• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh metopen semester 5

N/A
N/A
Listyawati Nur Rohmah

Academic year: 2024

Membagikan "contoh metopen semester 5"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PERILAKU SOSIAL DAN PSIKOLOGIS SIFAT HUSNUZON DALAM BERSOSIAL MEDIA

Idealis

1. Orang yang cenderung berprasangka baik akan lebih mudah menunjukkan perilaku empatik, ramah, tidak mudah marah dan toleran karena mereka menempatkan kepercayaan pada niat baik orang lain.

Menurut teori Attribution Theory (Heider, 1958), individu cenderung memberikan alasan atau atribusi atas perilaku orang lain. Mereka yang memiliki sikap husnuzon biasanya akan memberikan atribusi yang positif terhadap tindakan orang lain, meskipun dalam situasi yang ambigu. Misalnya, ketika seseorang terlambat datang, individu dengan sikap husnuzon cenderung berpikir bahwa orang tersebut mungkin terjebak macet atau memiliki kendala tertentu, bukan karena sikap tidak mau.

2. Berprasangka baik juga terbukti memiliki dampak positif pada kesejahteraan mental. Sikap positif ini dapat menurunkan tingkat stres dan kecemasan karena individu yang berprasangka baik tidak terlalu fokus pada pikiran negatif atau kecurigaan terhadap orang lain. Dalam konteks positive psychology, berpikir positif (seperti husnuzon) dihubungkan dengan resilience atau kemampuan untuk pulih dari tekanan emosional.

Studi pendukung: Menurut penelitian oleh Fredrickson (2001) tentang Broaden and Build Theory, emosi positif seperti rasa syukur, cinta, dan optimisme memperluas kapasitas kognitif dan perilaku seseorang. Emosi-emosi positif ini, yang bisa dihubungkan dengan husnuzon, memungkinkan seseorang untuk lebih kreatif dan berpikir luas, yang pada akhirnya memperbaiki hubungan sosial dan kesejahteraan emosional.

Realitas

(2)

1. Sangat sulit menerapkan husnuzon di platform yang sering kali penuh dengan polarisasi opini. Banyak pengguna cepat bereaksi negatif terhadap sesuatu yang mereka tidak setuju, dan alur komunikasi yang terjadi sering memperburuk persepsi negatif. Di dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang lebih cepat bereaksi negatif terhadap situasi yang mereka anggap mengancam atau tidak adil. Hal ini terutama terjadi ketika seseorang merasa tersinggung atau dirugikan.

2. Media sosial adalah salah satu platform yang sering kali memicu reaksi negatif.

Komentar pedas, berita palsu, dan fenomena "cancel culture" sering kali memperburuk suasana online. Meski ada banyak konten positif, banyak juga pengguna yang dengan cepat berprasangka buruk terhadap unggahan atau komentar yang mereka tidak setujui. Menurut Bailey et al. (2020), penggunaan media sosial yang berlebihan tanpa pendekatan yang sehat dapat memicu kecemasan sosial dan memperparah prasangka buruk.

3. Dalam lingkungan kerja atau hubungan sosial yang kompetitif, husnuzon bisa dianggap sebagai kelemahan atau naivete. Orang yang cenderung memberikan toleransi atau berpikir positif terhadap orang lain mungkin dianggap kurang kritis atau terlalu mudah dimanfaatkan.

Latar Belakang

Di era digital saat ini, media sosial sudah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Mulai dari Instagram, Twitter, hingga TikTok, orang-orang bisa dengan mudah berbagi cerita, foto, atau pendapat dengan banyak orang dalam hitungan detik. Media sosial bukan cuma jadi tempat untuk berkomunikasi, tapi juga sumber informasi, hiburan, dan bahkan inspirasi. Namun, di balik semua manfaat tersebut, ada dampak lain yang mungkin kurang disadari, terutama soal bagaimana media sosial bisa memengaruhi pola pikir kita.

(3)

Penggunaan media sosial yang berlebihan, terutama kalau sering terpapar konten negatif atau melihat kehidupan orang lain yang terlihat selalu sempurna, bisa memicu perasaan cemas, stres, bahkan rendah diri. Banyak orang tanpa sadar sering membandingkan hidup mereka dengan orang lain yang tampak lebih sukses atau bahagia di media sosial, yang akhirnya membuat mereka merasa kurang puas dengan diri sendiri.

Tapi di sisi lain, media sosial juga bisa menjadi tempat untuk menyebarkan hal-hal positif. Banyak akun yang membagikan kutipan motivasi, cerita inspiratif, atau kampanye tentang pentingnya kesehatan mental. Di sinilah konsep positive thinking atau husnuzon menjadi menarik untuk diteliti. Positive thinking (husnuzon) adalah sikap di mana kita berusaha untuk selalu melihat sisi baik dari setiap situasi, meskipun sedang menghadapi masalah. Sikap ini dipercaya bisa membantu menjaga kesehatan mental dan membuat kita lebih optimis dalam menghadapi hidup.

Selain itu, dalam islam ada juga konsep husnuzon, yang berarti berpikir baik atau berprasangka baik terhadap orang lain. Ini adalah nilai penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjaga hubungan sosial yang baik. Tapi, dengan banyaknya komentar negatif atau ujaran kebencian di media sosial, sikap husnuzon bisa jadi makin sulit diterapkan.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana media sosial mempengaruhi sikap positive thinking atau husnuzon. Di satu sisi, ada banyak konten positif yang bisa menginspirasi dan membantu kita berpikir lebih positif.

Tapi di sisi lain, media sosial juga bisa membuat kita lebih mudah merasa cemas, stres, atau bahkan berpikir negatif tentang diri sendiri dan orang lain.

Melalui penelitian ini, kita ingin melihat lebih dalam apakah media sosial lebih banyak memberikan dampak positif atau negatif pada pola pikir penggunanya, khususnya terkait positive thinking atau husnuzon. Semoga hasil penelitian ini bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana sebaiknya kita

(4)

menggunakan media sosial agar bisa mendukung kesehatan mental dan menjaga hubungan sosial dengan lebih baik.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Perilaku Husnuzon Dalam Interaksi Sosial Pengguna Media Sosial?

2. Bagaimana Sifat Husnuzon Mempengaruhi Tingkat Stres Dan Kesejahteraan Psikologis Penguna Media Sosial?

3. Apakah Ada Hubungan Antara Penerapan Husnuzon Dengan Perilaku Positif di Media Sosial?

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui Pengaruh Sifat Husnuzon Terhadap Ineteraksi Sosial Pengguna Dimedia Sosial

2. Mengetahui Dampak Husnuzon Terhadap Tingkat Stres Dan Kesejahteraan Psikologis Pengguna Media Sosial

3. Mengidentifikasi Hubungan Antara Penerapan Sifathusnuzon Dengan Perilaku Positif di Media Sosial

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

2. Manfaat Praktis Data Operasional

1. Komunikasi Interpersonal Indikator:

(5)

Keterbukaan

Empati

Dukungan

Rasa Positif

Kesetaraan/kesamaan

Skor komunikasi interpersonal:

Selalu dilakukan

Dilakukan

Jarang dilakukan

Tidak pernah dilakukan 2. Kepercayaan Diri

Indikator:

Percaya pada kemampuan

Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan

Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri

Berani mengungkapkan pendapat

Skor efektivitas program:

Selalu

Sering

Kadang-kadang

Jarang

Tidak pernah

Referensi Persamaan Perbedaan

Skripsi Lailatur Rohmah mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2012 yang berjudul “Hubungan Antara Berpikir Positif dengan Kepatuhan pada Aturan (Studi pada

Sama sama meneliti dampak positif thinking atau husnuzon.

Rujukan ini meneliti tentang dampak positif thinking atau husnuzon.

Akan tetapi Penelitian saya lebih berfokus pada aspek Resilience (Ketahanan Diri) sedangkan peneliti sebelumnya berfokus

(6)

Santri di Pondok Pesantren Putri Al Amanah Tambakberas Jombang)”

pada aspek kepatuhan.

Pada Skripsi Lailatur Rohmah mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2012 yang berjudul “Hubungan Antara Berpikir Positif dengan Kepatuhan pada Aturan (Studi pada Santri di Pondok Pesantren Putri Al Amanah Tambakberas Jombang)” berfokus pada hubungan sikap husnuzon terhadap aspek kepatuhan sedangkan penelitian saya berfokus pada aspek Resilience (Ketahanan Diri).

Manfaat

Relevansi Sosial

Meningkatkan Pemahaman Sosial: Penelitian tentang husnuzon membantu menggali lebih dalam bagaimana sikap berpikir positif mempengaruhi hubungan sosial. Ini bisa memberikan wawasan tentang cara mencegah konflik interpersonal, meningkatkan keharmonisan, dan memupuk lingkungan sosial yang lebih sehat, baik di dunia nyata maupun di media sosial.

Mengurangi Konflik Sosial: Penelitian ini dapat menunjukkan bagaimana penerapan husnuzon bisa menjadi alat yang efektif dalam mengurangi prasangka negatif, konflik, atau salah paham dalam interaksi sosial, terutama di era digital yang sering penuh dengan ketegangan.

Referensi

Dokumen terkait

Model yang digunakan berpengaruh positif terhadap aktivitas siswa diataranya siswa aktif berpartisipasi dan menyelesaikan masalah dengan berdiskusi, berani mengungkapkan

mengajukan/mengeluarkan pendapat serta berani dan percaya diri ketika memberikan kesimpulan materi. Pemahaman materi sesudah pembelajaran memenuhi indikator keberhasilan,

Berdasarkan hasil analisa tingkat kepercayaan diri pada ketegori sedang dengan prosentasi 68% yang artinya siswa memiliki kemandirian, berani mengungkapkan pendapat, akan tetapi

Tidak adanya rasa canggung dan jarak ini berasal dari kepercayaan masyarakat bahwa dengan meminum tuak seseorang akan percaya diri, semakin berani berbicara dengan orang

Untuk indikator disposisi matematis siswa yang dominan muncul pada pertemuan kedua adalah rasa percaya diri siswa dalam menyampaikan pendapat, rasa ingin tahu

mengajukan/mengeluarkan pendapat serta berani dan percaya diri ketika memberikan kesimpulan materi. Pemahaman materi sesudah pembelajaran memenuhi indikator keberhasilan,

Untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat, karyawan Koperasi “Bangun Jaya Mandiri” harus mampu memberika rasa saling percaya antar karyawan agar memperoleh

Rasa percaya diri mahasiswa FKIP Undana dapat dilihat dari beberapa indikator seperti percaya akan kemampuan yang dimiliki, berani menghadapi semua tantangan sesuai dengan kemampuan