• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA - IAIN Pare

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA - IAIN Pare"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

I

DAFTAR PUSTAKA

Adianto, Mayarni, dan Dadang Mashur. “Model Penerapan Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Perizinan di Kota Pekanbaru.” Ilmiah Administrasi dan Pembangunan 8, no. 1 (2017).

Adriyanto, Rizki. Unsur-Unsur laporan keuangan berintitas Syariah.

https://www.slideshare.net/RiskiWulandari3/akuntansi-kel3 (diakses pada tanggal 13 Februari 2021).

Apriyanti, Hadi Werdi. Teori Akuntansi Berdasarkan Pendekatan Syariah.

Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018.

http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6297/ (diakses tanggal 21 Desember 2020).

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

“Data,” Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, https://typoomline.com/kbbi/data ( diakses pada tanggal 14 februari 2021).

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Akuntansi Zakat Dan Infak/Sedekah. Jakarta: IAI, 2017.

Farisi, Salman Al. “Analisis Penerapan Akuntansi Zakat Dan Infak/Sedekah (Psak 109) Pada Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Ummat Cabang Kendari”. Skripsi Sarjana; Fakultas Ekonomi Dan Bisnis: Makassar (2017).

Fathony, Aditya Achmad dan Ima Fatimah. “Pengaruh Penerapan PSAK 109 dan UU Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat Terhadap Akuntabilitas Publik di Lembaga Amil Zakat Pusat Zakat Umat Persis Bandung.” Ilmiah Akuntansi 8, no. 1 (2017).

Fryanti, Yunida Een. Akuntansi Lembaga Zakat dan Wakaf Yokyakarta : Pustaka Belajar, 2017

Guru pendidikan. “Pengertian Laporan Keuangan Menurut Pakar Akuntansi.” Situs Guru pendidikan. com. https://www.gurupendidikan.co.id/laporan-keuangan/ ( diakses pada tanggal 19 Februari 2021).

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2015.

Hardani, et al., ed. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV.

Pustaka Ilmu.

https://www.researchgate.net/publication/340021548_Buku_Metode_Penelitia n_Kualitatif_Kuantitatif ( di akses pada tanggal 20 Desember 2020).

Gustiani. “Defenisi Akuntansi Syariah Menurut Pakar Akuntansi Syariah”. Akuntansi keuangan.com. https://akuntansikeuangan.com/defenisi-akuntansi-syariah/ ( diakses pada tanggal 18 februari 2021).

(2)

II

Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

IAIN Parepare. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Parepare: IAIN Parepare, 2020.

Ikatan akuntansi Indonesia (IAI). “Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Akuntansi Zakat Dan Infak/Sedekah,” Situs resmi IAI.

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sas-72-psak- 109-akuntansi-zakat-dan-infaksedekah (diakses pada tanggal 24 Januari 2021).

“Inilah Pengertian Laporan Keuangan Sesuai PSAK Fungsi dan Contoh Praktisnya.”

Harmony blog. https://www.harmony.co.id/blog/inilah-pengertian-laporan- keuangan-sesuai-psak-fungsi-dan-contoh-praktisnya/ (diakses pada tanggal 19 Februari 2021).

Izzatin, Rina Nur. “Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.

109 Tentang Akuntansi Zis di Lembaga Pengelola Zakat (Studi Kasus Baznas Pusat)”. Skripsi Sarjana; Fakultas Syariah: Jakarta (2019).

Jannah, Srifhani Roikhatul. “Implementasi Laporan Keuangan Pada LAZISMU PDM Kota Malang Berdasarkan PSAK 109”. Skripsi Sarjana; Fakultas Syariah:

Malang (2018).

Kasiram, Moh. Metode Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Yokyakarta : UIN-Maliki Press, 2010.

Kertya Witaradya- Governance Consultant. “Implementasi Kebijakan Publik Model Van Meter Van Horn: The Policy Implementation Process,”Situs Kertya Witaradya. https://kertyawitaradya.wordpress.com/ (diakses pada tanggal 08 Februari 2021).

Khaddafi, Muammar. et al., eds., Akuntansi Syariah meletakkan nilai-nilai syariah islam dalam ilmu akuntansi. Medan: Madenatera, 2017.

http://repository.uinsu.ac.id/1214/1/Akuntansi%20syariah%20meletakkan%20 nilai%20nilai.pdf (diakses pada tanggal 13 Februari 2021).

Kotak pintar. “Laporan Keuangan: Definisi, Manfaat, Tujuan, dan Jenis-Jenisnya.”

Situs Kotak Pintar.com. https://kotakpintar.com/

https://kotakpintar.com/fungsi-tujuan-jenis-format-dan-pengertian-laporan- keuangan-adalah/ (diakses pada tanggal 19 Februari 2021).

Laporan Auditor Independen, Atas Laporan Keuangan BAZNAS Kabupaten Sidenreng Rappang, Mataram: Kantor Akuntans Publik Khairunnas, 2019.

Lenap, Indria Puspitasari. “Pengungkapan Pendapatan Non-Halal: PSAK 109 Vs Praktik”. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram 3, no. 2 (2019).

Mamonto, Novan, Ismail Sumampouw, dan Gustaf Undap. “Implementasi Pembangunan Infrastruktur Desa Dalam Penggunaan Dana Desa Tahun 2017

(3)

III

(Studi) Desa Ongkaw II Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan.” Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan 1, no. 1 (2018).

Mekarisce, Arnild Augina.‘Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan Masyarakat’. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat. 12, no. 3 (2020).

Nasruduin, Juhana. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Panca Terra Firma, 2019.

“Penerapan.” Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.

https://typoomline.com/kbbi/penerapan (diakses pada tanggal 8 Februari 2021).

Republik Indonesia. “Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat,” dalam Undang-Undang Pemberdayaan Zakat 2012.

Jakarta: Kantor Kementerian Agama Republik lndonesia, 2012.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta, 2017.

Sholihah, Ria Anisatus. “Penyajian Dan Pengungkapan Dana Non Halal Pada Laporan Keuangan Baznas Kota Yogyakarta.” Jurnal Dinamika Ekonomi &

Bisnis 16, no.2 (2019).

STAIN Parepare. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Parepare: STAIN Parepare, 2013.

Triyuwono, Iwan. Akuntansi Syariah Prespektif, Metodogi, dan Teori, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2015.

Sujarweni, Wiratna. Pengantar Akuntansi Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2018.

Widoyoko, Eko Putra. Teknik Penyusunan Instrument Penelitian. Yokyakarta:

Pustaka Pelajar. 2016.

(4)

IV

LAMPIRAN

(5)

V

Lampiran 1. Tabel 4.20 Laporan perubahan dana BAZNAS Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2xxx

Keterangan Rp

DANA ZAKAT Penerimaan

Penerimaan dari muzakki Muzakki entitas Muzakki individual Hasil penempatan

Jumlah penerimaan dana zakat

Bagian amil atas penerimaan dana zakat

Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagian amil Penyaluran

Fakir-Miskin Riqab

Gharim Muallaf Sabilillah Ibnu sabil

Jumlah penyaluran dana zakat Surplus (defisit)

Saldo awal Saldo akhir

xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx

(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx DANA INFAK/SEDEKAH

Penerimaan

Infak/sedekah terikat atau muqayyadah Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah

Bagian amil atas penerimaan dana infak/sedekah Hasil pengelolaan

Jumlah penerimaan dana infak/sedekah Penyaluran

Infak/sedekah terikat atau muqayyadah Infak/sedekah tidak terikat atau mutlaqah Alokasi pemanfaatan aset kelolaan

xxx xxx (xxx)

xxx xxx

(xxx) (xxx) (xxx)

(6)

VI (misalnya beban penyusutan dan penyisihan) Jumlah penyaluran dana infak/sedekah Surplus (defisit)

Saldo awal Saldo akhir

(xxx) xxx xxx xxx DANA AMIL

Penerimaan

Bagian amil dari dana zakat

Bagian amil dari dana infak/sedekah Penerimaan lainnya

Jumlah penerimaan dana amil Penggunaan

Beban pegawai Beban penyusutan

Beban umum dan administrasi lainnya Jumlah penggunaan dana amil

Surplus (defisit) Saldo awal Saldo akhir

xxx xxx xxx xxx

(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx DANA NONHALAL

Penerimaan Bunga bank Jasa giro

Penerimaan nonhalal lainnya Jumlah penerimaan dana nonhalal Penggunaan

Jumlah penggunaan dana nonhalal Surplus (defisit)

Saldo awal Saldo akhir

xxx xxx xxx xxx

(xxx) xxx xxx xxx Jumlah saldo zakat, dana infk/sedekah, dana amil dan dana

nonhalal

Xxx

(7)

VII Lampiran 2. Transkip Wawancara

Nama Mahasiswa : Ismayanti

Nim : 17.2800.009

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Islam

Prodi : Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah

Judul : Penerapan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no. 109 Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidenreng Rappang

Daftar Pertanyaan

Wawancara Gambaran Umum BAZNAS Kabupaten Sidenreng Rappang

1. Bagaimana sejarah BAZNAS Kabupaten Sidrap? Wawancara pimpinan BASNAS Kab. Sidrap

2. Apa Visi Misi dari BAZNAS Kabupaten Sidrap? Merujuk pada laporan Auditor Indefenden

3. Apa tujuan dari BAZNAS Kabupaten Sidrap? Merujuk pada Renstra (Rencana Strategis) BAZNAS SIDRAP Periode 2018-2023

4. Bagaimana struktur organisasi BAZNAS Kabupaten Sidrap? Merujuk pada Renstra (Rencana Strategis) BAZNAS SIDRAP Periode 2018-2023

5. Apa saja program kerja BAZNAS Kabupaten Sidrap? Wawancara pimpinan BAZNAS Kab. Sidrap

6. Apakah BAZNAS melakukan sosialisasi zakat melalui media sosial baik internal (membuat majalah, bulletin, dan juga membuat website, facebook, twitter, dan WA dll), dan juga eksternal (radio, tv, koran)? Wawancara Staf bidang pendistribusian

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

ISLAM

Jl. AmalBakti No.8 Soreang 91131 Telp.(0421) 21307

VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN PENULISAN SKRIPSI

(8)

VIII

Wawancara tentang Laporan Keuangan Lembaga Zakat Berdasarkan PSAK No. 109

Zakat (Pengakuan dan Pengukuran) A. Pengakuan Awal Zakat

1. Apakah Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima, maka dicatat kas pada dana zakat. Namun dalam bentuk nonkas maka sebesar nilai wajar aset nonkas tersebut, maka pencatatannya aset nonkas pada dana zakat? Iya telah diterapkan

2. Apakah dalam penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan? Menggunakan harga pasar dan biasa digunakan (rencana kerja anggaran tahunan (RKAT)

3. Apakah zakat yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana zakat untuk bagian nonamil. Maka dicatat sebagai dana zakat pada dana zakat-amil, dana zakat-non amil? Iya telah di akui bagian amil 12,5% dan non amil sesui ketentuan.

4. Apakah dalam penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masing-masing mustahiq ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil? Iya merujuk pada Rencana kerja anggaran tahunan (RKAT)

5. Apakah jika muzakki menentukan mustahiq yang harus menerima penyaluran zakat melalui amil maka aset zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai dana zakat.

Jika atas jasa tersebut amil mendapatkan ujrah/fee maka diakui sebagai penambah dana amil. Maka dicatat kas-dana zakat pada dana zakat-amil? Tdak ada muzakki yang menentukan mustahiq

(9)

IX B. Pengukuran setelah pengakuan awal

1. Apakah jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, jumlah kerugian yang ditanggung harus diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau pengurang dana amil tergantung dari sebab terjadinya kerugian tersebut? tdak ada kerugian yang terjadi selama operasional yang di sebabkan oleh amil.

2. Apakah jika penurunan nilai aset zakat diakui sebagai pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian amil. Maka dicatat dana zakat-non amil pada aset nonkas, namun apabila kerugian tersebut disebabkan kelalaian amil maka pencatatannya dana-amil kerugian pada aset nonkas? Aset tidak berpengaruh pada dana zakat, dan tidak adanya kerugian.

C. Penyaluran zakat

1. Apakah zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang dana zakat sebesar jumlah yang diserahkan jika dalam bentuk kas. Maka dicatat dana zakat-non amil pada kas-dana zakat, namun jika dalam bentuk nonkas pencatatannya dana zakat-non amil pada aset non kas-dana zakat? Penyaluran kas diakui dan Penyaluran non kas telah dilakukan dengan pemberdayaan pemberdayaan modal usaha tetapi dalam bentuk barang seperti barang campuran untuk di jual dll. Masing-masing mustahiq mendapatkan senilai Rp 1.500.000,00.

Jadi 106 mustahiq * Rp 1.500.000,00 = Rp 159.000.000,00.

Infak dan Sedekah (pengakuan dan pengukuran) A. Pengakuan Awal

1. Apakah Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah maka dicatat kas- dana infak/sedekah pada dana infak/sedekah. Namun jika dalam bentuk nonkas

(10)

X

maka di tentukan bersdasarkan nilai wajar, pencatatannya aset nonkas (nilai wajar)-lancar dana infak, aset nonkas (nilai wajar)- tidak lancar dana infak pada dana infak/sedekah? ? Iya telah diterapkan

2. Apakah penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga pasar untuk aset nonkas tersebut. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang relevan? Menggunakan harga pasar dan biasa digunakan (rencana kerja anggaran tahunan (RKAT)

6. Apakah infak/sedekah yang diterima diakui sebagai dana amil untuk bagian amil dan dana infak/sedekah untuk bagian penerima infak/sedekah. Maka dicatat dana infak/sedekah, infak/sedekah-amil pada dana infak/sedekah-nonamil? Iya telah di akui bagian amil 12,5% dan non amil sesui ketentuan.

7. Apakah penentuan jumlah atau presentase bagian untuk para penerima infak/sedekah ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah dan kebijakan amil? Iya merujuk pada Rencana kerja anggaran tahunan (RKAT)

B. Pengukuran setelah pengakuan awal

1. Apakah infak/sedekah yang diterima dapat berupa kas atau aset nonkas. Aset nonkas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar? Iya diterima

2. Apakah aset tidak lancar yang diterima oleh amil dan diamanahkan untuk dikelola dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui sebagai aset tidak lancar infak/sedekah? Aset tidak lancar tidak ada dalam operasional.

3. Apakah jika terjadi penyusutan dari aset tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi. Maka mengakui penyusutan aset tidak lancar

(11)

XI

dicatat dana-non amil pada akumulasi penyusutan aset non lancar? Tidak ada transaksi ( mobil dinas penyusustan dana dari infak)

4. Apakah amil dapat pula menerima aset nonkas yang dimaksudkan oleh pemberi untuk segera disalurkan. Aset seperti ini diakui sebagai aset lancar. Aset ini dapat berupa bahan habis pakai, seperti bahan makanan; atau aset yang memiliki umur ekonomi panjang, seperti mobil ambulan? Iya segera disalurkan seperti beras diakui dan diditribusikan kepada mustahiq.

5. Apakah jika aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan sedangkan aset nonkas tidak lancar dinilai sebesar nilai wajar sesuai dengan PSAK yang relevan?

Iya harga pasar yang digunakan.

6. Apakah penurunan nilai aset infak/sedekah tidak lancar diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah, jika terjadi bukan disebabkan oleh kelalaian amil. maka dicatat dana infak/sedekah-non amil pada aset non kas - dana infak/sedekah.

Namun kugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil pencatatannya, dana-kerugian pada aset nonkas-dana infak/sedekah? Dana operasinal (infak fisabillilah)

7. Apakah amil menerima infak/sedekah dalam bentuk aset (nonkas) tidak lancar yang dikelola oleh amil, maka aset tersebut harus dinilai sesuai dengan PSAK yang relevan? Iya menggunakan PSAK yang relevan atau menggunakan harga pasar dan mengacu pada Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT).

8. Apakah dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka waktu sementara untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana pengelolaan diakui sebagai penambah dana infak/sedekah. Maka dicatat Kas/Piutang

(12)

XII

Infak/Sedekah pada Dana Infak/Sedekah? Tdak ada pengelolahan karena tidak ada transaksi.

C. Penyaluran infak/sedekah

1. Apakah penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana infak/sedekah. Maka dicatat jika dalam bentuk kas, dana infak/sedekah-non amil pada kas-dana infak/sedekah. Namun jika dalam bentuk aset nonkas pencatatannya, dana infak/sedekah-non amil pada aset non kas-dana infak/sedekah? Iya diakui jika di salurkan.

2. Apakah dalam penyaluran infak/sedekah kepada amil lain (UPZ) merupakan penyaluran yang mengurangi dana infak/sedekah sepanjang amil tidak akan menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut. maka dicatat dana infak/sedekah pada kas-dana infak/sedekah? Iya jelas.

3. Apakah dalam penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak mengurangi dana infak/ sedekah. maka dicatat piutang-dana infak/sedekah pada kas-dana infak/sedekah? Tidak adanya pinjaman

D. Dana Nonhalal

1. Apakah Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah dari dana zakat, dana infak/ sedekah dan dana amil? Iya terpisah silahkan liat di laporan keuangan.

2. Apakah Aset nonhalal disalurkan sesuai dengan syariah? Dibelikan untuk kebutuhan opersional habis pakai.

(13)

XIII Penyajian

1. Apakah amil menyajikan dana zakat, dana infak/ sedekah, dana amil, dan dana nonhalal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan)? Iya sudah di sajikan berdasarkan aturan.

Pengungkapan A. Zakat

1. Apakah amil mengungkapkan kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima? Iya diungkapkan atau didiskusikan sebelum penentuan kepada mustahiq.

2. Apakah amil mengungkapkan Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non amil atas penerimaan zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan? Iya diungkapkan.

3. Apakah amil mengungkapkan metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa aset nonkas? Iya diungkapkan sesuai dengan ketentuan.

4. Apakah amil mengungkapkan rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung mustahiq? Iya di ungkapkan dan kami tranparansi dapat dilihat pada laporan keuangan BAZNAS Kab. Sidrap

5. Apakah amil mengungkapkan hubungan istimewa antara amil dan mustahik yang meliputi: Sifat hubungan istmewa, jumlah dan jenis aset yang disalurkan, Prosentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode? Skala prioritas yang lebih membutuhkan akan di bantu.

(14)

XIV B. Infak dan Sedekah

1. Apakah amil mengungkapkan metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan infak/sedekah berupa aset nonkas? Iya diungkapkan atau didiskusikan sebelum penentuan kepada mustahiq.

2. Apakah amil mengungkapkan kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas penerimaan infak/sedekah, seperti persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan? Iya di ungkapkan dalam pembagian

3. Apakah amil mengungkapkan kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas penyaluran, dan penerima? Iya diungkapkan di prioritaskan yang lebih membutuhkan.

4. Apakah amil mengungkapkan keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi dikelola terlebih dahulu, jika ada, maka harus diungkapkan jumlah dan persentase dari seluruh penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan serta alasannya? Tidak ada transaksi

5. Apakah amil mengungkapkan hasil yang diperoleh dari pengelolaan yang dimaksud di huruf (d) diungkapkan secara terpisah? Tidak ada transaksi

6. Apakah amil mengungkapkan penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan yang diperuntukkan bagi yang berhak, jika ada, jumlah dan persentase terhadap seluruh penggunaan dana infak/sedekah serta alasannya? Tidak ada transaksi.

7. Apakah amil mengungkapkan rincian jumlah penyaluran dana infak/sedekah yang mencakup jumlah beban pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung oleh penerima infak/sedekah? Tidak ada trransaksi atau beban pengelolaan

(15)

XV

8. Apakah amil mengungkapkan rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat dan tidak terikat? Iya diungkapkan

9. Apakah hubungan istimewa antara amil dengan penerima infak/sedekah yang meliputi: sifat hubungan istimewa, jumlah dan jenis aset yang disalurkan; dan presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran selama periode? Iya di ungkapkan baik presentase dan diprioritaskan yang lebih membutuhkan.

10. Apakah amil mengungkapkan keberadaan dana nonhalal, jika ada, diungkapkan mengenai kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya? Iya diungkapkan penerimaan dana non halal karena mendesak dan dana nonhalal berupa dana dari tranksasi bunga dari bank konvesional sehingga harus di ungkapkan serta penyaluran dan non halal berupa biaya pajak dan admin 2019 jasa bank. Dan pennggunaanTahun dua ribu 2021 telah digunakan untuk alat inventaris kantor untuk memberikan kenyamanan amil dalam pelayanan.

11. Apakah amil mengungkapkan kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana infak/sedekah? 2 kali dilakukan laporan setengah tahun dan akhir tahun. Kepada BAZNAS provinsi dan bupati.

Laporan keuangan amil

1. Apakah entitas amil menyajikan Laporan Keuangan Amil berdasarkan kompenen laporan keuangan amil yang terdiri dari: Neraca (laporan posisi keuangan); Laporan perubahan dana; Laporan perubahan aset kelolaan; Laporan arus kas; dan Catatan atas laporan keuangan? Iya tapi tidak menyajikan laporan perubahan asset kelolaan.

(16)

XVI

2. Apakah Entitas amil menyajikan pos-pos dalam neraca (laporan posisi keuangan) dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait? Iya silahkan dilihat laporan keuangan.

3. Apakah amil menyajikan laporan perubahan dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil, dan dana non halal berdasakan PSAK 109? Iya silahkan dilihat laporan keuangan.

4. Apakah Entitas amil menyajikan laporan perubahan aset kelolaan yang mencakup tetapi tidak terbatas pada: Aset kelolaan yang termasuk aset lancar, Aset kelolaan yang termasuk tidak lancar dan akumulasi penyusutan, Penambahan dan pengurangan, Saldo awal, dan Saldo akhir? Tidak ada aset yang di kelola oleh amil sehingga kami tidak menyajikan laporan asset kelolaan.

5. Apakah amil menyajikan laporan arus kas sesuai dengan PSAK 2: Laporan Arus Kas dan PSAK yang relevan? Iya silahkan diliat laporan keuangan yang kami sajikan.

6. Apakah Amil menyajikan catatan atas laporan keuangan (CaLK) sesuai dengan PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah dan PSAK yang relevan? Iya silahkan diliat laporan keuangan yang di sajikan BAZNAS Kab. Sidrap

Setelah mencermati instrument dalam penelitian skripsi mahasiswa sesuai dengan judul di atas, maka instrument tersebut dipandang terlah memenihi kelayakan untuk digunakan dalam penelitian yang bersangkutan.

(17)

XVII

(18)

XVIII

(19)

XIX

(20)

XX

(21)

XXI

(22)

XXII

Lampran 4. Profil Badan amil Zakat Nasinal Kabupaten Sidendreng Rappang 1. Sejarah Berdirinya Badan Amil Zakat Nasional ( BAZNAS) Sidrap

KAB. SIDENRENG RAPPANG

Gambar 2. Logo Perusahaan

Sejarah panjang menjadikan zakat masuk di dalam hukum positif Negara RI, akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah dengan lahirnya undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Dalam undang-undang tersebut diakui adanya dua organisasi pengelola zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. BAZNAS terdiri dari BAZNAS pusat, BAZNAS Propinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota. Sebagai implementasi UU Nomor 38 Tahun 1999 dibentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2001. Dalam surat keputusan ini disebutkan tugas dan fungsi BAZNAS yaitu untuk melakukan penghimpunan dan pendayagunaan zakat.

Langkah awal adalah mengupayakan memudahkan pelayanan, BAZNAS menerbitkan nomor pokok wajib zakat (NPWZ) dan Bukti Setoran Zakat (BSZ) dan bekerjasama dengan perbankan dengan membuka rekening penerimaan dengan nomor unik yaitu berakhiran 555 untuk zakat dan 777 untuk infak. Dengan dibantu

(23)

XXIII

oleh Kementerian Agama, BAZNAS menyurati lembaga pemerintah serta luar negeri untuk membayar zakat ke BAZNAS.

Seiring waktu berjalan dengan berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, pada tanggal 20 Agustus 2018 Bupati Sidenreng Rappang mengeluarkan Keputusan No. 409/VIII/2018 tentang pengangkatan dan penetapan pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Sidenreng Rappang Periode 2018-2023.

Namun demikian tantangan yang dihadapi oleh pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kab. Sidrap adalah tidak adanya fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BAZNAS. Hal ini dipahami pada saat BAZ yang diketuai oleh Sekretaris Daerah berkantor di ruangannya dan begutu terjadi pemulihan dari BAZKAB ke BAZNAS sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2011 maka BAZNAZ tidak memiliki sarana dan prasarana ,sehingga ada bberapa kali pertemuan dilaksanakan di Warkop dan Warung Kepurung Adri yaitu antara bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2018.

Berkat kerjasama yang baik denga pemerintah Kab Sidrap pada bulan November s/d Desember 2018. bupati Kab. Sidrap meminjamkan satu ruangan di Kantor Bupati Sidrap tepatnya ruangan Sekda lantai dasar. Kemudian pada bulan Januari 2019 Oleh Bapak Bupati kembali meminjamkan satu kantor EX Satpol PP kab. Sidrap sebelah selatan pangker Pangkajene Sidrap.

Dengan demikian adanya pinjaman kantor oleh Bapak Bupati Kab. Sidrap yang muncul adalah sarana dan biaya operasional untuk melakukan sosialisasi.

Prasarana seperti meja, kursi, dan ATK lainnya sempat menghambat pimpinan BAZNAS dalam menjalankan aktivitas. Berkat adanya kerjasama yang baik maka

(24)

XXIV

pada bulan Januari 2019 BASCAM Watang Pulu yang pada waktu itu dipimpin oleh H.Mustari Side,S.HI memberi bantuan kepada BAZNAS kabupatan Sidrap sebanyak Rp 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah) yang sekaligus awal bangkitnya Badan Amil Zakat Nasional ( BAZNAS) kabupaten Sidrap.

Adapun pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Sidrap Periode 2018-2023 sebagai berikut:

1. Drs. H. Akhyaruddin Hakim,M.A.P. : KETUA

2. H. Mustari Sede, S.HI : Wakil Ketua 1

3. Imran Burhanuddin,S.Ag : Wakil Ketua 2

4. Wahidin Arrafani,S.Ag., MA : Wakil Ketua 3

5. Drs. Madaling,M.A.P : Wakil Ketua 4

Sumber: H. Mutasi sede, Kec. Pangkajene Kab. Sidenreng Rappang, Sulsel, Wawancara di Pangkajene 09 Juli 2019.

2. Identitas Lembaga

Nama Perusahaan : Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidrap Alamat : Jl. Usman Balo No 1 Pangkajene Kec. Maritengngae

FB : BAZNAS SIDRAP

Instagram : baznas_sidrap

Situs Web : [email protected] Beroperasi : 10 Agustus 2018

(25)

XXV

Sumber: Abdul Alam Haris, Kec. Pangkajene Kab. Sidenreng Rappang, Sulsel, Wawancara di Pangkajene 09 Juli 2019.

3. Visi dan Misi Lembaga

Setiap lembaga maupun instansi tentunya memiliki visi dan misi tersendiri.

Adapun visi dan misi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidrap adalah sebagai berikut:

1. Visi

Terwujudnya kabupaten Sidrap sebagai daerah sadar zakat dan pengelola zakat terbaik di Sulawesi Selatan Tahun 2021 menuju masyarakat yang lebih religius dan lebih mandiri dengan berpegang teguh pada prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.

2. Misi

a) Membagun kesadaran masyarakat Sidrap tentang pentingnya zakat

b) Mengumpulkan dan mendistribusikan zakat sebagaimana ketentuan AlQur’an ( surah at-taubah:60) dan hadist serta Undang-Undang (UU) No.23 Thun 2014 dan peraturan pemerintah No. 14 Tahun 2014 tentang pelaksanaan pengelolaan zakat dan keputusan bupati Sidrap No.489/VIII/2016

c) Menjadikan zakat sebagai sarana ibadah dalam mengentaskan kemiskinan dan empowering society (pemberdayaan masyarakat)

d) Menggalang kelompok-kelompok sosial sebagai basis terdepan dalam mengumpulkan dan mendistribusikan zakat

(26)

XXVI

Sumber: Laporan Auditor Independen, Atas Laporan Keuangan BAZNAS Kabupaten Sidenreng Rappang, (Mataram: Kantor Akuntans Publik Khairunnas 2019).

4. Tujuan BAZNAS Kabupaten Sidrap

Tujuan pertama pengelolaan zakat terkait dengan pengumpulan dan penyaluran. Zakat yang berhasil dikumpulkan oleh para pengelola zakat harus terus meningkat hingga mencapai potensi yang ada, proses sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang zakat dan pembayaran melalui pengelola zakat serta pelayanan muzakki harus dilakukan terus menerus, efektif, dan efisien. Harus dihindari sosialisasi dan edukasi yang mengarah kepada promosi kompetisi bisnis antar para pengelola zakat yang cenderung menimbulkan pertanyaan masyarakat terkait sumber pendanaannya.

Tujuan kedua pengelola zakat khusus terkair penyaluran zakat. Penyaluran zakat yang terangkum dalam dua tujuan pengelolaan zakat sekaligus, menggambarkan bahwa keberhasilan pengelolaan zakat yang paling utama adalah bahwa bagaimana manfaat zakat dapat dirasakan oleh masyarakat banyak, bahwa zakat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan, dan bahwa zakat menjadi kontribusi umat Islam mewujudkan peran Negara dalam mengsejahterakan fakir miskin dan anak-anak terlantar. Inilah tujuan utama pengelolaan zakat dan inilah yang harus menjadi criteria utama dalam mengukur keberhasilan pengelolaan zakat.

Sumber: Renstra (Rencana Strategis) BAZNAS SIDRAP Periode 2018-2023

(27)

XXVII 5. Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Sidrap

Organisasi adalah suatu struktur dengan bagian-bagian yang di intergrasikan sedemikian rupa sehingga satu sama lain saling berhubungan dengan saling mempengaruhi dengan adanya hubungan secara keseluruhan. Di pandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan pengaturan dari berbagai aktifitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai serta penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan. Organisasi juga bisa diartikan sebagai sekelompok orang yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Perorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya, struktur organisasi menujukan pola hubungan diantara bagian atau posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas, dan wewenang serta tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi juga menerapkan sistem hubungan dalam organisasi yang memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi dan pengintergrasian segenap kegiatan organisasi baik kearah vertikal maupun horizontal. BAZNAS Sidrap mempunyai struktur yang berbentuk campuran, fungsional dan lini dimana setiap personil diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya.

Sumber: Renstra (Rencana Strategis) BAZNAS SIDRAP Periode 2018-2023

(28)

XXVIII

STRUKTUR LEMBAGA

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PERIODE 2018-2023 KETUA

H. MUSTARI SEDE, S.HI

UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ)

UNIT PENGUMPUL ZAKAT

(UPZ)

STAF

(BID. ADMINISTRASI & SDM)

MUTMAINNAH M, S.A.P.

STAF

(BID. PERENCANAAN, KEUANGAN & PELAPORAN) ULFA SRI APRILIA, S,H.

STAF

(BID. PENDISTRIBUSIAN)

ABDUL ALAM HARIS STAF

(BID. PENGUMPULAN)

-

WAKIL KETUA IV

(BID. ADMINISTRASI & SDM) Drs. MADALING, M.AP WAKIL KETUA III

(BID.PERENCANAAN, KEUANGAN & PELAPORAN) DR. WAHIDIN ARRAFANY, S.Ag.,MA

WAKIL KETUA II (BID. PENDISTRIBUSIAN) IMRAN BURHANUDDIN, S.Ag

WAKIL KETUA I (BID. PENGUMPULAN)

-

Gambar 3. Struktural BASNAS Kab. Sidrap

(29)

XXIX 6. Program Kerja BAZNAS Kabupaten Sidrap a. Gerakan Sidrap Sadar Zakat

Gerakan ini adalah untuk menyentuh hati dan pikiran dermawan agar meringankan tangannya mengeluarkan zakat, infak, shadaqah demi saudara kita yang kurang beruntung. Apalagi jika harta yang dimiliki cukup nisab dan haulnya maka berdasarkan Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 60 wajib hukumnya mengeluarkan zakat.

Gerakan Sidrap sadar zakat bermakna bahwa warga dan masyarakat Sidrap adalah masyarakat yang sadar akan kewajiban baik kewajiban terhadap Negara lebih- lebih kewajiban terhadap agama yang diyakininya karena itu BAZNAS hadir sebagai Lembaga Negara yang tertuang dalam UU. NO. 23 Tahun 2011 menjadi wadah resmi yang menghimpun Zakat, Infak dan Sedekah.

b. Sidrap Cerdas

Sidrap Cerdas adalah istilah yang dipahami untuk usia yang wajib sedekah tetapi terkendala dengan biaya terutama anak usia sekolah yang cerdas dan tidak mampu dalam biaya pendidikan, maka BAZNAS hadir untuk memberikan solusi dengan bantuan pendidikan baik barupa pakaian sekolah, alat tulis, dan biaya.

Sehingga anak yang cerdas untuk tidak mengenyam pendidikan dan jika memungkinkan akan diberikan Beasiswa sampai perguruan tinggi.

c. Sidrap Mandiri

Data menunjukkan bahwa peluang lapangan kerja saat ini sangat sulit terutama Tenaga Kerja yang tidak memiliki keterampilan (Skill). Di era modern seperti sekarang teknologi semakin canggih terjadi pergeseran dari manual ke teknologi. Dampaknya adalah terjadi pengangguran dimana- mana. Salah satu cotoh

(30)

XXX

adalah para era Sembilan puluhan masyarakat ramai pada musim panen untuk massangki , lalu bergeser dengan istilah dros yang banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak berskill, seiring kemajuan teknologi muncullah mobil pemotong padi yang hanya di dikendalikan tiga sampai empat orang, maka terjadilah pengangguran pada usia yang sangat produktif.

Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kab. Sidrap cukup menyadari hal itu, maka hadirlah istilah Sidrap Mandiri yakni memberdayakan Usaha Mikro (UM) dengan kantung sesuai dengan yang telah digeluti dan memberikan bimbingan teknik, karena BAZNAS berharap hari ini menerima bantuan tiga atau empat bulan kemudian sudah bisa berinfak/bersedekah (Mandiri).

d. Sidrap Sehat

Sejak BAZNAS Kab. Sidrap dilantik per 10 Agustus 2018 salah satu permohonan yang sering dijumpai adalah adanya masyarakat yang tertahan dirumah sakait karena faktor biaya, hal ini seiring dengan adanya program BPJS di tengan masyarakat yang semakin membebani, BAZNAS Kab. Sidrap menjejaki Memorandum Of Understanding (MOU) dengan Rumah Sakit khususnya RS. Arifin Nu’ mang dan RS. Nene Mallomo untuk melakukan Sosialisasi sekaligus pencegahan terhadap penyakit yang mudah menular dengan perbaikan saluran dan perbaikan WC sebagai tempat pembuangan kotoran disadari atau tidak faktor menularnya penyakit adalah lingkungan yang tidak sehat maka BAZNAS Kabupaten Sidenreng Rappang akan bermitra dengan Pemerintah dalam menata daerah kumuh menjadi daerah yang sehat dengan lingkungan yang asri.

(31)

XXXI e. Sidrap Peduli

Kewajiban BAZNAS adalah menyantuni masyarakat yang kurang beruntung dari segi ekonomi, sosial dan lainnya. Katakanlah jika terjadi bencana maka BAZNAS berada di garda terdepan untuk menyapa saudara kita yang terdampak dalam rangka meringankan beban kepada yang terdampak.

f. Sidrap Religious

Dalam suatu program kewajiban Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ialah melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat religious seperti:

memberikan bantuan kepada muallaf, melakukan pelatihan MTQ karena banyak anak-anak usia sekolah yang tidak bisa baca tulis Alquran, pelatihan DA’I diakan dengan mewujudkan generasi mudah bisa berpartisipasi dalam program ini untuk mewujudkan keahliannya dan dibingkai dengan keislaman.

Sasaran program adalah sesuai dengan QS. At-Taubah ayat 60 (8 Asnab) yaitu; Fakir, Miskin, Amil, Riqab, Muallaf, Gharimin, Fisabilillah & Ibnu Sabil.

Bentuk kegiatan melalui Sosialisasi, diskusi, sharing & ceramah.

Sumber: H. Mutasi sede, Kec. Pangkajene Kab. Sidenreng Rappang, Sulsel, Wawancara di Pangkajene 09 Juli 2019.

Renstra (Rencana Strategis) BAZNAS SIDRAP Periode 2018-2023

(32)

XXXII

Lampiran 5. Lampiran Pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 109

(33)

XXXIII

(34)

XXXIV

(35)

XXXV

(36)

XXXVI

(37)

XXXVII

(38)

XXXVIII

(39)

XXXIX

(40)

XL

(41)

XLI

(42)

XLII

(43)

XLIII

(44)

XLIV

(45)

XLV

(46)

XLVI

(47)

XLVII

(48)

XLVIII

(49)

XLIX

(50)

L

(51)

LI

(52)

LII

(53)

LIII

(54)

LIV

Lampiran 6. Laporan Auditor Indefenden BAZNAS Kab. Sidrap

(55)

LV

(56)

LVI

(57)

LVII

(58)

LVIII

(59)

LIX

(60)

LX

(61)

LXI

(62)

LXII

(63)

LXIII

(64)

LXIV

(65)

LXV

(66)

LXVI

(67)

LXVII

(68)

LXVIII

(69)

LXIX

(70)

LXX

(71)

LXXI

(72)

LXXII

(73)

LXXIII

(74)

LXXIV

(75)

LXXV

Lampiran 7.

Berita acara revisi judul Skripsi

(76)

LXXVI

Lampiran 8.

Surat permohonan izin penelitian

(77)

LXXVII

Lampiran 9.

Surat Ketengan Izin Meneliti Dari BAZNAS Kab. Sidrap

(78)

LXXVIII

Lampiran 10.

Surat rekomendasi Badan kesatuan Bangsa dan Politik

(79)

LXXIX

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(80)

LXXX Lampiran 12. Surat Keterangan Selesai Meneliti

(81)

LXXXI

DOKUMENTASI

Gambar 4. Setelah Wawancara Pimpinan

Gambar 6. Wawancara ketua III Bid. Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan

(82)

LXXXII

Gambar 5. Wawancara Staf Bid. Perencanaan, Keuangan dan Pelaporan

Gambar 7. Wawancara Staf Bid. Pedistribusian

(83)

LXXXIII

BIODATA PENULIS

Ismayanti, lahir di Pinrang Kecamatan Patampanua Kelurahan Malimpung, Sulawesi Selatan, pada tanggal 24 Februari 1999, anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Muksin dan Surianti. Penulis memulai pendidikannya di bangku formal pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) 293 Patamnua pada tahun 2005-2011 Selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Patampanua pada tahun 2011-2014 selama 3 tahun, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 5 Pinrang pada tahun 2014-2017 selama 3 tahun. Kemudian, penulis melanjutkan jenjang pendidikan ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pada tahun 2017 sampai dengan penulisan skripsi ini, dan lulus Program Sarjana (S1) Fakultas Syariah dan Ekonomi Bisnis Islam dengan program studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah tahun 2021.

Penulis memperoleh gelar Sarjana Terapan Akuntansi (S.Tr.Ak) dengan mengajukan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidenreng Rappang”. Penulis melaksanakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di desa Pumalilling Kecamatan Patampanua Kebupaten Pinrang, dan melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sidenreng Rappang.

Adapun pengalaman organisasi penulis: Ketua KOPRI PC PMII Kota Parepare, Wakil ketua 1 KOPRI Komisariat IAIN Parepare bagian kaderisasi 2021, Dewan Pertimbangan Organisasi Lintasan Imajinasi Bahasa Mahasiswa IAIN Parepare 2021, Bendahara Umum Senat Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Bendahara Umum Lintasan Imajinasi Bahasa Mahasiswa (LIBAM) 2020, Anggota bidang kekoprian PMII 2019, Pengurus HMJ SYARIAH Periode 2018-2019, Sekretaris program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah (ALKS) 2018, Bendahara komunitas Student Debat Forum (STADIUM) 2018 dan founder ASC (Accounting Study Club), selain itu Prestasi yang diraih penulis yaitu:

Mahasiswa terbaik prodi ALKS 2018, Penerima Beasiswa Prestasi Program Studi Akuntansi Lembaga Keungan Syariah, Juara III debat ilmiah dalam rangka dies miladiya SC-MiPa 2018, Juara III Syariah Lawyers Club Syariah Award 2018. Motto penulis yaitu: jangan pernah berhenti bergerak sampai dokter mengatakan infus.

Gambar

Gambar 3. Struktural BASNAS Kab. Sidrap
Gambar 4. Setelah Wawancara Pimpinan
Gambar 7. Wawancara Staf Bid. Pedistribusian

Referensi

Dokumen terkait

D i Indonesia, pemerintah telah memfasilitasi muzakki dalam membayar zakat dengan mendirikan Organisasi Pengelola Zakat yang terdiri dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)