• Tidak ada hasil yang ditemukan

dampak sosial terhadap pengendalian produksi miras

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "dampak sosial terhadap pengendalian produksi miras"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Judul tulisan ini adalah “Pengaruh Sosial Terhadap Pengendalian Produksi Miras di Kabupaten Luwu Utara”. Permasalahan yang menjadi fokus artikel ini adalah faktor-faktor penyebab peredaran minuman keras di Kabupaten Luwu Utara, dampak/pengaruh peredaran minuman keras di Kabupaten Luwu Utara, dan sistem penegakan hukum peredaran minuman keras di Kabupaten Luwu Utara. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa faktor penyebab peredaran minuman beralkohol dimulai dari masyarakat dan kurangnya aparat keamanan dalam menindak peredaran minuman beralkohol.

Menurut temuan Agung yang berjudul “Perilaku Sosial Konsumen Minuman Beralkohol di Kelurahan Sungai Dama Kota Samarinda”, minuman keras (miras) adalah setiap minuman yang mengandung zat adiktif (alkohol).

Rumusan Masalah

Remaja di Desa Sukamaju meminum minuman beralkohol karena dapat tidur nyenyak jika meminum minuman beralkohol, dengan sikap bertemu teman pada malam hari. Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya selaku penulis dalam hal ini akan membahas “Dampak sosial terhadap pengendalian produksi minuman beralkohol di Kabupaten Luwu Utara”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Semua minuman beralkohol yang berpotensi memabukkan, diproduksi secara tradisional oleh masyarakat dalam bentuk tuak/ballo` atau pabrik yang dikemas dalam kotak kardus, plastik, kaleng atau botol bermerk. Penyebaran minuman keras tradisional di Kabupaten Sukamaju sudah tidak terkendali lagi dengan peredaran dan lain-lain, serta tidak dipatuhinya batasan usia pengguna dan konsumsi minuman keras sehingga dapat merugikan masyarakat. Perubahan dan peredaran minuman beralkohol yang tidak terkendali dapat menimbulkan ketentraman masyarakat dan terganggunya ketertiban.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan pemantauan dan pengendalian terhadap peredaran dan penjualan minuman beralkohol di Kabupaten Tulungagung.

Pengendalian

Secara umum, kontrol sosial adalah metode terencana dan proses pengawasan yang digunakan masyarakat untuk mendisiplinkan anggotanya yang tidak patuh, mendorong dan mengecilkan hati individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan nilai-nilai kehidupan kelompok, atau Anda dapat menyimpulkan bahwa Anda akan dipaksa. Ada dua ciri yang digunakan dalam kontrol sosial dalam cara masyarakat melakukan kontrol sosial terhadap perilaku anggotanya. Lapiere berpendapat bahwa kontrol sosial merupakan suatu proses yang muncul dari kebutuhan akan penerimaan kolektif terhadap individu.

Kekerasan fisik digunakan sebagai upaya terakhir untuk kontrol sosial ketika banyak pilihan lain tidak tersedia.

Minuman Keras

Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol, yaitu sejenis senyawa organik dengan gugus hidroksil (OH) yang terutama bergantung pada atom bikarbonat (c) dan hidrogen (H). Vindrue (atau juga dalam bahasa Jerman: wine) Minuman beralkohol yang terbuat dari sari buah anggur Vitis vinifera. Anggur manis adalah anggur manis yang mengandung sisa gula dalam jumlah besar akibat fermentasi.

Bir merupakan minuman beralkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi bahan-bahan bertepung dan tidak mengalami proses penyulingan setelah fermentasi. Atau wiski dalam bahasa ini umumnya mengacu pada kategori minuman beralkohol yang terbuat dari biji-bijian yang difermentasi. Rum adalah minuman beralkohol yang difermentasi dan disuling dari molase atau sari tebu, produk sampingan dari industri gula.

Rum sulingan berbentuk cairan bening dan biasanya disimpan dalam tong yang terbuat dari kayu atau jenis kayu lain untuk dituakan. Bagi tubuh kita, buah anggur dapat memblokir batu tubuh, penyakit ginjal, arteri koroner, diabetes dan kanker saluran pencernaan bagian atas. Minum bir satu setengah hari dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi risiko diabetes dan batu ginjal.

Peran pemerintah sebagai pengelola negara, pembangunan, dan kemasyarakatan menuntut negara untuk lebih memperhatikan keamanan, ketertiban, dan kesusilaan agar warga negara dapat bekerja dengan tenang dengan mengonsumsi minuman beralkohol tanpa merasa terancam oleh penduduknya. Masyarakat sangat sadar bahwa alkohol dapat merugikan diri sendiri dan orang lain yang mengetahuinya melalui berita dan kejadian di sekitar mereka.

Teori Perilaku Menyimpang

Kedua cara tersebut dianggap yang terbaik, namun karena tingkat tekad setiap orang berbeda-beda, maka semuanya bergantung pada satu orang. Teori kontrol berasumsi bahwa masyarakat telah menyepakati nilai-nilai tertentu yang menjadi dasar perilaku yang sebenarnya bisa disebut menyimpang. Pengendalian internal berupa norma dan nilai yang terinternalisasi yang dipelajari seseorang melalui proses sosialisasi.

Misalnya, nilai dan norma sosial lembaga keluarga dan sekolah masyarakat menuntut adanya rasa hormat terhadap sesamanya. Kontrol eksternal merupakan penghargaan sosial atas kepatuhan dan sanksi atas penyimpangan dan pelanggaran nilai dan norma dominan. Teori kontrol juga berpendapat bahwa penyimpangan muncul karena kontrol sosial yang tidak memadai, baik dalam bentuk tekanan sosial maupun penerapan sanksi dalam situasi seperti pencurian dan pemerkosaan.

Menurut teori kontrol, masyarakat pada umumnya cenderung melanggar hukum, sehingga penyimpangan merupakan akibat dari kekosongan kontrol atau kontrol sosial. Perilaku menyimpang terjadi karena adanya kontrol sosial atau kurangnya kontrol, karena masyarakat selalu mengambil inisiatif untuk melakukannya. Keempat hal tersebut dianggap sebagai unsur yang dapat dijadikan sebagai kontrol sosial dalam masyarakat atau sebagai bentuk kontrol atas perilaku individu dalam masyarakat.

Kerangka Berfikir

PRODUKSI MIRAS

PENGENDALIAN PRODUKSI MIRAS

  • Lokasi Penelitian
  • Informan Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknologi Akusisi Data
  • Teknologi Akusisi Data
    • Teknik Keabsahan Data
  • Etika Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang melibatkan serangkaian kegiatan sistematis yang bertujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Penelitian ini dilakukan di Desa Sukamaju, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, dengan alasan lokasi tersebut sangat sesuai untuk dijadikan tujuan penelitian. Informan survei penelitian ini adalah sebagian masyarakat desa Sukamaju, dan identifikasi informan dalam penelitian ini dilakukan dengan sengaja (survey sampling atau judgement sampling) karena penelitian ini menggunakan sampel yang variabilitasnya paling tinggi.

Peralatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, lembar observasi, pedoman wawancara, angket dan peneliti sendiri. Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk melakukan percakapan, tanya jawab langsung maupun tidak langsung dengan responden, yang dijabarkan secara sistematis untuk mencapai tujuan penelitiannya (Sutoyo dalam Asriadi, 2014 : 38). Artinya kami menggunakan katalog pertanyaan untuk mengumpulkan data yang berbeda dari informan, mengacu pada pedoman wawancara yang diedit secara sistematis agar data yang kami kumpulkan lebih lengkap dan efektif.

Sumber data terdokumentasi digunakan untuk mengkonfirmasi keberadaan data yang diperoleh di lapangan melalui observasi dan wawancara. Seluruh data yang diperoleh peneliti dianalisis secara kualitatif dengan cara menulis, mengedit, mengklasifikasikan dan mendeskripsikan dalam bentuk penjelasan untuk memperoleh hasil akhir. Dengan cara ini, data yang dihasilkan memberikan gambaran yang lebih jelas, sehingga memudahkan peneliti untuk mengumpulkan lebih banyak data dan mengambilnya kembali bila diperlukan.

Triangulasi waktu digunakan untuk memvalidasi data terkait perilaku manusia sebagai proses perubahan dan perubahan perilaku manusia seiring berjalannya waktu. Untuk memperoleh data yang valid melalui observasi, peneliti melakukan observasi, tidak hanya satu kali observasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Letak Geografis Lokasi Penelitian

Letak Geografis

Luas Wilayah Daratan

Mata Pencarian

Pelabuhan Tanjung Ringgit di Sukamaju menjadikan Kabupaten Luwu Utara sebagai pintu gerbang utara menuju Sulawesi Selatan.

Kehutanan

Mengumpulkan dokumen kepemilikan lahan secara detail agar pemilihan bahan baku yang akan dikembangkan sesuai dengan potensi lahan. Pengembangan berbagai sumber daya tanaman dan hutan yang mempunyai manfaat pertanian dan disesuaikan dengan kondisi setempat. Memperkuat kelembagaan petani dan memungkinkan mereka berfungsi secara optimal untuk meningkatkan kegiatan pertanian dan meningkatkan produksi.

Selain cengkeh, kakao juga menjadi andalan sektor perkebunan, kakao tersebar merata di seluruh kecamatan, terutama di Kecamatan Sukamaju, Belopa, dan Wajo. Subsektor perkebunan merupakan motor penggerak perekonomian Luwu Utara, dan subsektor perikanan merupakan penyumbang kegiatan perekonomian terbesar kedua di wilayah ini secara keseluruhan. Selain penangkapan ikan di laut, perikanan air payau seperti udang dan bandeng telah dimulai, dan Luwu Utara telah mengembangkan budidaya udang dan bandeng pada masa pemerintahan Bua dan Warenrang, serta telah menanam subsektor rumput laut, belopa, dan wajo.

Penggerak perekonomian Kabupaten Luwu yang memberikan kontribusi terhadap kegiatan perekonomian secara keseluruhan setelah perkebunan adalah subsektor perikanan. Selain perikanan air payau seperti budidaya udang dan bandeng, Kabupaten Bua dan Warrenlan juga mulai mengembangkan budidaya rumput laut.

Peredaran Minuman Keras Kabupaten Luwu Utara

Berdasarkan hasil pendataan berbagai kejadian di Luwu Utara, kami menemukan bahwa kejadian penyerangan dan penyerangan yang memakan korban jiwa sangat tinggi. Nampaknya perlu adanya pembinaan bagi masyarakat yang memiliki perkebunan Aren untuk menghasilkan cairan positif dari pohon Aren, seperti gula merah, dibandingkan memproduksi ballo.

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Siklus Minuman Keras Di Luwu Utara

Minuman beralkohol pada saat mengadakan pesta/acara adat hendaknya dilakukan secara rutin dan diatur secara konvensi sehingga masyarakat dan masyarakat umum tidak meminumnya untuk mabuk atau untuk keperluan diskusi. Namun mabuk-mabukan di Indonesia khususnya di kalangan masyarakat Luwu Utara bukanlah hal baru pada masa itu, merupakan kebiasaan nenek moyang kita yang sulit dihilangkan saat ini, dan meminum minuman beralkohol juga digemari oleh keturunannya. Di Kabupaten Luwu, minuman keras (Ballo) awalnya merupakan minuman daerah yang dikonsumsi sebagai bagian dari warisan dan budaya leluhur yang harus dianut oleh suku Baro.

Penegak hukum adalah orang yang menegakkan peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah bersama-sama masyarakat untuk menjamin dan memelihara bentuk hukumnya, yaitu terjadinya perbuatan-perbuatan yang dapat membahayakan masyarakat. Beberapa orang bekerja sebagai penjual atau distributor minuman keras, dan bahkan orang-orang dari keluarga penegak hukum adalah pengedar minuman keras. Oleh karena itu, regulator dan aparat penegak hukum harus menetralisir peredaran minuman beralkohol sebagai penyebab berbagai jenis kejahatan dan pelanggaran serta membantu penegak hukum untuk bertindak lebih tegas dan proaktif terhadap peredarannya.

Dalam hal ini, Pemerintah Kabupaten Luwu menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Izin Minuman Beralkohol (Minuman Beralkohol). Mengenai penjelasan rinci mengenai penerbitan izin minuman keras di Kabupaten Luwu, peraturan daerah mengatur beberapa ketentuan terkait minuman keras/miras yaitu perizinan. Minuman Beralkohol yaitu: Izin tempat menjual, mengimpor, menyimpan, mengedarkan, menjual eceran atau menjual minuman beralkohol di wilayah Luwu.

Selama ini perpajakan diperuntukkan bagi perorangan atau perseorangan atau kelompok yang mempunyai izin untuk menjual minuman beralkohol. Akibatnya, efektivitas peraturan daerah dalam menanggulangi peredaran minuman beralkohol di Luwu Utara secara hukum belum optimal diterapkan di masyarakat.

Dampak Peredaran Minuman Keras di Kabupaten Luwu Utara

Jika melihat persentase angka kriminalitas di Kabupaten Luwu Utara akibat minuman beralkohol di atas, terlihat bahwa persentase terendah terjadi pada bulan Mei dan Juli yaitu sebesar 0%. Selain itu, berdasarkan data yang diperoleh dari beberapa sumber, maraknya peredaran minuman beralkohol di Kabupaten Luwu Utara semakin menyebabkan peningkatan tindakan yang mengarah pada tindak pidana. Melihat persentase angka kejahatan minuman beralkohol di Luwu Utara di atas, terlihat persentase terendah terjadi pada bulan Mei dan Juli yaitu sebesar 0%.

Berdasarkan data dari berbagai sumber, maraknya minuman beralkohol (alkohol) di Luwu Utara menyebabkan peningkatan angka tindakan yang mengarah pada kriminalitas. Fakta menunjukkan hampir semua tindak kriminal yang terjadi di Luwu Utara ada biang keladinya. Sehingga Pengadilan Negeri Kabupaten Luwu Utara yang menyelidiki dan mengadili perkaranya memutus dengan cara menyatakan.

Hal ini terlihat dari menjamurnya kedai kopi di Kabupaten Luwu Utara (tempat masyarakat meminum minuman beralkohol). Bahkan, beberapa warung internet di Luwu telah mendukung bahkan menjadi pelanggan tetap para pegawainya, mulai dari kepala desa hingga petugas protokol Kabupaten Luwu Utara. Selain itu, dengan maraknya berbagai kejahatan terkait minuman keras, maka Polres Luwu Utara telah melakukan beberapa langkah/upaya sebagai berikut: 1.

Polres Luwu Utara mengarahkan Kapolda agar tidak merekomendasikan minuman beralkohol kepada Gubernur dan Bupati/Walikota hingga hari pemilihan. Perda tersebut juga memerintahkan pada pemilu legislatif tahun 2011 untuk melarang sementara penjualan dan penjualan minuman beralkohol di wilayah utara Kabupaten Luwu.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

The plants were treated with different concentrations of Methyl Jasmonate MeJA and after 24 h were evaluated for total soluble proteins, chlorophylls a, b, and total, malondialdehyde,

Dan lebih dari itu, penerimaan terhadap al-Qur’an dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti tradisi bacaan surat atau ayat tertentu pada acara seremonial sosial keagamaan