• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR ISI"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Penelitian ini fokus pada bagaimana cara mempromosikan nilai-nilai budaya di Pulau Barrang Lompo agar tetap terjaga. Observasi dilakukan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya pada masyarakat Pulau Barrang Lompo Kota Makassar. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini berkaitan dengan nilai-nilai budaya pada masyarakat Pulau Barrang Lompo Kota Makassar.

Alasan pengacakan informan lebih komprehensif dan obyektif mengenai keberadaan nilai-nilai budaya masyarakat Pulau Barrang Lompo.

Manfaat Penelitian

Definisi Operasionl

TINJAUAN PUSTAKA

Nilai

Tidak hanya kebiasaan dan perilaku yang berubah, norma atau nilai yang mendasarinya juga ikut berubah. Nilai estetika adalah nilai yang terdapat pada suatu benda berdasarkan keindahannya, penilaian nilai estetika ini indah/baik atau jelek. Nilai moral adalah nilai-nilai yang berdasarkan baik atau buruknya perbuatan seseorang berdasarkan nilai-nilai sosial universal.

Fakta memunculkan nilai-nilai individu, yaitu nilai-nilai yang dianut oleh individu sebagai pribadi, yang bisa saja sejalan dengan nilai-nilai orang lain, namun bisa juga berbeda atau bahkan bertentangan.

Pengertian Eksistensi

Kebudayaan

Masyarakat

Nilai merupakan penilaian terhadap kualitas suatu hal yang dapat menjadi dasar penentuan perilaku seseorang karena menarik, menyenangkan, memuaskan, berguna, menguntungkan, atau suatu sistem kepercayaan. Oleh karena itu suatu nilai adalah sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi manusia sebagai acuan berperilaku (Khakim dan Miftakhul Munir. Dari beberapa pengertian di atas dapat digunakan bahwa nilai adalah sesuatu yang abstrak, ideal dan memuat persoalan keyakinan akan yang diinginkan, sebagai serta memberi pola pada pola pikir, perasaan dan perilaku.

Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola normatif, artinya mencakup segala cara atau pola berpikir, merasakan dan berbuat.

Tinjauan Teori

Mereka menyadari bahwa mereka adalah satu kesatuan. 4) Merupakan suatu sistem hidup bersama, suatu sistem hidup bersama yang melahirkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa terikat satu sama lain. Melihat masyarakat sebagai suatu unsur yang statis, yaitu masyarakat yang terbentuk dalam suatu wadah/tempat dengan batas-batas tertentu, kemudian menunjukkan bagian dari kesatuan masyarakat, sehingga dapat disebut juga dengan masyarakat setempat, desa, desa atau kota kecil. Selain itu juga diberkahi dengan perasaan, nilai, dan norma sosial yang muncul akibat interaksi sosial atau pergaulan dengan orang lain.

Komunitas kita pahami sebagai suatu unsur yang dinamis, artinya mencakup suatu proses yang terbentuk melalui proses psikologis dan hubungan antar manusia, sehingga mengandung unsur kepentingan, keinginan atau tujuan fungsional. Jadi dapat kita simpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu lingkungan yang sama dalam jangka waktu yang relatif lama serta mempunyai pola nilai dan perilaku yang selalu dinamis. Teori integrasi secara umum mempunyai arti bahwa untuk mencapai perubahan atau kemajuan dalam masyarakat, harus ada integrasi atau kesatuan dalam masyarakat itu sendiri.

Sedangkan teori konflik dapat diartikan bahwa untuk mencapai perubahan atau kemajuan dalam masyarakat, terlebih dahulu harus ada atau harus terjadi konflik dalam masyarakat. Unifikasi dan pengorganisasian masyarakat saat ini, lebih tepat menggunakan teori pendekatan integrasi untuk menyatukan masyarakat, khususnya masyarakat yang sangat beragam dalam hubungan sosial. Peneliti dapat mengidentifikasi hal-hal positif yang dimiliki oleh masing-masing suku dan kemudian mengadopsinya sebagai bentuk persatuan.

Oleh karena itu, pemerintah dapat memilih prinsip kesetaraan bagi setiap suku atau kelompok yang akan diterima dalam peraturan pemerintah. Apabila integrasi dalam masyarakat sudah terjadi maka pengelolaan akan lebih mudah dilakukan secara maksimal demi kesejahteraan seluruh masyarakat.

Kerangka Pikir

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul “Eksistensi Nilai Budaya (Studi Fenomenologi Masyarakat Pulau Barrang Lompo Kota Makassar).

Penelitian yang Relevan

Dua rumusan masalah yang disampaikan yaitu: Bagaimana pemahaman masyarakat tentang budaya appatabe di Desa Panaikang Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa dan Bagaimana budaya appatabe diterapkan pada masyarakat di Desa Panaikang Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman masyarakat terhadap budaya appatabe' dan mengetahui penerapan budaya appatabe' pada masyarakat Desa Panaikang Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan lokasi penelitian di Desa Panaikang Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa dengan pendekatan sosiologi, antropologi dan fenomenologi.

Data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan sekunder sedangkan data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman budaya appatabe pada masyarakat khususnya masyarakat desa Panaikang kecamatan Pattallassang mengatakan bahwa budaya appatabe adalah sopan santun dan saling menghargai. Pada umumnya masyarakat mengetahui bahwa budaya appataba adalah sopan santun dan saling menghormati, namun ada pula masyarakat yang tidak mengamalkan atau melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai cara dilakukan masyarakat khususnya orang tua untuk tetap menegakkan budaya appatabe, yaitu dengan cara bersosialisasi dengan anak sejak kecil dan diperlihatkan kepada anak, namun semua itu bukan berarti budaya appatabe tetap ada dalam kehidupan sehari-hari.

Implikasi dari penelitian ini adalah orang tua diharapkan untuk terus mengajarkan budaya Appatabe 'dan memberikan pemahaman kepada anak tentang nilai-nilai yang tertanam dalam budaya Appatabe'. Budaya Appatabe’ hendaknya selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan keluarga, jika bersifat budaya. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui implementasi tradisi Sapara dalam kehidupan masyarakat desa Sumberejo dan (2) untuk mengetahui alasan masyarakat Sumberejo masih mempertahankan tradisi Sapara.

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan tradisi Saparan, dan menjelaskan alasan masyarakat Desa Sumberejo masih melakukan Saparan dan keberadaan Saparan di Desa Sumberejo. Kebaruan lain dari penelitian ini adalah selain lokasinya yang berbeda dan belum pernah ada peneliti yang mengkaji persoalan nilai budaya di Pulau Barrang Lompo Kota Makassar, kebaruan lainnya adalah penelitian ini berfokus pada bagaimana nilai-nilai budaya dapat dipromosikan. mulai berkembang.

Tabe perbedaan penelitian sebelumnya
Tabe perbedaan penelitian sebelumnya

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Informan Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Instrument Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
    • Teknik Keabsahan Data
  • Etika Penelitian

Peneliti dapat berinteraksi langsung dengan subjek penelitiannya yaitu keberadaan nilai-nilai budaya yang ada di Pulau Barrang Lompo. Sumber penerangan warga di Pulau Barrang Lompo menggunakan listrik dari PLN, namun penggunaannya masih terbatas. Salah satu sumber daya perikanan yang banyak dimanfaatkan oleh nelayan di Pulau Barrang Lompo adalah teripang.

Kemudian dari komunitas toko yaitu saya punya Pulau Barrang Lompo (Pak SB, 52 tahun), saya juga. Pada masa lalu, kebudayaan masyarakat Pulau Barrang Lompo sangat banyak dan beragam, hal ini terungkap dari hasil wawancara dengan pihak toko tradisional (IJ 71 tahun). Sebagian besar masyarakat Pulau Barrang Lompo berpendapat bahwa nilai-nilai budaya yang ada saat ini harus dilestarikan agar tidak tergeser oleh pengaruh budaya barat.

Dan dalam salah satu wawancara dengan masyarakat toko Pulau Imam Barrang Lompo (Pak SB, 52 tahun) juga menyatakan. Hanya di Pulau Barrang Lompo yang terdapat perpaduan sikkiri (dzikir) dengan alat musik rabana. Keberadaan suatu kebudayaan di kalangan masyarakat Pulau Barrang Lompo masih diperlukan dalam masyarakat karena nilai-nilainya begitu penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Budaya apa saja yang masih bertahan dan apa saja yang mulai ditinggalkan masyarakat Pulau Barrang Lompo? Bagaimana keberadaan atau budaya yang ada di Pulau Barrang Lompo, apakah masih perlu atau tidak?

Gambar 2. Hasil reduksi proses analisis data kualitatif Ian Day dalam     Kaharuddin 2015
Gambar 2. Hasil reduksi proses analisis data kualitatif Ian Day dalam Kaharuddin 2015

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kondisi Sosial Budaya

Profil Informan

Masyarakat Pulau Barrang Lompo tidak terlepas dari suatu budaya yang sudah menjadi tradisi di masyarakatnya, hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di salah satu toko tradisional (Bapak H. MD, 54 tahun) mengatakan demikian. Awal mula penyebaran kebudayaan di Pulau Barrang Lompo berasal dari salah satu masjid tua yaitu Masjid Yurul Yaqin yang dipimpin oleh salah satu ulama besar yaitu Sekh Alwi Assegaf. Dengan terbukanya ruang bagi generasi muda untuk mendalami budaya tersebut, maka keberadaan budaya di Pulau Barrang Lompo akan terus mengikuti perkembangan zaman.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa keberadaan nilai-nilai budaya yang ada pada masyarakat Pulau Barrang Lompo masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama pada saat pernikahan, kelahiran dan memasuki rumah atau kapal baru. Budaya sikkiri rabana memang menjadi salah satu ciri khas masyarakat Pulau Barrang Lompo. Banyak nilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya. Artinya, setiap elemen masyarakat harus berperan penting dalam melestarikan budaya tersebut, khususnya generasi muda. Masyarakat Pulau Barrang Lompo masih kuat memegang budaya sikkiri rabana karena penting untuk menerapkan budaya tersebut, masyarakat memandang perlu untuk melestarikannya.

Dari sini peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa keberadaan budaya Sikkiri Rabana Singara Matappa di Pulau Barrang Lompo sangat diperlukan agar nilai-nilai luhur masyarakat Pulau Barrang Lompo tidak terpendam akibat perkembangan zaman yang sangat pesat. teknologi dan informasi. Parappo dan Songkabala lebih mengacu pada ritual yang biasa dilakukan masyarakat Pulau Barrang Lompo ketika hendak melaut. Ritual Parappo dan Songkabala merupakan tradisi yang sudah lama ada di Pulau Barrang Lompo, mengingat masyarakat Pulau Barrang Lompo terdiri dari beberapa suku, sehingga menimbulkan unsur budaya yang lebih kompleks.

Melihat bagaimana suatu kebudayaan masih bertahan di tengah masyarakat saat ini, membuktikan bahwa keberadaan suatu budaya masih diperlukan bagi masyarakat di Pulau Barrang Lompo. Dari apa yang terlihat pada masyarakat Pulau Barrang Lompo, keberadaan budaya ini sangat diperlukan dalam masyarakat karena sebagai sara' dan paddoangan (niat dan doa) pada awal acara dan ritual khusus para nelayan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Berdasarkan teori pembelajaran tersebut, Malinoswki mengembangkan teori tentang fungsi unsur-unsur kebudayaan yang sangat kompleks, yang disebut dengan teori fungsional kebudayaan. Pernyataan teori ini sesuai dengan keadaan masyarakat Pulau Barrang Lompo karena masyarakat disana mengakui adanya suatu budaya dan dapat mempererat solidaritas dalam masyarakat itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti uraikan sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa keberadaan nilai-nilai budaya di Pulau Barrang Lompo masih diperlukan dalam beberapa acara yang biasa diadakan masyarakat Pulau Barrang Lompo, seperti Mengaji, Aqiqah, acara kos-kosan, menggunakan perahu baru, balap peta dan acara-acara besar Islam, misalnya Maulid Nabi.

Pada hakikatnya kebudayaan yang ada pada masyarakat Pulau Barrang Lompo, sebagian masyarakat mengakui dan meyakini bahwa kebudayaan yang dijalankan mempunyai nilai tersendiri, selain itu juga untuk menghormati salah satu ulama yang pernah menyebarkan agama Islam di sana, yaitu Syekh Alwi Assegaf. Banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda di Indonesia dan salah satunya adalah Pulau Barrang Lompo Kota Makassar, kebudayaan tersebut masih bisa dilestarikan oleh generasi mendatang, dan peran toko tradisional, toko masyarakat, pemerintah daerah dan masyarakat masing-masing dapat saling mendukung dan menghargai. orang lain sehingga mereka dapat menciptakan suasana. Selain itu, data atau dokumen terkait Pulau Barrang Lompo, jumlah penduduk dan budayanya sangat terbatas.

Peran Perempuan dalam Ritual Pelayanan dan Penyediaan Sarana: Kasus Pulau Barrang Lompo, Staf Peneliti PPK-LIPI. Penelitian Budaya Barrang Lompo (online), (http://dataanmuhlis.blogspot.com/2011/06/penelitian-kekulturan-barrang-lompo.html), diakses 5 Mei 2020; pada 20:10 PUTIH. Sistem Sosial Budaya Masyarakat Pulau Barrang Lompo (online), (http://rifqiibsam14.blogspot.com/2013/10/sistem-social-kultur-community-pela.html), diakses 5 Mei 2020; pada 21:02 PUTIH.

Menurut toko tradisional, ada beberapa kebudayaan yang keberadaannya masih bertahan hingga saat ini, ada pula yang sudah tidak dilaksanakan lagi.

Gambar 1. Foto bersama salah satu toko adat
Gambar 1. Foto bersama salah satu toko adat

Gambar

Tabe perbedaan penelitian sebelumnya
Gambar 2. Hasil reduksi proses analisis data kualitatif Ian Day dalam     Kaharuddin 2015
Gambar 1. Foto bersama salah satu toko adat
Gambar 3. Foto bersama salah satu toko adat
+4

Referensi

Dokumen terkait

Moreover, the teachers in the country as well still adhere to traditional teaching method such as providing grammar-based and teacher-centered classroom education;