• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR TABEL

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DAFTAR TABEL "

Copied!
82
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik menahun yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin. Bentuk diabetes melitus yang paling banyak terjadi di masyarakat Indonesia adalah diabetes melitus tipe II.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai kontribusi Puskesmas Kumpai Batu Atas dalam memberikan terapi diet pada klien diabetes tipe 2. 3) Bagi profesi perawat. Dapat dijadikan sebagai bacaan dan referensi untuk penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan tentang gizi bagi penderita diabetes.

Relevansi

Bagian 1, halaman 41-50: Pengaruh konsumsi beras Ir-36 dan beras merah terhadap profil gula darah pada pasien diabetes tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur melakukan penelitian yang menunjukkan kesamaan yaitu keduanya meneliti tentang pengaruh pemberian makanan beras merah terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus, kedua penelitian tersebut juga memiliki desain penelitian yang sama yaitu Quasy-Experiment. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah: a) lokasi penelitian berbeda, b) penggunaan sampling target, c) penggunaan analisis.

TINJAUAN TEORI

  • Konsep Diabetes Mellitus (DM)
  • Konsep Kadar Glukosa Darah
  • Konsep Penatalaksanaan Diit Diabetes Mellitus Tipe 2
  • Konsep Beras Merah
  • Hubungan Beras Merah Terhadap Diabetes Melitus
  • Kerangka Teori

Jika anggota keluarga menderita diabetes, seseorang juga berisiko terkena diabetes. Apabila mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung glukosa maka peningkatan kadar glukosa darah menjadi sangat cepat karena insulin tidak cukup sehingga menyebabkan diabetes melitus (PERKENI, 2011). Tanda dan gejala diabetes menurut Wijaya (2013) adalah hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa darah dan gangguan metabolisme karbohidrat yang menyebabkan munculnya gejala awal yang khas berupa.

Komplikasi akut merupakan komplikasi pada diabetes melitus yang penting dan berkaitan dengan keseimbangan kadar gula darah jangka pendek. Perubahan aterosklerotik pada arteri koroner menyebabkan peningkatan kejadian infark miokard pada pasien dengan diabetes mellitus. Tujuan utama terapi diabetes melitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar gula darah sebagai upaya untuk mengurangi kejadian komplikasi vaskular dan neuropatik.

Olahraga sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes melitus karena dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi risiko kardiovaskular. Pada diabetes melitus tipe 2, insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka panjang untuk mengontrol kadar glukosa darah jika diet dan agen hipoglikemik oral tidak berhasil mengendalikannya. Tujuan penatalaksanaan diet pada diabetes melitus tipe 2 adalah mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal dengan cara menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogen atau eksogen) dengan agen penurun glukosa oral dan aktivitas fisik, mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum, mencegah komplikasi, dan menyediakan energi yang cukup untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal (Whyuningsih, 2013).

Tabel 2.1 Perhitungan Kasar Kebutuhan Energi Penyandang Diabetes  Mellitus
Tabel 2.1 Perhitungan Kasar Kebutuhan Energi Penyandang Diabetes Mellitus

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

Kerangka Konseptual

Hipotesis

Pengaruh pemberian diet beras merah terhadap penurunan kadar GDS pada klien DM tipe 2 di wilayah Puskesmas Kumpai Batu Atas. Untuk mengetahui pengaruh pemberian diet beras merah terhadap penurunan kadar GDS pada responden kelompok intervensi dan untuk membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol, dilakukan independent t-test dengan p-value ὰ(0,05). Dengan demikian, ada pengaruh pemberian diet nasi merah terhadap penurunan kadar GDS pada pasien DM tipe II di wilayah Puskesmas Kumpai Batu Atas.

Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7, kadar GDS awal responden kelompok intervensi sebelum mendapat diet beras merah antara 181 mg/dL dan 268 mg/dL. Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.9, kadar GDS akhir responden kelompok intervensi diet beras merah berkisar antara 170 mg/dl sampai dengan 258 mg/dl. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh diet nasi merah terhadap kadar GDS pada klien DM tipe 2 di wilayah Puskesmas Kumpai Batu Atas.

Melalui penelitian ini peneliti dapat mengetahui pengaruh diet nasi terhadap penurunan kadar GDS pada klien diabetes tipe 2 di Puskesmas Kumpai Batu Atas Pangkalan Bun. Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bahan bacaan di perpustakaan STIKES Borneo Cendekia Medika mengenai pengaruh penambahan diet nasi merah terhadap kadar GDS pada klien DM tipe 2 di wilayah Puskesmas Kumpai Batu Atas Pangkalan Bun. Pengaruh diet nasi merah terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes tipe 2 di lingkungan kerja Puskesmas Kumpai Batu Atas.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Desain Penelitian

Kerangka Kerja (Frame Wrok)

Populasi, Sampel dan Sampling

Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Instrumen Penelitian

Pengumpulan dan Pengolahan Data

30 . diet nasi merah, cara memasak nasi merah, jadwal makan dan kebutuhan untuk mematuhi diet yang diberikan. Upaya pengecekan kembali atas kebenaran data yang terkumpul (checking) dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh telah diisi secara lengkap dan jelas. Pembersihan data, dimaksudkan untuk memeriksa kembali data yang dimasukkan untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan, ketidaklengkapan yang kemudian diperbaiki.

Analisis Data

Etika Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 diketahui kadar GDS awal responden kelompok intervensi sebelum diberikan diet beras merah berkisar antara 181 mg/dl-268 mg/dl dengan rerata kadar 229 mg/dl. . Sedangkan kelompok kontrol berkisar antara 202-262 mg/dl dengan kadar rata-rata 227 mg/dl. 2) Kadar akhir GDS kelompok intervensi dan kelompok kontrol Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, dapat diketahui kadar akhir GDS kelompok intervensi setelah diberikan diet beras merah dan kelompok kontrol. pada Tabel berikut ini. Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.9, kadar GDS akhir pada kelompok intervensi setelah pemberian beras merah berkisar antara 170 mg/dl-258 mg/dl dengan rerata kadar GDS 215 mg/dl.

Berdasarkan Tabel 4.10 dan Tabel 4.11 di atas terlihat rata-rata penurunan nilai GDS pada kelompok intervensi sebesar 14,13. Berdasarkan Tabel 4.10 dan Tabel 4.11 rerata penurunan nilai GDS pada kelompok intervensi adalah 14,13 mg/dL. Sedangkan responden kelompok kontrol mengalami peningkatan nilai GDS karena semua responden kelompok kontrol tidak mengikuti diet khusus dan juga tidak mengkonsumsi obat antidiabetes.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan menjadi dasar atau acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan topik masalah terkait pengaruh pemberian diet nasi merah terhadap penurunan kadar GDS pada penderita DM tipe 2. jadwal diet, jenis makanan atau jumlah makanan bagi responden penderita diabetes melitus yang akan mendapatkan pengobatan, juga dengan memberikan penyuluhan atau penyuluhan kesehatan tentang penyakit diabetes melitus agar responden tersebut rajin dalam mengontrol gula darah dan mengkonsumsi obat antidiabetes yang tentunya memiliki manfaat yang besar. mempengaruhi kadar glukosa darah klien DM.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Kumpai Batu Atas pada akhir tahun 2018 sebanyak 6.970 jiwa, terdiri dari 3.659 laki-laki dan 3.311 perempuan. Pelayanan kesehatan dasar yang tersedia di Puskesmas Kumpai Batu Atas meliputi poli umum, poli gigi, KIA dan laboratorium sederhana. Visi Puskesmas Kumpai Batu Atas mengacu pada visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu terwujudnya masyarakat hidup sehat mandiri di Kabupaten Kotawaringin Barat yang berkembang dengan adil dan jaya.

Seiring dengan berkembangnya model penyakit dimana penyakit degeneratif mulai meningkat, Puskesmas Kumpai Batu Atas mulai melakukan berbagai kegiatan untuk memprediksinya. Sampel dalam penelitian ini adalah penderita DM tipe II di wilayah kerja Puskesmas Kumpai Batu Atas sebanyak 32 orang. Dari tabel 4.2, karakteristik responden menurut jenis kelamin sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 20 orang atau 62,5.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden dengan status IMT sedang sebanyak 87,5% dan IMT gemuk sebanyak 12,5% dan tidak ada responden yang memiliki IMT kurus. Berdasarkan tabel 4.4 karakteristik responden dari segi pendidikan paling banyak adalah SD/sederajat yaitu 29 orang atau sebanyak 90,6%.

Pembahasan

Karena responden merupakan klien dengan riwayat DM lama yang tidak memeriksakan dirinya secara rutin dan tidak mengkonsumsi terapi apapun, sehingga hasil baseline GDS responden diatas normal. Beberapa penelitian menyatakan bahwa kepatuhan pasien dalam menerapkan diet menentukan keberhasilan dalam mengontrol kadar glukosa darah. Setelah diserap, kadar glukosa darah akan naik untuk sementara dan akhirnya kembali ke kadar semula.

Regulasi fisiologis kadar glukosa darah sangat bergantung pada ekstraksi gula, sintesis glikogen, dan glikogenolisis di hati (Guyton dan Hall, 2011). Salah satu makanan dengan indeks glikemik rendah adalah beras merah yang bisa diganti dengan nasi putih. Nasi merah merupakan makanan berenergi yang dikeluarkan secara perlahan untuk menghindari puncak kadar gula darah, sehingga sangat berguna untuk mengontrol dan mencegah diabetes.

Nasi merah baik untuk penderita diabetes karena mengandung serat empat kali lebih banyak dibandingkan nasi putih. Pencucian beras merah sebaiknya tidak dilakukan lebih dari 3 kali, karena dapat mengurangi kandungan beras merah. Kesimpulan dari penelitian Prayugo Juwi Susilo adalah ada hubungan antara tepat jumlah, jadwal dan jenis pola diet nasi merah dengan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.

Keterbatasan Penelitian

Implikasi Hasil Penelitian Dalam Keperawatan

Karena jika seseorang tidak mengontrol makanannya maka akan sulit untuk menjaga kadar gula darah tetap terkendali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi klien DM tipe 2 bahwa konsumsi beras merah merupakan salah satu bentuk terapi agar kadar gula darah dapat terjaga. Selain rutin berobat ke pelayanan kesehatan, klien juga dapat menggunakan beras merah sebagai terapi pelengkap klien DM di wilayah Puskesmas Kumpai Batu Atas Pangkalan Bun.

Diakses Juli 2020, dari. https://www.halodoc.com/artikel/rahasia-turunkan-berat-badan-dengan-nasi-merah. Pengaruh jalan kaki 30 menit terhadap kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe II di Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin. Hubungan diet DM tipe II dengan kadar glukosa darah yang dirawat di RSU Laburan Baji Makassar.

Empat pilar penatalaksanaan pasien diabetes melitus tipe 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus di RSUP Dr. RS Wahidin Sudirohusodo dan RS Universitas Hasanuddin Makassar Tahun 2017”. Diagnosa dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terbaru dalam Buku Penatalaksanaan Diabetes Terpadu Sebagai Panduan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Bagi Dokter dan Edukator Diabetes. Pola Diet Sesuai Jumlah, Jadwal dan Jenis kadar gula darah pada pasien DM tipe II di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit Baptis Kediri.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan: 6.1.1 Ada pengaruh pemberian ransum beras merah terhadap kadar.

Saran

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung dalam pemberian penyuluhan kesehatan pada masyarakat khususnya tentang penyakit DM untuk pengendalian kadar gula darah. Oryza nivara) dan beras hitam (Oryza sativa L.indica) terhadap perubahan kadar glukosa darah dan trigliserida pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Nutrisi dan Kesehatan.

Gambar

Tabel 1.1 Relevansi Penelitian
Tabel 2.1 Perhitungan Kasar Kebutuhan Energi Penyandang Diabetes  Mellitus
Gambar 2.1. Beras Merah
Gambar 2.2 Kerangka Teori
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh peningkatan Kadar Gula Darah Sewaktu Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Pre Dan Post Pada Penderita Diabetes Melitus