RETORIKA MU'ALAF DAKVAH PADA PROGRAM HIDAY AH JALAN DI RADIO MQ 92.3 FM YOGYAKARTA BOTIKU 17 MEI 2015. Judul Skripsi: Retorika Ajakan Mualaf di Program Jalan Hidayah di Radio MQ .2MQ . , bahwa skripsi saya yang berjudul : “Retorika Dakwah Mualaf Dalam Acara Jalan Hidayah di Radio MQ 92.3 FM Yogyakarta Edisi 17 Mei 2015” merupakan hasil karya pribadi dan sepengetahuan penulis tidak memuat bahan.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus deskriptif yang mengkaji tentang kegiatan retorika dakwah yang terjadi dalam program Jalan Hidayah edisi testimoni mualaf pada tanggal 17 Mei 2015. Dalam hal ini retorika dakwah seorang mualaf bernama Elisabet yang merupakan seorang narasumber pada program tersebut.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat penelitian
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi Departemen Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta penelitian terkait retorika mata kuliah dakwah dan mata kuliah radio untuk membuka cakrawala pemikiran baru dalam bidang keilmuan. pemanfaatan radio sebagai sarana ajakan dalam kegiatan komunikasi. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi radio MQ FM Yogyakarta untuk menghasilkan program dakwah yang lebih kreatif dalam mengemas pesan-pesan yang berisi risalah Islam dan permasalahannya dimana para mualaf juga mampu menerima bagian sebagai dai. dalam kegiatan dakwah yang dilakukan di radio MQ FM Yogyakarta bagi para pendengarnya dan seluruh umat Islam lainnya yang disebut sahabat MQ.
Kajian Pustaka
Perbedaan penelitian pertama dengan penelitian ini terletak pada subjek penelitiannya, dalam hal ini penelitian pertama mengangkat Ustadz Muhibbin Bakhrun, Lc sebagai subjek penelitian, sedangkan penelitian kedua mengambil seorang mualaf bernama Elisabet sebagai subjek penelitian. Persamaan penelitian yang dilakukan Imatussulifah dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji retorika dakwah, sedangkan perbedaannya terletak pada metode pengumpulan datanya. Selanjutnya perbedaan lain yang terjadi adalah pada jenis penelitiannya, dalam hal ini penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif studi kasus dan penelitian kedua ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Perbedaan penelitian Wahyuningsih dengan penelitian ini terletak pada topik penelitiannya, penelitian Wahyuningsih menggunakan topik Ustadz Muhammad Natsir. Selanjutnya perbedaan terakhir yang terjadi adalah pada jenis penelitiannya, penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif studi kasus, sedangkan penelitian keempat ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Kajian Teoritis
Susunan Pesan Dalam Retorika Dakwah
Dalam kegiatan retoris, struktur pesan yang baik dapat menghasilkan pidato dan khotbah yang berkualitas, dan pesan yang disampaikan dapat menghasilkan umpan balik yang positif. Untuk menjaga persatuan ini tidak hanya diperlukan pemikiran yang tajam, namun juga kemauan yang kuat untuk membuang hal-hal yang mubazir. Karena tidak adanya kesatuan maka pendengar akan mengomel, menggerutu, tidak mengerti apa yang dibicarakan, dan melompat-lompat.
Hal ini biasanya disebabkan oleh perencanaan yang tidak memadai, pemikiran yang ceroboh, dan penggunaan kata-kata yang buruk. Untuk memelihara keterkaitan dapat digunakan tiga cara, yaitu: Pertama, Frase Penghubung adalah sebuah kata atau lebih yang digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian menjadi satu. Ketiga, Gema artinya kata atau gagasan pada kalimat sebelumnya diulangi pada kalimat baru.
Gema dapat berupa sinonim, pengulangan kata, kata ganti (seperti ini, itu, itu, dia, mereka) atau ungkapan lain yang menggantikan kata sebelumnya. Meskipun kesatuan dan koherensi membantu pendengar mengikuti alur percakapan dengan mudah, penekanan mengarahkan mereka ke bagian penting yang perlu diperhatikan. Hal-hal yang perlu ditekankan bergantung pada komposisi pidato, namun poin utamanya kurang lebih sama.
Dalam uraian lisan, penekanan dinyatakan dengan berhenti, peningkatan tekanan vokal, perubahan nada, gerak tubuh dan sebagainya. Rangkaian deduktif dimulai dengan menyatakan gagasan pokok terlebih dahulu kemudian memperjelasnya dengan informasi pendukung, kesimpulan, dan bukti. Dalam urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan terjadinya peristiwa, sedangkan dalam urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab akibat atau akibat terhadap sebab, dan dalam urutan spasial, pesan disusun berdasarkan lokasi selainnya.
Bentuk Persuasi Dalam Retorika Dakwah
Ketika komunikator dihadapkan pada suatu topik yang sangat penting baginya, seruan ketakutan yang keras adalah yang paling efektif. Jika komunikator mempunyai kepribadian yang tidak mudah terlibat secara pribadi dalam suatu pernyataan, maka dia tidak terlalu terpengaruh oleh tingginya daya tarik pesan tersebut. Demikian pula komunikator yang mempunyai tingkat kecemasan rendah sangat efektif dipengaruhi oleh tingkat ketakutan yang tinggi.
Sebagai seni persuasi, retorika erat kaitannya dengan dialektika sebagai metode mencari kebenaran melalui diskusi dan debat. Kefasihan sangat dituntut dan menjadi prasyarat dalam retorika, sehingga retorika erat kaitannya dengan kelancaran. Monologica adalah seni berbicara secara monolog, artinya dalam hal ini hanya satu orang yang berbicara.
Sedangkan dialogis adalah seni berbicara dalam dialog, artinya dua orang atau lebih sedang berbicara atau ikut serta dalam suatu proses percakapan. Dalam hal ini fokus pembinaannya adalah pada pernapasan, bicara, pengembangan suara, dan teknik bercerita. Ketiga bidang retorika ini juga terdapat dalam retorika dakwah, sehingga dalam retorika dakwah sebagai suatu seni yang digunakan dalam kegiatan dakwah terdapat hal serupa yaitu monologi dakwah yaitu orang yang berbicara secara mono ( sendiri), sedangkan posisi penonton hanya sebagai pendengar.
Monolog dakwah berupa pidato dan khotbah resmi; Dakwah dialogis adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling memberikan tanggapan. Dialog dakwah berbentuk diskusi, seminar, tanya jawab, simposium dan lokakarya; Teknik dakwah secara monologis dan dialogis hendaknya sesuai dengan kemampuan, disampaikan dengan kata-kata yang lembut, tidak saling menjatuhkan, diungkapkan dengan kata-kata yang fasih.15. Dalam penelitian ini retorika yang akan dianalisa menitikberatkan pada Dialogis, sehingga retorika sebagai seni persuasi dalam kajian teori ini mengarah pada Dialog dakwah dalam sebuah program radio yang dijadikan sebagai media dakwah, dalam hal ini orang yang bertobat bertindak sebagai pengkhotbah.
Metode Penelitian
Dokumen dapat diartikan sebagai segala catatan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa di masa lampau, baik yang dipersiapkan maupun tidak dipersiapkan untuk diteliti.16 Dokumen yang diteliti dalam penelitian ini adalah rekaman acara Jalan Hidayah edisi 17 Mei 2015 yang diperoleh di MQ FM. Radio Yogyakarta. Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai penanya atau pemberi pertanyaan dan orang yang diwawancarai sebagai penjawab pertanyaan. 17 Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk memperoleh data tambahan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus deskriptif, oleh karena itu analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan model analisis interaktif seperti yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sutopo.
Dalam hal ini terdapat tiga unsur dalam model analisis interaktif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan inferensi atau verifikasi data. Proses reduksi data dilakukan dengan cara memilih, memfokuskan dan menyederhanakan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data. Konsolidasi sebaiknya dilakukan dengan mengulangi kegiatan reduksi data, penyajian data dan koreksi kesimpulan yang masih kurang 18 Dalam penelitian ini langkah-langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut: pertama, mentransfer rekaman siaran.
Jalur Hidayah dalam bentuk teks, kedua mereduksi data yang mengandung unsur-unsur sesuai dengan teori yang digunakan, ketiga menyajikan data dan menarik kesimpulan dan terakhir menyajikan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif dalam laporan penelitian berbentuk disertasi.
Sistematika Pembahasan
Setelah melakukan analisis menggunakan kaedah dakwah retorik, penelitian ini membawa kepada kesimpulan bahawa retorik dakwah mualaf dalam program dialog interaktif jalanan Hidayah pada 17 Mei 2015 telah diteliti mengikut bentuk penggunaan bahasa, susunan. mesej, dan bentuk pujukan, yang menunjukkan penggunaan peraturan dakwah retorik. Mengikut bentuk penggunaan bahasa, dapat dilihat terdapat tiga unsur penggunaan bahasa iaitu gaya dakwah, gaya dan jenaka. Gaya bahasa dakwah yang digunakan oleh mualaf bernama Elisabet ini ialah Qashash dan Riwaya, Tazkir dan Tanbih serta Amar dan Nahi; kerana genre Consersatie, Sentimental dan Teater digunakan; Dan humor yang digunakan hanyalah keterlaluan.
Mengenai struktur pesan terlihat adanya penggunaan dua unsur struktur pesan, yaitu komposisi pesan dan organisasi pesan. Komposisi pesan yang digunakan oleh mualaf bernama Elisabet ini adalah Unity dan Linkage, sedangkan organisasi pesan yang digunakan adalah Deduktif, Kronologis, Logis dan Spasial. Penggunaan kaidah retoris dakwah dalam dialog interaktif Jalan Hidayah lebih mengarah pada kegiatan dakwah yang menggunakan keindahan.
Saran
6 Masuk Islam Iya, karena dari akta kelahiran itulah namanya 7 Penyiar Em-em, sebut saja dia Bu Eli. OKE. Nah Bu Eli sahabat MQ, kita mau tau dulu apa itu Bu Eli. Aktivitas Eli sehari-hari saat ini berada di Yogyakarta. 13 Penyiar Jadi ini teman MQ, Bu. Elisabet adalah seorang migran, Ny. Eli.
17 Rasulullah Mungkin akan dijelaskan terlebih dahulu, sebelum memeluk Islam, anggota Bu Eli yang mana yang menganut agama lain? 64 Messenger Nah, sejak saat itu saya menjadi seorang muslim, walaupun saya bisa bilang saya bukan mukmin yang taat Bu Eli, betul. 68 Herald Lalu apa yang dirasakan Bu Eli saat itu, khususnya dari keluarga, apa saja tantangan yang dihadapi atau mungkin bagaimana interaksi dengan keluarga saat pertama kali memutuskan menjadi seorang muslim.
79 Penyiar Oke Bu Eli, kita lanjutkan lagi, kita sudah tahu bersama, bagaimana ceritanya dimulai, hingga tibalah momen spesial di malam takbiran tahun itu. 81 Pembicara Em em setelah momen itu dan kemudian ada momen spesial lainnya, mungkin ada hal lain yang sedang dikerjakan oleh Bu Eli. 83 Messenger Lantas setelah itu, bagaimana komitmen Bu Eli untuk menjadi muslimah yang baik pada awalnya?
92 Messenger Betul, memang semua muslim begitu Bu Eli ya, yang lahir muda pun sudah masuk Islam, mungkin itu yang namanya beriman, pasang surut. 96 Messenger Nah, kalau bisa tahu bagaimana ceritanya, Bu Eli bisa mengerti. 121 Penyiar Oke Bu Eli, mungkin ada beberapa pertanyaan yang datang dari teman-teman MQ, yang pertama saya baca dari teman, tanpa menyebut namanya di 0812.
135 Penyiar yang baik Alhamdulillah bagus. Berikut pertanyaan dari sahabat MQ, oh begitulah ceritanya para tetangga, banyak tetangga teman kita yang masuk islam setelah menikah, nah, mungkin sama ga. Eli, kan? Nah, lain kali, setelah Bu Eli, teman MQ lain yang tidak disebutkan namanya ikut bergabung dan bertanya apakah Bu Eli pernah mendengar tentang dipaksa masuk Islam. Jadi mungkin saja ada kegiatan yang memaksa orang masuk Islam, dan pernahkah Bu Eli mendengar kegiatan tersebut?
155 Good Broadcaster, Alhamdulillah terima kasih banyak Bu Eli sudah meluangkan waktu untuk berbagi cerita siang ini.