Masyarakat Majemuk
JS. FURNIVALL
Masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri – sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain didalam satu kesatuan politik
.
MENURUT CLIFFORD GEERTZ
Masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terbagi – bagi dalam kedalam sub- sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri ,di mana masing- masing subsistem terikatkedalam ikatan –ikatan yang bersifat kedaerahan
.
MENURUT CYRIL S. BELSHAW
Masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yangg dimana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang mmenjadi bagian- bagian nya adalah sedemikian rupa sedhingga para anggota masyarakat kurang memilki loyalitas terhadap masyarakat sebagai keseluruhan , kurang memiliki homogenitas kebudayaan atau bahkan kurang memilki dasar – dasar untuk saling memahami satu sama lain.
Masyarakat indonesia disebut daerah tropis dimana Mereka yang menguasai dan
yang dikuasai memiliki perbedaan ras
Adanya pembagian kelas – kelas sosial.
Tidak adanya kehendak bersama dalam kehidupan politik (common will) sebab mereka mempertahankan
atau memelihara pola- pola pikiran dan cara hidup masing- masing.
Tidak adanya permintaan sosial yang dihayati bersama oleh
seluruh elemen masyarakat.
Terjadinya segmentasi kedalam bentuk kelom[pok- kelompok yang sering kali memiliki sub kebudayaan yang berbeda satu
sama lain
Memiliki struktur sosial yang terbagi kedalam lembaga –
lembaga yang bersifat non komplementer.
Kurang mengembangkan konsensus diantara para anggotanya .terhadap nilai –
nilai yang bersifat dasar.
Secara relatif seringkali mengalami konflik – konflik
diantara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain.
Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan
(coercion)dan saling ketergantungan didalam
bidang ekonomi.
Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok -kelompok yang
lain.
Ciri Masyarakat Majemuk menurut
Piere L. Barghe
Furnivall melihat kemajemukan masyarakat indonesia pada masa kolonial hindia- belanda ,dimana masyarakat terbagi kedalam tiga kelas yaitu kelas eropa/belanda sebagai kelas atas/kelas penguasa, orang – orang tionghoa dan timur asing
sebagai kelas menengah dan orang – orang indonesia pribumu sebagai kelas tiga.
Dimana ketiga kelas tersebut dalam hal ekonomi,politik ,kebudayaan,
agama,bahasa tidak ada pembauran karena masing – masing mempertahankan dan memelihara pola atau cara nya masing –masing tanpa ada kehendak bersama untuk membentuk sistem nilai masyarakat sebagai keseluruhan.
• ANALISIS J.S FURNIVALL
Pieree L . Van den berghe melihat kemajemukan indonesia sebagai suatu
masyarakat yang terbagi kedalam kelompok –kelompok namun berdasarkan garis keturunan tunggal. Kelompok – kelompok tersebut mulai berinteraksi dalam
kehidupan politik,ekonomi akan tetapi tanpa didasari konsensus bersama
terhadap nilai – nilai yang bersifat dasar ,sehingga relatif terjadi konflik ,dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain dan integrasi tumbuh diatas paksaan.
• ANALISIS PIERRE L VAN BERGHE
Pluralitas suku bangsa : suku aceh, batak, melayu, minangkabau, sunda, betawi, sunda, jawa, bali, ambon, dayak,
sasak, toraja, bugis , dll
Pluralitas agama : Islam, kristen katolik, kristen protestan, hindu
, budha, konghuchu
Pluralitas Bahasa
Keanekaragaman bahasa daerah .
Pluralitas adat
Masing – masing memiki adat istiadat yang berbeda- beda.
Pluralitas regional Adanya tanah untuk pertanian sawah dan
pertanian ladang.
Pluralitas masyarakat Indonesia secara
Horizontal
• Ekonomi tradisional (keuntungan minimal,di desa, miskin tidak berpendidikan)
• Ekonomi moderen(keuntungan maksimal, di kota,kaya
,berpendidikan)
Segi Ekono mi
• Orang jawa diberi kesempatan sebagai birokrat
• Luar jawa tidak diberi kesempatan.
Segi Politik
Pluralitas Masyarakat
secara vertikal
Keadaan Geografis
Nenek moyang bangsa indonesia dikenal berasal dari daerah tionghoa kira – kira 2000 SM secara
bergelombang ke
Indonesia yang memiliki lebih 3000 pulaua yang tersebar sepanjang 3000 mil dari timur ke barat dan 1000 mil dari utara ke selatan , mereka terisolasi dan menetap
sehingga menjadi suku – suku bangsa.
Sehingga terjadi pluralitas suku bangsa di indonesia
Letak indonesia diantara samudera fasifik dan samudera indonesia
Hal ini mendukung indonesia sebagai titik tengah lalu lintas perdagangan internasional dari pedagang asing sehingga terjadi pengaruh kebudayaan asing terhadap indonesia sperti agama.
Hindhu dan budha : india 400 sesudah masehi Islam : arab , persia abad 13 M
Katolik : portugis abad ke 16 Protestan :belanda
Perbedaan iklim , struktur tanah yang berbeda(lingkungan ekologis) -Pertanian sawah : pulau jawa, bali -Pertanian ladang : luar pulau jawa Mempengaruhi kuantitas kependudukan
,ekonomi dan sosial budaya.
Faktor keterbukaan indonesia dalam menghadapi budaya yang datang dari
luar, menambah kemajemukan indonesia
.FAKTOR PENYEBAB INDONESIA MENJADI MASYARAKAT MAJEMUK
KEUNTUNGA N
MASYARAKAT MAJEMUK
Secara horizontal , indonesia memiliki
keanekaragaman sehingga memiliki daya tarik tersendiri sebagai suatu bangsa
muncul cara – cara mewujudkan
dan menyelenggaraka
n kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan kondisi majemuk
bangsa indonesia
Adanya saling ketergantungan
dalam bidang ekonomi ,memiliki sdm yang potensial
Adanya loyalitas ganda yaitu ikatan bersifat primordial dan ikatan sebagai suatu masyarakat
secara keseluruhan.
KERUGIAN
MASYARAKAT MAJEMU K
Potensi Konflik akan senantiasa ada dalam kehidupan masyarakat
indonesia
Adanya dominasi suatu kelompok terhadap kelompok – kelompok lain
dalam politik ,ekonomi
Integrasi dan toleransi yang harus terus dipaksakan dan
diperjuangkan. Namun diatas konsensus nilai – nilai
yang bersifat dasar.
Adanya
etonosentrisme,etnofobia dan stereotif daerah
Akan ada tindakan
separatisme
MEMPERTAHANKAN PANCASILA DAN BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI
KONSENSUS NASIONAL DAN LANDASAN FILOSOFIS, YURIDIS DAN
SOSIOLOGIS
MEMELIHARA DAN MEMPERTAHANKAN RASA
NASIONALISME
MEMBERIKAN KEPUTUSAN – KEPUTUSAN POLITIK YANG ADIL DAN MERATA
BAGI SELURUH
MASYARAKAT .
MEMPERTAHANKAN NKRI DAN IKUT UPAYA BELA
NEGARA.
MENUMBUHKAN RASA TOLERANSI DAN SOLIDARITAS
LINTAS RAS,SUKU,AGAMA MENYELESAIKAN KONFIK –
KONFLK DENGAN CARA MEDIASI,KONSILIASI DAN
HUKUM
MENJUNJUNG SUPREMASI HUKUM DAN HAM
Cara
mengintegrasikan
masyarakat Majemuk
Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur- unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat
tidak bubar meskipun menghadapi berbagai
tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun
konflik yang terjadi secara sosial budaya.
1.
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)
2.
Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat
sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial
( cross-cutting affiliation ). Setiap konflik yang terjadi di
antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan
segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda ( cross-
cutting loyalities ) dari anggota masyarakat terhadap
berbagai kesatuan sosial.
masyarakat terintegrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila
sebagian besar masyarakat memiliki
kesepakatan tentang batas-batas
teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan
pranata-pranata sosial.
Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli.
Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur- unsur asing tanpa menghilangkan
kebudayaan asli.
Dalam pandangan Coleman dan Rosberg (1964), integrasi mengandung dimensi vertikal dan horizontal.
1. Integrasi vertikal bertujuan menjembatani celah
perbedaan antara elite dan massa dalam rangka
pengembangan suatu proses politik terpadu dan
masyarakat politik yang berpartisipasi. Dimensi
vertical dalam integrasi nasional bertujuan
mengintegrasikan persepsi dan prilaku elite dan
masa dengan cara menghilangkan, mengurangi
perbedaan kesenjangan antara kelompok yang
berpengaruh dengan yang dipengaruhi.
2. Integrasi horizontal berguna untuk mengurangi diskontinuitas dan ketegangan antarkelompok masyarakat dalam rangka penciptaan suatu masyarakat politik yang memiliki persepsi sama (mendekati homogen).
Dimensi horizontal mengintegrasikan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, dengan cara menjembatani perbedaan –perbedaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor teritorial/ kultur dengan mengurangi kesenjangan yang
ditimbulkan oleh factor-faktor tersebut.
William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff mengemukakan tentang syarat berhasilnya suatu integrasi sosial yaitu kemampuan untuk mengisi kebutuhan anggota masyarakat satu dengan lainnya, sehingga terjalin hubungan yang baik dan saling menjaga keterikatan satu dengan yang lain.
1. Keberhasilan menciptakan kesepakatan
(consensus) mengenai norma dan nilai-nilai sosial sebagai pedoman dalam menjalin interaksi satu dengan yang lain.
2. Nilai-nilai dan norma-norma sosial tersebut
berlaku dalam waktu yang cukup lama dan telah
dilaksanakan secara konsisten.
1. Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar anggotanya terhadap nilai-nilai social tertentu yang bersifat fundamental dan krusial
2. Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam berbagai unit social yang saling mengawasi dalam aspek-aspek sosia yang potensial.
3. Terjadinya saling ketergantungan diantara kelompok-kelompok social yang
terhimpun didalam pemenuhan kebutuhan
ekonomi secara menyeluruh.