• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas YARSI 86

DAFTAR PUSTAKA

1. Hannayuri. Pentingnya pendidikan bagi wanita. 2011. Diakses pada 20 oktober 2016 dari: http://www.wattpad.com/2044944-pentingnya-pendidikan- bagi-wanita

2. Solikin. Hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada anak prasekolah di Tk 01 Pertiwi Karang Bangun Karanganyar. Naskah publikasi: Program studi ilmu keperawatan fakultas ilmu kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta;

2013

3. Adeleke, O.A. Danfillo, I.S. Utilization of oral health service by mothers of preschool children in Jos North Local Government Area, Plateau State, Nigeria. Plateau State: Malawi Medical Journal; 2005. h. 33-36.

4. Riyanti E. Penatalaksanaan perawatan nursing mouth caries. Jurnal Kedokteran Gigi Anak. Bagian Kedokteran Gigi anak FKG Unpad: Bandung;

2005

5. Siviana.N, Dwi. Hubungan pendidikan pengetahuan dan perilaku ibu terhadap status karies balitanya di Kecamatan Medan Selayang: Universitas Sumatra Utara, SP - Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Pencegahan; 2010

6. Asmawati. Analisis hubungan karies gigi dan status gizi anak usia 10-11 tahun di SD Athirah, SDN 1 Bawakaraeng dan SDN 3 Bangkala. Dentofasial jurnal: Bangka; 2013

7. Riset kesehatan dasar departemen kesehatan. Laporan Nasional 2007. Badan peneltian dan pengembangan kesehatan departemen kesehatan: Republik Indonesia; 2007

8. Riset kesehatan dasar departemen kesehatan. Laporan Nasional 2013. Badan peneltian dan pengembangan kesehatan departemen kesehatan: Republik Indonesia; 2013

(2)

Universitas YARSI 87 9. Rumaropen. Pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan penyakit gigi

orangtua terhadap karies gigi anak. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada;

2005.

10. Riyanti E. Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini. 2015.

http://resource.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi-dosen.pdf diakses pada 18 november 2016

11. Eko Cahyono, Indro. Hubungan pengetahuan dan motivasi ibu terhadap perawatan gigi anak usia 1-3 tahun di Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulung Agung. Tesis. Program pascasarjana magister kedokteran keluarga pendidikan profesi kesehatan: Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2010.

12. Hallet, K.B., dan O’Rourke, P.K., Dental caries experience of pre-school children from North Brisbane Region: Australian Dental Journal; 2002.

Adiwiryono, RM. Pesan kesehatan: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) anak usia dini dalam kurikulum pendidikan anak usia dini. Jurnal Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka: Jakarta; 2010.

13. Darmawan S, Nirman A, Nursalim. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian karies gigi pada siswa kelas 1 di SD Negeri 1 Pekkae Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Makassar: STIKES Nani Hasanuddin; 2014 14. Islami NA. Keadaan karies gigi anak dan saat menyikat gigi murid-murid

diniyah takmiliyah awaliyah nafilatul izaa di Karawang Barat. Jakarta:

Universitas YARSI; 2016

15. Sidi Gazalba. Pendidikan Umat Islam. Jakarta: Bhatara; 1980

16. Doni Koesoema. Pendidikan karakter: strategi mendidik anak di zaman global. Jakarta: Grasindo; 2007

17. Elizabeth B. Hurlock. Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga; 2005

18. Notoadmodjo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka cipta;

2003. h. 114-134

(3)

Universitas YARSI 88 19. Aritonang. Hubungan karakteristik dan tindakan ibu dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut anak di SD Kecamatan Medan Tuntungan. Thesis program pascasarjana magister ilmu kesehatan masyarakat: Universitas Sumatera Utara; 2012

20. Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama; 1997

21. Lerner. Encyclopedia of children’s health. 2001. Diakses pada 20 november 2016 dari www.healthofchildren.com

22. Purnama Utari. Hubungan antara status ibu bekerja dan tidak bekerja dengan status gizi anak balita di Kecamatan Medan Tembung: Sumatra Utara. USU Press; 2011.

23. Badan pusat statistik Jakarta Pusat. Pendataan sosial ekonomi tahun 2005.

Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik; 2006.

24. Ajie Pratiwie. Pengaruh pemberian asupan gizi seimbang terhadap tumbuh dan perkembangan anak usia 1-5 tahun di Pos PAUD Permata Jayengan Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014

25. Ayuningtyas LW. Hubungan pelaksanaan fungsi keperawatan kesehatan keluarga dengan pencapaian tugas perkembangan balita di Bina Keluarga Balita (BKB) Glagawero Kecamatan Kalisat. Jember: Program studi ilmu keperawatan Universitas Negri Jember; 2013

26. Santrock. Perkembangan anak jilid 2, Jakarta: Erlangga; 2007

27. Ihromi, TO. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2004.

28. Aprilia S. Faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam penerapan IPSG (internasional patient safety goal) pada akreditasi JCI (joint commission international) di instalasi rawat inap RS Swasta X tahun 2011. Depok:

Fakultas Kesehatan Masyarakan Universitas Indonesia; 2011 29. Nursalam. Psikologi dalam keperawatan. EGC: Jakarta; 2004. h. 19

(4)

Universitas YARSI 89 30. Maulana Heri D.J., Promosi kesehatan. Editor, Egi Komara Yudha. EGC:

Jakarta 2009: h. 190

31. Smet B. Psikologi kesehatan. Jakarta: PT Grafindo 1994: h. 190

32. Notoadmodjo S. Promosi Kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: PT Rineka cipta, 2007: h. 133-151

33. Notoadmodjo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka cipta, 2003: h. 114-134

34. Eka C, Riyanti E, Tjahyaningrum SN. Prevalensi nursing mouth caries pada anak usia 15-60 bulan berdasarkan frekuensi penyikatan gigi di posyandu desa cileunyi wetan kecamatan cileunyi kabupaten bandung: Bandung; 2004.

35. Varsio S. Caries-preventive treatment approaches for child and youth at two extremes of dental health in helsinki, Finland. Academic Dissertation.

Finland: University of Helsinki. 1999: h. 1–63.

36. Tinanoff N. Caries management in children: decision-making and therapies.

Compendium. 2002: h. 9–13.

37. American Academy of Pediatric Dentistry. Policy on use of a caries-risk assessment tool (CAT) for infants, children, and adolescent. Oral Health Dental Policies. 2002: h.18–20.

38. Garg Nisha, Garg Amit. Text book of operative dentistry, 2nd edition. New Delhi: Jaypee. 2013

39. Diakses pada 20 oktober 2016 pada: www.jfmed.uniba.sk

40. Diakses pada 21 oktober 2016 pada: http://www.artofpd.com/faq/

41. A.M. Kidd Edwina, Bechael, Sally Joyston. Dasar-dasar karies penyakit dan penanggulangannya. EGC: Jakarta; 1992

42. PDGI online. Inisiatif kesehatan gigi dan mulut sebagai upaya dukungan terhadap paradigm sehat. Diakses 20 mei 2016 dari: http://pdgi-online.com 43. DKK Surabaya. Tips merawat gigi dan mulut balita. 2008 Diakses pada 20

oktober 2016 dari: http://www.surabaya-ehealth.org/content/tips-merawat- gigi-dan-mulut-balita.

(5)

Universitas YARSI 90 44. Diakses pada 23 oktober 2016 pada: http://www.artofpd.com/faq/

45. Sondang P, Hamada T. Menuju gigi & mulut sehat. Medan: USU Press, 2008:

h. 69-70

46. Budiman JA. Mengenal gigi anda, petunjuk pada orang tua. Jakarta: Arcan, 1996: h. 80-96

47. Yulia SB. Kesehatan gigi bayi dan balita. Diakses pada 20 oktober 2016 dari:

http://bintangbangsaku.com/artikel/kesehatan-gigi-bayi-dan-balita.

48. Rahmadhan, Ardyan G. Serba serbi keseharan gigi dan mulut. Ed 1. Jakarta:

Bukune; 2010

49. Diakses pada 25 oktober 2016 dari: www.kompasiana.com

50. Jayanti CD. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan kejadian karies gigi pada anak TK Aisiyah Kateguhanan Sawit Boyolali.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2012

51. Supartini, Y. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC; 2004 52. Safarna L. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu terhadap pemberian

imunisasi dasar pada anak di wilayah kerja puskesmas Jeulingke Kota Banda Aceh. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala; 2015

53. Sariningrum, E., Irdawati. Hubungan tingkat pendidikan, sikap dan pengetahuan orangtua tentang kebersihan gigi dan mulut pada anak balita 3-5 tahun dengan tingkat kejadian karies di PAUD Jatipurno, Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. Jakarta; 2009

54. Sadiman. Pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan berobat penderita TB Paru di RSU Jendral A.Yani. Universitas Gajah Mada; 2008

55. Sihite JH. Hubungan tingkat sosial ekonomi orang tua dengan status bebas karies pada anak usia 7-11 tahun. Medan: USU; 2012.

56. Susi, Bachtiar H, Azmi U. Hubungan status sosial ekonomi oranng tua dengan karies pada gigi sulung anak umur 4-5 tahun: Universitas Andalas; 2012.

(6)

Universitas YARSI 91 57. Miller E, Lee JY, Darren A, Walt D, William F, Vann. Impact of caregiver

literacy on children’s oral health outcomes, Amerika: American Academy of Pediatrics. 2010.

58. Soetjiningsi H. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 1995. h.10.

59. Riana B. Pengaruh karakteristik individu, pengetahuan, sikap dan peran petugas terhadap kepemilikan rumah sehat di Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur: Universitas Sumatera Utara; 2008

60. Sumerti NN. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam deteksi dini karies gigi pada anak balita di Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung. Poltekkes Denpasar; 2013

61. Kiswaluyo. Hubungan karies gigi dengan umur dan jenis kelamin siswa sekolah dasar di wilayah kerja puskesmas Kaliwates dan puskesmas Wuluhan Kabupaten Jember. Universitas Jember; 2010

62. Suwelo, Ismu Sukarsono. Karies gigi pada anak dengan pelbagai faktor etiologi. Jakarta: EGC; 1992.

63. Abdullah Nashih Ulwan. Pedoman pendidikan anak dalam Islam. Terj.

Saifullah Noer Ali. Semarang: Asy Syifa’. 1989

64. Al-Quran dan terjemahnya. Departemen agama Republik Indonesia. Jakarta:

PT. Karya Toha Putra; 2006.

65. Pendidikan karakter.com. 2012. Membangun karakter sejak pendidikan anak usia dini. Diakses pada 20 0ktober 2016 pada: http://www.pendidikan karakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-usia-dini

66. MUI Jawa Timur. Islam itu bersih Islam itu sehat Islam tidak merusak lingkungan. Surabaya: STBM; 2009.

67. Kumpulan Hadits. Mutiara Hadits. 2015. Diakses pada 20 Desember 2016.

Diambil dari: http://www.mutiarahadits.com/58/34/75/.htm

68. Zuhroni. Pandangan Islam terhadap masalah kedokteran dan kesehatan.

Jakarta: Universitas Yarsi; 2008.

(7)

Universitas YARSI 92 69. Maulani C, Jubilee E. Kiat merawat gigi anak panduan orang tua dalam

merawat dan menjaga kesehatan gigi bagi anak-anaknya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2005. h. 85-90

70. Luthfiana M, Ummah FN, Sofiatun N. Bersiwak. Jombang: Madrasah Aliyah Negeri; 2012.

71. Soenardi T. Seri menu anak variasi makanan balita kita atasi masalah makanan pada anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2005.h.13.

(8)

Universitas YARSI 93 Lampiran 1. Surat etik penelitian

(9)

Universitas YARSI 94 Lampiran 2. Lembar penjelasan bagi subyek penelitian

SURAT PERMOHONAN UNTUK MENJADI SUBYEK PENELITIAN

Kepada yth. Bekasi, November 2016

Ibu ….

Di Tempat

Bersama ini saya mohon kesediaan Ibu untuk berpartisipasi sebagai Subyek Penelitian saya yang berjudul:

“HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MENJAGA KESEHATAN GIGI BALITA TERHADAP RESIKO KARIES DI POSYANDU MERPATI 01-02 KELURAHAN SETIA MEKAR”

Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh hubungan antara perilaku ibu dalam menjaga kesehatan gigi balita terhadap resiko karies sebagai bentuk penjagaan dan pengetahuan tambahan untuk meningkatkan kemajuan ilmu kedokteran gigi yang akan berguna bagi dokter gigi sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal dan bagi masyarakat luas agar memperoleh peningkatan pelayanan kesehatan gigi sesuai dengan harapan apabila penelitian ini telah berhasil.

Dalam penelitian tersebut kepada Ibu akan dilakukan :

1. Persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subyek penelitian.

2. Pengambilan data melalui kuesioner.

Jika Ibu bersedia, surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subyek Penelitian terlampir harap ditanda-tangani dan diberikan kembali kepada peneliti.

Perlu Ibu ketahui bahwa walaupun saya membutuhkan surat kesediaan tersebut tidak mengikat sehingga Ibu dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian berlangsung.

Demikian mudah-mudahan keterangan saya di atas dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya, Peneliti, Orintia Dewi Astuti

(10)

Universitas YARSI 95 Lampiran 3. Lembar persetujuan setelah penjelasan

SURAT PERNYATAAN

KESEDIAAN MENJADI SUBYEK PENELITIAN

Setelah membaca dan mendengar semua keterangan tentang resiko, keuntungan, dan hak-hak saya sebagai subyek penelitian yang berjudul:

“HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MENJAGA KESEHATAN GIGI BALITA TERHADAP RESIKO KARIES DI POSYANDU MERPATI 01-02 KELURAHAN SETIA MEKAR”

Yang akan dilakukan oleh ORINTIA DEWI ASTUTI

Saya dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia berpartisipasi dalam penelitian tersebut di atas.

Jakarta, 2016

(Nama lengkap Ibu)

(11)

Universitas YARSI 96 Lampiran 4. Lembar kuesioner

LEMBAR KUESIONER

Petunjuk pengisian:

1. Bacalah sejumlah pertanyaan dibawah ini dengan teliti

2. Anda dimohon untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan anda secara objektif dengan member tanda silang (X) pada salah satu kriteria untuk setiap pertanyaan yang menurut Anda paling tepat.

3. Skor yang diberikan tidak mengandung nilai jawaban benar-salah melainkan menunjukkan kesesuaian penilaian anda terhadap isi setiap pertanyaan.

4. Diperbolehkan bertanya kepada peneliti jika terdapat pertanyaan atau pernyataan yang tidak dimengerti.

5. Hasil penelitian ini hanya untuk kepentingan akademis saja, idenditas dari Anda akan dirahasiakan dan hanya diketahui oleh peneliti.

6. Selamat mengisi dan terima kasih atas kerjasamanya.

(12)

Universitas YARSI 97 Lanjutan lampiran 4. Lembar kuesioner

Nama Ibu : ……….

Alamat : ……….

Posyandu : ……….

Tanggal : ……….

A. Umur Ibu (tahun): a. ≤ 20 b. 20-29 c. 30-39 d. 40-49 e. ≥ 50 B. Pekerjaan: a. PNS/Peg. Swasta

b. Wiraswasta/petani/pedagang c. Guru

d. Petugas kesehatan e. Ibu rumah tangga

C. Pendidikan terakhir ibu: a. Tidak sekolah/tidak tamat SD b. Tamat SD

c. TamatSMP d. Tamat SMA

e. Tamat perguruan tinggi D. Penghasilan keluarga perbulan: a. ≤ 1.000.000

b. 1.000.000 – 2.900.000 c. 3.000.000 – 5.000.000 d. ≥ 5000.000

E. Umur anak balita : a. 0-1 tahun b. 2-3 tahun c. 4-5 tahun F. Jenis kelamin balita : a. Laki-laki b. Perempuan

G. Anak balita ke :

(13)

Universitas YARSI 98 Lanjutan lampiran 4. Lembar kuesioner H. Pengetahuan ibu mengenai kesehatan gigi dan mulut anak

1. Menurut ibu tindakan apa yang dapat dilakukan untuk memelihara kesehatan gigi anak?

a. Menyikat gigi

b. Kontrol ke dokter gigi ketika ada keluhan

c. Menghindari makanan/minuman manis di malam hari d. Banyak makan sayuran

2. Apa yang dapat terjadi jika gigi susu anak rusak?

a. Memiliki penampilan yang buruk

b. Gigi permanen (tetap) tumbuh tidak teratur c. Sulit mengunyah makanan

d. bengkak

3. Menurut ibu apakah penyakit yang sering terdapat pada gigi dan mulut anak?

a. Susunan gigi yang tidak teratur b. Gusi berdarah/gusi bengkak c. Karies/gigi berlubang

d. Tidak tahu

4. Seberapa banyakkah pasta gigi yang dianjurkan pada anak sewaktu menyikat gigi?

a. Sepanjang bulu sikat b. Sebesar biji kacang polong c. Secukupnya

d. Tidak ada ukuran

5. Bagaimana cara ibu dalam membersihkan gigi anak?

a. Menyikatkan gigi anak hingga berumur 2 tahun

b. Menyuruh anak menyikat gigi sendiri setelah diberi contoh c. Melakukannya bersama-sama

d. Menyikatkan gigi anak ketika mandi

(14)

Universitas YARSI 99 Lanjutan lampiran 4. Lembar kuesioner

6. Berapa kali sebaiknya menyikat gigi anak dalam satu hari?

a. Dua kali sehari, pagi ketika mandi dan malam sebelum tidur b. Dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur c. Dua kali sehari sewaktu mandi pagi dan mandi sore

d. Satu kali sehari sebelum tidur

7. Menurut ibu kapan anak dapat menggunakan pasta gigi?

a. Bisa mulai saat gigi sudah muncul b. Bisa, mulai usia 2 tahun

c. Tidak bisa d. Tidak tahu

8. Apakah tujuan utama ibu menyikat gigi anak?

a. Agar gigi anak tidak berlubang b. Agar napas tidak bau

c. Agar gigi putih

d. Agar gigi dan mulut anak segar

9. Apakah ibu tahu peran seorang dokter gigi dalam memelihara kesehatan gigi anak ibu?

a. Tempat berobat ketika gigi anak sakit

b. Tempat konsultasi/diskusi mengenai pertumbuhan anak

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan kontrol rutin 6 bulan sekali

d. Tidak tahu

10. Kapan sebaiknya kedokter gigi untuk memeriksakan gigi susu anak?

a. Maksimal 1-3 bulan sekali b. Minimal 3-6 bulan sekali c. Tiap tahun

d. Ketika sakit

(15)

Universitas YARSI 100 Lanjutan lampiran 4. Lembar kuesioner I. Sikap ibu terhadap kesehatan gigi dan mulut balita

1. Bagaimana pendapat ibu tentang kesehatan gigi susu yang akan sangat mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen (gigi tetap)?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

2. Bagaimana pendapat ibu mengenai kebersihan gigi anak?

a. Sangat setuju dibersihkan b. Setuju dibersihkan c. Tidak setuju dibersihkan d. Sangat tidak setuju dibersihkan

3. Bagaimana pendapat ibu mengenai menyikat gigi anak sebelum tidur?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

4. Bagaimana pendapat ibu mengenai pemberian pasta saat menyikat gigi pada anak setelah anak usia dua tahun?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

5. Bagaimana pendapat anda dengan memberi makanan atau minuman manis diluar jam makan dan untuk menenangkan atau menidurkan anak?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

(16)

Universitas YARSI 101 Lanjutan lampiran 4. Lembar kuesioner

6. Bagaimana pendapat ibu mengenai tingkat pendidikan ibu yang dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam menjaga kesehatan gigi anak?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju

d. Sangat tidak setuju

7. Bagaimana pendapat ibu mengenai menyikat gigi lebih dari 2 kali dalam sehari?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

8. Bagaimana pendapat ibu mengenai memberi susu pada anak sebelum tidur?

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

9. Apakah ibu setuju mengenai lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut anak?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

10. Bagaimana pendapat ibu mengenai menyikat gigi selama lebih dari 2 menit?

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

(17)

Universitas YARSI 102 Lanjutan lampiran 4. Lembar kuesioner

J. Tindakan ibu terhadap pemeliharaan kesehatan gigi anak 1. Apakah ibu pernah memeriksakan gigi anak ibu ke dokter gigi?

a. Sering b. Pernah c. Jarang

d. Tidak pernah

2. Apa alasan ibu ketika mengunjungi dokter gigi?

a. Kalau anak ada keluhan dan kelainan rongga mulut b. Mendapat ajakan dari orang lain

c. Rutin untuk kontrol kesehatan gigi susu anak saya d. Jika ada penyuluhan atau kesehatan gigi dari pemerintah 3. Pernahkah ibu menyikatkan gigi anak balita ibu?

a. Terkadang jika ingat b. Selalu

c. Hanya mengawasi

d. Tidak pernah membantu atau mengingatkan

4. Tindakan apa yang ibu lakukan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut anak balita ibu?

a. Menyuruh anak berkumur-kumur sebelum makan

b. Menyikat gigi dua kali sehari, pagi setelah makan dan malam sebelum tidur c. Menyikat gigi dua kali sehari ketika mandi pagi dan sore

d. Menghindari makanan manis di pagi hari

5. Kapan ibu mulai mengajarkan anak ibu membersihkan gigi?

a. Mulai umur 6 bulan-1 tahun b. Mulai umur 2-3 tahun c. Mulai gigi susunya muncul d. Lebih dari 4 tahun

(18)

Universitas YARSI 103 Lanjutan lampiran 4. Lembar kuesioner 6. Sikat gigi seperti apa yang ibu gunakan untuk anak balita ibu?

a. Sama dengan punya saya (ukuran dewasa) b. Ukuran anak-anak

c. Yang bentuknya lucu dan digemari anak d. Ukuran kecil dan bulunya halus

7. Saat membeli pasta gigi, apakah ibu memperhatikan kandungan fluor didalamnya a. Selalu

b. Iya c. Tidak d. Tidak tahu

8. Tindakan apa yang ibu lakukan untuk menenangkan atau menidurkan anak anda?

a. Memberi susu formula di botol hingga tenang b. Memberi minum air putih matang atau asi c. Membiarkannya hingga tenang sendiri d. Memberi permen/makanan manis

9. Apakah ibu membersihkan atau memberikan air putih untuk berkumur setelah anak makan atau minum yang manis?

a. Selalu

b. Hanya setelah makan coklat c. Jika malam hari

d. Jika pagi hari

10. Apa yang ibu lakukan pada gigi berlubang atau gusi bengkak pada anak balita ibu?

a. Membiarkan

b. Membawa ke dokter gigi c. Mengobati sendiri

d. Memeriksakan selain ke dokter gigi

(19)

Universitas YARSI 104 Lampiran 5. Dokumentasi

(20)

Universitas YARSI 105 Lanjutan lampiran 5. Dokumentasi

(21)

Universitas YARSI 106 Lanjutan lampiran 5. Dokumentasi

(22)

Universitas YARSI 107 Lanjutan lampiran 5. Dokumentasi

(23)

Universitas YARSI 108 Lampiran 6 PERSENTASE JAWABAN PENGETAHUAN IBU

1. Tindakan yang dapat dilakukan ibu untuk memelihara kesehatan gigi anak

Frekuensi Persentase

Menyikat gigi 136 88%

Kontrol ke dokter gigi ketika ada keluhan 4 2.5%

Menghindari makan/minum manis di malam hari 12 8%

Banyak makan sayuran 3 2%

Total 155 100%

2. Apa yg terjadi jika gigi susu anak rusak

Memiliki penampilan buruk 39 25%

Gigi permanen tumbuh tidak teratur 37 24%

Sulit mengunyah makanan 72 46%

Bengkak 7 5%

Total 155 100%

3. Penyakit yang sering terjadi pada gigi susu anak

Susunan gigi tidak teratur 7 5%

Gusi berdarah/bengkak 33 21%

Karies / gigi berlubang 113 73%

Tidak tahu 2 1%

Total 155 100%

4. Seberapa banyak pasta gigi yang dianjurkan untuk anak

Sepanjang bulu sikat 17 11%

Sebesar biji kacang polong 60 39%

Secukupnya 75 48%

Tidak ada ukuran 3 2%

Total 155 100%

5. Bagaimana cara ibu dalam membersihkan gigi anak

Menyikat gigi anak hungga umur 2 tahun 14 9%

Menyuruh anak menyikat gigi sendiri setelah diberi

contoh 37 24%

Melakukan bersama-sama 29 19%

Menyikatkan gigi anak ketika mandi 75 48%

Total 155 100%

(24)

Universitas YARSI 109 6. Berapa kali sebaiknya anak menyikat gigi dalam

sehari

2x sehari mandi pagi dan sebelum tidur 73 47%

2x sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur 49 32%

2x sehari mandi pagi dan sore 33 21%

Sehari sekali sebelum tidur 0 0

Total 155 100%

7. Kapan sebaknya anak dapat menggunakan pasta gigi

Saat gigi sudah muncul 81 52%

Mulai usia 2 tahun 74 48%

Tidak tahu 0 0

Tidak bisa 0 0

Total 155 100%

8. Alasan ibu dalam menyikat gigi anak

Agar gigi tidak berlubang 99 64%

Agar napas tidak bau 3 2%

Agar gigi putih 4 2%

Agar gigi dan mulut segar 49 32%

Total 155 100

9. Peran dokgi dalam memelihara kesehatan gigi anak

Tempat berobat ketika gigi anak sakit 20 13%

Konsultasi/diskusi mengenai pertumbuhan anak 29 19%

Pencegahan penyakit dengan kontrol min 6 bulan

Sekali 104 67%

Tidak tahu 2 1%

Total 155 100%

10. Kapan sebaiknya kedokter gigi

Maksimal 1-3 bulan sekali 15 10%

Minimal 3-6 bulan sekali 114 73.5%

Tiap tahun 1 0.6%

Ketika sakit 25 16%

Total 155 100

(25)

Universitas YARSI 110 PERSENTASE JAWABAN SIKAP IBU

11. Pendapat ibu tentang kesehatan gigi susu yang dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi tetap

Frequency Persentase

sangat setuju 70 45%

setuju 80 52%

tidak setuju 5 3%

Total 155 100%

12. Pendapat ibu tentang pentingya kebersihan gigi anak

sangat setuju 131 85%

setuju 24 15%

Total 155 100%

13. Pendapat ibu tentang menyikat gigi anak sebelum tidur

sangat setuju 103 66%

setuju 52 34%

Total 155 100%

14. Pendapat ibu tentang pemberian pasta saat menyikat gigi setelah anak usia 2 tahun

sangat setuju 62 40%

setuju 80 52%

tidak setuju 13 8%

Total 155 100%

15. Pendapat ibu tentang memberi makan/minum manis diluar jam makan untuk menenangkan anak

sangat setuju 8 5%

setuju 41 27%

tidak setuju 98 63%

sangat tidak setuju 8 5%

Total 155 100%

16. Pendapat ibu tentang tingkat pendidikan ibu yang dapat mempengaruhi perilaku ibu

sangat setuju 55 35.4%

setuju 80 52%

tidak setuju 19 12%

sangat tidak setuju 1 0.6%

Total 155 100%

(26)

Universitas YARSI 111 17. Pendapat ibu tentang menyikat gigi lebih dari

2x sehari

sangat setuju 34 22%

setuju 108 70%

tidak setuju 13 8%

Total 155 100%

18. Pendapat ibu tentang memberi susu pada anak sebelum tidur

sangat setuju 13 8.4%

setuju 95 61%

tidak setuju 46 30%

sangat tidak setuju 1 0.6%

Total 155 100%

19. Pendapat ibu tentang lingkungan yang dapat mempengaruhi kesgilut anak

sangat setuju 24 16%

setuju 87 56%

tidak setuju 42 27%

sangat tidak setuju 2 1%

Total 155 100%

20. Pendapat ibu tentang menyikat gigi lebih dari 2 menit

sangat setuju 16 10%

setuju 88 57%

tidak setuju 51 33%

Total 155 100%

(27)

Universitas YARSI 112 PERSENTASE JAWABAN TINDAKAN IBU

21. Pernahkah ibu memeriksakan gigi anak ke

dokter gigi Frekuensi Persentase

Sering 5 3%

Pernah 87 56%

Jarang 29 19%

tidak pernah 34 22%

Total 155 100%

22. Alasan ketika mengunjungi dokter gigi

ketika ada keluhan/kelainan rongga mulut 80 52%

mendapat ajakan dari orang lain 4 2%

rutin kontrol kesgilut balita 59 38%

jika ada penyuluhan/pengobatan gratis 12 8%

Total 155 100%

23. Pernahkah ibu menyikatkan gigi anak balita ibu

terkadang jika ingat 10 6%

selalu 124 80%

hanya mengawasi 20 13%

tidak pernah membantu/mengingatkan 1 0.6%

Total 155 100%

24. Tindakan ibu dlm memelihara kesgilut balita

menyuruh anak berkumur sebelum makan 2 1.4%

sikat gigi 2x setelah sarapan & sebelum tidur 118 76%

sikat gigi 2x ketika mandi pagi dan sore 34 22%

menghindari makanan manis dipagi hari 1 0.6%

Total 155 100%

25. Kapan ibu mulai mengajarkan anak ibu membersihkan gigi

mulai umur 6 bulan - 1 thn 26 17%

mulai umur 2-3 thn 68 44%

mulai gigi susunya muncul 61 39%

Total 155 100%

26. Sikat gigi yang digunakan untuk balita

ukuran anak-anak 59 38%

yg bentuk nya lucu dan digemari anak 22 14%

ukuran kecil dan bulu nya halus 74 48%

(28)

Universitas YARSI 113

Total 155 100%

27. Memperhatikan kandungan fluor didalam pasta gigi

selalu 29 19%

Iya 88 57%

Tidak 27 17%

tidak tahu 11 7%

Total 155 100%

28. Tindakan untuk menenangkan anak

memberi susu formula botol hingga tenang 71 46%

meberi minum air pitih atau asi 66 42.4%

bembiarkan hingga tenang sendiri 17 11%

memberi permen/makanan manis 1 0.6%

Total 155 100%

29. Berkumur dengan air putih setelah anak konsumsi manis

Selalu 122 79%

hanya setelah makan coklat 14 9%

jika malam hari 16 10%

jika pagi hari 3 10%

Total 155 100%

30. Tindakan pada gigi berlubang/gusi bengkak pada balita

Membiarkan 2 1.2%

membawa kedokter gigi 141 91%

mengobati sendiri 10 6.6%

memeriksakan selain kedokter gigi 2 1.2%

Total 155 100%

(29)

Universitas YARSI 114 Lanjutan lampiran 7

total usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 1 .6 .6 .6

20-29 57 36.8 36.8 37.4

30-39 76 49.0 49.0 86.5

40-49 19 12.3 12.3 98.7

>50 2 1.3 1.3 100.0

Total 155 100.0 100.0

usia ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <30 (muda) 58 37.4 37.4 37.4

30-39 (dewasa muda) 76 49.0 49.0 86.5

<39 (dewasa) 21 13.5 13.5 100.0

Total 155 100.0 100.0

Crosstab

Count

usia ibu

Total

<30 (muda)

30-39 (dewasa

muda) <39 (dewasa)

perilaku keseluruhan 18-30 (baik) 37 44 13 94

1-17 (buruk) 21 32 8 61

Total 58 76 21 155

(30)

Universitas YARSI 115 Lanjutan lampiran 7

total pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid pns/peg.swasta 22 14.2 14.2 14.2

wiraswasta/petani/pedagang 15 9.7 9.7 23.9

guru 7 4.5 4.5 28.4

petugas kesehatan 2 1.3 1.3 29.7

ibu rumah tangga 109 70.3 70.3 100.0

Total 155 100.0 100.0

pekerjaan ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid bekerja 46 29.7 29.7 29.7

tidak bekerja 109 70.3 70.3 100.0

Total 155 100.0 100.0

Crosstab

Count

pekerjaan ibu

Total bekerja tidak bekerja

perilaku keseluruhan 18-30 (baik) 34 60 94

1-17 (buruk) 12 49 61

Total 46 109 155

(31)

Universitas YARSI 116 Lanjutan lampiran 7

total pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak sekolah/tidak tamat SD 1 .6 .6 .6

tamat SD 4 2.6 2.6 3.2

tamat SMP 29 18.7 18.7 21.9

tamat SMA 91 58.7 58.7 80.6

tamat perguruan tinggi 30 19.4 19.4 100.0

Total 155 100.0 100.0

pendidikan ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rendah 35 22.6 22.6 22.6

tinggi 120 77.4 77.4 100.0

Total 155 100.0 100.0

Crosstab

Count

pendidikan ibu

Total rendah tinggi

perilaku keseluruhan 18-30 (baik) 18 76 94

1-17 (buruk) 17 44 61

Total 35 120 155

(32)

Universitas YARSI 117 Lanjutan lampiran 7

total penghasilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <1.000.000 26 16.8 16.8 16.8

1.000.000-2.900.000 43 27.7 27.7 44.5

3.000.000-5.000.000 75 48.4 48.4 92.9

>5.000.000 11 7.1 7.1 100.0

Total 155 100.0 100.0

penghasilan keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid (rendah) <3.000.000 70 45.2 45.2 45.2

(tinggi) >3.000.000 85 54.8 54.8 100.0

Total 155 100.0 100.0

Crosstab

Count

penghasilan keluarga

Total (rendah)

<3.000.000

(tinggi)

>3.000.000

perilaku keseluruhan 18-30 (baik) 34 60 94

1-17 (buruk) 36 25 61

Total 70 85 155

(33)

Universitas YARSI 118 Lanjutan lampiran 7

umur balita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6 bulan-1 tahun 23 14.8 14.8 14.8

2-3 tahun 51 32.9 32.9 47.7

4-5 tahun 81 52.3 52.3 100.0

Total 155 100.0 100.0

Statistics

umur balita

N Valid 155

Missing mean

0 2,37

Crosstab

Count

umur balita

Total 6 bulan-1 tahun 2-3 tahun 4-5 tahun

perilaku keseluruhan 18-30 (baik) 16 31 47 94

1-17 (buruk) 7 20 34 61

Total 23 51 81 155

(34)

Universitas YARSI 119 Lanjutan lampiran 7

jenis kelamin balita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 76 49.0 49.0 49.0

perempuan 79 51.0 51.0 100.0

Total 155 100.0 100.0

Statistics

Jenis kelamin balita

N Valid 155

Missing mean

0 1,51

Crosstab

Count

jenis kelamin balita

Total laki-laki perempuan

perilaku keseluruhan 18-30 (baik) 47 47 94

1-17 (buruk) 29 32 61

Total 76 79 155

Referensi

Dokumen terkait

Bapak / Ibu Responden Di Tempat Bersama ini saya : Nama : Eranio Adam NIM : 01116068 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi Dalam rangka untuk penelitian skripsi