• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PENERAPAN METODE NET DAN GROSS UP TERHADAP PERHITUNGAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DAMPAK PENERAPAN METODE NET DAN GROSS UP TERHADAP PERHITUNGAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PENERAPAN METODE NET DAN GROSS UP TERHADAP PERHITUNGAN

PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. BUMI ASRI ANGSATANA

MANDIRI BANDUNG

Yosep Setiawan1

Universitas BSI Bandung, iyozsetiawan@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada CV Bumiasri Angsatana Mandiri Bandung. Fenomena terjadi adalah tingkat beban Pajak Penghasilan Badan yang besar karena perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 karyawan yang tidak bisa di kreditkan dimana PPh 21 di termasuk kedalam penerimaan berbentuk kenikmanatan yang perhitungannya memakai Net Metode. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbandingan Perhitungan PPh Pasal 21 dengan menggunakan Net dan Gross Up Metode Terhadap Beban PPh Badan pada CV Bumiasri Angsatana Mandiri Bandung. Tipe penelitian yang digunakan yaitu tipe desktiptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data primer berupa laporan keuangan dengan menitikberatkan pada jumlah penghasilan karyawan dan laporan laba rugi perusahaan. Perhitungan PPh Pasal 21 menggunakan Net dan Gross Up Metode dan Beban PPh Badan dengan sampel penelitian yaitu periode 2017-2018. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua Metode Net dan Gross Up terhadap beban Pajak Penghasilan Badan.

Kata Kunci: PPh 21, Metode Net dan Gross Up, Pajak Penghasilan Badan.

ABSTRACT

This research was conducted at CV Bumiasri Angsatana Mandiri Bandung. The phenomenon that occurs is the level of Corporate Income Tax burden is large because the calculation of Income Tax 21 employees who can not be credited where Income Tax 21 included in the acceptance in the form of pleasure which the calculation uses the Net Method. This study aims to determine the Comparison of Article Income Tax 21 Calculation using the Net and Gross Up Method of Corporate Income Burden on CV Bumiasri Angsatana Mandiri Bandung. The type of research used is a comparative descriptive type with a quantitative approach. This study uses primary data in the form of financial statements with an emphasis on the amount of employee income and the company's income statement. Calculation of Income Tax 21 uses the Net and Gross Up Method and Body Income Tax Burden with the study sample, namely the period 2017- 2018. The results of this study indicate that there are no significant differences in the two Net and Gross Up Methods to the burden of Corporate Income Tax.

Keywords: Income Tax 21, Net and Gross Up Method, Corporate income tax.

Naskah diterima : 6 Agustus 2019, Naskah dipublikasikan : 6 Agustus 2019 PENDAHULUAN

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan perusahaan yang bisa dikategorikan menengah kebawah, namun sektor UMKM ini merupakan sektor yang mempunyai bagian yang

besar dalam kehidupan perekonomian masyarakat Indonesia. Pada tahun 2018 sampai dengan 2019, sektor UMKM telah menaikan produk domestik bruto (PDB) dari 60,34% naik menjadi 65%

atau sekitar Rp. 2.394,5 triliun naik

(2)

sekitar 5% dari tahun sebelumnya (Syarizka, 2019). Dari meningkatnya produk domestik bruto (PDB) tentunya berpengaruh terhadap masyarakat yang ikut tergabung didalamnya, dimana kegiatan UMKM ini menyerap samapai 96% tenaga kerja. Tidak hanya berdampak positif terhadap produk domestik bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja, namun dari meningkatnya usaha, mikro, kecil dan menengah ini (UMKM) tentunya berpotensi terhadap penerimaan pajak salah satunya pajak penghasilan (Pramesti, 2019).

Bukan rahasia umum jika tujuan perusahaan besar atau perusahaan dari sektor UMKM adalah memaksimalkan laba atau keuntungan dari hasil penjualan barang atau jasa (Urkan &

Putra, 2019). Dengan meningkatnya keuntungan perusahaan dari hasil penjualan barang atau jasa maka ada beban pajak yang harus dikeluarkan, beban tersebut harus dibayarkan oleh perusahaan setiap tahunnya yang disebut pajak penghasilan badan (Utomo &

Zuliyanti, 2017). Undang-undang No.

36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan merupakan hasil yang diterima atau diperoleh wajib pajak mempunyai dasar pengenaan pajak salah satunya dari penjualan barang atau jasa yang diukur pada satu periode akuntansi (Undang-Undang Nomor 36, 2008).

Beban pajak perusahaan yang harus dibayarkan oleh perusahaan bisa ditekan sekecil mungkin salah satunya dengan cara perencanaan pajak (tax planning) (Ashriana, 2016).

Perencanaan pajak untuk menekan beban pajak terutama pajak penghasilan (PPh) pasal 21 wajib pajak orang pribadi ataupun badan dapat dilakukan dengan perencanaan pajak pada biaya-biaya yang berkaitan dengan kesejahteraan bagi karyawan (Uriva et al., 2017). Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan pemungutan terhadap PPh Pasal 21. Metode yang pertama adalah net method adalah metode pemotongan pajak dimana perusahaan memotong secara langsung Pajak Penghasilan Pasal 21 dari penghasilan karyawan, dimana pajak penghasilan

pasal 21 ini di hitung berdasarkan gaji bersih yang di terima karyawan. Metode kedua disebut dengan gross up method yaitu metode pemotongan pajak, dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak penghasilan pasal 21 yang di formulasikan jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak penghasilan pasal 21 yang akan dipotong dari karyawan, pajak atas penghasilan dihitung berdasarkan gaji bersih karyawan ditambah dengan tunjangan pajak dari perusahaan (Kurniawan, 2018).

Metode dalam menekan beban PPh Badan salah satunya pada PPh Pasal 21 yang merupakan tindakan untuk memperkecil beban pajak perusahaan yaitu dengan perhitungan PPh Pasal 21 yang digunakan dengan perhitungan Net Method atau Gross Up Method melalui pemberian tunjangan PPh Pasal 21 sebagai unsur penghasilan untuk karyawan yang menyebabkan PPh Pasal 21 yang harus dibayarkan perusahaan (Utomo & Zuliyanti, 2017). dimana metode tersebut terstruktur yang terkait dengan konsekuensi potensi pajak, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada pajaknya (Kurniawan, 2018). Tujuannya tidak lain yaitu mengefensiensikan jumlah pajak yang akan dibayarkan pada pihak pemerintah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan perhitungan metode Net dan Gross Up pada PPh Pasal 21 Terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan.

KAJIAN LITERATUR Pajak

(Mardiasmo, 2016), mendefinisikan Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang sifatnya dapat dipaksakan) serta tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Jenis Tarif Pajak

(Ratnawati & Indah, 2015), mengemukakan ada unsur yang diperlukan untuk menghitung besarnya

(3)

hutang pajak yaitu tarif pajak dan dasar pengenaan pajak. Tarif pajak bisa saja berupa angka maupun persentase tertentu. Tarif pajak dibedakan menjadi tarif tetap, tarif proposional (sebanding), tarif progresif (meningkat), dan tarif degresif (menurun).

Pajak Penghasilan Pasal 21

(Mardiasmo, 2016), mendefinisikan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak yang dikenakan atas penghasilan wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan jasa, dan kegiatan yang dinyatakan dalam pasal 21 Undang- Undang Pajak Penghasilan.

Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dijelaskan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 berikut ini berlaku pada Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) :

1.Wajib Pajak dengan penghasilan pertahun s.d Rp. 50 juta adalah 5%

2.Wajib Pajak dengan penghasilan pertahun diatas Rp.50 juta s.d Rp.250 juta adalah 15%

3.Wajib Pajak dengan penghasilan pertahun diatas Rp.250 juta s.d Rp.500 juta adalah 25%

4.Wajib Pajak dengan penghasilan pertahun diatas Rp.500 juta adalah 30%

5.Untuk Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP, maka dikenai tariff PPh Pasal 21 sebesar 20% lebih tinggi dari mereka yang memiliki NPWP.

Perencanaan Pajak (Tax Planning) (Pohan, 2013), mengemukakan Tax Planing adalah usaha yang mencakup perencanaan perpajakan agar pajak yang dibayarkan perusahaan benar-benar efisien. Tujuan utama Tax Planning adalah mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah

minimal. Dalam tax planning ada 3 macam cara yang dapat dilakukan wajib pajak untuk menekan jumlah beban pajaknya yaitu Tax Avoidance (Penghindaran Pajak), Tax Evasion (Penyulundupan Pajak), dan Tax Saving (Penghematan Pajak).

Perhitungan Net Method

(Burhanudin & Lisdiana, 2015) Merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan menanggung pajak karyawannya. Sebagaimana dimaksud dalam Kep. Dirjen Pajak No.

31/PJ./2008 Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 8 ayat (I), Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 atau PPh Pasal 26 termasuk penerimaan dalam bentuk natura atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak.

Perhitungan Gross Up Method

Peraturan Pemerintah Nomor 138 Tahun 2000 Pasal 4 menyebutkan, Gross Up Method adalah metode pemotongan pajak, dimana perusahaan memberikan tunjangan PPh Pasal 21 yang di formulasikan jumlahnya sama besar dengan jumlah PPh Pasal 21 yang akan di potong dari karyawan. Dengan Gross Up Method, pajak atas penghasilan karyawan di hitung berdasarkan gaji bersih karyawan ditambah dengan tunjangan pajak.

Untuk menentukan besarannya tunjangan pajak tersebut dengan memilih lapisan mana metode Gross Up tersebut diterapkan, menurut (Uriva et al., 2017) adalah sebagai berikut :

Tabel 1

Lapisan Rumus Metode Gross Up

(4)

Pajak Penghasilan Badan

Dalam menghitung Pajak Penghasilan yang terutang, dibedakan antara Wajib Pajak dalam negeri pada dasarnya untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak yaitu perhitungan Pajak Penghasilan dengan dasar pembukuan.

Tarif pajak untuk Wajib Pajak Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) sebesar 28%. Sejak tahun 2010, tarif ini diturunkan menjadi 25%. Bagi wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek Indonesia dari jumlah keseluruhan paling sedikit 40% serta memenuhi ketentuan tertentu lainnya mendapatkan pengurangan tarif sebesar 5%

dibandingkan tariff yang berlaku.

Padal 31 E ayat (1) Undang-Undang PPh, diatur bahwa Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto kurang dari RP. 50.000.000.0000 (lima puluh milyar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif 50% dari tarif yang dikenakan atas penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp. 4.800.000.000 (empat milyar delapan ratus juta rupiah).

Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Hipotesis

1. Tidak ada perbedaan perhitungan PPh Pasal 21 menggunakan metode Net pada CV Bumiasri Angsatana Mandiri

2. Adanya perbedaan perhitungan PPh Pasal 21 menggunakan metode Gross Up pada CV Bumiasri Angsatana Mandiri

3. Adanya kesamaan cara perhitungan dengan metode Net dan Gross Up terhadap beban Pajak Penghasilan Badan.

4. Adanya perbedaan beban pajak penghasilan badan setelah penerapkan perhitungan dengan metode Net dan Gross Up.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan data primer berupa

laporan keuangan dengan

menitikberatkan pada jumlah penghasilan karyawan dan laporan laba rugi perusahaan. Perhitungan PPh Pasal 21 menggunakan Net dan Gross Up Metode dan Beban PPh Badan dengan sampel penelitian yaitu periode 2017- 2018. Teknis analisis data yang digunakan yaitu : Uji Normalitas, Uji Kolmogorov-Smirnov.

PEMBAHASAN

Hasil Perhitungan PPh Pasal 21 Menggunakan Metode Net

Metode Net dimana pemotongan pajak di mana perusahaan menanggung PPh Pasal 21 karyawan sehingga Take Home Pay yang diperoleh oleh karyawan adalah gaji bersih yang sudah dipotong pajak. Berikut hasil perhitungan PPh pasal 21 pada tahun 2017 dan 2018.

Tabel 2 PPh Pasal 21 Menggunakan Metode Net Tahun 2017

(5)

Metode Net pada tahun 2017 ada sebanyak 6 karyawan dipungut PPh 21 pajak terutang, 4 karyawan tidak dikenakan PPh 21 karena pendapatan kena pajak nya tidak ada. Secara total PPh 21 yang dipungut dari 6 karyawan di CV Bumiasri Angsatana Mandiri menggunakan metode Net sebesar Rp 14.565.970.

Tabel 3 PPh Pasal 21 Menggunakan Metode Net Tahun 2018

Pada tahun 2018 juga ada sebanyak 6 karyawan dipungut PPh 21 pajak terutang, dan total PPh 21 yang dipungut dari 6 karyawan di CV Bumiasri Angsatana Mandiri pada tahun 2018 menggunakan metode Net sebesar Rp 24.574.010.

Hasil Perhitungan PPh Pasal 21 Menggunakan Metode Gross Up Metode Gross Up adalah metode pemotongan pajak, di mana perusahaan memberikan tunjangan pajak PPh pasal 21 yang di formulasikan jumlahnya sama besar dengan jumlah pajak PPh Pasal 21 yang akan di potong dari karyawan. Dengan metode perhitungan Gross Up, pajak atas penghasilan karyawan di hitung berdasarkan gaji bersih karyawan ditambah dengan tunjangan pajak.

Tabel 4 PPh Pasal 21 Menggunakan Metode Gross Up Tahun 2017

Menggunakan metode Gross Up pada tahun 2017 terdapat sebanyak 7 karyawan dipungut PPh 21 pajak terutang, 3 karyawan tidak dikenakan PPh 21 karena pendapatan kena pajak nya tidak ada. Secara total PPh 21 yang dipungut dari 6 karyawan di CV Bumiasri Angsatana Mandiri menggunakan metode Gross Up sebesar Rp 20.780.014.

Tabel 5 PPh Pasal 21 Menggunakan Metode Gross Up Tahun 2018

Pada tahun 2018 juga ada sebanyak 7 karyawan dipungut PPh 21 pajak terutang, dan total PPh 21 yang dipungut dari 6 karyawan di CV Bumiasri Angsatana Mandiri pada tahun 2018 menggunakan metode Gross Up sebesar Rp 33.191.688.

Analisis Perbandingan Hasil Perhitungan PPh Pasal 21

(6)

Menggunakan Metode Net dan Metode Gross Up

Tabel 6

Rekap Perhitungan PPh Pasal 21

Metode Gross Up memberikan penghasilan kena pajak yang lebih besar bagi pegawai dibandingkan dengan metode Net. Meskipun dalam hasil Take Home Pay kedua metode ini memberikan hasil yang sama, namun dari sisi perusahaan mereka masih harus mengeluarkan dana untuk setoran PPh Pasal 21 ke kas negara yang kini menjadi beban pemberi kerja

Uji Normalitas

Tabel 7 Uji Normalitas

Pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk hasil perhitungan PPh Pasal 21 tahun 2017 sebesar 0,216 dan nilai signifikansi untuk hasil perhitungan PPh Pasal 21 tahun 2018 sebesar 0,228.

Karena hasil uji normalitas pada data hasil perhitungan PPh Pasal 21 tahun 2017 maupun tahun 2018 lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data hasil perhitungan PPh Pasal 21

berdistribusi normal.

Perbandingan Hasil Perhitungan PPh Pasal 21 Menggunakan Metode Net dan Metode Gross Up

Tabel 8

Rangkuman Uji Perbedaan hasil perhitungan PPh Pasal 21 antara metode Net dan dengan metode Gross

Up tahun 2017

hasil uji t dua sampel independen diperoleh nilai thitung (0,269) masih lebih kecil dari ttabel (2,201) atau p-value (0,793) lebih besar dari tingkat kekeliruan yang diperkenankan, yaitu 5% (0,05) sehingga H0 diterima dan Ha ditolak

Tabel 9

Rangkuman Uji Perbedaan hasil perhitungan PPh Pasal 21 antara metode Net dan dengan metode Gross

Up tahun 2018

hasil uji t dua sampel independen diperoleh nilai thitung (0,205) masih lebih kecil dari ttabel (2,201) atau p-value (0,841) lebih besar dari tingkat kekeliruan yang diperkenankan, yaitu 5% (0,05) sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.

Perbandingan Net dan Gross Metode Terhadap Perhitungan Pajak

Penghasilan Badan Tabel 10

Perbandingan Net dan Gross Up Terhadap Beban PPh Badan

(7)

Perusahaan melakukan perhitungan menggunakan Net Method memperoleh beban pajak sebesar Rp. 96.247.400 pada tahun 2017 dan Rp. 183.862.781 tahun 2018 dan perusahaan menggunakan perhitungan Gross Up Method memperoleh beban pajak sebesar Rp. 88.673.215 pada tahun 2017 dan Rp. 174.715.539 tahun 2018.

Sehingga ada selisih sebessar Rp.

7.574.185 pada tahun 2017 dan Rp.

9.147.242 tahun 2018 PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Perhitungan Net dan Gross Up Metode Terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan Pada CV Bumiasri Angsatana Mandiri, dapat disimpulkan : 1. Pada tahun 2017 secara nominal

rata-rata hasil perhitungan PPh Pasal 21 dengan metode Net dan lebih kecil dibanding rata-rata hasil perhitungan PPh Pasal 21 dengan metode Gross Up. Namun hasil pengujian secara statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada hasil perhitungan PPh Pasal 21 antara metode Net dan dengan metode Gross Up pada CV Bumiasri Angsatana Mandiri.

2. Pada tahun 2018 juga secara nominal rata-rata hasil perhitungan PPh Pasal 21 dengan metode Net dan lebih kecil dibanding rata-rata hasil perhitungan PPh Pasal 21 dengan metode Gross Up. Namun hasil pengujian secara statistik tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada hasil perhitungan PPh Pasal 21 antara metode Net dan dengan metode Gross Up pada CV Bumiasri Angsatana Mandiri.

3. Perusahaan menggunakan Gross Up Method untuk menghemat beban pajak penghasilan yang akan dilakukan oleh perusahaan, dengan metode ini perusahaan memberikan tunjangan kepada karyawan agar

laba menjadi kecil dengan kecilnya laba maka kecil juga pajaknya.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas dapat didsampaikan beberapa saran sebagai referensi agar perusahaan menggunakan gross up method dalam upaya laba yang didapatkan oleh perusahaan menjadi kecil, ini akan berdampak kepada beban pajak kepada perusahaan juga akan menjadi lebih kecil.

DAFTAR REFERENSI

Ashriana, A. N. (2016). Analisa Perhitungan PPh 21 dengan Menggunakan Metode Gross Up di CV . MUSTIKA a Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mayjen Sungkono *

Koresponden penulis :

ahfinova15@gmail.com. vii(2), 45–56.

Burhanudin, & Lisdiana, D. (2015).

Analisis Perbandingan Metode Gross Up Dan Net Sebagai Perencanaan Pajak PPh 21 Terhadap Laba Sebelum Pajak Pada PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOM Finance). Jurnal Akuntansi, 2(1), 17–28.

Donald R.Cooper/Pamela

S.Schindler, 2014 “Bussines Research Methods” 12th edition. McGraw.Hill International Edition

Gunadi. (2009). Akuntansi Pajak.

Jakarta: Grasindo.

Kurniawan, D. (2018). Analisis Perbandingan Metode

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21, Dampaknya Terhadap Beban Dan Pajak Penghasilan Badan Pada Cv. Pachira Motor.

Maksi, 4(1).

(8)

Mardiasmo. (2016). Perpajakan.

Yogyakarta: Andi.

Pandiangan, L. (2010). Pedoman Praktis Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26. Jakarta: Salemba Empat.

Pohan, C. A. (2013). Manajemen Perpajakan Strategi

Perencanaan Pajak dan Bisnis.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pramesti, I. A. (2019). Ekonomi Indonesia 2018 Capai Rp 14.837,4 T, Ini Komposisinya.

Retrieved from CNBC Indonesia website:

https://www.cnbcindonesia.com /market/20190206140257-17- 54058/ekonomi-indonesia- 2018-capai-rp-148374-t-ini- komposisinya

Rani, G. P. (2017). Pengaruh metode perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 gross up terhadap motivasi kerja pegawai PT. KAI Daop 2 Bandung.

https://doi.org/10.1007/s13398- 014-0173-7.2

Ratnawati, J., & Indah, R. (2015).

Dasar-Dasar Perpajakan.

Yogyakarta: Deepublish.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Syarizka, D. (2019). Kontribusi UMKM terhadap PDB 2019 Diproyeksi Tumbuh 5%.

Retrieved July 19, 2019, from bisnis.com website:

https://ekonomi.bisnis.com/read /20190109/12/876943/kontribus i-umkm-terhadap-pdb-2019- diproyeksi-tumbuh-5

Undang-Undang Nomor 36. (2008).

Undang Undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Jakarta: Sekertariat Negara.

Uriva, S., Hidayati, K., & Wahyuni, S. T. (2017). Yang Ditanggung Perusahaan Dengan Metode Gross Up Pada Pt Exzone Media Indonesia. 3, 807–818.

Urkan, A., & Putra, R. E. (2019).

Analisis Perbandingan

Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Metode Gross, Net Dan Gross Up Serta

Dampak Terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan Pt Dredolf Indonesia. Measurement : Jurnal Akuntansi, 11(1), 101–

110.

https://doi.org/10.33373/MJA.V 11I1.1735

Utomo, R., & Zuliyanti, N. R.

(2017). Terutang Antara Net Basis Methode Dengan Gross Up Methode Terhadap Beban Pajak Penghasilan. 06, 35–41.

Mardiasmo. (2016). Perpajakan.

Yogyakarta: Andi.

Pramesti, I. A. (2019). Ekonomi

Indonesia 2018 Capai Rp 14.837,4 T, Ini Komposisinya. Retrieved from CNBC Indonesia website:

https://www.cnbcindonesia.com/m arket/20190206140257-17- 54058/ekonomi-indonesia-2018- capai-rp-148374-t-ini-

komposisinya

Syarizka, D. (2019). Kontribusi UMKM terhadap PDB 2019 Diproyeksi Tumbuh 5%. Retrieved July 19, 2019, from bisnis.com website:

https://ekonomi.bisnis.com/read/20 190109/12/876943/kontribusi- umkm-terhadap-pdb-2019- diproyeksi-tumbuh-5 BIODATA

(9)

1Yosep Setiawan adalah mahasiswa dari Universitas BSI Bandung. Saat ini sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir.

Referensi

Dokumen terkait

Hambatan koneksi jaringan yang tidak stabi yang dimaksud yakni ketika mahasiswa melakukan perkuliahan secara online menggunakan media sebagai sarana pembelajaran kerap

Metode Gross merupakan metode yang nantinya memberikan perjanjian kepada karyawannya untuk mendapatkan penghasilan kotor dalam nominal tertentu, perusahaan yang ada akan membayar