• Tidak ada hasil yang ditemukan

Corporate Social Responsibility (CSR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Corporate Social Responsibility (CSR)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT ANEKA TAMBANG, TBK. Pedoman Pelaksanaan CSR, Comdev dan PKBL(Program Kemitraan dan. Bina Lingkungan) (ISO 26000). Dr. Patisina, ST.,M.Eng [email protected] Hp. 081328767155. mailto:[email protected]. LANDASAN TEORI DEFINISI CSR  Upaya manajemen yang dijalankan entitas bisnis. untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasar keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif tiap pilar. (CSR Indonesia).  (Sosial Risk Management). Dengan CSR yang berjalan baik dapat menjaga keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan..  ISO 26000 bersifat sukarela dan tidak mengikat (voluntary). Artinya perusahaan masih diperbolehkan untuk mengembangkan program CSR-nya yang disesuaikan dengan kondisi obyektif internal maupun eksternal perusahaan.. Tujuh subjek inti yang dibahas di dalam ISO 26000:. Landasan Hukum.  Dasar hukum CSR (Corporate Sosial Responsibility) semakin kuat dengan disahkannya Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dimana pasal 74 ayat 1 menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas (PT) yang menjalankan usaha di bidang dan atau bersangkutan dengan sumberdaya alam wajib menjalankan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Selanjutnya, untuk melaksanakan amanat pasal 74 UU No 40/2007 ini sudah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No.47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.  Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pasal 31dan 33.  Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan Pasal 9,10, dan 11.. Landasan Hukum  Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.  Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-02/MBU/04/2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara;.  PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 05/MBU/04/2021 TENTANG PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA.  Undang-Undang (UU) No 06 Tahun 2014 tentang Desa. UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 74  yang isinya mewajibkan pelaksanaan CSR bagiperusahaan-. perusahaan yang terkait terhadap SDA dan yang menghasilkan limbah. Adapun isi dari pasal tersebut adalah :.  Ayat 1, dijelaskan bahwa perseroan yang menjalankankegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengansumber daya ala m wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan..  Ayat 2 dijelaskan bahwa tanggung jawab sosial danlingkungan  itu merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan kepatutan dan kewajaran..  Ayat 3 menggariskan perseroan yang tidak melaksanakankewa jiban sebagaimana Pasal 1 dikenai sanksi sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.. Tujuan Program TJSL BUMN  Memberikan kemanfaatan bagi pembangunan. ekonomi, pembangunan sosial, pembangunan lingkungan serta pembangunan hukum dan tata kelola bagi perusahaan..  berkontribusi pada penciptaan nilai tambah bagi perusahaan dengan prinsip yang terintegrasi, terarah dan terukur dampaknya serta akuntabel..  membina usaha mikro dan usaha kecil agar lebih tangguh dan mandiri serta masyarakat sekitar perusahaan.. Pilar Utama Program TJSL BUMN  sosial, untuk tercapainya pemenuhan hak dasar. manusia yang berkualitas secara adil dan setara untuk meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat;.  lingkungan, untuk pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan sebagai penyangga seluruh kehidupan;.  ekonomi, untuk tercapainya pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan peluang kerja dan usaha, inovasi, industri inklusif, infrastruktur memadai, energi bersih yang terjangkau dan didukung kemitraan; dan.  hukum dan tata kelola, untuk terwujudnya kepastian hukum dan tata kelola yang efektif, transparan, akuntabel dan partisipatif untuk menciptakan stabilitas keamanan dan mencapai negara berdasarkan hukum.. Corporate Social Responsibility (CSR). Hubungan antara organisasi dan komunitas bukanlah sekedar soal bertetangga, hubungan ini lebih tepat dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial organisasi atau perusahaan atau dalam istilah populernya saat ini disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR).. A. Pengertian CSR CSR merupakan bentuk perhatian suatu perusahaan atau organisasi terhadap kepentingan- kepentingan masyarakat dengan bertanggung jawab pada dampak yang ditimbulkan dari aktifitas operasional perusahaan.. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan CSR adalah: “ komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karywan dan keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas”. sedangkan Yusuf Wibisono mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.. B. Perkembangan Konsep CSR Wujud tanggung jawab sosial organisasi berkembang di awal tahun 60-an, sebagai respon terhadap nilai-nilai sosial yang berubah, dengan munculnya perdebatan tentang isu-isu sosial yang mengharuskan organisasi untuk mematuhi tanggung jawab hukum yang baru. Isu-isu bisa berupa kesempatan kerja, lingkungan hidup atau keamanan produk dan sebagainya. Dengan tanggung jawab sosial berarti organisasi dapat dipandang dari 2 sisi yaitu : Sebagai lembaga bisnis yang mencari keuntungan, disisi lain dipandang juga sebagai lembaga sosial lantaran memikul beban tanggung jawab bagi masyarakat.. Create Profit Inc. menggambarkan 3 tahapan perkembangan konsep tanggung jawab sosial organisasi bisnis dalam konteks community relations :. 1. Th 1960-1970-an, pemberian sumbangan sebagai respon atas kebutuhan lokal dan manajemen CEO. 2. Th.1980-1990-an, berkembang model kewarga negaraan korporat. 3. Th.1999 berkembang konsep aliansi strategis yang terkait dengan tujuan organisasi.. Konsep CSR (Corporate Social Responsibility) seringkali dikaitkan dengan isu GCG (good corporate governance) dan Triple Bottom Line.. C. Hubungan CSR dengan GCG Good corporate governance (GCG), dalam arti sempit dipahami sebagai suatu sistem dan seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan, terutama antara pemegang saham dan dewan komisaris serta dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan.. Sedangkan dalam arti luas, GCG digunakan untuk mengatur hubungan seluruh kepentingan stakeholders secara proporsional dan mencegah terjadinya keslahan-kesalahan yang signifikan dalam strategi perusahaan sekaligus memastikan bahwa kesalahan yang terjadi bisa diperbaiki dengan segera.. Dalam tataran praktis, GCG merupakan tatakelola perusahaan yang baik agar perilaku para pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk.. Terdapat lima prinsip GCG yang dijadikan pedoman bagi pelaku bisnis, yaitu:. 1. Transparency (keterbukaan informasi 2. Accountability (Akuntabilitas) 3. Responsibility (Tanggung Jawab) 4. Independency (kemandirian) 5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran). Berdasarkan prinsip-prinsip GCG tersebut, terutama prinsip responsibility, dapat ditarik benang merah keterkaitan antara CSR dan GCG. Penerapan prinsip responsibility tersebut, perusahaan memperhatikan kepentingan stakeholdernya sebagai bentuk konsekuensi dari operasional perusahaannya. Penerapan CSR adalah salah satu bentuk implementasi dari konsep Good Corporate Governance (GCG).. Konsep CSR juga sering dikaitkan dengan konsep Triple Bottom Line, yaitu bahwa perusahaan tidak hanya mengedepankan aspek ekonomi saja, tetapi juga aspek sosial dan lingkungannya. D. Konsep Triple Bottom Line John Elkington mengembangkan konsep triple bottom line dalam istilah economic prosperity, environmental quality dan social justice.. Menurut Elkington, perusahaan yang ingin berkelanjutan harus memperhatikan ‘3P’ (Profit, People, Planet), yaitu bahwa selain mengejar keuntungan (profit), perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkonstribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Prinsip-prinsip CSR. Prof. Alyson Warhurst mengajukan prinsip-prinsip CSR adalah sebagai berikut:. 1. Prioritas Korporat. 2. Manajemen Terpadu. 3. Proses Perbaikan berkesinambungan. 4. Pendidikan Karyawan. 5. Pengkajian Dampak Sosial. 6. Produk dan Jasa. 7. Informasi Publik. 8. Fasilitas dan Operasi. 9. Penelitian 10. Prinsip Pencegahan 11. Kontraktor dan Pemasok 12. Siaga Menghadapi darurat 13. Transfer best practice 14. Memberi Sumbangan 15. Keterbukaan 16. Pencapaian dan Pelaporan. Motif CSR Sekarang CSR Responsif. MOTIF 1. KEWAJIBAN MORAL 2. KEBERLANJUTAN 3. IZIN OPERASIONAL 4. REPUTASI PERUSAHAAN. PERILAKU DAN RESPON 1. TIDAK FOKUS 2. REAKTIF 3. ORIENTASI RANGKING 4. ORIENTASI CITRA. HUMAS. Pro Kontra mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. N o Pandangan Kelompok Pro terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Busines. N o Pandangan Kelompok Kontra terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Busines. 1 Kegiatan busines seringkali menimbulkan masalah, oleh karena itu sudah semestinya perusahaan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.. 1 Perusahaan tidak memiliki ahli yg meng-khususkan dalam bidang sosial dan kemasyarakatan, oleh karena itu sulit bagi perusahaan untuk ikut bertanggung jawab.. 2 Perusahaan adalah bagian dari lingkungan sosial masyarakat, oleh karena itu sudah semestinya ikut berpartisipasi dan ber-tanggung jawab atas apa yang terjadi di masyarakat.. 2 Perusahaan yang ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam lingkungan sosial masyarakat justru akan memiliki kekuatan untuk mengontrol masyarakat, dan itu indikasi yang kurang baik secara sosial.. 3 Perusahaan biasanya memiliki SD utk menyelesaikan masalah di lingkungan sosial masyarakat.. 3 Akan banyak terdapat konflik kepentingan di masyarakat jika perusahaan terlibat dalam aktifitas sosial.. 4 Perusahaan adalah partner dari lingkungan sosial kemasyarakatan, sebagaimana halnya juga pemerintah dan masyarakat lain pada umumnya.. 4 Tujuan perusahaan bukan untuk motif sosial, akan tetapi untuk memperoleh profit dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh para pemilik perusahaan.. Endra Murti Sagoro 20. Sumber : Fundamentals of Managemenet, Ricky W Griffin, Houghton Mifflin Company, 2000, p.41. Perbedaan Langkah CR organisasi profit dan non profit. Organisasi Non Profit Organisasi Bisnis Fokus utama Melalui kegiatan. komunikasi untuk mendapatkan dukungan dari komunitas untuk menjalankan roda organisasi agar mampu menjalankan tugsanya memberikan pelayanan kepada publik yang menjadi sasaran kegiatan. Dukungan komunitas untuk mencapai tujuan organisasi. Kegiatannya Kampanye komunikasi Tidak hanya kampanye komunikasi , tetapi juga memberikan bantuan modal, bantuan manajemen, fasilitas kesehatan, pendidikan dll. Karakteristik Tahap-Tahap Kedermawanan Sosial. Paradigma baru CSR: Integrasi Dimensi Sosial dalam Strategi Bisnis. Daya Saing Perusahaan yang Unggul. Kesetaraan Kerja. Kesehatan Pekerja. Keselamatan Kerja. Dampak Lingkungan. Kemiskinan dan. Komunitas. Keterampian dan. Pendidikan. Penggunaan Energi. Penggunaan Air. Stakeholders dalam Lingkungan Luar Perusahaan. Endra Murti Sagoro 24. CSR Management: Management structure. Board of Directors. President & CEO. Group Presidents. Chief Financial Officer. VP of Human Resources. General Counsel. Corporate Responsibility. Officer. Steering Committee. Audit Committee of Board.  KONSEP PIRAMIDA CSR (Archie B. Carrol ) 1. Tanggungjawab ekonomis. 2. Tanggungjawab legal. 3. Tanggungjawab etis. 4. Tanggungjawab filantropis..  PRINSIP – PRINSIP CSR 1. Prinsip Kedermawanan (Charity Principle) 2. Prinsip Kerja Melayani (Stewardship Principle)  .  Teori Triple Bottom (John Elkington ): 1. Profit 2. People 3. Planet. Sust Dev. Pengembangan Berkelanjutan harus di Dukung oleh Komitmen yang seimbang Antara ekonomi, sosial dan Lingkungan. Bentuk Tanggungjawab perusahaan Pada pemegang saham, yakni Profit. Tanggungjawab perusahaan agar menjaga Kemampuan lingkungan dalam mendukung Keberlanjutan kehidupan bagi generasi berikutnya. Kehadiran Perusahaan harus memberikan Manfaat pada stakeholder dan masyarakat Secara luas. Teknik dan metode perencanaan csr. Transformasi Sosial Ekonomi Masyarakat. 1. Sosial ekonomi masyarakat perlu dikaji karena. merupakan tren internasional. 2. Masalah masyarakat umum adalah masalah sosial. dan ekonomi, sebab masalah ini dihadapi dalam keseharian hidup masyarakat. 3. Pendekatan CSR tidak bisa hanya pada satu sisi, tetapi merupakan pendekatan menyeluruh. Tujuan Transformasi Memperoleh Kehidupan yang lebih baik.. Kondisi Input (SDA,. SDM,Infrastruktur, Kebijakan Ekonomi. Perilaku dan Nilai- Nilai Sosial. Kondisi Persaingan dan Perilaku. Bersaing. Modal Sosial dan Modal. Kelembagaan. Lapi-Lapis Pelaku ekonomi dan. kondisi rantai nilai usaha masyarakat. Kondisi Rangsangan Komersial. Kondisi Eksternal Rangsangan. Perubahan Sosial Budaya. Pemerintah. Peluang Ekonomi. Skema Perencanaan Sosial Ekonomi dalam CSR. Ketujuh Faktor saling Terkait dan saling mempengaruhi. Menurut kotler dan lee (2007) Ada enam pilihan program bagi perusahaan. untuk melakukan inisiatif dan aktivitas yang berkaitan dengan berbagai masalah sosial sekaligus sebagai wujud komitmen dari tanggung jawab sosial perusahaan. 1. Cause promotions : dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah sosial tertentu misalnya bahaya narkotika.. 2. Cause-related marketing, bentuk kontribusi perusahaan dengan menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalah sosial tertentu, untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu.. 3. Corporate social marketing, di sini perusahaan membantu pengembangan maupun implementasi dari kampanye dengan fokus untuk mengubah perilaku tertentu yang mempunyai pengaruh negatif, seperti kebiasaan berlalu lintas yang beradab.. 4. Corporate philantrophy adalah inisiatif perusahaan dengan memberikan kontribusi langsung kapada suatu aktivitas amal, lebih sering dalam bentuk donasi ataupun sumbangan tunai.. 5. Community volunteering, dalam aktivitas ini perusahaan memberikan bantuan dan mendorong karyawan serta mitra bisnisnya secara sukarela terlibat dan membantu masyarakat setempat.. 6. Socially responsible business practices, ini adalah sebuah inisiatif dimanaperusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tertentu serta investasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas komunitas dan melindungi lingkungan.. SOCIAL MAPPING BASELINE STUDY GOR PROGRAM PLANNING. 2. KONDISI PEMUKIMA N. Social Mapping adalah Teknik untuk membuat gambaran kondisi sosial masyarakat, contohnya :. 4. Apa/Mengapa Pemetaan Sosial diperlukan dalam Perencanaan Community Development. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT. SUMBER MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT. SARANA UMUM. Social Mapping adalah Teknik untuk membuat gambaran kondisi sosial masyarakat, contohnya :. 4. Apa/Mengapa Pemetaan Sosial diperlukan dalam Perencanaan Community Development. STATUS SOSIAL. 7. Ada tiga alasan mengapa pemetaan sosial diperlukan dalam perencanaan Community Development,yaitu :. 1.Pandangan mengenai “manusia dalam lingkunganny”, hal ini mencakup masalah yang dihadapi dan pemahaman sumber-sumber yang tersedia untuk menangani masalah.. 2.Pemahaman mengenai sejarah dan perkembangan suatu masyarakat.. 3.Masyarakat secara konstan berubah.. Pemetaan Sosial dapat dilakukan dengan Metode dan Teknik sebagai berikut. Field Trip (Studi Kasus) : Bagaimana melakukan Pemetaan Sosial. Survey Formal. Survey Rumah Tangga Beragam Topik Kuesion er Survey Kepuasan Klien Kartu Laporan Penduduk Laporan Statistik. Pemetaan Sosial dapat dilakukan dengan Metode dan Teknik sebagai berikut. Field Trip (Studi Kasus) : Bagaimana melakukan Pemetaan Sosial. PEMANTAUA N CEPAT,. Wawancara Informan Diskusi Kelompok. Pengamatan Langsung. Survey Kecil. Pemetaan Sosial dapat dilakukan dengan Metode dan Teknik sebagai berikut. Field Trip (Studi Kasus) : Bagaimana melakukan Pemetaan Sosial. METODE PARSIPATORI S . Penelitian dan Aksi Parsipatoris Stakeholder Analysis. Benefit Assesment. Monitoring. Mengidentifikasi Masalah-Masalah dan Kebutuhan Masyarakat. Identifikasi Masalah dilakukan melalui pendekatan Individu dan Sistem, meliputi :. 1.Pendekatan Individu, yaitu : Mengidentifikasi Masalah dari sudut pandang level individu sebagai masyarakat. 2.Pendekatan Sistem, yaitu : Mengidentifikasi masalah dari sudut pandang masyarakat sebagai totalitas, masyarakat sebagai sistem. .. Perilaku Individu sebagai Masalah Bersumber dari Faktor Individu, yaitu. Masalah ditandai dengan sikap dan perilaku anggota masyarakat yang tidak memenuhi aturan kelompok dan kondisi kehidupan yang tidak sesuai standart yang diharapkan, Pelacakan sumber masalah melihat berbagai kemungkinan dimensi yang melekat pada individu baik fisik (biologis), jiwa (psikologis) maupun sosiologis. Perilaku Individu sebagai Masalah bersumber dari Sistem, yaitu :. Sumber Masalah yang menyebabkan perilaku individu tidak ditelusuri dari kesalahan individu, namun dari kesalahan sistem, struktur dan institusi.. Identifikasi kebutuhan masyarakat adalah suatu cara yang sistematis untuk memilih dan menentukan prioritas kebutuhan sebagai masukan dalam pengambilan alternatif kebijakan tentang masyarakat bagi para pemimpin atau pelaksana kegiatan. Keputusan diambil pada tahap perencanaan sebgai persiapan penyelenggaraan suatu program berdasarkan atas layak tidaknya kondisi masyarakat, yang meliputi :. 1.Kebutuhan Terasa  Contohnya peningkatan pendapatan, bahan makanan,. biaya sekolah, dll. 2.Kebutuhan Terduga  Contohnya pemberantasan buta huruf, keterampilan dll. Identifikasi Potensi Sumber Daya, meliputi. Mengidentifikasi Potensi, Sumber Daya dan Modal Sosial. Potensi Sumber Daya Manusia. Jumlah Penduduk. Jumlah Tenaga Kerja. Kualitas Sumber Daya Manusia. Kebudayaan. Sinkronisasi antara SDA dan SDM. Identifikasi Potensi Sumber Daya, meliputi. Mengidentifikasi Potensi, Sumber Daya dan Modal Sosial. Potensi Sumber Daya Alam. Hutan. Tanah Tambang. Laut. Udara. Identifikasi Modal Sosial. Modal Sosial adalah suatu keadaan dimana individu menggunakan keanggotaannya dalam suatu masyarakat. Modal Sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola hubungan antara individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok dengan ruang perhatian pada jaringan sosial, norma, nilai dan kepercayaan kepada sesama anggota kelompok.. Mengidentifikasi Pemangku Kepentingan dan Jejaring. Identifikasi Pemangku Kepentingan (Stakeholder), meliputi :. Kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi, yaitu :. 1.Stakeholder Utama (Primer)  Yaitu stakeholder yang memiliki kaitan terhadap suatu isu..  Contoh : Masyarakat dan tokoh masyarakat, manager publik dan lain-lain.. 2.Stakeholder Pendukung (Sekunder)  Yaitu Stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan. secara langsung terhadap suatu kebijakan  Contoh: Lembaga pemerintahan, LSM, dll. Mengidentifikasi Jejaring, Meliputi :. 1.Individual Evaluations Hubungan antara individu yang mengakibatkan efek positif maupun negatif. Contohnya : Persahabatn. 2.Transfer Material Reseources Hubungan yang didalamnya terdapat barang yang ditukar, jual-beli atau dipinjamkan.. 3.Transfer Non-Material Hubungan yang tidak melibatkan barang, seperti mengirim dan menerima pesan.. 4.Interaction Hubungan yang menimbulkan interaksi fisik pada waktu yang sama, seperti pertemuan, percakapan, dll. Mengidentifikasi Jejaring, Meliputi :. 5. Movement Perpindahan yang meliputi perpindahan individu dari satu titik ke titik lain.. 6. Formal Roles Hubungan yang didedikasikan pada kekuasaan dan kewenangan, seperti hubungan antara manajer dan karyawan. 7. Kinship Hubungan kekeluargaan yang terjadi pada keluarga.. Komitmen dan aktivitas CSR pada intinya merujuk pada aspek-aspek perilaku perusahaan (firm’s behaviour), termasuk kebijakan dan program perusahaan yang menyangkut dua elemen kunci:.  Good corporate governance: etika bisnis, manajemen sumberdaya manusia, jaminan sosial bagi pegawai, serta kesehatan dan keselamatan kerja;.  Good corporate responsibility: pelestarian lingkungan, pengembangan masyarakat (community development),Kemitraan bina lingkungan, perlindungan hak azasi manusia,perlindungan konsumen, relasi dengan pemasok, dan penghormatan terhadap hak-hak pemangku kepentingan lainnya.. Klasifikasi CSR menurut Carol:  Ethical CSR : Secara moral perusahaan memilih. untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan dari segi ekonomi, hukum, dan etika..  Altruistic CSR : Memenuhi tanggung jawab filantropik perusahaan, melakukan pencegahan timbulnya kerusakan, untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa memperhitungkan apakah hal itu menguntugkan perusahaan atau tidak..  Strategic CSR : Memenuhi tanggung jawab filantropik yang menguntungkan perusahaan melalui publikasi positif dan goodwill. (Ati Harmoni: 2008). CSR di Indonesia  Diantara negara-negara di Asia, penetrasi. aktivitas CSR di Indonesia masih tergolong rendah..  Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen sejak tahun 2005 mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) , yang bertujuan untuk mempromosikan voluntary reporting CSR kepada perusahaan di Indonesia dengan memberikan penghargaan kepada perusahaan yang membuat laporan terbaik mengenai aktivitas CSR..  Perhatian pemerintah terhadap CSR tertuang dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (UU Nomor 40 Tahun 2007) Bab V Pasal 74.. BENTUK PROGRAM COORPORATE SOCIAL. RESPONCIBILITY. Model Pelaksanaan CSR 1.Terlibat langsung. Dalam melaksanakan program CSR,. perusahaan melakukannya sendiri tanpa melalui perantara atau pihak lain. Pada model ini perusahaan memiliki satu bagian tersediri atau bisa juga digabung dengan yang lain yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan sosial perusahaan termasuk CSR.. 2. Melalui Yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaanatau groupnya. Pada model ini biasany a perusahaan sudah menyediakan dana khusus untuk digunakan secara teratur dalam kegiatan yayasan. Contoh yayasan yang didirikan oleh perusahaan sebagai perantara dalam melakukan CSR antaralain; Danamon peduli, Samporna Foundation, kemud ian PT.Astra International yang mendirikan Politeknik Manufaktur Astra dan Unilever peduli Foundation (UPF).. 3.Bermitra dengan pihak lain.  Dalam menjalankan CSRperusahaan menjalin kerjasama Dengan pihak lain seperti lembaga sosial non pemerintah, lembaga pemerintah, me dia massa dan organisasi lainnya. Seperti misalnya Bank Rak yat Indonesia yang memiliki program CSR yang terintegrasi dengan strategi perusahaan dan bekerjasama dengan pemerintah mengeluarkan produk pemberian kredit untu k rakyat atau yang di kenal dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Contoh lain adalah kerjasama perusahan dengan lembaga- lembaga sosial seperti Dompet Dhuafa, Palang Merah Indonesia dan lain sebagainya. Mendukung atau bergabung dengan suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan s osial tertentu.. Semenjak diberlakukan otonomi daerah di Indonesai, tuntutan komunitas lokal pada organisasi bisnis meningkat. Komunitas lokal memiliki beberapa tuntutan, seperti memprioritaskan tenaga kerja lokal, memberikan bantuan pada komunitas lokal atau menuntut pembangunan fasilitas sosial.. Adapun harapan komunitas yang harus dipahami perusahaan adalah. 1. Income atau pendapatan, 2. Kontribusi perusahaan 3. Kebanggaan. A. Kemitraan Bisnis-Komunitas. Kemitraan dikembangkan sebagai wujud keterlibatan komunitas organisasi bisnis dan organisasi bisnis memandang dirinya bukan sekedar mesin ekonomi yang bekerja untuk mendapatkan keuntungan tapi juga memandang dirinya sebagai institusi sosial yang bisa memberikan manfaat secara sosial.. Ada tiga bentuk pola kemitraan, yaitu: 1. Pola kemitraan Kontra Produktif 2. Pola kemitraan Semi produktif 3. Pola kemitraan Produktif.  Pola kemitraan kontra produktif Pola ini terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola konvensional yang hanya mengutamakan kepentingan shareholders (pemegang saham). Fokus perusahaan bertumpu pada usaha meraih keuntungan yang sebesar- besarnya sehingga hubungan perusahaan, pemerintah dan masyarakat hanya sekedarnya. perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri, pemerintah tidak peduli dan masyarakat tidak mempunyai akses kepada perusahaan..  Pola kemitraan semi produktif Pola kemitraan perusahaan dan komunitas ini masih mengacu pada kepentingan jangka pendek. Pemerintah dan masyarakat dianggap sebagai objek. Kemitraan masih belum strategis dan masih mengedepankan kepentingan diri perusahaan, bukan kepentingan bersama anatara perusahaan dengan mitranya..  Pola kemitraan produktif pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai objek dan dalam paradigma simbiosa mutualisme.. Tahap I a. Pihak- pihak bermitra berkumpul untuk merumuskan. kebutuhan bersama. b. Bila pihak yang bermitra belum pernah. bekerjamasama maka pihak-pihak bermitra itu mengawali dengan proses mengatasi perbedaan. c. Mungkin ada kebutuhan pelatihan untuk membangun pihak-pihak yang bermitra bisa beroperasi secara efektif. Tahap II a. Lewat proses dialog dan diskusi, pihak-pihak yang. bermitra membentuk landasan bersama dan berupaya menemukan visi dan misi yang disepakati bersama.. Dengan mengutip Criss Gribben, Rogovsky menunjukan tahapan-tahapan dalam pengembangan model kemitraan antara bisnis dan komunitas seperti berikut ini:. b. Kelompok inti awal dari pihak-pihak bermitra menyepakati perlunya melibatkan lebih banyak orang dan lebih banyak organisasi.. c. Pihak-pihak yang bermitra mengembangkan mekanisme untuk mengkaji kebutuhan dan ukuran tindakan yang diusulkan untuk dilaksanakan. d. Pihak-pihak bermitra memadukan informasi yang diperoleh dari kajian kebutuhan dengan visi dan misi untuk menyusun agenda kegiatan. Tahap III a. Merancang dan menjalankan kerangka kerja. formal dan struktur organisasi kemitraan b. Pihak-pihak yang bermitra menyusun tujuan,. sasaran, dan objektif tertentu terkait dengan agenda kegiatan. c. Bila memadai, eksekutif kemitraan menunjuk atau memilih tim manajemen (meski hanya seorang) untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.. Tahap IV a. Kemitraan menyampaikan rencana aksi, baik. berupa pemberian layanan maupun beberapa fungsi lain.. b. Eksekutif kemitraan berupaya untuk menjaga keterlibatan-pihak-pihak yang bermitra , merumuskan kebijakan dan menjamin berjalannya akuntabilitas kemitraan. c. Ada proses yang terus berlangsung untuk menilai mengevaluasi dan menyempurnakan operasi kemitraan. Tahap V: a. Bila diperlukan, para pihak yang bermitra. hendak menyusun strategi penghentian kemitraan (exit stratgy). Strategy ini mencakup penyusunan sejumlah tujuan baru untuk mempertahankan dan melanjukan tugas kemitraan. b. Pihak-pihak yang bermitra sebaiknya menciptakan hidup sesudah mati dengan mengalihkan kembali aset-aset kemitraan pada komunitas tempt kemitraan dijalankan. B. Pengembangan Masyarakat. Bentuk lain kegiatan community relations yang dilakukan organisasi bisnis adalah pengembangan masyarakat (community development). Dimana masyarakat adalah partisipan sekaligus pemetik manfaat (beneficiaries) dari pembangunan. Kindervatter menyatakan komponen dari pengembangan masyarakat adalah : a. Berorientasi pada kebutuhan baik material maupun non material. b. Memanfaatkan kesejatian (endogenous) masyarakat setempat termasuk visi dan misi tentang masa depan c. Mandiri yang berarti mendasarkan pada kekuatan dan sumber daya yang dimiliki.. d. Bersifat ekologis yang memanfaatkan sumber daya secara rasional dan penuh kesadaran.. e. Didasarkan pada transformasi struktural yang berarti adanya perubahan dalam relasi sosial, kegiatan ekonomi dan struktur kekuasaan.. Metode yang digunakan untuk pengembangan masyarakat ini adalah PRA ( Participatory Rural Appraisal) PRA adalah pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka membuat rencana dan tindakan(Robert Chambers).. PRA dijalankan dengan berpegang pada prinsip- prinsip dasar berikut ini: 1. Mengutamakan mereka yang terabaikan 2. Pemberdayaan (penguatan) masyarakat 3. Masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator 4. Saling belajar dan menghargai perbedaan 5. Santai dan informal 6. Triangulasi 7. Mengoptimalkan hasil 8. Orientasi praktis 9. Keberlanjutan dan selang waktu 10. Belajar dari kesalahan 11. Terbuka pada perubahan. Bahwa praktik community relations yang bernuansa kegiatan amal atau filantrofis dewasa ini mulai bergeser menjadi kegiatan strategis. Bukan lagi memberi melainkan bersama-sama mengembangkan, sehingga keberlanjutan organisasi menjadi terjaga. Wujud tanggung jawab sosial korporat itu akhirnya memang bermuara pada pembuatan laporan sosial untuk mencerminkan transparansi dan akuntabilittas. Namun apa yang dilaporkan tentu saja merupakan kegiatan nyata yang dikembangkan dan dijalankan oleh organisasi bisnis bersama-sama dengan komunitas sekitarnya.. PROSES COMMUNITY RELATION. Proses PR dalam Community Relations. Community relations pada dasarnya adalah kegiatan PR maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah daam community relations Fokus kegiatan community relations adalah permasalahan yang dihadapi komunitas, bukan permasalahan yang dihadapi organisasi. Namun dampak dari penyelasaian permasalahan yang dihadapi komunitas itu akan dirasakan juga oleh organisasi. Proses kegiatan community relations bisa dipandang berdasarkan dua pendekatan : Pertama, dalam konsep PR lama yang memposisikan organisasi sebagai pemberi donasi, maka program community relations hanyalah bagian dari aksi dan komunikasi dalam proses PR.. Kedua,pendekatan dengan memposisikan komunitas sebagai mitra dan konsep komunitasnya bukan sekedar kumpulan orang yang berdiam disuatu wilayah operasi organisasi. Disini organisasi menampilkan sisi dirinya sebagai satu lembaga sosial yang bersama-sama dengan komunitas berusaha memecahkan permasalahan yang dihadapi komunitas. Baik organisasi dan komunitas bersama-sama mengerahkan sumber daya yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan bersama. Dengan pendekatan yang kedua maka tahapan dalam proses kegiatan community relations organisasi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:. 1. Pengumpulan fakta Pengumpulan fakta permasalahan sosial yang ada dapat ditemukan dari berbagai sumber seperti media massa, data statistik, obrolan warga masyarakat, keluhan langsung dari warga masyarakat atau hasil penelitian dan laporan dari lembaga sosial masyarakat (LSM/NGO). 2. Perumusan Masalah Masalah adalah adanya kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan yang dialami, yang untuk menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunkan pikiran dan ketrampilan secara tepat. Dalam merumuskan masalah itu kita mulai memfokuskan pada komunitas organisasi apakah komunitasnya berdasarkan lokasi atau dipandang sebagai struktur interaksi maka komunitas lepas dari pertimbangan kewilayahan, tetapi lebih pada pertimbangan kesamaan kepentingan.. 3. Perencanaan dan Pemrograman Perencanaan adalah suatu perkiraan yang didasarkan pada fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan terwujud atau terjadi nanti. Untuk bisa mewujudkan apa yang diperkirakan maka dibuatlah suatu program. Program merupakan cara cara untuk mecapai tujuan tersebut. Setiap program biasanya diisi dengan berbagai kegiatan. Kegiatan sebagai bagian dari program merupakan langkah-langkah yangditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.. 4. Aksi dan Komunikasi Aspek aksi dan komunikasi inilah yang menjadi watak yang membedakan kegiatan community relations dalam konteks PR dan bukan PR. Watak PR-nya ditampilkan lewat kegiatan komunikasi. Dalam community relations selalu ada aspek bagaimana menyusun pesan yang ingin disampaikan kepada komunitas serta melalui media apa dan dengan cara bagaimana. Sedangkan aksi sebagai implementasi program yang sudah direncanakan pada dasarnya sama saja dengan implementasi program apapun.. 5. Evaluasi Evaluasi merupakan keharusan dalam konteks community relations perlu diingat bahwa evaluasi bukan hanya dilakukan terhadap penyelengaraan program atau kegiatannya belaka, melainkan juga dievaluasi bagaimana sikap komunitas terhadap organisasi, Evaluasi sikap publik itu diperlukan karena pada dasarnya community relations ini meski merupakan tanggung kawab sosial organisasi tetap merupakan kegiatan PR.. Langkah-Langkah Community Relations. Kegiatan community relations saat ini tidaklah lagi dimaknai sebagai kegiatan filantropis yang memosisikan organisasi seolah-olah seorang dermawan yang membagi-bagi uang dan barang pada komunitas, sehingga komunitas merasakan ada manfaat kehadiran organisasi ditengah lingkungannya hanya melalui pemberian dari organisasi itu. Menurut Waddock dan Boyle, kini pendekatan yang digunakan dituntut untuk bersifat “strategis”. Prgroam community relations organisasi kini bukan lagi sekedar penyangga antara organisasi dan lingkungannya melainkan menjalankan fungsi yang mesti mengintegrasikan kepentingan-kepentingan stake holder, khususnya karyawan dan komunitas kedalam kepentingan organisasi.. Dengan perubahan pendekatan yang ada maka membutuh kan staff PR yang menangani community relations adalah orang yang memiliki pengetahuan yang komprehensif mengenai komunitas lokal, kebutuhan-kebutuhan komunitas itu, memiliki keahlian menangani organisasi serta sifat bisnis dan teknologi orgnisasi komunitas lokal yang sangat beragam. Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah bagaimana organisasi dipandang oleh komunitasnya, karena hal ini akan sangat menentukan langkah-langkah membangun hubungan dengan komunitas tersebut. . Robert DeMartinis menjelaskan langkah-langkah dalam community relations bagi organisasi non profit sebagai berikut : 1. Merumuskan komunitas organisasi dan berbagai. kelompok yang ada didalamnya. 2. Menentukan tujuan program community relations organisasi apa yang ingin dicapai organisasi pada masing-masing kelompok dalam komunitas tersebut. 3. Menyusun pesan yang hendak disampaikan 4. Memilih metode yang paling baik dalam penyampaian pesan. 5. Melaksanakan Program community relations 6. Menganalisis hasil . Liz Brown, selanjutnya menguraikan langkah- langkah community relations untuk organisasi bisnis yaitu; 1. Segmentasi. Dimana publik sasaran komunitas dibagi dan diidentifikasi berdasarkan, demografi ataupun psikografi. 2. Skala prioritas. Didasarkan pada komunitas yang paling memiliki kekuatan untuk mendukung atau. menghambat pencapaian tujuan bisnis organisasi. 3. Penelitian. Untuk mengetahui bidang perhatian utama dikalangan komunitas yang menjadi. sasaran diperlukan adanya suatu penelitan. . 4. Pemuka Pendapat pada kelompok sasaran Cara lain mengetahui dan memahami. permasalahan komunitas adalah dengan berbicara pada pemuka pendapatnya (Tokoh adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama, dll). 5. Penyelarasan. Perlunya penyelarasan terhadap permasalahan yang dihadapi dan harapan yang dirasakan komunitas terhadap organisasi, begitu juga sebaliknya tujuan organisasi dengan permasalahan komunitas.. Perbedaan Langkah CR organisasi profit dan non profit. Organisasi Non Profit Organisasi Bisnis Fokus utama Melalui kegiatan. komunikasi untuk mendapatkan dukungan dari komunitas untuk menjalankan roda organisasi agar mampu menjalankan tugsanya memberikan pelayanan kepada publik yang menjadi sasaran kegiatan. Dukungan komunitas untuk mencapai tujuan organisasi. Kegiatannya Kampanye komunikasi Tidak hanya kampanye komunikasi , tetapi juga memberikan bantuan modal, bantuan manajemen, fasilitas kesehatan, pendidikan dll. Dengan demikian untuk melakukan kegiatan cummnity relations harus dipahami terlebih dahulu watak organisasi ; apakah organisasi non profit ataukah organisasi bisnis yang berorientasi pada pencarian keuntungan. Perbedaan watak akan membawa pada perbedaan dalam jenis kegiatan yang akan dilakukan organisasi. Dikembalikan proses PR sebagai induk program maka pada dasarnya langkah-langkah community relations baik untuk organisasi nonprofit maupun organisasi bisnis sama saja. Langkah-langkah yang berbeda pada kedua jenis orgnisasi pada dasarnya lebih disebabkan perbedaan watak organisasi. . Kebijakan Community Relations Community relations merupakan sebuah program yang dilandasi kebijakan (policy) organisasi. Dengan memandang community relations sebagai kebijakan maka bisa tampak seberapa besar dan seberapa jauh komitmen organisasi terhadap komunitas. Menurut Wheelen dan Hunge, kebijakan merupakan pedoman umum untuk mengambil keputusan pada seluruh organisasi. McLaughlin menyatakan kebijakan memiliki makna ganda. Kebijakan bisa berupa “kerangka kerja yang menjadi pedoman pengambilan keputusan dalam hal tertentu dan menunjukan maksud-maksud yang lebih besar” dan bisa pula berupa” rencana umum tindakan”.. Bila program community relations organisasi dijalankan sebagai satu kebijakan organisasi maka program tersebut akan memiliki landasan yang kokoh untuk dijalankan. Karena kebijakan tersebut merupakan penjabaran dari strategi umum yang dijalankan satu organisasi untuk mencapai tujuannya.Kalaupun ada perubahan tapi bukan hal yang mendasar melainkan lebih merupakan penyesuaian. Kecuali terjadi tekanan eksternal atau internal yang selanjutnya memaksa organisasi merubah kebijakan strategi organisasinya otomatis juga akan merubah kebijakan organisasi termasuk didalamya program community relations.. Lubna Forzley menyatakan, ada lima hal penting yang dalam pelaksanaan program Community Relations dengan pendekatan strategis, yaitu bahwa:. 1. Tanpa keterlibatan semua pihak, tidak akan ada yang tercapai.. 2. Keterlibatan komunitas secara strategis selalu memberikan hasil yang terbaik bagi semua pihak.. 3. Keterlibatan komunitas secara strategis menghasilkan visibilitas yang baik.. 4. Keterlibatan komunitas secara strategis menghasilkan peningkatan pengembangan kapasitas.. 5. Keterlibatan komunitas secara strategis mempersyaratkan adanya proses dan sistem pengukuran. CONTOH PENERAPAN CSR  Misalnya PT Unilever Indonesia telah melakukan. program CSR melaluiPendampingan petani kedelai.  PT Unilever telah berhasil membina petani yang menggarap. lebih dari 600 hektar kedelai hitam hingga mengkontribusikansekitar  30 persen kebutuhan produksi Kecap Bango. Program semacam ini tentu saja bermanfaat bagi petani dan perusahaan. .  Bagi petani misalnya program inibermanfaat untuk meningkatkan kualitas produksi dan jugamenjamin kelancaran distribusi, sedangkan bagi  perusahaandapat menjamin kelancaran pasokan bahan baku untukproduk- produk yang menggunakan bahan dasar kedelai.. Sinar Mas Group  Eka Tjipta Fondation. Organisasi ini. merupakan organissi nirlaba yang didirikan untuk Meningkatkan kualitas kehidupan,  kesejahteraan dan kemandiran masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. .  Kegiatan yang dilakukan meliputi Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Budaya (melalui kegiatan pendidikan, seni budaya, olah raga,kesejahteraan sosial, keaamaa n dan kesehatan), bidang Pemberdayaan dan Pembinaan Ekonomi Masyarakat (melalui kegiatan sosial kemitraan usaha kecil menengah serta pertanian terpadu), dan Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup (melalui kegiatan sosial . pemberdayaan lingkungan hidup dan konservasi).. Manfaat CSR Bagi Sinar Mas  Meningkatkan citra perusahaan dimata. stakeholder,Membina hubungan/interaksi yang positifdenga n komunitas lokal, pemerintah, dan kelompok-kelompok lainnya.  Mendorong peningkatan reputasi dalam pengoperasian perusahaan dengan etika yang baik Menunjukkan komitmen perusahaan, sehingga tercipta kepercayaan dan respek dari pihak terkait.  Membangun pengertian bersama dan kesetiakawananantar a dunia usaha dengan masyarakat.  Mempermudah akses masuk ke pasar atau pelanggan  Meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja, sehinggas. emangat loyalitas terhadap perusahaan akan berkembang  Mengurangi resiko perusahaan yang mungkin dapat terjadi  Meningkatkan keberlanjutan usaha secara konsisten. Bentuk Program CSR  Membenahi Kondisi alam atau Lingkungan akibat. sejumlah kegiatan perusahaan yang berdampak negatif pada lingkungan.  Mengembangkan potensi masyarakat sekitar dengan meningkatkan ekonominya, salah satunya dengan kerajinan tangan.  Sekolah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pendidikan masyarakat sekitar perusahaan.  Pembangunan jalan sebagai akses bagi masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan.  Penyediaan sarana ibdah dan air bersih. Landasan dan Prinsip – Prinsip CSR PT ANTAM, Tbk.. 1. KINERJA EKONOMI Kontribusi kepada pemerintah . Pembayaran pajak, royalti dan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.. Kontribusi kepada masyrakat Keikutsertaan Antam dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memerangi kemiskinan melalui Program Kemitraan , yang difokuskan pada pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan pemberian bantuan modal usaha dan/atau modal investasi.. 2. KINERJA LINGKUNGAN.  Kebijakan dan Etika Lingkungan Membentuk satuan kerja lingkungan dan penutupan tambang (Environment and Mine Closure) yang telah dibentuk pada bulan Oktober 2007. Sistem Manajemen Lingkungan, yang terdiri dari: Pemanfaatan Lahan Pemanfaatan Air.  Pemanfaatan Air di UBP Emas Pongkor  Pemanfaatan Air di UBP Nikel Pomalaa. Pemanfaatan Limbah Pengolahan limbah cair (effluent). Pengolahan limbah padat Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3). Daur Ulang Material Pemanfaatan material di UBP Emas Pongkor Pemanfaatan material di UBP Nikel Pomalaa. Pengendalian Polusi Penanaman Pohon Flora dan Fauna yang terlindungi. 3. KINERJA SOSIAL Pemberian Beasiswa Pemberantasan Kemiskinan Pembangunan Infrastruktur Bantuan Sosial Keterlibatan dengan Masyarakat Pelestarian Seni dan Budaya. 4. Kepentingan Legal. Antam menyediakan maksimal 2% bagian dari laba bersih untuk bantuan bagi perputaran usaha masyarakat, sesuai dengan Peraturan Menteri (PERMEN) BUMN nomor 05/MBU/2007. Untuk menjamin hak setiap pegawai, Antam mematuhi semua peraturan yang ada dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.. 5. Kepentingan Antam dalam perencanaan strategis. a. Pemegang saham Antam secara konsisten mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) minimal satu kali dalam setahun untuk melaporkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. b. Pegawai Secara rutin, Antam mengadakan pertemuan antara pihak perusahaan dan Perpantam, serta SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) sebagai wakil dari pihak pegawai.. c. Mitra kerja Antam mempunyai pedoman kerja dan etika dalam melaksanakan kerjasama dengan semua mitra kerja untuk kepentingan bersama.. d. Pemerintah Melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan), Antam bertemu dengan pihak pemerintah dan masyarakat untuk perencanaan pembangunan daerah dan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan di sekitar wilayah operasi yang dapat dilakukan bersama.. e. Masyarakat Antam secara aktif melakukan program pengembangan masyarakat (community development- comdev) sesuai dengan situasi wilayah. Antam juga membina hubungan baik dengan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan akademisi.. f. Konsumen Setiap tahun Antam melakukan evaluasi kepuasan konsumen terhadap kualitas dan pelayanan perusahaan melalui survei.. g. Media Antam mengadakan jumpa pers pada saat saat tertentu untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada publik..  CSR yang digunakan oleh PT ANTAM, Tbk. adalah prinsip yang lebih mengarah kepada Prinsip Pemerhati Kepentingan Sosial..  Pencapaian CSR yang dilakukan oleh PT. Antam, Tbk untuk mengatasi masalah Tambang Emas Pangkor Bogor menggambarkan prinsip dasar dalam tiga pilar utama (trimitra): perusahaan, pemerintah, dan masyarakat yang saling berhubungan, serta tali temali antar program yang tidak dapat dipisahkan (triple bottom line)..  Penerapan CSR pada PT. Antam, Tbk telah berjalan dengan baik. Terbukti dengan diterima penghargaan atas pengelolaan terhadap lingkungan.. Slide 1 LANDASAN TEORI Tujuh subjek inti yang dibahas di dalam ISO 26000: Landasan Hukum Landasan Hukum UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 Tujuan Program TJSL BUMN Pilar Utama Program TJSL BUMN Slide 9 Slide 10 Slide 11 Slide 12 Slide 13 Slide 14 Slide 15 Slide 16 Slide 17 Slide 18 Motif CSR Sekarang CSR Responsif Pro Kontra mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perbedaan Langkah CR organisasi profit dan non profit Karakteristik Tahap-Tahap Kedermawanan Sosial Slide 23 Stakeholders dalam Lingkungan Luar Perusahaan Slide 25 Slide 26 Slide 27 Teknik dan metode perencanaan csr Slide 29 Menurut kotler dan lee (2007) Slide 31 Slide 32 Slide 33 Slide 34 Slide 35 Slide 36 Slide 37 Slide 38 Slide 39  Mengidentifikasi Masalah-Masalah dan Kebutuhan Masyarakat Slide 41 Slide 42 Slide 43 Slide 44 Slide 45 Mengidentifikasi Pemangku Kepentingan dan Jejaring Mengidentifikasi Jejaring, Meliputi : Mengidentifikasi Jejaring, Meliputi : Slide 49 Klasifikasi CSR menurut Carol: CSR di Indonesia Slide 52 Model Pelaksanaan CSR Slide 54 Slide 55 Slide 56 Slide 57 Slide 58 Slide 59 Slide 60 Slide 61 Slide 62 Slide 63 Slide 64 Slide 65 Slide 66 Slide 67 Slide 68 Slide 69 Slide 70 Slide 71 Slide 72 Slide 73 Slide 74 Slide 75 Slide 76 Slide 77 Slide 78 Perbedaan Langkah CR organisasi profit dan non profit Slide 80 Slide 81 Slide 82 Slide 83 CONTOH PENERAPAN CSR Sinar Mas Group Manfaat CSR Bagi Sinar Mas Bentuk Program CSR Landasan dan Prinsip – Prinsip CSR PT ANTAM, Tbk. Slide 89 Slide 90 Slide 91 Slide 92 Slide 93 Slide 94 Slide 95.

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk regulasi pemerintah Republik Indonesia, dalam Susanto (2007) adalah dibuatnya payung hukum CSR dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas/ UU PT No. 40 Tahun 2007 yang

40 Tahun 2007 pasal 74 mengenai Perseroan Terbatas (UUPT) menyatakan bahwa c orporate social responsibility wajib dilakukan oleh perseroan apabila kegiatan usahanya

Corporate Social Responsibility (TJSL) adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas,kehidupan

Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, perusahaan memiliki tanggung jawab baik secara moril dan materiil

Dalam pasal 15 huruf b UUPM hanya menyebutkan: “setiap penanam modal berkewajiban...” Sedangkan Pasal 74 ayat (1) UUPT menyebutkan ”Perseroan yang menjalankan kegiatan

Pengertian tersebut sama dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yaitu merupakan komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan

Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, disebutkan bahwa perseroan yang bidang usahanya terkait dengan sumber daya alam diwajibkan

Dari hasil Penelitian dapat dikemukakan bahwa Sanksi Hukum terhadap Perseroan Terbatas yang tidak melaksanakan Tanggung Jawab Sosial (CSR) Kepada Masyarakat secara pasti