TINJAUAN YURIDIS ATAS KEWAJIBAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI BIDANG PERTAMBANGAN BATU BARA DI SAMARINDA BERDASARKAN UU NO.
25 TAHUN 2007 JUPRI Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda,Samarinda. Indonesia ABSTRACT
In the implementation of National Development , foreign investment has the role and position are very important for businesses as well as the center area . For foreign capital investment in the field of mining , especially PT . United Coal -
Samarinda -based Housing
Jl.DIPanjaitan . Citraland City office for the I -walk Blue Lane N0.01 in accordance with the legislation in force by the Chairman of BKPM ( Investment Coordinating Board ) on the basis of the Contract of Work . Foreign investment company that is run for the whole or part in Indonesia as a separate business unit to be incorporated Indonesian law and domiciled in Indonesia . PT . United Coal - Samarinda has been established in accordance with the terms of the shape , position and area trying applicable , all of the capital is foreign , must provide opportunities for participation by national capital effectively after a certain period of time and according to the balance prescribed by the Government . In fact , the efforts that have been made both Local and Central Government can not be fully implemented in our own strength . Various well as : capital accumulation has not been effective and efficient ,
Skills ( skills) , and management capabilities are not yet sufficient technology often creates a potential conflict between the needs of the real economic power by using funds derived from domestic and from abroad .
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Pembangunan Nasional dilaksanankan dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya untuk
mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata, baik materiil maupun spiritual.
Penanaman Modal Asing dibidang pertambangan didasarkan atas suatu kerja sama dengan Pemerintah atas dasar Kontrak Karya atau bentuk lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Di dalam Kontrak Karya yang dibuat oleh para pihak telah diatur dan ditentukan tentang hak dan kewajiban para pihak. Dalam analisis Kontrak Berjangka atau yang cukup banyak dikenal investor adalah pembeli maupun penjual
kontrak mempunyai
kewajiban untuk
melaksanakan kontrak tersebut, apa pun kenyataan yang terjadi di kemudian hari baik menguntungkan atau pun merugikan. Hak Pemerintah Indonesia menerima royalti, pajak-pajak,
sementara itu kewajibannya adalah menjaga keamanan dan melindungi investasi yang ditanamkan oleh pihak investor. Dan juga di dalam Pasal 30 ayat (2) Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007, ditentukan bahwa
Pemerintah Daerah
menyelenggarakan urusan penanaman modal yang menjadi wewenangnya,
kecuali urusan
penyelenggaraan penanaman modal yang menjadi wewenang pusat namun bagaimana Pemerintah melaksanakan kewenangan urusan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas provinsi, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tidak mengaturnya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis tertarik meneliti lebih lanjut dengan judul mengenai :
“TINJAUAN YURIDIS ATAS KEWAJIBAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN
PENANAMAN MODAL ASING ( PMA) DI BIDANG
PERTAMBANGAN BATU BARA DI SAMARINDA BERDASARKAN UU NO.
25 TAHUN 2007”.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Bahwa pada dasarnya suatu penelitian ilmiah selalu dimulai dengan Perumusan Masalah dan Perumusan masalah tersebut dimaksudkan sebagai penuangan masalah ke dalam konsep operasional.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka pembahasan dalam penulisan karya ilmiah berjudul :
“Tinjauan Yuridis atas Kewajiban Investasi Saham Perusahaan Pananaman Modal Asing (PMA) di bidang Pertambangan Batu Bara di Samarinda Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007”. Sesuai judul skripsi ini dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan menjadi sasaran di dalam penelitian ini sebagai berikut :
A. Bagaimana bentuk kewajiban investasi saham Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Samarinda berdasarkan UU No.25 Tahun 2007 ?
B. Bagaimana perlindungan hukum terhadap investasi saham Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara yang berada di Samarinda Berdasarkan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 ?
C. Maksud dan Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian terhadap penulisan karya ilmiah pada dasarnya selalu mengarah pada sasaran atau tujuan yang ingin dicapai serta manfaatnya, sebab tanpa tujuan yang jelas maka aktifitas yang dilakukan itu akan menjadi sia-sia dan mendapatkan hasil yang tidak seperti yang diharapkan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk kewajiban investasi saham Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Kota Samarinda tinjauan dari segi hukum.
2. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap investasi saham Perusahaan Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Kota Samarinda.
Sedangkan beberapa kegunaan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti
Sebagai aplikasi ilmu untuk menambah wawasan secara ilmiah mengenai bentuk kewajiban investasi saham Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara.
2. Bagi instansi
Sebagai upaya
meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan bentuk kewajiban investasi saham Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai sumbangan pikiran kepada masyarakat terhadap bentuk kewajiban
investasi saham
Perusahaan Penanaman
Modal Asing (PMA) pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara.
D. Metode Penelitian
Berdasarkan
permasalahan yang penulis sajikan, maka penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut : 1. Yuridis Normatif
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penilitian Deskriptif, yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskriptif) lengkap tentang keadaan hukum yang berlaku ditempat tertentu dan pada saat tertentu atau
mengenai gejala yuridis yang ada atau peristiwa Hukum.
2. Yuridis Sosiologi (Empiris)
Yuridis Sosiologi adalah suatu bentuk penelitian lapangan (Fieldwork Research ),
yang langsung
mengadakan penelitian di PT. United Coal Indonesia selaku Perusahaan Batu Bara yang bekerjasama dengan Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Dinas Pertambangan Samarinda selaku badan pengawas Penanaman Modal Asing (PMA) di bidang Pertambangan Batu Bara.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan penulisan skripsi ini maka penulis mengemukakan susunannya bab per bab sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab Pendahuluan ini penulis
membahas mengenai apa yang telah dipermasalahkan dalam
pembahasan berhubungan dengan alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penulisan,
kegunaan penulisan, metode dan teknik
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II KERANGKA
TEORITIS
Kerangka
Teoritis; bagian ini memuat uraian secara rinci dan sistematis
tentang teori- teori Hukum dan kaidah- kaidah Hukum yang relevan dengan
permasalahan dalam penulisan skripsi ini.
BAB III HASIL
PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Bagian ini membahas dan menganalisis masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya berdasarkan teori-teori Hukum, kaidah hukum yang relevan dengan permasalahan dalam skripsi ini.
BAB IV PENUTUP
Pada bab penutup ini memuat tentang kesimpulan dari keseluruhan
pembahasan atau hasil penelitian
permasalahan yang dibahas pada bab-bab sebelumnya.
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Penanaman Modal dan Investasi
Dalam literature ekonomi makro, investasi asing dapat dilakukan dalam bentuk, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung atau foreign direct investment (FDI). Investasi portofolio ini dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan obligasi.
Sedangkan investasi langsung
yang dikenal dengan Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahaan.
Secara yuridis mengenai Penanaman Modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang- Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal menyatakan bahwa:
“Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
asing, baik
menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri .”
Di dalam Undang- Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal ini, jika diadakan perbandingan dari investasi portofolio dengan Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan, diantaranya sifatnya permanen (jangka panjang), banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru.
Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja. Sedangkan, dalam investasi portofolio, dana yang masuk ke perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emiten), belum tentu akan sanggup
untuk membuka lapangan kerja baru di dalam Negara tujuan investasi.
Hak-hak dan kewajiban Perusahaan Penanaman Modal Asing
Undang-Undang No.
25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal,
menentukan bahwa setiap penanaman modal berhak untuk mendapatkan kepastian hak, hukum dan perlindungan hukum, informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang akan/telah dijalankan, hak untuk pelayanan, serta berbagai bentuk fasilitas kemudahan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku.1
Pemilik modal juga diberikan hak untuk
1 Ibid., hlm. 84.
melakukan transfer dan repatriasi dalam bentuk valuta asing terhadap komponen-komponen tersebut antara lain adalah:
1. Modal.
2. Keuntungan, bunga bank, dividen, dan pendapatan lainnya.
3. Dana yang diperlukan untuk:
a) Pembelian bahan baku dan bahan penolong, barang setengah jadi, atau barang jadi atau, b) Penggantian barang
modal dalam rangka melindungi kelangsungan hidup penananm modal.
4. Tambahan dana
pembayaran kembali pinjaman.
5. Tambahan dana yang
diperlukan bagi
pembiayaan penanaman modal.
6. Royalti atau biaya yang harus dibayar.
7. Pendapatan dari
perseorangan warga Negara asing yang bekerja dalam perusahaan penanaman modal.
8. Hasil penjualan
penanaman modal.
9. Kompensasi atas kerugian.
Adapun hak yang dimiliki penanam modal untuk melakukan transfer dan repatriasi dalam valuta asing dapat dilaksanakan tanpa mengurangi wewenang
pemerintah untuk
mendapatkan pajak
dan/royalty atau pendapatan pemerintah lainnya dari setiap kegiatan penanama
modal sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 15 Undang- undang No. 25 Tahun 2007 menentukan:
“penanam modal wajib menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, melaksanakan tanggung jawab social perusahaan, membuat laporan kegiatan penanaman
modal dan
menyampaikannya ke Badan Koordinasi Penanaman Modal, menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi usaha penanaman modal, dan mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-
undangan.”2
Setiap Perusahaan Penanam Modal berkewajiban dan bertanggung jawab, antara lain sebagai berikut:
2 Lihat Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
1. Menjamin mengenai tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku;
2. Mengurus dan
mengendalikan perusahaan yang sesuai dengan asas- asas ekonomi perusahaan dengan tidak merugikan kepentingan Negara.
3. Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian yang timbul jika penanam modal menghentikan, meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4. Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat mencegah praktik
monopoli dan hal-hal lainnya yang merugikan Negara;
5. Menjaga kelestarian lingkungan hidup;
6. Menciptakan keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan;
7. Memenuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dimasukkannya
klausula tanggung jawab social membuat pemerintah mempunyai dasar hukum untuk memaksa penanam modal mengindahkan tanggung jawab social perusahaan.3
B. Syarat-syarat dan Bentuk Kerjasama Perusahaan Penanaman Modal Asing
3 Lusiana, Dra., SH., M.H., Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012), hlm. 92.
Dalam bidang-bidang usaha yang terbuka bagi modal asing dapat diadakan kerja sama antara modal asing dengan modal Nasional dengan mengingat ketentuan mengenai bentuk hukum, kedudukan dan daerah berusaha yang berlaku.
Keuntungan yang diperoleh Perusahaan modal asing sebagai hasil kerja sama antara asing dan modal nasional tersebut, setelah dikurangi pajak-pajak serta kewajiban-kewaiban lain yang dibayar Indonesia, diizinkan untuk ditransfer dalam valuta asli dari modal asing yang bersangkutan seimbang dengan bagian modal asing yang ditanam.
Bentuk kerja sama yang dilakukan oleh pemodal
asing dengan pemodal nasional, seperti:
1. Joint-venture
Merupakan suatu usaha kerja sama yang dilakukan antara penanam modal asing dengan modal nasional semata-mata
berdasarkan suatu perjanjian atau kontrak belaka (kontraktuil), dimana tidak membentuk suatu badan hukum baru.
2. Joint-enterprise
Merupakan suatu kerja sama antara penanam modal asing dengan penanam modal dalam negeri dengan membentuk suatu perusahaan atau badan hukum baru.
3. Kontrak Karya
Merupakan suatu bentuk kerja sama antara penanaman modal asing dengan modal nasional terjadi apabila penanam
modal asing
membentuk badan hukum Indonesia dan badan hukum ini mengadakan perjanjian kerja sama dengan suatu badan hukum yang mempergunakan modal nasional.4
Sebelum melaksanakan aplikasi penanaman modalnya di Indonesia terlebih dahulu harus membentuk badan hukum seperti yang di syaratkan dalam ketentuan Pasal 5 ayat (2) tersebut
4 Ilmar, Dr. Aminuddin., SH., M.Hum.,Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 63.
yang pada prinsipnya menetapkan bahwa:
“Penanaman Modal Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh Undang- undang”.5
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Bentuk Kewajiban Investasi Saham Perusahaan PMA
Bentuk kewajiban para pihak dalam Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) di Samarinda, untuk dipenuhi
5 Lihat Pasal 5 ayat 2 Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Perusahaan khususnya pihak PT. United Coal Indonesia- Samarinda sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Kontrak Karya PT. United Coal- Samarinda berkewajiban antara lain:
1) Menyetorkan iuran tetap
untuk wilayah
pertambangan;
2) Menyetorkan iuran eksploitasi/produksi (royalti) untuk mineral yang diproduksi perusahaan;
3) Menyetorkan iuran eksploitasi/produksi tambahan atas mineral yang diekspor;
4) Menyetorkan pajak penghasilan atas segala jenis keuntungan atau
yang diperoleh
perusahaan;
5) Menyetorkan pajak penghasilan perorangan;
6) Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian dan barang-barang kena pajak;
7) Menyetorkan kepada Negara bea materai atas dokumen-dokumen yang sah;
8) Menyetorkan Pajak Bumi Bangunan (PBB) untuk:
a) Wilayah
pertambangan;
dan
b) Penggunaan tanah dan ruangan dimana
perusahaan membangun
fasilitas untuk operasi
penambangan.
9) Menyetorkan pungutan- pungutan, pajak, penbebanan, dan biaya- biaya dikenakan oleh Pemerintah Daerah di Indonesia yang telah
disetujui oleh
Pemerintah Pusat;
10) Menyetorkan pungutan- pungutan administrasi umum dan pembebanan- pembebanan untuk fasilitas atau jasa dan hak-hak khusus yang
diberikan oleh
Pemerintah sepanjang pungutan-pungutan pembebanan itu telah
disetujui oleh
Pemerintah Pusat.
11) Menyetorkan pajak atas pemindahan hak kepemilikan kendaraan bermotor dan kapal di Indonesia.
12) Mengembangkan masyarakat local.
Berdasarkan hasil penelitian penulis sesuai dengan wawancara tertanggal 06 dan 08 Mei 2013 dengan pihak Perusahaan yang diwakili oleh General Manager PT. United Coal- Samarinda yang disampaikan oleh Bpk. Erwin Asrianjaya, SH menjelaskan bahwa adanya kendala yang dialami berkaitan dengan masalah perijinan lokasi Tambang Batu Bara, sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2003 jo. Peraturan Daerah No. 06 Tahun 2003 tentang Ketentuan Pengusahaan Pertambangan Umum Dalam Wilayah Kota Samarinda.
Bahwa terhadap
kendala perijinan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Samarinda, dapat diuraikan penulis untuk mempertajam pembahasan dalam skripsi.
No. 12 Tahun 2009:
“setiap terjadinya perubahan struktur penanaman modal wajib melakukan pendaftaran
penanaman modal ke BKPM”.
Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan disamping adanya kendala perijinan tambang tetapi disisi lain adanya kewajiban Perusahaan yang tidak dapat dipenuhi dalam kaitannya pengembangan masyarakat local yang disebabkan adanya factor utama yaitu kurang pendidikan formalitas masyarakat. Adapun jumlah
karyawan saat ini di Perusahaan Tambang tersebut, tercatat berjumlah 234 orang termasuk General Manager dan Security.
B. Perlindungan Hukum Terhadap Investasi Saham Perusahaan PMA di Bidang Pertambangan Batu Bara
Berdasarkan Undang- undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal memberikan jaminan kepada seluruh investor, baik asing maupun local, berdasarkan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal Negara. Kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, dan
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.6
Good Corporate Governance dapat terlaksana jika dibarengi dengan lembaga yang kuat dalam menegakan aturan dan proses yang benar.7
Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan, PT. United Coal Indonesia-Samarinda
meminta kepada
Pemerintah Daerah Kota Samarinda untuk:
1) Menjamin terciptanya kerja sama yang baik antara Pemerintah
Daerah tempat
terdapatnya lokasi pertambangan dengan badan-badan Pemerintah lainnya;
6 Lusiana, Dra., SH., M.H., Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012), hlm. 44.
7 Ibid., 83.
2) Pemberian hak khusus atas air bawah tanah, dikarenakan
pemanfaatan air adalah hal yang tidak bisa
dielakkan bagi
terlaksananya usaha pertambangan;
3) Permintaan penetapan tarif khusus atas royalty dan pajak;
4) Ketetapan khusus mengenai pengamanan fisik lokasi tambang;
5) Adanya penyelesaian hak adat atas tanah, bahan galian, dan tempat suci yang baik;
6) Hanya ada satu point of contact saja, biasanya Departemen yang membawahi sector pertambangan, yang akan mengkordinasikan semua pihak terkait
dari pelbagai
departemen dan badan- badan pemerintah
mewakili pihak
pemerintah.
Dalam kenyataannya berdasarkan kondisi riil di lapangan bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah baik Daerah maupun Pusat tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan dengan kekuatan sendiri.
Karena beberapa hal seperti:
Akumulasi modal yang belum efektif dan efisien, Keterampilan (skill), Kemampuan manajemen dan Teknologi yang belum memadai sering menciptakan perselisihan antara kebutuhan potensial menjadi kekuatan ekonomi rill dengan menggunakan dana yang
berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peranan penanaman modal asing terhadap pembangunan bagi negara sedang berkembang dapat diperinci menjadi lima, yaitu:
Pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan perpindahan struktur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing dapat berperan
penting dalam memobilisasi dana maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural benar-benar terjadi meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif.
Kelima, bagi negara-negara sedang berkembang yang tidak mampu memulai membangun industri-industri berat dan industri strategis.
Peranan PMA di Indonesia cukup mendukung juga perkembangan kehidupan ekonomi sesuai dengan konsep hukum dalam kegiatan ekonomi dan cita-cita hukum ekonomi Indonesia.
Demikian, penulis dapat menyimpulkan disamping adanya kendala perijinan tambang tetapi
disisi lain adanya kewajiban Perusahaan yang tidak dapat dipenuhi dalam kaitannya pengembangan masyarakat local yang disebabkan adanya factor utama yaitu kurang pendidikan formalitas masyarakat. Adapun jumlah karyawan saat ini di Perusahaan Tambang tersebut, tercatat berjumlah 234 orang termasuk General Manager dan Security.
B. SARAN
Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini penulis juga hendak menyampaikan beberapa saran, yang kiranya dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam usaha mengadakan perbaikan dan juga yang mungkin bermanfaat bagi masyarakat umumnya. Adapun saran-
saran yang perlu kiranya penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1) Seyogyanya pemerintah pusat lebih memperhatikan ketentuan yang diatur dalam undang-udang atau kebijakan lain yang sejalan dan
mendukung adanya
Penanaman Modal Asing di Indonesia dan khusunya juga yang berada di wilayah Kota Samarinda.
2) Agar implementasi
penanaman modal asing ataupun dalam negeri harus dimonitor secara ketat guna kelancaran investasi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adang,Abdullah., 2007, “Tinjauan Hukum Atas Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007: Sebuah Catatan, Jurnal Hukum Bisnis, Volume 26- Nomor 4, Jakarta: Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis.
[2] HS, H.Salim., 2005, “Hukum Pertambangan di Indonesia”,
Jakarta:Raja Grafindo Persada.
[3] Ilmar, Dr. Aminuddin., SH.,
M.Hum., 2004,“Hukum
Penanaman Modal di Indonesia”, Jakarta: Prenada Media.
[4] Jonker, Sihombing., 2009,
“Hukum Penanaman Modal di Indonesia”, Bandung: Alumni.
[5] Lusiana, Dra., SH., M.H., 2012,
“Usaha Penanaman Modal di Indonesia”,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
[6] Simorangkir. J.C.T, SH, dkk., 2000, “Kamus Hukum”, Jakarta: Sinar Grafika .
Sulistyowati Irianto &
Shidarta., 2011, “Metode Penelitian
Hukum”,Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
[7] Tandelilin, Eduardus., 2010,
“Portofolio dan Investasi”, Yogyakarta: Kanisius.
[8] Widjaya, I.G.Rai, 2000,
“Penanaman Modal”, Jakarta:
Pradnya Paramita