• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Konten Negatif pada Media Sosial

N/A
N/A
Gustomi Nugroho

Academic year: 2025

Membagikan "Dampak Konten Negatif pada Media Sosial"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

DAMPAK KONTEN NEGATIF TERHADAP PERILAKU DAN PANDANGAN PENGGUNA DALAM MEDIA SOSIAL

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Sosial Dosen pengampu: Fibi Eko Putra, S.T., M.T.

Disusun Oleh : Kelompok 6 (enam)

1. Ahmad Abdul Latif (352410906) 2. Faqih Ainun Masingki (352410887) 3. Gustomi Nugroho (352410901)

4. Khairul Mahdi (352410885)

5. Laila Khusnul Khotimah (352410862) 6. Mardiansyah (352410915) 7. Shandhika Farid Syahputra (352410911) 8. Wieke Yulianti (352410907)

IE.2024.C.14

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PELITA BANGSA TAHUN AKADEMIK 2024/20

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial.

Kemajuan dalam media sosial sangatlah pesat, tidak dapat dipungkiri dari banyaknya dampak positif yang timbul akibat adanya media sosial. Ada pula dampak negatif yang timbul dari konten-konten yang tersaji di platform media sosial. Berdasarkan makalah ini penulis berharap kita sebagai pengguna media sosial untuk bisa memahami dan mengetahui dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial.

Melalui makalah ini, penulis berharap pembaca dapat lebih memahami dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat persatuan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Cikarang, 10 Oktober 2024

Kelompok 6

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB 1 ...1

PENDAHULUAN...1

1.1 LATAR BELAKANG ...1

1.2 RUMUSAN MASALAH ...1

1.3 TUJUAN ...1

BAB II ...2

TINJAUAN PUSTAKA ...2

2.1 Media Sosial dan Karakteristik Pengguna...2

2.2 Konten Negatif di Media Sosial ...2

2.3 Dampak Konten Negatif terhadap Perilaku Pengguna ...2

2.4 Dampak Konten Negatif terhadap Pandangan dan Sikap Pengguna ...3

2.5 Penanganan dan Pencegahan Dampak Konten Negatif ...3

BAB III ...4

METODE PENELITIAN...4

3.1 Jenis Penelitian ...4

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...4

3.3 Instrumen Penelitian ...4

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...5

3.5 Teknik Analisis Data...5

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas...6

BAB IV ...7

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...7

4.1 Deskripsi Responden ...7

4.2 Paparan Konten Negatif ...7

4.3 Dampak Terhadap Perilaku ...8

4.4 Dampak Terhadap Pandangan dan Sikap ...8

4.5 Diskusi Hasil Penelitian ...9

(4)

iii

BAB V ... 10

PEMBAHASAN ... 10

5.1 Pengertian media sosial ... 10

5.2 Macam-macam platfrom media sosial Inilah jenis-jenis platform media sosial dan contohnya ... 11

5.3 Apa saja dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial? ... 12

5.4 Bagaimana cara menanggulangi atau meminimalisir dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial? ... 13

BAB VI ... 16

KESIMPULAN DAN SARAN ... 16

6.1 Kesimpulan... 16

6.2 Saran ... 16 DAFTAR PUSTAKA

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 ... 10 Gambar 5.2 ... 15

(6)

1

BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Era digitalisasi berkembang sangat pesat pada saat ini. Tidak bisa dipungkiri perkembangan yang sangat pesat ini menuntut kita untuk adaptif terhadap perubahan trend yang tersaji dimedia sosial. Dari banyaknya platform media sosial tersaji banyak konten maupun postingan. Banyak yang bermanfaat akan tetapi tidak sedikit pula yang berdampak negatif.

Dengan memahami dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial, kita dapat meningkatkan kualitas moral dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih banyak pengguna media sosial yang belum sepenuhnya memahami dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial

1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian media sosial?

2. Macam-macam platform media sosial?

3. Apa saja dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial?

4. Bagaimana cara menanggulangi atau meminimalisir dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial?

1.3 TUJUAN

1. Membahas pengertian media sosial,

2. Menjelaskan macam-macam platform media sosial,

3. Membahas dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial,

4. Menganalisis dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial.

Dengan memahami latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan ini diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial, dan pentingnya penerapan bijak dalam memilih dan memilah sajian konten di media sosial.

(7)

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosial dan Karakteristik Pengguna

Media sosial merupakan platform yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi informasi, berkomunikasi, dan membentuk jaringan sosial secara online. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010), media sosial mencakup berbagai aplikasi berbasis internet yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten yang dihasilkan oleh pengguna. Karakteristik pengguna media sosial bervariasi, mulai dari usia, latar belakang pendidikan, hingga preferensi konten yang dikonsumsi. Pengguna aktif cenderung menghabiskan banyak waktu untuk mengakses berbagai jenis konten yang dapat mempengaruhi pandangan dan perilaku mereka (Boyd & Ellison, 2007).

2.2 Konten Negatif di Media Sosial

Konten negatif dalam media sosial merujuk pada berbagai jenis informasi yang dapat memberikan dampak buruk terhadap psikologis dan sosial

pengguna. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anderson dan Jiang (2018), konten negatif dapat mencakup ujaran kebencian, cyberbullying, berita palsu (hoax), dan konten kekerasan. Konten semacam ini dapat dengan cepat tersebar luas di berbagai platform karena sifat media sosial yang viral dan interaktif.

Studi dari Nastasia et al. (2014) juga menunjukkan bahwa konten negatif lebih menarik bagi sebagian pengguna dibandingkan dengan konten positif.

Hal ini disebabkan oleh rasa penasaran dan dorongan untuk mengikuti informasi sensasional yang kerap dianggap lebih menarik.

2.3 Dampak Konten Negatif terhadap Perilaku Pengguna

Konten negatif pada media sosial memiliki dampak signifikan terhadap perilaku pengguna. Penelitian yang dilakukan oleh Toma dan Hancock (2013) menunjukkan bahwa paparan berulang terhadap konten negatif, seperti

kekerasan atau ujaran kebencian, dapat menyebabkan desensitisasi, yaitu berkurangnya kepekaan emosional terhadap kekerasan dan perilaku tidak etis.

Akibatnya, pengguna yang sering terpapar konten negatif cenderung lebih permisif terhadap tindakan kekerasan atau perilaku menyimpang.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gentile et al. (2014), konten yang mengandung unsur kekerasan dapat mempengaruhi agresivitas individu, terutama pada remaja. Mereka yang sering mengonsumsi konten kekerasan di media sosial menunjukkan peningkatan dalam perilaku agresif, baik secara verbal maupun fisik.

(8)

3

2.4 Dampak Konten Negatif terhadap Pandangan dan Sikap Pengguna Konten negatif tidak hanya mempengaruhi perilaku, tetapi juga pandangan dan sikap pengguna terhadap dunia sosial. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kim dan Ko (2012), pengguna yang terpapar informasi palsu atau hoax cenderung mengembangkan pandangan yang tidak akurat tentang isu-isu sosial dan politik. Hal ini dapat mengarah pada terbentuknya persepsi yang salah dan penyebaran informasi yang keliru di lingkungan sosial pengguna.

Studi lain oleh Sussman dan Safford (2018) menyoroti dampak konten negatif pada kesehatan mental. Pengguna yang sering terpapar berita buruk atau sensasional di media sosial menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi, serta mengalami penurunan kepercayaan diri. Selain itu, pandangan pesimistis terhadap kehidupan sosial dan masa depan juga menjadi efek samping dari konsumsi konten negatif yang berlebihan.

2.5 Penanganan dan Pencegahan Dampak Konten Negatif

Beberapa penelitian telah mengusulkan langkah-langkah untuk

meminimalkan dampak negatif konten di media sosial. Menurut Livingstone et al. (2011), edukasi literasi digital menjadi penting untuk meningkatkan

kesadaran pengguna tentang bahaya konten negatif. Pengguna perlu dibekali dengan kemampuan untuk mengenali konten yang tidak sehat, seperti berita palsu, ujaran kebencian, atau manipulasi informasi.

Selain itu, regulasi platform oleh perusahaan media sosial juga penting dalam mengurangi penyebaran konten negatif. Penelitian oleh Gillespie (2018) menunjukkan bahwa algoritma yang lebih canggih dapat digunakan untuk mendeteksi dan menghapus konten yang berbahaya secara lebih cepat sebelum berdampak pada masyarakat luas.

(9)

4

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pendekatan ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis hubungan antara paparan konten negatif di media sosial dengan perubahan perilaku dan pandangan pengguna. Data kuantitatif dikumpulkan melalui survei dengan kuesioner terstruktur yang mengukur tingkat paparan terhadap konten negatif dan dampaknya terhadap responden.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna media sosial aktif yang berusia antara 18 hingga 35 tahun, mengingat kelompok usia ini merupakan pengguna terbesar media sosial menurut beberapa studi (Anderson & Jiang, 2018).

Sampel

Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan memilih responden yang secara aktif menggunakan media sosial minimal 2 jam per hari dan pernah terpapar konten negatif seperti berita palsu, ujaran kebencian, atau konten kekerasan. Jumlah sampel yang ditargetkan adalah 200 responden yang tersebar di berbagai platform media sosial (seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok).

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuesioner tertutup yang disusun dalam bentuk skala Likert 1-5, di mana 1 berarti “Sangat Tidak Setuju” dan 5 berarti

“Sangat Setuju”. Kuesioner ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Identitas Responden

Berisi pertanyaan demografis, seperti usia, jenis kelamin, frekuensi penggunaan media sosial, dan jenis media sosial yang sering digunakan.

2. Paparan Konten Negatif

Mengukur seberapa sering responden terpapar konten negatif, seperti ujaran kebencian, hoax, atau konten kekerasan.

(10)

5 3. Dampak terhadap Perilaku

Menilai apakah paparan konten negatif mempengaruhi perilaku responden, seperti meningkatnya perilaku agresif, kecenderungan menyebarkan informasi tanpa verifikasi, atau keterlibatan dalam diskusi negatif di media sosial.

4. Dampak terhadap Pandangan dan Sikap

Mengukur apakah konten negatif mempengaruhi pandangan responden terhadap isu-isu sosial atau politik, serta kesehatan mental, seperti tingkat kecemasan atau pesimisme.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:

1. Kuesioner Online

Kuesioner disebarkan secara online melalui platform Google Forms atau sejenisnya, dan dibagikan melalui grup media sosial, email, dan forum online. Pendekatan ini dipilih untuk menjangkau pengguna media sosial yang lebih luas dan mengumpulkan data secara efisien.

2. Observasi Pasif (Tidak Langsung)

Pengamatan dilakukan terhadap tren konten negatif yang banyak tersebar di platform media sosial yang sering digunakan oleh responden, seperti hashtag populer di Twitter atau konten viral di TikTok. Data ini digunakan untuk memvalidasi paparan konten negatif yang dilaporkan oleh

responden.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif dan inferensial. Tahapan analisis meliputi:

1. Statistik Deskriptif

Data dijelaskan dengan menghitung frekuensi, rata-rata, dan standar deviasi untuk variabel seperti frekuensi paparan konten negatif, tingkat perilaku agresif, dan perubahan pandangan sosial.

(11)

6 2. Uji Korelasi Pearson

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat paparan konten negatif dengan perubahan perilaku dan pandangan pengguna. Uji korelasi ini akan

menunjukkan apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas (paparan konten negatif) dan variabel terikat (perubahan perilaku dan pandangan).

3. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis ini digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh paparan konten negatif terhadap perubahan perilaku dan pandangan. Hasil analisis ini akan menunjukkan apakah semakin tinggi tingkat paparan konten negatif, maka semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku agresif atau perubahan pandangan sosial pengguna.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan pengumpulan data, kuesioner akan diuji

validitasnya menggunakan uji validitas Pearson Product Moment untuk memastikan bahwa setiap pertanyaan mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas kuesioner diuji dengan metode Cronbach's Alpha untuk memastikan konsistensi jawaban responden. Kuesioner dianggap reliabel jika nilai Cronbach's Alpha > 0.70.

(12)

7 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden

Penelitian ini melibatkan 200 responden yang merupakan pengguna aktif media sosial dengan rentang usia antara 18 hingga 35 tahun. Rincian

demografis responden adalah sebagai berikut:

Jenis Kelamin:

o Laki-laki: 45%

o Perempuan: 55%

Durasi Penggunaan Media Sosial:

o Rata-rata: 3,5 jam/hari

o 60% responden menggunakan media sosial lebih dari 3 jam/hari.

Platform yang Paling Banyak Digunakan:

o Instagram: 70%

o Facebook: 60%

o TikTok: 50%

o Twitter: 30%

4.2 Paparan Konten Negatif

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden (85%) sering terpapar konten negatif di media sosial. Jenis konten negatif yang paling banyak dilaporkan meliputi:

Ujaran Kebencian: 45%

Berita Palsu (Hoax): 35%

Konten Kekerasan: 25%

Sebanyak 75% responden mengaku pernah berpartisipasi dalam diskusi negatif yang dipicu oleh konten yang mereka lihat di media sosial.

(13)

8 4.3 Dampak Terhadap Perilaku

Analisis hasil penelitian mengenai dampak konten negatif terhadap perilaku pengguna menunjukkan bahwa:

Peningkatan Perilaku Agresif:

Sekitar 40% responden mengaku merasa lebih mudah marah atau frustrasi setelah terpapar konten negatif. Analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan (r = 0.65, p < 0.01) antara

paparan konten negatif dan peningkatan perilaku agresif (Anderson & Dill, 2000; Gentile et al., 2009).

Keterlibatan dalam Diskusi Negatif:

Sebanyak 60% responden mengakui terlibat dalam perdebatan atau diskusi negatif yang dipicu oleh konten yang mereka lihat. Responden yang lebih sering terpapar konten negatif menunjukkan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi dalam diskusi semacam itu (p < 0.05).

Menyebarkan Informasi Tanpa Verifikasi:

Hasil menunjukkan bahwa 50% responden pernah membagikan informasi yang mereka ketahui sebagai hoax tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Ada hubungan signifikan antara paparan konten negatif dan kecenderungan untuk menyebarkan informasi palsu (Friggeri et al., 2014).

4.4 Dampak Terhadap Pandangan dan Sikap

Hasil penelitian juga menunjukkan dampak signifikan dari konten negatif terhadap pandangan dan sikap pengguna:

Perubahan Pandangan Sosial:

Sekitar 70% responden melaporkan bahwa paparan konten negatif

mempengaruhi pandangan mereka terhadap isu-isu sosial. Misalnya, 45%

dari mereka merasa lebih pesimis tentang situasi sosial setelah melihat konten negatif di media sosial.

Kesehatan Mental:

Sekitar 65% responden merasa cemas atau stres akibat konten negatif yang mereka lihat. Uji regresi linier menunjukkan bahwa paparan konten negatif berkontribusi signifikan terhadap tingkat kecemasan responden (β = 0.45, p < 0.01) (Primack et al., 2017).

(14)

9

Keterlibatan dalam Aktivisme Negatif:

Sekitar 30% responden merasa termotivasi untuk terlibat dalam tindakan aktivisme negatif, seperti menyebarkan kritik tajam terhadap pihak tertentu atau berpartisipasi dalam kampanye yang menargetkan individu atau kelompok tertentu.

4.5 Diskusi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini sejalan dengan studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa konten negatif di media sosial dapat mempengaruhi perilaku dan pandangan pengguna (Toma & Hancock, 2013; Gentile et al., 2009). Paparan konten negatif berdampak tidak hanya pada kesehatan mental pengguna tetapi juga memengaruhi interaksi sosial dan pandangan mereka terhadap dunia.

Dari hasil penelitian ini, terlihat bahwa edukasi literasi digital sangat penting. Responden yang lebih sadar akan dampak konten negatif cenderung lebih selektif dalam mengonsumsi informasi, yang dapat mengurangi efek negatif yang muncul. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan dan regulasi terhadap konten yang beredar di media sosial untuk melindungi pengguna dari dampak negatif.

(15)

10

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pengertian media sosial

Media sosial atau sering juga disebut sebagai sosial media adalah pelantar digital yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berinteraksi atau membagikan konten berupa tulisan, foto, video, dan merupakan pelantar digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya.[butuh rujukan] Media sosial juga merupakan sebuah sarana untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara daring yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Gambar 5.1

Sumber: macam media sosial (toprankindonesia.com)

Media sosial adalah teknologi interaktif yang memfasilitasi penciptaan , berbagi , dan agregasi konten (seperti ide, minat, dan bentuk ekspresi lainnya) di antara komunitas dan jaringan virtual.

Fitur umum media sosial meliputi:

• Platform daring yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan berbagi konten dan berpartisipasi dalam jejaring sosial.

• Konten yang dibuat pengguna —seperti postingan teks atau komentar, foto atau video digital , dan data yang dihasilkan melalui interaksi daring .

• Profil khusus layanan yang dirancang dan dikelola oleh organisasi media sosial .

• Media sosial membantu pengembangan jaringan sosial daring dengan menghubungkan profil pengguna dengan profil individu atau

kelompok lain.

(16)

11

5.2 Macam-macam platfrom media sosial Inilah jenis-jenis platform media sosial dan contohnya

a) Social Networking

Platform ini, seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn, memungkinkan pengguna untuk tetap terhubung secara online dan berbagi informasi.

Facebook, sebagai contoh, tidak hanya memfasilitasi hubungan pribadi tetapi juga menciptakan peluang bisnis dan profesional.

b) Media Sharing Networks

Instagram, YouTube, Snapchat, dan TikTok adalah contoh platform yang fokus pada berbagi foto dan video. Jenis ini menekankan aspek visual, memungkinkan pengguna untuk berkreasi dan membangun identitas online melalui konten visual.

c) Discussion Forums

Platform seperti Quora, Reddit, dan Kaskus menjadi wadah bagi diskusi dan pertukaran opini. Forum ini memungkinkan pengguna untuk berbagi pengetahuan, mengajukan pertanyaan, dan berinteraksi dalam lingkungan yang terbuka.

d) Social Audio Networks

Twitter Space merupakan contoh platform yang menekankan konten audio, seperti podcast dan diskusi langsung. jenis ini menciptakan pengalaman auditif yang memungkinkan pengguna untuk

mendengarkan dan berpartisipasi dalam berbagai topik.

e) Live Stream Social Media

YouTube menawarkan platform live streaming, memungkinkan pengguna untuk menyaksikan atau melakukan siaran langsung. Ini mencakup berbagai konten, mulai dari bermain game hingga live podcast, sambil memungkinkan interaksi melalui fitur live chat.

(17)

12

5.3 Apa saja dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial?

Konten negatif di media sosial dapat berdampak negatif pada perilaku dan pandangan, seperti:

Kesehatan mental Konten negatif dapat menyebabkan:

- Ketidakpuasan diri - Kecemburuan sosial - Depresi dan kecemasan - Kecanduan

- Kesulitan mengembangkan keterampilan emosional yang sehat - Perilaku antisosial atau perilaku berisiko tinggi

Perilaku Konten negatif dapat menyebabkan:

- Rendahnya harga diri - Cyberbullying

- Malas belajar

- Lebih mementingkan diri sendiri - Menggunakan bahasa seenaknya

Pandangan Konten negatif dapat menyebabkan:

- Distorsi persepsi terhadap realitas - Body image dan kepuasan diri rendah

- Maraknya kejahatan yang bersal dari media sosial

penggunaan media sosial juga memiliki dampak negatif yang perlu diperhatikan:

• Cyberbullying: Remaja rentan terhadap pelecehan dan intimidasi online.

Cyberbullying dapat berdampak buruk pada kesejahteraan emosional mereka, menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi.

• Body image dan kepuasan diri rendah: Media sosial sering kali menampilkan citra tubuh yang sempurna dan standar kecantikan yang tidak realistis. Remaja dapat merasa tidak puas dengan penampilan mereka sendiri, memicu masalah body image dan rendahnya rasa percaya diri.

(18)

13

• Kecanduan media sosial: Penggunaan yang berlebihan dan kecanduan media sosial dapat mengganggu kehidupan sehari-hari remaja. Mereka mungkin menghabiskan waktu yang berlebihan di depan layar,

mengorbankan tidur yang cukup, aktivitas fisik, dan interaksi sosial langsung.

5.4 Bagaimana cara menanggulangi atau meminimalisir dampak konten negatif terhadap perilaku dan pandangan pengguna dalam media sosial?

Untuk meminimalisir dampak konten negatif :

- Batasi penggunaan media sosial: Anda bisa membuat jadwal atau membatasi waktu untuk bermain media sosial.

- Pilih konten yang positif: Anda bisa memilih konten yang inspiratif dan sumber yang mengedepankan nilai-nilai positif.

- Gunakan fitur pengaturan privasi: Anda bisa menggunakan fitur pengaturan privasi untuk mengontrol paparan konten negatif.

- Laporkan konten yang berbahaya: Anda bisa melaporkan konten yang mengganggu atau tidak pantas kepada platform media sosial.

- Luangkan waktu untuk kegiatan lain: Anda bisa melakukan kegiatan lain, seperti membaca buku, mendegarkan musik, berlibur, atau mencoba hobi baru.

- Berikan edukasi kepada anak: Anda bisa memberikan edukasi kepada anak mengenai internet.

- Pasang fitur parental control: Anda bisa memasang fitur parental control pada perangkat anak.

- Periksa smartphone anak secara berkala: Anda bisa melakukan pemeriksaan terhadap smartphone anak secara berkala.

- Bicarakan kondisi kecanduan: Anda bisa membicarakan kondisi kecanduan media sosial dengan orang lain.

(19)

14

- Konsultasi dengan psikolog: Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami dampak negatif media sosial, Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog.

Agar remaja dapat menggunakan media sosial dengan bijaksana, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:

• Tetapkan batasan waktu yang sehat: Tentukan waktu yang ditentukan untuk penggunaan media sosial. Dorong remaja untuk mengalokasikan waktu yang seimbang antara kegiatan online dan offline.

• Bangun kesadaran tentang dampak emosional: Ajak remaja untuk refleksi diri tentang bagaimana konten media sosial dapat mempengaruhi perasaan mereka. Dorong mereka untuk mengikuti akun yang positif dan inspiratif serta menghindari konten yang berpotensi merugikan kesejahteraan emosional mereka.

• Kembangkan kemampuan kritis: Ajarkan remaja untuk melihat secara kritis apa yang mereka konsumsi di media sosial. Dorong mereka untuk mempertanyakan informasi yang tidak valid, mengenali adanya manipulasi gambar, dan memahami bahwa apa yang ditampilkan di media sosial mungkin tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya.

• Berikan pemahaman tentang privasi online: Sosialisasikan pentingnya menjaga privasi dan keamanan di media sosial. Ajarkan remaja tentang pengaturan privasi dan bagaimana membatasi informasi pribadi yang mereka bagikan.

• Fokus pada interaksi sosial offline: Dorong remaja untuk terlibat dalam kegiatan di luar ruangan, berinteraksi dengan teman secara langsung, dan mengembangkan keterampilan sosial yang sehat di dunia nyata.

(20)

15

Gambar 5.2

Sumber: penanganan konten negatif (https://aptika.kominfo.go.id/)

Moderasi konten adalah proses meninjau dan memantau konten yang dibuat pengguna di platform online untuk memastikan bahwa konten tersebut memenuhi standar tertentu. Ini termasuk menghapus atau menerapkan label peringatan pada konten yang bermasalah atau memungkinkan pengguna untuk memblokir dan memfilter konten sendiri. Tugas utama moderator konten adalah memantau atau meninjau konten seperti tulisan, foto, dan video yang diunggah oleh pengguna untuk memastikan bahwa konten tersebut sesuai dengan kebijakan platform.

(21)

16

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa konten negatif di media sosial memiliki dampak signifikan terhadap perilaku, pandangan, dan kesehatan mental pengguna. Paparan konten seperti ujaran kebencian, hoax, dan kekerasan dapat meningkatkan perilaku agresif, memicu keterlibatan dalam diskusi negatif, dan mendorong penyebaran informasi palsu. Selain itu, pengguna cenderung menjadi lebih pesimis terhadap kondisi sosial dan merasa lebih cemas atau stres setelah melihat konten negatif.

Literasi digital menjadi kunci dalam mengurangi dampak ini. Pengguna yang lebih paham cara menyaring informasi cenderung lebih kebal terhadap efek negatif. Oleh karena itu, pendidikan literasi digital dan regulasi konten di media sosial sangat penting untuk melindungi pengguna dari dampak buruk konten negatif.

6.2 Saran

1. Peningkatan Literasi Digital

Edukasi tentang cara memfilter konten dan memerangi disinformasi perlu ditingkatkan.

2. Moderasi Konten

Platform media sosial harus memperketat pengawasan terhadap konten negatif.

3. Penggunaan Sehat

Pengguna disarankan untuk membatasi waktu dan lebih selektif dalam mengonsumsi konten di media sosial.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, C. A., & Dill, K. E. (2000). Video Games and Aggressive Thoughts, Feelings, and Behavior in the Laboratory and in Life. Journal of Personality and Social Psychology, 78(4), 772-790.

Friggeri, A., Adamic, L. A., Eckles, D., & Gleave, E. (2014). Rumor Cascades.

Proceedings of the Eighth International Conference on Weblogs and Social Media, 101-110.

Gentile, D. A., et al. (2009). Pathological Internet Use and the Risk of Adolescent Depression: A 2-Year Longitudinal Study. Archives of Pediatrics &

Adolescent Medicine, 163(2), 173-177.

Primack, B. A., et al. (2017). Association Between Social Media Use and

Depression Among U.S. Young Adults. Depression and Anxiety, 34(4), 350-357.

Toma, C. L., & Hancock, J. T. (2013). What’s Mine Is Yours? A Critical Review of Self-Presentation in Social Media. Journal of Social Issues, 69(1), 45- 65.

Gambar macam media sosial – https://www.toprankindonesia.com/sosial-media/

[diakses pada 21 Oktober 2024].

Gambar penanganan konten negatif - https://aptika.kominfo.go.id/ [diakses pada 21 Oktober 2024].

Referensi

Dokumen terkait

Dan media sosial itu tak hanya menjadi sebuah media yang penting namun juga telah berubah menjadi sebuah identitas diri seseorang, kita bisa melihat bagaimana sebuah media

Media sosial YouTube merupakan sebuah media yang menyajikan berbagai macam konten yang dibutuhkan oleh orang yang menggunakannya. Sehingga mereka tidak merasa bosan

&amp; Quek, 2016). Pada bagian berikutnya akan dipaparkan rekomendasi tentang penggalakan program literasi konten media sosial sebagai cara untuk meminimalisir

selaku guru akidah akhlak, mengenai peran guru PAI sebagai informator dalam menanggulangi dampak perilaku negatif penggunaan sosial media yaitu memberi tahu kepada anak, contoh

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dalam dimensi ini mahasiswa PAI UNJ yang menggunakan media sosial nya untuk mengakses konten dakwah menemukan konten yang berpengaruh dalam

DAFTAR TILIK PENYUSUNAN KONTEN EDUKASI MEDIA SOSIAL Judul/Tema Konten : Kelompok : Dosen Pembimbing : No Content Nilai 0 1 2 1 Memuat penjelasan sesuai konten yang menjadi tugas 2

Dari hasil observasi tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui dampak negatif dari media sosial yaitu perilaku menyimpang dan dampak positif dari media

Hubungan Antar Variabel Penelitian H1: Fitur Konten Media sosial terhadap Perilaku Konsumtif Konten media sosial yaitu sebuah informasi yang telah diolah menarik untuk menjadi