LATAR BELAKANG
TUJUAN DAN SASARAN
RUANG LINGKUP
Perusahaan Bongkar Muat (PBM) adalah suatu badan usaha yang melakukan kegiatan bongkar muat barang ke dan dari kapal di pelabuhan. Perusahaan Angkutan Laut Nasional adalah perusahaan angkutan laut berbadan hukum Indonesia yang bergerak di bidang kegiatan pengangkutan. Agen Umum adalah perusahaan pelayaran nasional atau perusahaan nasional yang didirikan khusus untuk melaksanakan usaha keagenan pelayaran yang ditunjuk oleh perusahaan pelayaran asing untuk mengurus kepentingan kapalnya selama berada di pelabuhan di Indonesia.
Sub Agen adalah perusahaan angkutan laut nasional atau perusahaan nasional yang didirikan khusus untuk melaksanakan kegiatan keagenan pelayaran di pelabuhan atau terminal khusus tertentu yang ditunjuk oleh Agen Umum. Pekerja Bongkar Muat yang selanjutnya disingkat TKBM adalah pegawai yang melakukan pekerjaan bongkar muat ke/dari kapal dan di dalam wilayah kerja pelabuhan dan/atau atas permintaan perusahaan bongkar muat dan pemilik barang. Kegiatan bongkar muat adalah kegiatan memuat dan menurunkan barang ke dan dari kapal di pelabuhan, termasuk kegiatan bongkar muat, dording kargo, dan kegiatan penerimaan/pengiriman.
Ship Arrival Notice (SAR) merupakan suatu bentuk pelaporan mengenai pemberitahuan jadwal kedatangan kapal yang disampaikan oleh perusahaan pelayaran nasional, perusahaan pelayaran penumpang dan perusahaan pelayaran khusus. Pemberitahuan Rencana Kegiatan Bongkar Muat (RKBM) merupakan suatu bentuk pelaporan terkait pemberitahuan rencana kegiatan bongkar muat di pelabuhan yang disampaikan oleh perusahaan pelayaran nasional dan perusahaan bongkar muat.
PRINSIP
Sistem dan prosedur pelayanan muatan kapal adalah tata cara pelayanan operasional yang mengatur keluar/masuknya kapal, kegiatan bongkar muat, keluar/masuknya barang, orang, hewan di pelabuhan, yang dilaksanakan untuk menjamin terpeliharanya kegiatan operasional secara berkala di pelabuhan. pelabuhan. Area kerja. Permintaan Layanan Kapal dan Kargo (SSR) adalah satu dokumen dalam manual Pemberitahuan Permintaan Layanan Kapal dan Kargo. Standar pelayanan yang mudah dipahami, mudah diikuti, mudah dilaksanakan, mudah diukur dengan prosedur yang jelas dan biaya yang terjangkau bagi masyarakat dan penyelenggara.
Dalam menyusun dan melaksanakan Standar Pelayanan, kita harus memperhatikan ketentuan mengenai waktu, prosedur, persyaratan dan penentuan biaya pelayanan yang dapat diakses. Penyusunan standar pelayanan dengan melibatkan masyarakat dan pihak terkait untuk berdiskusi bersama guna mencapai keselarasan berdasarkan komitmen atau hasil kesepakatan. Hal-hal yang diatur dalam standar pelayanan harus dilaksanakan secara konsisten dan dapat dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan.
Standar pelayanan harus memastikan bahwa layanan yang diberikan dapat menjangkau seluruh masyarakat dengan status ekonomi, jarak geografis, dan perbedaan kemampuan fisik dan mental yang berbeda.
KOMPONEN STANDAR PELAYANAN
Jaminan pelayanan yang memberikan jaminan bahwa pelayanan dilakukan sesuai dengan standar pelayanan adalah memberikan jaminan bahwa pelayanan dilakukan sesuai dengan standar. Evaluasi kinerja pelaksana merupakan penilaian untuk mengetahui seberapa baik pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan standar pelayanan. Apabila dipandang perlu, sesuai dengan karakteristik suatu jenis pemberian pelayanan tertentu, dimungkinkan untuk menambah atau melengkapi komponen lain dalam pengembangan Standar Pelayanan.
Selain itu, sebagai upaya harmonisasi peraturan perundang-undangan dalam penyusunan komponen suatu standar pelayanan, perlu diperhatikan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan penyusunan standar pelayanan, seperti Standar Pelayanan (SP), Standar Operasional Prosedur ( SOP) dan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK).
IDENTIFIKASI TUGAS DAN FUNGSI, SERTA DASAR HUKUM
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 21 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal, Barang dan Penumpang di Pelabuhan Laut yang diselenggarakan oleh Unit Penyelenggara Teknis (UPT) Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 152 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan dan Penatalaksanaan Bongkar Muat Barang Dari dan Ke Kapal;
Peraturan Menteri Perhubungan no. PM 77 Tahun 2016 tentang Petunjuk dan Penerapan Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; Peraturan Menteri Perhubungan no. PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 146 Tahun 2016; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Penyelenggaraan Angkutan Laut sebagaimana telah diubah dengan PM 74 Tahun 2016;
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.02 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 17 Tahun 2000 tentang Pedoman Penanganan Bahan/Barang Berbahaya Dalam Kegiatan Pelayaran di Indonesia; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 21 Tahun 2007 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Kapal, Barang dan Penumpang di Pelabuhan Laut, yang diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Pelabuhan;
IDENTIFIKASI JENIS PELAYANAN, PRODUK PELAYANAN,
74 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Penyelenggaraan Angkutan Laut; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 ini merupakan perubahan kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor.
Peraturan Menteri Perhubungan no. PM 76 Tahun 2018, Perubahan Kedua Peraturan Menteri Perhubungan No. 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepegawaian Pelabuhan dan Tata Usaha Pelabuhan; Peraturan Menteri Perhubungan no. PM 76 Tahun 2018 merupakan perubahan kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan No. 36 Tahun 2012 tentang Organisasi. Peraturan Menteri Perhubungan no. PM 76 Tahun 2018 merupakan perubahan kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan No. 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepegawaian Pelabuhan dan Tata Usaha Pelabuhan.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 merupakan perubahan kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Syahbandar dan Dewan Pelabuhan. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018, perubahan kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 merupakan perubahan kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Syahbandar dan Dewan Pelabuhan.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.36 Tahun 2012 diubah dengan PM.135 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja KSOP Kelas I;
IDENTIFIKASI MEKANISME DAN PROSEDUR, PERSYARATAN,
PELAYANAN JASA KAPAL
PELAYANAN JASA BARANG
PELAYANAN JASA PERKAPALAN DAN KEPELAUTAN
IDENTIFIKASI SARANA, PRASARANA DAN ANGGARAN
IDENTIFIKASI JUMLAH DAN KOMPETENSI SDM
PENANGANAN PENGADUAN, SARAN DAN MASUKAN
IDENTIFIKASI JAMINAN LAYANAN DAN JAMINAN KEAMANAN 191
PELAYANAN JASA KAPAL
PELAYANAN JASA BARANG