• Tidak ada hasil yang ditemukan

daftar pustaka - EJURNAL UNTAG SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "daftar pustaka - EJURNAL UNTAG SAMARINDA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS ATAS KEWAJIBAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI BIDANG PERTAMBANGAN BATU BARA DI SAMARINDA BERDASARKAN UU NO.

25 TAHUN 2007 JUPRI Fakultas Hukum

Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda,Samarinda. Indonesia ABSTRACT

In the implementation of National Development , foreign investment has the role and position are very important for businesses as well as the center area . For foreign capital investment in the field of mining , especially PT . United Coal -

Samarinda -based Housing

Jl.DIPanjaitan . Citraland City office for the I -walk Blue Lane N0.01 in accordance with the legislation in force by the Chairman of BKPM ( Investment Coordinating Board ) on the basis of the Contract of Work . Foreign investment company that is run for the whole or part in Indonesia as a separate business unit to be incorporated Indonesian law and domiciled in Indonesia . PT . United Coal - Samarinda has been established in accordance with the terms of the shape , position and area trying applicable , all of the capital is foreign , must provide opportunities for participation by national capital effectively after a certain period of time and according to the balance prescribed by the Government . In fact , the efforts that have been made both Local and Central Government can not be fully implemented in our own strength . Various well as : capital accumulation has not been effective and efficient ,

Skills ( skills) , and management capabilities are not yet sufficient technology often creates a potential conflict between the needs of the real economic power by using funds derived from domestic and from abroad .

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Pembangunan Nasional dilaksanankan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya untuk

mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata, baik materiil maupun spiritual.

(2)

Penanaman Modal Asing dibidang pertambangan didasarkan atas suatu kerja sama dengan Pemerintah atas dasar Kontrak Karya atau bentuk lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Di dalam Kontrak Karya yang dibuat oleh para pihak telah diatur dan ditentukan tentang hak dan kewajiban para pihak. Dalam analisis Kontrak Berjangka atau yang cukup banyak dikenal investor adalah pembeli maupun penjual

kontrak mempunyai

kewajiban untuk

melaksanakan kontrak tersebut, apa pun kenyataan yang terjadi di kemudian hari baik menguntungkan atau pun merugikan. Hak Pemerintah Indonesia menerima royalti, pajak-pajak,

sementara itu kewajibannya adalah menjaga keamanan dan melindungi investasi yang ditanamkan oleh pihak investor. Dan juga di dalam Pasal 30 ayat (2) Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007, ditentukan bahwa

Pemerintah Daerah

menyelenggarakan urusan penanaman modal yang menjadi wewenangnya,

kecuali urusan

penyelenggaraan penanaman modal yang menjadi wewenang pusat namun bagaimana Pemerintah melaksanakan kewenangan urusan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas provinsi, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tidak mengaturnya.

(3)

Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis tertarik meneliti lebih lanjut dengan judul mengenai :

“TINJAUAN YURIDIS ATAS KEWAJIBAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN

PENANAMAN MODAL ASING ( PMA) DI BIDANG

PERTAMBANGAN BATU BARA DI SAMARINDA BERDASARKAN UU NO.

25 TAHUN 2007”.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Bahwa pada dasarnya suatu penelitian ilmiah selalu dimulai dengan Perumusan Masalah dan Perumusan masalah tersebut dimaksudkan sebagai penuangan masalah ke dalam konsep operasional.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka pembahasan dalam penulisan karya ilmiah berjudul :

“Tinjauan Yuridis atas Kewajiban Investasi Saham Perusahaan Pananaman Modal Asing (PMA) di bidang Pertambangan Batu Bara di Samarinda Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007”. Sesuai judul skripsi ini dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan menjadi sasaran di dalam penelitian ini sebagai berikut :

A. Bagaimana bentuk kewajiban investasi saham Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Samarinda berdasarkan UU No.25 Tahun 2007 ?

(4)

B. Bagaimana perlindungan hukum terhadap investasi saham Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara yang berada di Samarinda Berdasarkan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 ?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian terhadap penulisan karya ilmiah pada dasarnya selalu mengarah pada sasaran atau tujuan yang ingin dicapai serta manfaatnya, sebab tanpa tujuan yang jelas maka aktifitas yang dilakukan itu akan menjadi sia-sia dan mendapatkan hasil yang tidak seperti yang diharapkan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk kewajiban investasi saham Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Kota Samarinda tinjauan dari segi hukum.

2. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap investasi saham Perusahaan Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Kota Samarinda.

Sedangkan beberapa kegunaan dalam penelitian ini adalah :

(5)

1. Bagi peneliti

Sebagai aplikasi ilmu untuk menambah wawasan secara ilmiah mengenai bentuk kewajiban investasi saham Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara.

2. Bagi instansi

Sebagai upaya

meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan bentuk kewajiban investasi saham Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai sumbangan pikiran kepada masyarakat terhadap bentuk kewajiban

investasi saham

Perusahaan Penanaman

Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara.

D. Metode Penelitian

Berdasarkan

permasalahan yang penulis sajikan, maka penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 1. Yuridis Normatif

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penilitian Deskriptif, yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskriptif) lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku ditempat tertentu dan pada saat tertentu atau

(6)

mengenai gejala yuridis yang ada atau peristiwa Hukum.

2. Yuridis Sosiologi (Empiris)

Yuridis Sosiologi adalah suatu bentuk penelitian lapangan (Fieldwork Research ),

yang langsung

mengadakan penelitian di PT. United Coal Indonesia selaku Perusahaan Batu Bara yang bekerjasama dengan Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dinas Pertambangan Samarinda selaku badan pengawas Penanaman Modal Asing (PMA) di bidang Pertambangan Batu Bara.

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan penulisan skripsi ini maka penulis mengemukakan susunannya bab per bab sebagai berikut : BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab Pendahuluan ini penulis

membahas mengenai apa yang telah dipermasalahkan dalam

pembahasan berhubungan dengan alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penulisan,

(7)

kegunaan penulisan, metode dan teknik

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA

TEORITIS

Kerangka

Teoritis; bagian ini memuat uraian secara rinci dan sistematis

tentang teori- teori Hukum dan kaidah- kaidah Hukum yang relevan dengan

permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

BAB III HASIL

PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Bagian ini membahas dan menganalisis masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya berdasarkan teori-teori Hukum, kaidah hukum yang relevan dengan permasalahan dalam skripsi ini.

BAB IV PENUTUP

Pada bab penutup ini memuat tentang kesimpulan dari keseluruhan

(8)

pembahasan atau hasil penelitian

permasalahan yang dibahas pada bab-bab sebelumnya.

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Pengertian Penanaman Modal dan Investasi

Dalam literature ekonomi makro, investasi asing dapat dilakukan dalam bentuk, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung atau foreign direct investment (FDI). Investasi portofolio ini dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi.

Sedangkan investasi langsung

yang dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.

Secara yuridis mengenai Penanaman Modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang- Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal menyatakan bahwa:

“Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal

asing, baik

menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri .”

(9)

Di dalam Undang- Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal ini, jika diadakan perbandingan dari investasi portofolio dengan Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan, diantaranya sifatnya permanen (jangka panjang), banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru.

Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja. Sedangkan, dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu akan sanggup

untuk membuka lapangan kerja baru di dalam Negara tujuan investasi.

Hak-hak dan kewajiban Perusahaan Penanaman Modal Asing

Undang-Undang No.

25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal,

menentukan bahwa setiap penanaman modal berhak untuk mendapatkan kepastian hak, hukum dan perlindungan hukum, informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang akan/telah dijalankan, hak untuk pelayanan, serta berbagai bentuk fasilitas kemudahan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku.1

Pemilik modal juga diberikan hak untuk

1 Ibid., hlm. 84.

(10)

melakukan transfer dan repatriasi dalam bentuk valuta asing terhadap komponen-komponen tersebut antara lain adalah:

1. Modal.

2. Keuntungan, bunga bank, dividen, dan pendapatan lainnya.

3. Dana yang diperlukan untuk:

a) Pembelian bahan baku dan bahan penolong, barang setengah jadi, atau barang jadi atau, b) Penggantian barang

modal dalam rangka melindungi kelangsungan hidup penananm modal.

4. Tambahan dana

pembayaran kembali pinjaman.

5. Tambahan dana yang

diperlukan bagi

pembiayaan penanaman modal.

6. Royalti atau biaya yang harus dibayar.

7. Pendapatan dari

perseorangan warga Negara asing yang bekerja dalam perusahaan penanaman modal.

8. Hasil penjualan

penanaman modal.

9. Kompensasi atas kerugian.

Adapun hak yang dimiliki penanam modal untuk melakukan transfer dan repatriasi dalam valuta asing dapat dilaksanakan tanpa mengurangi wewenang

pemerintah untuk

mendapatkan pajak

dan/royalty atau pendapatan pemerintah lainnya dari setiap kegiatan penanama

(11)

modal sesuai dengan

ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 15 Undang- undang No. 25 Tahun 2007 menentukan:

“penanam modal wajib menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, melaksanakan tanggung jawab social perusahaan, membuat laporan kegiatan penanaman

modal dan

menyampaikannya ke Badan Koordinasi Penanaman Modal, menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi usaha penanaman modal, dan mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-

undangan.”2

Setiap Perusahaan Penanam Modal berkewajiban dan bertanggung jawab, antara lain sebagai berikut:

2 Lihat Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

1. Menjamin mengenai tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

2. Mengurus dan

mengendalikan perusahaan yang sesuai dengan asas- asas ekonomi perusahaan dengan tidak merugikan kepentingan Negara.

3. Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian yang timbul jika penanam modal menghentikan, meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

4. Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat mencegah praktik

(12)

monopoli dan hal-hal lainnya yang merugikan Negara;

5. Menjaga kelestarian lingkungan hidup;

6. Menciptakan keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan;

7. Memenuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dimasukkannya

klausula tanggung jawab social membuat pemerintah mempunyai dasar hukum untuk memaksa penanam modal mengindahkan tanggung jawab social perusahaan.3

B. Syarat-syarat dan Bentuk Kerjasama Perusahaan Penanaman Modal Asing

3 Lusiana, Dra., SH., M.H., Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012), hlm. 92.

Dalam bidang-bidang usaha yang terbuka bagi modal asing dapat diadakan kerja sama antara modal asing dengan modal Nasional dengan mengingat ketentuan mengenai bentuk hukum, kedudukan dan daerah berusaha yang berlaku.

Keuntungan yang diperoleh Perusahaan modal asing sebagai hasil kerja sama antara asing dan modal nasional tersebut, setelah dikurangi pajak-pajak serta kewajiban-kewaiban lain yang dibayar Indonesia, diizinkan untuk ditransfer dalam valuta asli dari modal asing yang bersangkutan seimbang dengan bagian modal asing yang ditanam.

Bentuk kerja sama yang dilakukan oleh pemodal

(13)

asing dengan pemodal nasional, seperti:

1. Joint-venture

Merupakan suatu usaha kerja sama yang dilakukan antara penanam modal asing dengan modal nasional semata-mata

berdasarkan suatu perjanjian atau kontrak belaka (kontraktuil), dimana tidak membentuk suatu badan hukum baru.

2. Joint-enterprise

Merupakan suatu kerja sama antara penanam modal asing dengan penanam modal dalam negeri dengan membentuk suatu perusahaan atau badan hukum baru.

3. Kontrak Karya

Merupakan suatu bentuk kerja sama antara penanaman modal asing dengan modal nasional terjadi apabila penanam

modal asing

membentuk badan hukum Indonesia dan badan hukum ini mengadakan perjanjian kerja sama dengan suatu badan hukum yang mempergunakan modal nasional.4

Sebelum melaksanakan aplikasi penanaman modalnya di Indonesia terlebih dahulu harus membentuk badan hukum seperti yang di syaratkan dalam ketentuan Pasal 5 ayat (2) tersebut

4 Ilmar, Dr. Aminuddin., SH., M.Hum.,Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 63.

(14)

yang pada prinsipnya menetapkan bahwa:

“Penanaman Modal Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh Undang- undang”.5

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk Kewajiban Investasi Saham Perusahaan PMA

Bentuk kewajiban para pihak dalam Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) di Samarinda, untuk dipenuhi

5 Lihat Pasal 5 ayat 2 Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Perusahaan khususnya pihak PT. United Coal Indonesia- Samarinda sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Kontrak Karya PT. United Coal- Samarinda berkewajiban antara lain:

1) Menyetorkan iuran tetap

untuk wilayah

pertambangan;

2) Menyetorkan iuran eksploitasi/produksi (royalti) untuk mineral yang diproduksi perusahaan;

3) Menyetorkan iuran eksploitasi/produksi tambahan atas mineral yang diekspor;

4) Menyetorkan pajak penghasilan atas segala jenis keuntungan atau

yang diperoleh

perusahaan;

(15)

5) Menyetorkan pajak penghasilan perorangan;

6) Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian dan barang-barang kena pajak;

7) Menyetorkan kepada Negara bea materai atas dokumen-dokumen yang sah;

8) Menyetorkan Pajak Bumi Bangunan (PBB) untuk:

a) Wilayah

pertambangan;

dan

b) Penggunaan tanah dan ruangan dimana

perusahaan membangun

fasilitas untuk operasi

penambangan.

9) Menyetorkan pungutan- pungutan, pajak, penbebanan, dan biaya- biaya dikenakan oleh Pemerintah Daerah di Indonesia yang telah

disetujui oleh

Pemerintah Pusat;

10) Menyetorkan pungutan- pungutan administrasi umum dan pembebanan- pembebanan untuk fasilitas atau jasa dan hak-hak khusus yang

diberikan oleh

Pemerintah sepanjang pungutan-pungutan pembebanan itu telah

disetujui oleh

Pemerintah Pusat.

11) Menyetorkan pajak atas pemindahan hak kepemilikan kendaraan bermotor dan kapal di Indonesia.

(16)

12) Mengembangkan masyarakat local.

Berdasarkan hasil penelitian penulis sesuai dengan wawancara tertanggal 06 dan 08 Mei 2013 dengan pihak Perusahaan yang diwakili oleh General Manager PT. United Coal- Samarinda yang disampaikan oleh Bpk. Erwin Asrianjaya, SH menjelaskan bahwa adanya kendala yang dialami berkaitan dengan masalah perijinan lokasi Tambang Batu Bara, sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2003 jo. Peraturan Daerah No. 06 Tahun 2003 tentang Ketentuan Pengusahaan Pertambangan Umum Dalam Wilayah Kota Samarinda.

Bahwa terhadap

kendala perijinan

sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Samarinda, dapat diuraikan penulis untuk mempertajam pembahasan dalam skripsi.

No. 12 Tahun 2009:

“setiap terjadinya perubahan struktur penanaman modal wajib melakukan pendaftaran

penanaman modal ke BKPM”.

Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan disamping adanya kendala perijinan tambang tetapi disisi lain adanya kewajiban Perusahaan yang tidak dapat dipenuhi dalam kaitannya pengembangan masyarakat local yang disebabkan adanya factor utama yaitu kurang pendidikan formalitas masyarakat. Adapun jumlah

(17)

karyawan saat ini di Perusahaan Tambang tersebut, tercatat berjumlah 234 orang termasuk General Manager dan Security.

B. Perlindungan Hukum Terhadap Investasi Saham Perusahaan PMA di Bidang Pertambangan Batu Bara

Berdasarkan Undang- undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal memberikan jaminan kepada seluruh investor, baik asing maupun local, berdasarkan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal Negara. Kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, dan

keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.6

Good Corporate Governance dapat terlaksana jika dibarengi dengan lembaga yang kuat dalam menegakan aturan dan proses yang benar.7

Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan, PT. United Coal Indonesia-Samarinda

meminta kepada

Pemerintah Daerah Kota Samarinda untuk:

1) Menjamin terciptanya kerja sama yang baik antara Pemerintah

Daerah tempat

terdapatnya lokasi pertambangan dengan badan-badan Pemerintah lainnya;

6 Lusiana, Dra., SH., M.H., Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012), hlm. 44.

7 Ibid., 83.

(18)

2) Pemberian hak khusus atas air bawah tanah, dikarenakan

pemanfaatan air adalah hal yang tidak bisa

dielakkan bagi

terlaksananya usaha pertambangan;

3) Permintaan penetapan tarif khusus atas royalty dan pajak;

4) Ketetapan khusus mengenai pengamanan fisik lokasi tambang;

5) Adanya penyelesaian hak adat atas tanah, bahan galian, dan tempat suci yang baik;

6) Hanya ada satu point of contact saja, biasanya Departemen yang membawahi sector pertambangan, yang akan mengkordinasikan semua pihak terkait

dari pelbagai

departemen dan badan- badan pemerintah

mewakili pihak

pemerintah.

Dalam kenyataannya berdasarkan kondisi riil di lapangan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah baik Daerah maupun Pusat tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan dengan kekuatan sendiri.

Karena beberapa hal seperti:

Akumulasi modal yang belum efektif dan efisien, Keterampilan (skill), Kemampuan manajemen dan Teknologi yang belum memadai sering menciptakan perselisihan antara kebutuhan potensial menjadi kekuatan ekonomi rill dengan menggunakan dana yang

(19)

berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peranan penanaman modal asing terhadap pembangunan bagi negara sedang berkembang dapat diperinci menjadi lima, yaitu:

Pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan perpindahan struktur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing dapat berperan

penting dalam memobilisasi dana maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural benar-benar terjadi meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif.

Kelima, bagi negara-negara sedang berkembang yang tidak mampu memulai membangun industri-industri berat dan industri strategis.

Peranan PMA di Indonesia cukup mendukung juga perkembangan kehidupan ekonomi sesuai dengan konsep hukum dalam kegiatan ekonomi dan cita-cita hukum ekonomi Indonesia.

Demikian, penulis dapat menyimpulkan disamping adanya kendala perijinan tambang tetapi

(20)

disisi lain adanya kewajiban Perusahaan yang tidak dapat dipenuhi dalam kaitannya pengembangan masyarakat local yang disebabkan adanya factor utama yaitu kurang pendidikan formalitas masyarakat. Adapun jumlah karyawan saat ini di Perusahaan Tambang tersebut, tercatat berjumlah 234 orang termasuk General Manager dan Security.

B. SARAN

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini penulis juga hendak menyampaikan beberapa saran, yang kiranya dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam usaha mengadakan perbaikan dan juga yang mungkin bermanfaat bagi masyarakat umumnya. Adapun saran-

saran yang perlu kiranya penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1) Seyogyanya pemerintah pusat lebih memperhatikan ketentuan yang diatur dalam undang-udang atau kebijakan lain yang sejalan dan

mendukung adanya

Penanaman Modal Asing di Indonesia dan khusunya juga yang berada di wilayah Kota Samarinda.

2) Agar implementasi

penanaman modal asing ataupun dalam negeri harus dimonitor secara ketat guna kelancaran investasi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adang,Abdullah., 2007, “Tinjauan Hukum Atas Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007: Sebuah Catatan, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 26- Nomor 4, Jakarta: Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis.

[2] HS, H.Salim., 2005, “Hukum Pertambangan di Indonesia”,

(21)

Jakarta:Raja Grafindo Persada.

[3] Ilmar, Dr. Aminuddin., SH.,

M.Hum., 2004,“Hukum

Penanaman Modal di Indonesia”, Jakarta: Prenada Media.

[4] Jonker, Sihombing., 2009,

“Hukum Penanaman Modal di Indonesia”, Bandung: Alumni.

[5] Lusiana, Dra., SH., M.H., 2012,

“Usaha Penanaman Modal di Indonesia”,

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[6] Simorangkir. J.C.T, SH, dkk., 2000, “Kamus Hukum”, Jakarta: Sinar Grafika .

Sulistyowati Irianto &

Shidarta., 2011, “Metode Penelitian

Hukum”,Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

[7] Tandelilin, Eduardus., 2010,

“Portofolio dan Investasi”, Yogyakarta: Kanisius.

[8] Widjaya, I.G.Rai, 2000,

“Penanaman Modal”, Jakarta:

Pradnya Paramita

Referensi

Dokumen terkait

Penanaman modal asing (PMA) merupakan bentuk investasi langsung dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan (Pandji Anoraga, 1995: 46) atau Penanaman

Analisis Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di D.I..

tersebut terbuka untuk investasi asing, dan jika terbuka (Tbk), berapa besar komposisi penanaman modal asing yang diperbolehkan. Untuk pendirian perusahaan PMA, maka

S esuai Undang-Undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, pemerintah akan terus mengupayakan renegosiasi kontrak dengan semua perusahaan pertambangan,

Anoraga, Pandji. Perusahaan Multi Nasional Penanaman Modal Asing. Dyah, Rokmatussah, Anna & Suratman. Hukum Investasi dan Pasar Modal. Hukum Investasi: Perlindungan Hukum

Direktur Walhi Kaltim, Isal Wardhana di Samarinda, juga mengungkapkan bahwa sebagian lahan yang menjadi kawasan pinjam pakai oleh perusahaan pertambangan batu bara itu adalah

Ida Bagus Rahmadi Supancana , Karangka Hukum dan Kebijakan Investasi Langsung di Indonesia, Ghalia Indonesia, ciawi Bogor, 2006,.. David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing

Investasi didapatkan dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) Sedangkan kenaikan upah akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap penyerapan