MANUAL CSL
KETERAMPILAN APN
(ASUHAN PERSALINAN NORMAL)
Disusun oleh:
dr. Nurmala Dewi, MHPE Diberikan kepada:
Mahasiswa Semester V
Blok Reproduksi
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Khairun
Ternate
2023
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
PENDAHULUAN
Asuhan persalinan normal meliputi seluruh prosedur yang harus dilakukan oleh seorang penolong untuk menolong persalinan normal meliputi persiapan alat, persiapan diri penolong, mengetahui tanda-tanda mulainya persalinan, persiapan pasien dan keluarga serta langkah- langkah pertolongan persalinan serta pencegahan infeksi, yang dirancang untuk menyiapkan tenaga kesehatan lini terdepan agar mampu memberikan asuhan persalinan normal yang berkualitas. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juuga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam jalan lahir. Proses persalinan dimulai dari tanda-tanda inpartu yang terdiri dari 3 yaitu keluar darah dan lendir, pembukaan lengkap, dan his adekuat. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :
- Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm.
Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
- Kala II : Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
- Kala III : Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
- Kala IV : Dimulai dari saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama postpartum.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mampu meningkatkan sikap positif terhadap keramahan dan keamanan dalam memberikan asuhan persalinan dasar dan penanganan awal penyulit beserta rujukannya.
2. Mampu memberi pengetahuan dan keterampilan asuhan persalinan normal dan penanganan awal penyulit serta rujukan yang berkualitas yang sesuai dengan prosedur standar.
3. Mampu memberikan asuhan persalinan normal dengan pendekatan pelayanan yang meliputi aspek kecepatan pengambilan keputusan klinik, penerapan konsep sayang ibu, memenuhi syarat pencegahan infeksi, pencatatan/dokumentasi dan rujukan bila diperlukan.
4. Mampu melakukan penatalaksanaan persalinan fisiologis kala II, III dan IV serta mengindentifikasi dan memberikan penanganan awal penyulit serta persiapan rujukan.
MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN 1. Penuntun Belajar.
2. Stetoskop (monoaural/Laenec dan biaural) 3. Tensimeter
4. Pita meteran
5. Phantom ibu bersalin 6. Sarung tangan 7. Kain penutup tubuh 8. Partus set
9. Perlengkapan bayi
10. Ember untuk cairan dekontaminasi 11. Sabun
12. Obat-obatan seperlunya
13. Partograf.
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 20 menit Pengantar
2. Bermain Peran Tanya & Jawab
30 menit 1. Mengatur posisi duduk mahasiswa,
2. Dua orang dosen memberikan contoh bagaimana cara melakukan asuhan persalinan normal. .Satu orang dosen sebagai penolong dan yang lain
sebagai ibu/pasien. Mahasiswa
menyimak/mengamati peragaan dengan menggunakan Penuntun Belajar,
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan dosen memberikan penjelasan tentang aspek-aspek yang penting 3. Praktek bermain peran
dengan Umpan Balik
120 menit 1. Mahasiswa dibagi menjadi
pasangan-pasangan. Seorang mentor diperlukan untuk mengamati 3 pasangan.
2. Setiap pasangan berpraktek melaku- kan kunjungan (seorang mahasiswa menjadi penolong dan yang lainnya menjadi ibu/pasien) secara serempak
3. Mentor berkeliling diantara mahasiswa dan melakukan supervisi menggunakan checklist
4. Mentor memberikan tema khusus umpan balik kepada setiap pasangan
4. Curah Pendapat/
Diskusi
30 menit 1. Curah Pendapat/Diskusi : Apa yang dirasakan mudah? Apa yang sulit dari APN ? Menanyakan bagaimana perasaan mahasiswa yang berperan sebagai ibu. Apa yang dapat dilakukan oleh dokter agar ibu merasa lebih nyaman?
2. Dosen menyimpulkan dengan menjawab pertanyaan terakhir dan memperjelas hal-hal yang masih belum dimengerti
Total waktu 200 menit
PENUNTUN BELAJAR
KETERAMPILAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL
NO
.
LANGKAH KLINIK
KASUS
A. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA II 0 1 2
1. Melihat tanda-tanda adanya persalinan kala II
-
Ibu merasa adanya dorongan kuat untuk meneran-
Perineum tampak menonjol dan menipis-
Vulva vagina dan anus membukaB. MENYIAPKAN PERALATAN DAN PENOLONG 0 1 2
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk penolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk persalinan :
-
Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap lender steril siap dalam wadah-
Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi bersih dan hangat-
Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan thermometer dalam kondisi baik dan bersih.Nilai setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sbb : 1 Sama sekali tidak melakukan
2 Langkah-langkah dilakukan tapi tidak tepat (perlu perbaikan) 3 Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan tepat (mampu)
-
Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali pakai di dalam partus set.Untuk resusitasi :
-
Tempat datar, rata, bersih, kering, dan hangat-
Tiga handuk/kain bersih dan kering-
Alat penghisap lendir-
Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi-
Persiapkan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu : cairan kristaloid, set infus.3. Pakailah celemek plastik, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata
4. Pastikan lengan tidak memakai perhiasan, lakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
5. Pakailah satu sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam
6. Ambil alat suntik sekali pakai dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin, dan letakkan kembali kedalam wadah partus set
C. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK 0 1 2
7. Bersihkanlah vulva dan perineum dengan menggunakan kapas basah, dengan gerakan vulva ke perineum dengan kapas atau kasa yang dibasahi DDT (bila daerah vulva dan perineum kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah tersebut dari kotoran), ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0.5%)
8. Lakukanlah pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah
9. Celupkanlah tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0.5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0.5%
10. Periksalah denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai. Pastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit) dan reguler.
D. PIMPIN MENERAN
0 1 2 11. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.12. Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa nyaman, anjurkan untuk cukup minum
13. Pimpinlah meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
-
Memimpin ibu untuk meneran pada saat timbul HIS,menyesuaikan pimpinan meneran dengan kecepatan lahirnya kepala
-
Mendukung usaha ibu untuk meneran-
Memberi ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada HIS (diantara HIS)-
Meminta bantuan keluarga untuk memberi ibu minum saat istirahat-
Memeriksa DJJ setiap kontraksi uterus selesai.14. Bila ibu belum mempunyai dorongan kuat untuk meneran, tunggu hingga ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran (maksimum 60 menit) bila perlu lakukan episiotomi. Ibu dapat dianjurkan untuk ganti posisi meneran : miring, jongkok atau merangkak. Bila perlu lakukan episiotomi.
15. Bila bayi belum lahir setelah dipimpin meneran selama 2 jam (primipara) / 1 jam (multipara), segera RUJUK !
E. MENOLONG KELAHIRAN BAYI
0 1 216. Saat perineum membuka 5-6 cm oleh kepala janin :
-
Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu-
Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu-
Buka tutup partus set dan perhatikan kembali perhatikan kelengkapan alat dan bahan-
Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan17. Saat subocciput tampak dibawah simfisis, tangan kanan penolong menyokong perineum dengan lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir (minta ibu untuk tidak meneran dengan bernafas pendek-pendek)
Bila didapatkan mekonium pada air ketuban, segera setelah kepala lahir, lakukan penghisapan pada
mulut dan hidung janin menggunakan penghisap lendir De lee 18. Saat kepala janin lahir :
-
Usapkan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari lendir dan darah-
Periksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin (jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala janin. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut.-
Tunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan19. Setelah kepala janin melakukan putaran paksi luar, tempatkan dua telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai bahu anterior/depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati keatas sampai bahu posterior/belakang lahir.
20. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas,
21. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya)
F. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR 0 1 2
22. Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap ke arah penolong.
Nilai Bayi, kemudian letakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
23. Segera keringkan bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat
24. Jepit tali pusat menggunakan klem tali pusat kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi. Lakukan urutan pada tali pusat ke arah ibu dan memasang klem 2 cm dari klem tali pusat
25. Pegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, lalu potong tali pusat diantara kedua klem 26. Ganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, bungkus bayi hingga
kepalas.
G. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III
0 1 2 27. Periksa fundus uteri untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus danpastikan kontraksi uterus baik
28. Beritahu bahwa ibu akan disuntik oksitosin
29. Suntikkan oksitosin 10 unit secara intramuskular pada bagian luar paha kanan 1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
30. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm dari vulva
31. Letakkan tangan kiri diatas simfisis menahan bagian bawah uterus, sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain kasa dengan jarak 5-10 cm dari vulva
32. Saat uterus kontraksi, tegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorsokranial
Bila uterus tidak segera kontraksi, minta ibu/keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu
33. Jika dengan penegangan tali pusat terkendali, tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat ke arah bawah kemudian keatas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
34. a. Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir pindahkan kembali klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
b. Bila plasenta belum lepas dalam waktu 15 menit : - Suntik ulang 10 unit oksitosin IM
- Periksa kandung kemih, lakukan kateterisasi bila penuh - Beritahu keluarga untuk persiapan merujuk
- Ulangi lagi langkah no. 5 selama 15 menit
RUJUK ibu bila plasenta tidak lahir dalam waktu 15 menit kedua
35. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati ibila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
Bila selaput ketuban robek, dapat digunakan klem untuk menarik robekan selaput ketuban tersebut keluar atau memasukkan jari telunjuk dan jari tengan tangan kanan kedalam vagina untuk melepaskan selaput ketuban dari mulut rahim.
36. Segera setelah lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik.
H. MEMERIKSA KEMUNGKINAN ADANYA PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
0 1 2
37. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap
38. Periksa apakah ada robekan apada introitus vagina dan perineum yang menimbulkan perdarahan aktif
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif. Segera lakukan penjahitan. Hecting hanya bisa dilakukan pada robekan perineum derajat 1 dan 2. Derajat yang lebih berat siap untuk di RUJUK.
Perdarahan yang normal setelah kelahiran mungkin hanya akan sebanyak satu pembalut perempuan perjam, selama 6 jam pertama atau seperti darah haid yang banyak. Jika perdarahan lebih banyak dari ini. Ibu hendaknya diperiksa lebih sering dan penyebab-penyebab perdarahan berat harus diselidiki. Apakah ada laserasi pada vagina atau serviks, apakah uterus berkontraksi dengan baik, apakah kandung kencingnya kosong.
I. PASCA TINDAKAN
0 1 239. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam, pastikan kontraksi uterus baik
40. Bersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin 0.5%
kemudian bilas tangan yang masih mengenakan sarung tangan dengan air yang masih mengenakan sarung tangan dengan air yang sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan keringkan
41. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, tanda perdarahan pervagian dan tanda vital ibu :
-
2-3 kali dalam 10 menit pertama-
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama-
Setiap 20-30 menit pada jam keduaBila kontraksi uterus tidak baik, lakukan masase uterus sampai baik dan mengajarkan untuk melakukan masase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik
42. Ajar ibu/keluarga untuk memeriksa/merasakan uterus yang memiliki kontraksi baik dan mengajarkan untuk melakukan masase uterus apabila kontraksi uterus tidak baik
43. Evaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
44. Periksa nadi ibu dan tekanan darah 45. Lakukan pemeriksaan lochia Jenis-jenis lochia :
Lochia Rubra : berwarna merah, berisi darah segar, sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa amnion, lanugo, vernix casiosa, dan mekonium. Biasanya terjadi pada 1-2 hari pasca persalinan.
Lochia Sanguinolenta : berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir. Biasanya terjadi pada 3-7 hari pasca persalinan
Lochia Alba : berwarna putih, mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Biasanya terjadi setelah 2 minggu pasca persalinan
Lochia Purulenta : keluarnya cairan seperti nanah, berbau busuk, dan telah menjadi infeksi.
J. KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
0 1 246. Rendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0.5%
47. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah medis yang disediakan
48. Bersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan ganti pakaiannya dengan pakaian bersih/kering
49. Pastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum
50. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0.5%
51. Bersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0.5%, lalu lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0.5%
52. Lakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir 53. Lengkapi partograf
BUKU ACUAN
---Pemeriksaan Obstetri dan ginekologi. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, 2006