• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR ISI"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

In the last three decades, studies of the impact of immigration flows from the poor-South countries to the rich-North countries have abounded. In the process of population encroachment into their surrounding environments, conflict over scarce resources - and anarchy - the term Kaplan uses - becomes inevitable and constitutes the greatest security threat and the order of the day.

Dari Bangsal menuju Pergaulan Global: Perubahan Identitas Orang Maluku di Belanda

Generasi muda pada tahun 1970-an merupakan generasi bilingual yang belajar bahasa Indonesia secara lisan dari orang tuanya. Ini karena teman sebaya memiliki pandangan yang sama dibandingkan dengan orang tua mereka yang terlihat lebih konservatif.

Pekerja Indonesia di Belanda: Studi Kasus Pekerja Tidak Terampil dan Tidak Terdokumentasi 1

Slamet Heri

Setelah mendarat di Barcelona, ​​ia memutuskan untuk pergi ke Belanda karena untungnya ia memiliki beberapa teman di sana. Tetapi sebagian besar pengguna layanan mereka tidak meragukan status ini, karena keterampilan diperlukan, bahkan jika mereka tidak memiliki izin resmi. Di Belanda, pelayanan kesehatan sangat mahal, sehingga masyarakat awam yang tidak memiliki asuransi kesehatan akan kesulitan mendapatkan pengobatan.

Alasannya, Heri tidak bisa naik pesawat kembali ke Indonesia karena sakit. Ia tercatat sebagai relawan EuroMuslim, sebuah organisasi Islam yang beranggotakan orang Indonesia di Belanda.

Andang

Siaw, berdasarkan diagnosis medisnya, Heri mengajukan surat permohonan izin tinggal kepada pemerintah Belanda. Setelah memperhatikan kondisi dan anjuran medis, pemerintah Belanda akhirnya memberikan izin tinggal kepada Heri, termasuk asuransi kesehatan. Namun, sejak awal ia tidak berniat mencari pekerjaan di Italia, melainkan di Belanda.

Sementara itu, Andang menggunakan sisa sewa kamarnya dan kiriman uang ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya transportasi sebesar 60 euro per bulan. Menurutnya, tenaga kerja Indonesia hampir tidak pernah menimbulkan masalah, selama tidak melanggar aturan, seperti menyeberang jalan di tempat yang salah atau mengendarai sepeda.

Mahmud

Dia bisa bekerja di sana setelah direkomendasikan oleh seorang teman yang sebelumnya bekerja di restoran tersebut.

Yati

Dia saat ini memiliki izin tinggal, tetapi sebelumnya dia adalah seorang pekerja tidak resmi yang mencari peruntungan di Belanda. Dalam konteks ini, kerjasama antara beberapa intelektual dan pekerja migran Indonesia di Belanda berhasil membentuk sebuah organisasi bernama Serikat Buruh Migran Indonesia (IMWU), Belanda, yang didirikan pada tanggal 2 Januari 2011. Het Wereldhuis sendiri merupakan yayasan di lingkungan Amsterdam Gereja Protestan, yang mendukung kelompok – kelompok pekerja migran ilegal di Belanda.

Hal ini dilihat buruh sebagai syarat dan jaminan politik agar mereka memiliki legitimasi untuk memperjuangkan status hukumnya di Belanda. Di sisi lain, KBRI berpendapat tidak bisa mengeluarkan paspor bagi pekerja yang tidak berdokumen karena tidak memiliki izin tinggal di Belanda.

Dari Pekerja ke Wirausaha: Migrasi Internasional, Dinamika Tenaga Kerja, dan Pembentukan Bisnis Migran

Indonesia di Taiwan Paulus Rudolf Yuniarto

Dinamika Perkembangan

Mempertanyakan keberadaan (atau jumlah) pengusaha Indonesia di Taiwan tentu sejalan dengan dinamika kebijakan penerimaan TKI pemerintah Taiwan. Pemerintah Taiwan pertama kali menerapkan kebijakan perekrutan tenaga kerja asing mulai tahun 1989 (Cheng, 1996; . Loveband, 2003; Hong et al, 2005; Lan, 2006; KDEI, 2008) pada tahun-tahun berikutnya, para migran Indonesia mulai berkunjung ke Taiwan secara berkala . Pada awalnya penerimaan tenaga kerja hanya terbatas pada sektor manufaktur yang didominasi oleh laki-laki, namun sejak tahun 1992 terbuka juga jenis pekerjaan seperti pengasuh orang tua, anak-anak dan pembantu yang banyak mempekerjakan perempuan (Loveband, 2003). : 4; Hong et al., 2005; Lan, 2006).

Berdasarkan wawancara, hanya ada segelintir pedagang atau warung makan Indonesia di Taiwan sekitar tahun 1996, yaitu “Ratna. Toko Sari", toko "Indo Rasa", toko "Lily", dan toko "Maya" terletak di kawasan Taoyuan yang merupakan kawasan industri dan dekat dengan stasiun kereta.

Toko Indojaya (Berdiri tahun 2000), Pemilik Dede (35 tahun)

  • Jaringan Kewirausahaan Migran

Masih ada kebutuhan yang belum terpenuhi bagi para pekerja migran Indonesia di Taiwan, yaitu untuk bisa saling berkomunikasi dan berbagi cerita. Di beberapa unit usaha yang dijalankan ada beberapa orang yang mendirikan usaha melalui subkontrak dari pengusaha lama kepada kerabat, teman atau orang lain yang dipercaya untuk mengelolanya. Pemilik warung/toko Indonesia di Taiwan dituntut memiliki cara unik untuk mengembangkan dan mempertahankan eksistensi tempat usahanya.

Seperti telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, di beberapa unit usaha yang dijalankan dibuat dengan cara mensubkontrakkan pengusaha senior kepada kerabat, atau teman atau orang lain yang dipercaya untuk menjalankannya. Interogasi kelompok bisnis di Taiwan dapat dibagi menjadi dua kategori kelompok formal dan informal6.

Toko Indotec (Berdiri tahun 2006), Pemilik Erwin (36 tahun)

Sedangkan hubungan lain dalam suatu jaringan bisnis dihubungkan dalam bentuk garis putus-putus, artinya antara pengusaha yang satu dengan pengusaha yang lain tidak terikat dalam suatu jaringan individu tetapi saling mengenal karena telah mengenal atau mengetahui pola kebiasaan yang disebarkan. . Dalam konteks jaringan usaha buruh migran yang giat, perlu juga dijelaskan struktur organisasi ekonomi yang mengatur koordinasi dan kerjasama antar unit usaha. Terbentuknya jaringan korporat ini dibentuk oleh berbagai interaksi antar unit bisnis atau individu yang pada akhirnya menentukan pola jaringan korporat.

Hubungan ekonomi menjadi pusat kegiatan: unit bisnis bergabung dengan jaringan bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang timbul dari bidang yang ada dalam jaringan bisnis. Pertama, teori ekonomi neoklasik yang dikembangkan oleh Sjaastad (1962) dan Todaro (1969) melihat migrasi internasional terkait erat dengan permintaan dan penawaran global akan kondisi tenaga kerja.

Gambar 3. Jaringan Usaha Kewirausahaan Migran Indonesia di Taiwan 9
Gambar 3. Jaringan Usaha Kewirausahaan Migran Indonesia di Taiwan 9

Kurir Pengirim Uang dan Barang (INDEX, berdiri tahun 2002)

International labor migration and the family: Some observations from Indonesia”, Asian and Pacific Migration Journal 4 (2-3). Transnational Migration and Development: A Case of Two for the Price of One?” Working Paper, Center on Migration and Development, Princeton University. Product Positioning: Indonesian Migrant Women Workers in Contemporary Taiwan' in Hewison, Kevin and Young, Ken, eds., 2006.

Transnational Migration and the Reformulation of Normative Values ​​by Franz and Keebet Von Benda-Beckmann (eds.). Transnational Migration and the Reframing of Normative Values,” write Franz and Keebet Von Benda-Beckmann.

A Faint Light: Dutch Mission and Overseas Church in Cape Colony, 1652-1795

However, each process contributed significantly to regional differences in Cape Colony culture and society, which also helped shape a. The existing studies on the Dutch Reformed Church and their mission in the Cape presented a vagueness of Dutch colonial history. They supported the Church as the only tolerated religion22, which was effective in winning over people who were not members of the Dutch Reformed Church.

Yet the civilization and transformation of the pagan land there owed their shape to the church. History of the Cape of Good Hope colony, from its discovery to the year 1819.

Emerging Pulp and Paper Industry in Thailand Herman Hidayat and KONO Yasuyuki

Development of the Pulp and Paper

This trend was finally brought to an end at the end of the decade by the blanket ban on logging in 1989. However, a new corporate group emerged within forestry in the form of conglomerates interested in the production of pulp and paper. The discussion focuses on the development of pulp and paper companies in Thailand by exploring case studies in terms of capital raising strategy, raw material procurement, production and market of two emerging companies: Advance Agro and Siam Pulp and Paper.

The Thai pulp and paper industry can be viewed in relation to the economic and political analyzes of power relations, capital movements and institutional structures and regulations, emphasizing the dynamic interplay between states and markets at national, regional and global levels.3. Also within Advance Agro, the chairman of the company was the former advisor to Bangkok Bank, Virabongsa, and had close relations with the Prime Minister, General Chavalit Yongchaiyudh.

The Impact of Government’s Engagement

About 525,000 tons of pulp and paper were exported in 1997, while the figure nearly doubled to 971,000 tons in 1998.5 Advance Agro and Phoenix currently have ambitious plans to increase capacity, driven by their need to repay debt and by demand to cheap pulp price internationally. About 525,000 tons of pulp and paper were exported in 1997, while the figure nearly doubled to 971,000 tons in 1998. international. This description shows the growth of the pulp and paper industry in table 3.

These companies are: Phoenix Pulp and Paper Company, owned by the European Overseas Development Corporation (EODC); Ballarpur Industries, an Indian industrial conglomerate, the largest producer of bleached virgin pulp; Soon Hua Seng (SHS) Group, the largest rice-exporting and agro-industry conglomerate in the country, which moved into the industry in the late 1980s with its plantation company Suan Kitti Corporation and Hi-tech Paper Co.Ltd (33 000 tons of printing and writing paper) and Advance Agro (175,000 tons of pulp and 217,000 tons of paper) in 1994, with major shareholders being the Japanese multinational New Oji Paper and Shin Ho Paper Co.Ltd of a Korean conglomerate (100,000 ton of newsprint) ; Thai Cane paper Co., Ltd (100,000 tons of kraft paper) and United Paper Co., Ltd (99,000 tons of kraft paper) (Sonnenfeld, 1996; . Suehiro, 1989; Carrere and Lohmann, 1996). Forecasts were made by the pulp and paper industry itself in 1989 showing confidence in increasing demand and capacity (Table 6).

Table 1. Pulp Companies’ Production Capacity (1,000 tons)
Table 1. Pulp Companies’ Production Capacity (1,000 tons)

11 wood-chips, about 482,000 ha of plantations was required in 1990, rapidly growing to 4,920

The discussion focuses on two emerging paper companies namely Advance Agro and Siam Cement Group (SCG). First, both company officials actively work with political elites in government by making “political collusions” to provide access to facilities such as credit and loans. Second, the Thai government has introduced "positive policies" to attract investors, such as tax holidays, machinery import concessions, providing good infrastructure.

11 million ha in 2000 (FAO 2001). However, the projected rise in production capacity could

Profile of Advance Agro

Advance Agro was hit hard by the economic crisis of 1997, when the value of the Thai baht currency fell. Villagers living near the Advance Agro pulp mill complain that ash from the factory's chimneys is dumped in their gardens. People also speculated that Advance Agro's plantations were one of the factors that caused the "deforestation" of large areas of eastern Thailand.

10 “Thailand's Advance Agro Rating Raised to 'B' After Debt Restructuring Completed,” Thai Press Reports, June 10, 2004. Advance Agro does not actually own any of its own plantations, instead buying wood from Agro Lines, another member of the SHS Group.

Development of Siam Pulp and Paper

In 1982, Siam Cement, Siam Pulp and Paper and Yuen Foong Yu formed a new company, Thai Paper. Siam Pulp and Paper plans to continue with planned expansion of Phoenix, including a US$. These activities enabled a great development in many sectors and influenced the emerging of the pulp and paper industries in Thailand.

These activities allowed great development in many sectors and influence the emergence of the pulp and paper industries in Thailand. The Impact of Social Movements on the Adoption of Environmental Technologies in the Pulp and Paper Industries of Australia, Indonesia and Thailand.

Figure 1. Net Sales and Net Profit after Tax of SCG
Figure 1. Net Sales and Net Profit after Tax of SCG

Gambar

Tabel 1. Tipe-tipe ilegalitas
Tabel 2. Pertumbuhan Populasi Migran Non-Barat di Belanda, 1990-2020  (Dalam angka absolut x 1000 dan dalam persen)
Table 3. Perkiraan jumlah imigran ilegal sebagai proporsi dari total populasi  imigran legal pada tahun 1995, berdasarkan kota
Tabel 1. Jumlah Pekerja Warga Negara Asing di Taiwan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Temuan yang ditargetkan yaitu dapat mengetahui pengaruh dari variabel-variabel yang diamati, yaitu rasio dari tepung terigu dan campuran tepung (dengan nilai rendah 1 dan