan 3)
3) peta batas wilayah administrasi.peta batas wilayah administrasi.
b.
b. Data dan informasi, meliputi:Data dan informasi, meliputi:
1)
1) data tentang kependudukan;data tentang kependudukan;
2)
2) data tentang sarana dan prasarana wilayah;data tentang sarana dan prasarana wilayah;
3)
3) data tentang pertumbuhan ekonomi wilayah;data tentang pertumbuhan ekonomi wilayah;
4)
4) data tentang kemampuan keuangan pembangunan daerah;data tentang kemampuan keuangan pembangunan daerah;
5)
5) data dan informasi tentang kelembagaan pembangunan daerah;data dan informasi tentang kelembagaan pembangunan daerah;
6)
6) data dan informasi tentang kebijakan penataan ruang terkait (RTRW kabupaten yangdata dan informasi tentang kebijakan penataan ruang terkait (RTRW kabupaten yang sebelumnya
sebelumnya, RTRW provinsi, RTRW , RTRW provinsi, RTRW Nasional dan RTR pulau tNasional dan RTR pulau terkait);erkait);
7)
7) data dan informasi tentang kebijakan pembangunan sektoral, terutama yangdata dan informasi tentang kebijakan pembangunan sektoral, terutama yang merupakan kebijakan pemerintah pusat; dan
merupakan kebijakan pemerintah pusat; dan 8)
8) peraturan-perundang undangan terkait.peraturan-perundang undangan terkait.
Tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi penyedia Tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi penyedia data, tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya yang mungkin data, tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikan dalam pengumpulan data. Data dalam bentuk data statistik dan peta, ada, perlu diperhatikan dalam pengumpulan data. Data dalam bentuk data statistik dan peta, serta informasi yang dikumpulkan berupa data tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahun serta informasi yang dikumpulkan berupa data tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan kedalaman data setingkat kelurahan/kampung. Dengan data berdasarkan terakhir dengan kedalaman data setingkat kelurahan/kampung. Dengan data berdasarkan kurun waktu tersebut di harapkan dapat memberikan gambaran perubahan apa yang terjadi kurun waktu tersebut di harapkan dapat memberikan gambaran perubahan apa yang terjadi pada wilayah kabupaten. Hasil kegiatan pengumpulan data akan menjadi bagian dari pada wilayah kabupaten. Hasil kegiatan pengumpulan data akan menjadi bagian dari dokumentasi laporan antara.
dokumentasi laporan antara.
3)
3) Pengolahan DataPengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk mengenali karakteristi
Pengolahan data dilakukan untuk mengenali karakteristik wilayah k wilayah kabupatekabupaten terkait, n terkait, terdiri atas:terdiri atas:
a.
a. karakteristik fisik karakteristik fisik wilayah, sekurang-kurangnywilayah, sekurang-kurangnya a meliputi:meliputi:
1)
1) karakteristik umum fisik karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah, wilayah (letak geografis, morfologi wilayah, dan sebagainydan sebagainya);a);
2)
2) potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami, dan bencana alam geologi);potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, tsunami, dan bencana alam geologi);
3)
3) potensi sumber daya alam (mineral, batubara, migas, panas bumi, dan air tanah); danpotensi sumber daya alam (mineral, batubara, migas, panas bumi, dan air tanah); dan 4)
4) kesesuaian lahan pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan, dan sebagainya).kesesuaian lahan pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan, dan sebagainya).
b.
b. karakteristik sosial-kependudukan, sekurang-kurangnya meliputi:karakteristik sosial-kependudukan, sekurang-kurangnya meliputi:
1)
1) sebaran kepadatan penduduk di masa sekarang dan di masa yang akan datang (20sebaran kepadatan penduduk di masa sekarang dan di masa yang akan datang (20 tahun);
tahun);
2)
2) proporsi penduduk perkotaan dan perdesaan di masa sekarang dan di masa yang akanproporsi penduduk perkotaan dan perdesaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang (20 tahun); dan
datang (20 tahun); dan 3)
3) kualitas SDM dalam mendapatkan kesempatan kerja.kualitas SDM dalam mendapatkan kesempatan kerja.
c.
c. karakteristik ekonomi wilayah, sekurang-kurangnya meliputi:karakteristik ekonomi wilayah, sekurang-kurangnya meliputi:
1)
1) basis ekonomi wilayah;basis ekonomi wilayah;
2)
2) prospek pertumbuhan ekonomi wilayah di masa yang akan datang (20 tahun); danprospek pertumbuhan ekonomi wilayah di masa yang akan datang (20 tahun); dan 3)
3) prasarana dan sarana penunjang pertumbuhan ekonomi.prasarana dan sarana penunjang pertumbuhan ekonomi.
d.
d. kemampuan keuangan pembangunan daerah, sekurang-kurangnya meliputi:kemampuan keuangan pembangunan daerah, sekurang-kurangnya meliputi:
1)
1) sumber penerimaan daerah dan alokasi pembiayaan pembangunan; dansumber penerimaan daerah dan alokasi pembiayaan pembangunan; dan 2)
2) prediksi peningkatan kemampuan keuangan pembangunan daerah.prediksi peningkatan kemampuan keuangan pembangunan daerah.
e.
e. kedudukan kabupaten di dalam wilayah lebih luas, sekurang-kurangnya meliputi:kedudukan kabupaten di dalam wilayah lebih luas, sekurang-kurangnya meliputi:
1)
1) kedudukan kabupaten di dalam jakstra struktur ruang nasional; dankedudukan kabupaten di dalam jakstra struktur ruang nasional; dan 2)
2) kedudukan kabupaten di dalam sistem perekonomian regional.kedudukan kabupaten di dalam sistem perekonomian regional.
Dilakukan analisa terhadap data yang sudah dikumpulkan meliputi : Dilakukan analisa terhadap data yang sudah dikumpulkan meliputi :
a.
a. Peninjauan Kembali terhadap RTRW yang sudah adaPeninjauan Kembali terhadap RTRW yang sudah ada;;
b.
b. Analisis ke Analisis kebijakan bijakan Analisis kebijAnalisis kebijakan pemakan pembangunanbangunan;;
c.
c. Analisis regio Analisis regional (analisis nal (analisis wilayah kabwilayah kabupaten pupaten pada wilayada wilayah yang lebah yang lebih luas);ih luas);
d.
d. Analisis fisik Analisis fisik/lingkunga/lingkungan dan sumber n dan sumber daya air;daya air;
e.
e. Analisis su Analisis sumber daya mber daya manusmanusiaia;;
f.f. Analsis sum Analsis sumber daya ber daya buatanbuatan;;
g.
g. Analisis ek Analisis ekonomionomi;;
h.
h. Analisis sis Analisis sistem permukimtem permukiman/ pusat kean/ pusat kegiatan /sistem giatan /sistem perkotaaperkotaann;;
i.i. Analisis pe Analisis penggunaanggunaan lahann lahan;;
j.
j. Analisis ke Analisis kelembagaalembagaan;n;
k.
k. Analisis pe Analisis pendanaan/ndanaan/pembiaypembiayaan;danaan;dan
l.l. Analisis sin Analisis sintesa multi asptesa multi aspek/ analiek/ analisis komprehesis komprehensif.nsif.
Pengenalan dan analisa karakteristik wilayah kabupaten akan menjadi dasar bagi perumusan Pengenalan dan analisa karakteristik wilayah kabupaten akan menjadi dasar bagi perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten, serta menjadi masukan bagi tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten, serta menjadi masukan bagi seluruh penyusunan rencana tata ruang selanjutnya. Penyusunan rencana struktur ruang dan seluruh penyusunan rencana tata ruang selanjutnya. Penyusunan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang dan penetapan kawasan strategis kabupaten pada dasarnya berangkat dari rencana pola ruang dan penetapan kawasan strategis kabupaten pada dasarnya berangkat dari karakteristik tata ruang wilayah kabupaten. Untuk mempertajam penyusunan rencana struktur karakteristik tata ruang wilayah kabupaten. Untuk mempertajam penyusunan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang sekurangnya harus dilakukan analisis sebagai berikut:
ruang dan rencana pola ruang sekurangnya harus dilakukan analisis sebagai berikut:
1)
1) identifidentifikasi dikasi daerah fuaerah fungsional ngsional perkotaan perkotaan (functional (functional urban urban area) area) yang ada yang ada di wiladi wilayahyah kabupaten;
kabupaten;
2)
2) analisis analisis sistem sistem pusat-pusat pusat-pusat permukiman permukiman (sistem (sistem perkotaan) perkotaan) yang yang didasarkan didasarkan padapada sebaran daerah fungsional perkotaan yang ada di wilayah kabupaten; dan
sebaran daerah fungsional perkotaan yang ada di wilayah kabupaten; dan 3)
3) analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah serta optimasianalisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah serta optimasi pemanfaatan ruang;
pemanfaatan ruang;
Kawasan-kawasan yang memiliki suatu kekhususan yang pemanfaatan ruang serta Kawasan-kawasan yang memiliki suatu kekhususan yang pemanfaatan ruang serta pengendaliannya tidak dapat diakomodasi secara penuh di dalam rencana struktur ruang dan pengendaliannya tidak dapat diakomodasi secara penuh di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang, dapat ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten.
rencana pola ruang, dapat ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten.
Hasil pengumpulan pengolahan dan analisis harus didokumentasikan di dalam laporan antara.
Hasil pengumpulan pengolahan dan analisis harus didokumentasikan di dalam laporan antara.
Pokok-pokok penting yang menggambarkan karakteristik tata ruang wilayah kabupaten Pokok-pokok penting yang menggambarkan karakteristik tata ruang wilayah kabupaten selanjutny
selanjutnya aka akan dikutip menjadi an dikutip menjadi bagian awal dari bagian awal dari laporan peninjauan kembali Rencana Tatalaporan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Ruang Wilayah Kabupaten.
4)
4) Penyusunan Penyusunan Konsep Konsep Peninjauan Peninjauan Kembali Kembali Rencana Rencana Tata Tata Ruang Ruang Wilayah Wilayah (RTRW)(RTRW) Kabupaten Mimika
Kabupaten Mimika
Kegiatan perumusan konsepsi Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kegiatan perumusan konsepsi Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Mimika terdiri atas perumusan konsep pemutakhiran pengembangan wilayah Kabupaten Mimika terdiri atas perumusan konsep pemutakhiran pengembangan wilayah RTRW Kabupaten Mimika. Konsep pengembangan wilayah dilakukan berdasarkan hasil RTRW Kabupaten Mimika. Konsep pengembangan wilayah dilakukan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya dengan menghasilkan beberapa alternatif konsep analisis yang telah dilakukan sebelumnya dengan menghasilkan beberapa alternatif konsep pengembangan wilayah, yang berisi:
pengembangan wilayah, yang berisi:
a)
a) rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan wilayah kabupaten; danrumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi pengembangan wilayah kabupaten; dan b)
b) konsep pengembangan wilayah kabupaten.konsep pengembangan wilayah kabupaten.
Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai dasar perumusan Setelah dilakukan beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai dasar perumusan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2017. Hasil Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mimika Tahun 2017. Hasil kegiatan
kegiatan perumusan perumusan konsepsi konsepsi RTRW RTRW yang yang berupa Peninjauan berupa Peninjauan Kembali Rencana Kembali Rencana Tata Tata RuangRuang Wilayah (RTR
Wilayah (RTRW) Kabupaten W) Kabupaten Mimika Mimika terdiri atas:terdiri atas:
a)
a) Pendahuluan, yang berisi :Pendahuluan, yang berisi : 1.
1. Dasar hukum penyusunan RTRW kabupaten.Dasar hukum penyusunan RTRW kabupaten.
2.
2. Profil wilayah kabupaten, mencakup:Profil wilayah kabupaten, mencakup:
a)
a) Gambaran umum kabupaten yang dilengkapi dengan peta orientasi danGambaran umum kabupaten yang dilengkapi dengan peta orientasi dan pembagian wilayah kabupaten;
pembagian wilayah kabupaten;
b)
b) Kependudukan dan sumber daya manusia;Kependudukan dan sumber daya manusia;
c)
c) Potensi bencana alam;Potensi bencana alam;
d)
d) Potensi sumber daya alam; danPotensi sumber daya alam; dan e)
e) Potensi ekonomi wilayah.Potensi ekonomi wilayah.
3.
3. Pemutakhiran isu-isu strategis wilayah kabupaten.Pemutakhiran isu-isu strategis wilayah kabupaten.
4.
4. Peta-peta yang minimal mencakup:Peta-peta yang minimal mencakup:
a)
a) Peta orientasi geografis dalam konstelasi wilayah yang lebih luas;Peta orientasi geografis dalam konstelasi wilayah yang lebih luas;
b)
b) Peta tutupan lahan;Peta tutupan lahan;
c)
c) Peta rawan bencana; danPeta rawan bencana; dan d)
d) Peta kepadatan penduduk eksisting.Peta kepadatan penduduk eksisting.
b)
b) Pemutakhiran tujuan, kebijakan, dan strategi penataan kabupatenPemutakhiran tujuan, kebijakan, dan strategi penataan kabupaten
Dirumuskan berdasarkan karakteristik tata ruang wilayah kabupaten yang dipertajam Dirumuskan berdasarkan karakteristik tata ruang wilayah kabupaten yang dipertajam dengan aspirasi pemangku kepentingan.
dengan aspirasi pemangku kepentingan.
Pada bab ini memuat : Pada bab ini memuat : 1.
1. Pemutakhiran tujuan penataan ruang wilayah kabupaten; danPemutakhiran tujuan penataan ruang wilayah kabupaten; dan 2.
2. Pemutakhiran kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten.Pemutakhiran kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten.
c)
c) Pemutakhiran rencana struktur ruang kabupatenPemutakhiran rencana struktur ruang kabupaten
Disusun berdasarkan hasil analisis sistem pusat-pusat permukiman yang berangkat dari Disusun berdasarkan hasil analisis sistem pusat-pusat permukiman yang berangkat dari strategi penataan ruang kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan strategi struktur strategi penataan ruang kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan strategi struktur ruang wilayah provinsi dan nasional.
ruang wilayah provinsi dan nasional.
Pemutakhiran struktur ruang kabupaten meliputi : Pemutakhiran struktur ruang kabupaten meliputi :
Pemutakhiran rencana sistem perkotaan wilayah kabupaten.Pemutakhiran rencana sistem perkotaan wilayah kabupaten.
Pemutakhiran rencana sistem jaringan prasarana skala kabupaten, mencakup:
Pemutakhiran rencana sistem jaringan prasarana skala kabupaten, mencakup:
1.
1. Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi,Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi, meliputi rencana jaringan jalan, terminal (tipe A dan B), jaringan rel kereta api, meliputi rencana jaringan jalan, terminal (tipe A dan B), jaringan rel kereta api, stasiun antar kota, pelabuhan dalam fungsi dan cakupan layanan (pusat stasiun antar kota, pelabuhan dalam fungsi dan cakupan layanan (pusat penyebaran dan bukan pusat penyebaran), dan bandara dalam fungsi dan penyebaran dan bukan pusat penyebaran), dan bandara dalam fungsi dan cakupan layanan;
cakupan layanan;
2.
2. Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi, meliputiPemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana energi, meliputi jaringan SUTUT
jaringan SUTUT, SUTET, SUTT, SUTM, pusat-pusa, SUTET, SUTT, SUTM, pusat-pusat pembangkit listrik, dan pusat pembangkit listrik, dan pusat-t- pusat distribusi tegangan menengah ke atas;
pusat distribusi tegangan menengah ke atas;
3.
3. Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber dayaPemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana sumber daya air, meliputi: sumber-sumber air baku untuk kegiatan permukiman perkotaan dan air, meliputi: sumber-sumber air baku untuk kegiatan permukiman perkotaan dan jaringan
jaringan air air baku baku wilayah,siswilayah,sistem tem jaringan jaringan irigasi, irigasi, sungai, sungai, danau, danau, waduk,waduk,
DAS/wilayah sungai, dan lainnya;
DAS/wilayah sungai, dan lainnya;
4.
4. Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi,Pemutakhiran rencana pengembangan sistem jaringan prasarana telekomunikasi, meliputi jaringan terestrial skala wilayah dan nasional yang ada di kabupaten meliputi jaringan terestrial skala wilayah dan nasional yang ada di kabupaten (mikro digital, serat optik, mikro analog, kabel laut, jaringan internasional), serta (mikro digital, serat optik, mikro analog, kabel laut, jaringan internasional), serta jaringan sateli
jaringan satelit (stasiun bumt (stasiun bumi); dani); dan 5.
5. Pemutakhiran rencana pengembangan jaringan prasarana lainnya, meliputi:Pemutakhiran rencana pengembangan jaringan prasarana lainnya, meliputi:
prasarana pengelolaan lingkungan (TPA regional), dan penyediaan air minum prasarana pengelolaan lingkungan (TPA regional), dan penyediaan air minum regional.
regional.
d)
d) Pemutakhiran rencana pola ruang kabupatenPemutakhiran rencana pola ruang kabupaten
Disusun berdasarkan analisis optimasi pemanfaatan ruang yang berangkat dari strategi Disusun berdasarkan analisis optimasi pemanfaatan ruang yang berangkat dari strategi penataan ruang kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan strategi pola ruang penataan ruang kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan strategi pola ruang provinsi dan nasional.
provinsi dan nasional.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten, meliputi:
Rencana pola ruang wilayah kabupaten, meliputi:
1.
1. Rencana pola ruang kawasan lindung yang mencakup:Rencana pola ruang kawasan lindung yang mencakup:
Kawasan hutan lindung;Kawasan hutan lindung;
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi:
meliputi:
Kawasan bergambut; danKawasan bergambut; dan
Kawasan resapan air;Kawasan resapan air;
2.
2. Kawasan perlindungan setempat, meliputi:Kawasan perlindungan setempat, meliputi:
Sempadan pantai;Sempadan pantai;
Sempadan sungai;Sempadan sungai;
Kawasan sekitar danau atau waduk;Kawasan sekitar danau atau waduk;
Kawasan sekitar mata air; danKawasan sekitar mata air; dan
Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya.Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal lainnya.
3.
3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi:Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, meliputi:
Kawasan suaka alam;Kawasan suaka alam;
Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya;
Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut;Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut;
Cagar alam dan cagar alam laut;Cagar alam dan cagar alam laut;
Kawasan pantai berhutan bakau;Kawasan pantai berhutan bakau;
Taman nasional dan taman nasional laut;Taman nasional dan taman nasional laut;
Taman hutan raya;Taman hutan raya;
Taman wisata alam dan taman wisata alam laut; danTaman wisata alam dan taman wisata alam laut; dan
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
4.
4. Kawasan rawan bencana alam, meliputi:Kawasan rawan bencana alam, meliputi:
Kawasan rawan tanah longsor; danKawasan rawan tanah longsor; dan
Kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir.Kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir.
5.
5. Kawasan lindung geologi, meliputi:Kawasan lindung geologi, meliputi:
Kawasan cagar alam geologi; danKawasan cagar alam geologi; dan
Kawasan Kawasan rawan rawan bencana bencana alam alam geologi geologi dan kdan kawasan awasan yang yang memberikanmemberikan perlindunga
perlindungan n terhadap air tanah.terhadap air tanah.
6.
6. Kawasan lindung lainnya, meliputi:Kawasan lindung lainnya, meliputi:
Cagar biosfer;Cagar biosfer;
Ramsar;Ramsar;
Taman buru;Taman buru;
Kawasan perlindungan plasma-nutfah; danKawasan perlindungan plasma-nutfah; dan
Kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenisKawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
satwa atau biota laut yang dilindungi.
7.
7. Kawasan Budidaya, meliputi:Kawasan Budidaya, meliputi:
Kawasan peruntukan hutan produksi;Kawasan peruntukan hutan produksi;
Kawasan hutan rakyat;Kawasan hutan rakyat;
Kawasan peruntukan pertanian;Kawasan peruntukan pertanian;
Kawasan peruntukan perkebunan;Kawasan peruntukan perkebunan;
Kawasan peruntukan perikanan;Kawasan peruntukan perikanan;
Kawasan peruntukan pertambangan;Kawasan peruntukan pertambangan;
Kawasan peruntukan industri;Kawasan peruntukan industri;
Kawasan peruntukan pariwisata;Kawasan peruntukan pariwisata;
Kawasan peruntukan permukiman;Kawasan peruntukan permukiman;
Kawasan peruntukan lainnya.Kawasan peruntukan lainnya.
e)
e) Pemutakhiran penetapan kawasan-kawasan strategis kabupatenPemutakhiran penetapan kawasan-kawasan strategis kabupaten
Berangkat dari karakteristik tata ruang wilayah kabupaten yang menunjukan adanya Berangkat dari karakteristik tata ruang wilayah kabupaten yang menunjukan adanya bagian wilayah kabupaten yang memerlukan perencanaan, pemanfaatan ruang dan bagian wilayah kabupaten yang memerlukan perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang khusus yang tidak dapat diakomodasi sepenuhnya di pengendalian pemanfaatan ruang khusus yang tidak dapat diakomodasi sepenuhnya di dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang kabupaten.
dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang kabupaten.
f)
f) Pemutakhiran arahan pemanfaatan ruangPemutakhiran arahan pemanfaatan ruang
Disusun berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan Disusun berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten yang dikaitkan dengan kemampuan keuangan kawasan strategis kabupaten yang dikaitkan dengan kemampuan keuangan pembangunan daerah.
pembangunan daerah.
g)
g) Pemutakhiran arahan pengendalian pemanfaatan ruangPemutakhiran arahan pengendalian pemanfaatan ruang
Disusun berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan penetapan kawasan Disusun berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan penetapan kawasan strategis kabupaten yang dikaitkan dengan arahan pengendalian pemanfaatan ruang strategis kabupaten yang dikaitkan dengan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional dan provinsi serta peraturan perundang-undangan terkait, termasuk di wilayah nasional dan provinsi serta peraturan perundang-undangan terkait, termasuk di dalamnya berbagai standar teknis perencanaan tata ruang.
dalamnya berbagai standar teknis perencanaan tata ruang.