• Tidak ada hasil yang ditemukan

DANA PIHAK KETIGA, RASIO KECUKUPAN MODAL,

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DANA PIHAK KETIGA, RASIO KECUKUPAN MODAL, "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/328382776

Dana Pihak Ketiga, Rasio Kecukupan Modal, Pembiyaan Bermasalah, Dan Tingkat Pengembalian Investasi Pada Pembiayaan UMKM

Article  in  Family Business Review · July 2016

DOI: 10.32546/lq.v5i2.53

CITATION

1

READS

153 3 authors, including:

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Integration of big data, supply chain management and small and medium enterprises in cooperativesView project

Academic information for learningView project Oki Irawan

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka 3PUBLICATIONS   1CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Oki Irawan on 19 October 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

(2)

DANA PIHAK KETIGA, RASIO KECUKUPAN MODAL,

PEMBIAYAAN BERMASALAH, DAN TINGKAT PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PEMBIAYAAN UMKM

Oki Irawan

Mahasiswa Magister Keuangan Syariah STIE Ahmad Dahlan Jafril Khalil

A. Riawan Amin

Magister Keuangan Syariah STIE Ahmad Dahlan Jakarta E-mail: okiirawan88@hotmail.com, ariawanamin17@gmail.com,

a_jkhalil@yahoo.com

Abstract

This study aims to determine the effect of third party funds, capital adequacy ratio, problem financing, and return on investment on MSME financing with case studies at Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri and Bank Syariah Mega. This study uses multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that the independent variables (the amount of third party funds, capital adequacy ratio, non perfoming financing, return on assets) as a whole contribute or contribute to the dependent variable (financing of SMEs) of 73.6% and the remaining 26.4% of other variables Not included and examined in the equation.

Kata Kunci: bank syariah, usaha mikro kecil dan menengah, musyaraqah, mudharabah

PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan lembaga ke- uangan yang berfungsi utama sebagai lembaga intermediasi keuangan, yaitu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.

Salah satu sektor ekonomi yang menerima pembiayaan tersebut adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Tahun Nomor 17/12/PBI/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/pbi/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan

Usaha mikro, kecil, dan menengah, bank umum wajib memberikan kredit atau pembiayaan UMKM paling rendah 20% yang dihitung berdasarkan rasio kredit atau pembiayaan UMKM terhadap total kredit atau pembiayaan.

Hal ini dilakukan karena dalam perjalanan sejarahnya UMKM mampu mengeluarkan Indonesia dari krisis ekonomi. Selain itu, UMKM juga memiliki kontribusi yang signifikan berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM (2014) jumlah perusahaan berskala UKM di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 1,2% yakni sebanyak 678.415 unit, mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7.797.993 orang, serta berperan terhadap PDB nasional

(3)

128

Konstanta sebesar 8.054 menyatakan bahwa jika variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (X1), rasio kecukupan modal (X2),rasio pembiayaan bermasalah (X3) dan tingkat pengembalian investasi (X4) dianggap nol, maka alokasi pembiayaan umkm oleh bank syariah (Y) sebesar 8.054%. Koefisien regresi variabel Dana Pihak Ketiga (X1) bertanda positif sebesar 1.380, berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% pada variabel Dana Pihak Ketiga (X1) akan menyebabkan alokasi pembiayaan umkm oleh bank syariah akan naik sebesar 1.380% dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya tetap.

Koefisien regresi variabel rasio kecukupan modal (X2) bertanda positif sebesar 0.176, berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% pada variabel rasio kecukupan modal (X2) akan menyebabkan alokasi pembiayaan umkm oleh bank syariah akan naik sebesar 0.176% dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya tetap.

Koefisien regresi variabel rasio pembiayaan bermasalah (X3) bertanda positif sebesar 0.773, berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% pada variabel rasio pembiayaan bermasalah (X3) akan menyebabkan alokasi pembiayaan umkm oleh bank syariah naik sebesar 0.773% dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya tetap.

Koefisien regresi variabel tingkat pengembalian investasi t (X4) bertanda positif sebesar 2.841, berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% pada variabel tingkat pengembalian investasi (X4) akan menyebabkan alokasi pembiayaan umkm oleh bank syariah naik sebesar 2841% dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya tetap.

Berdasarkan tabel 1 dapat diperoleh hasil bahwa Dana Pihak Ketiga memperoleh nilai t hitung =5.041 > t tabel = 2.048. berpengaruh Sangat Kuat dan terarah terhadap alokasi pembiayaan umkm pada perbankan syariah.

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa pendugaan jumlah dana pihak ketiga sebagai variabel paling dominan mempengaruhi Alokasi Pembiayaan UMKM adalah benar adanya, dengan asumsi bahwa dari keempat variabel independen (jumlah dana pihak ketiga, rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat

pengembalian investasi) yang ada dalam model regresi, variabel jumlah dana pihak ketiga merupakan variabel paling berkaitan dengan alokasi pembiayaan UMKM yaitu menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana (dana pihak ketiga), Menurut teori (Miranty, 2001) pihak bank syariah memerlukan dana dan salah satu sumber dananya adalah dari pihak ketiga. Selain itu berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh cokro wahyu sujati dan ningrum muliyana yang menunjukkan terdapat pengaruh yang dominan pada dana pihak ketiga pada bank-bank umum terhadap alokasi KUK daripada dua variabel independen lainnya.

Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa rasio kecukupan modal memperoleh nilai t hitung = 0.163< t tabel = 2.048, tidak berpengaruh dan tidak terarah terhadap alokasi pembiayaan pada perbankan syariah. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Warjiyo (2006) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan negative antara rasio kecukupan modal terhadap kredit, serta keberadaan rasio kecukupan modal yang dianggap mempersempit ruang bank dalam menyalurkan kreditnya namun tetap tidak bisa membatasi bank dalam memberikan kredit.

Terdapat juga penelitian Francisca dan Siregar (2007) yang menyebutkan bahwa rasio kecukupan modal tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel yang digunakan. Meskipun hasilnya tidak signifikan,bukan berarti bank dapat mengabaikan rasio kecukupan modal dalam penyaluran kredit karena kecukupan modal bank sering terganggu karena penyaluran kredit yang berlebihan. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Muljono (1996) yang menyatakan bahwa faktor internal bank yang dapat mempengaruhi volume kredit yang dianggarkan, salah satunya,adalah financial position dimana rasio kecukupan modal merupakan salah satu rasio yang tercakup didalam financial position menurut harga berlaku sebesar Rp. 1.918.447

miliar atau 23,27% dari total PDB nasional.

Di dalam mengoptimalkan pembiayaan terdapat berbagai hal yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor internal bank.

Faktor – faktor internal yang mempengaruhi bank dalam menyalurkan pembiayaannya diantaranya adalah dana pihak ketiga (DPK), rasio kecukupan modal, pembiayaan ber- masalah dan tingkat pengembalian investasi.

TUJUAN PENELITIAN

Artikel ini melaporkan penelitian tentang analisis dana pihak ketiga, rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah, dan tingkat pengembalian investasi dalam mempengaruhi penyaluran pembiayaan yang dilakukan bank syariah terhadap UMKM.

METODE

Penelitian ini dilakukan di bank syariah dengan dasar pertimbangan bahwa bank syariah sesungguhnya memiliki core product pembiayaan bagi hasil, yang dikembangkan dalam produk pembiayaan musyarakah dan mudharabah (Muhammad, 2005). Sehingga kehadiran bank syariah seharusnya memberikan dampak yang luar biasa terhadap pertumbuhan sektor riil. Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini akan dilakukan dengan Studi Pustaka melalui penggunaan bahan dari kepustakaan intern obyek penelitian meliputi dokumen tentang pembiayaan yang ada dan observasi mengenai Dana Pihak Ketiga, Rasio Kecukupan Modal, Rasio Pembiayaan Bermasalah, dan Rasio Tingkat Pengembalian Investasi pada bank syariah serta peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia Populasi dalam penelitian ini seluruh bank syariah yang melakukan penyaluran pembiayaan terhadap UMKM pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan dianggap bisa mewakili keseluruhan dari populasi. Dari populasi yang ada akan diambil sebanyak 10 bank syariah.Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Dimana hasil penelitian ini digambarkan berdasarkan fakta-fakta yang mengenai analisis Dana Pihak Ketiga, Rasio Kecukupan Modal, Rasio Pembiayaan Bermasalah, dan Rasio Tingkat Pengembalian Investasi yang kemudian disusun secara sistematis sehingga menghasilkan informasi yang akurat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen jJumlah dana pihak ketiga, rasio kecukupan modal, rasio pembiayaan bermasalah dan rasio tingkat pengembalian investasi) dengan variabel dependen (alokasi pembiayaan UMKM). Berikut adalah hasil dari pengolahan dengan SPSS yang menjelaskan mengenai analisis regresi linier berganda.

Tabel 1. Koefisen Regresi dan Signifikasinya

Variabel Koefisien Std. Eror Uji t Signifikansi

Konstanta -8.054 22.253 -0,362 0,720

DPK 1.380 0,274 5,041 0,000

CAR 0,176 1.081 0,163 0,872

NPL 0,773 3.476 0,222 0,826

TPI 2,841 3.772 0,753 0,458

Uji F : 0,000

R : 0,736

R2 : 0,541

DW : 1,657

Sumber: data diolah, 2016

Dari tabel di atas diperoleh persamaan regresi variabel dana pihak ketiga, rasio kecukupan modal, rasio pembiayaan bermasalah dan rasio tingkat pengembalian investasi terhadap Pembiayaan UMKM oleh bank syariah adalah sebagai berikut.

Y= -8.054 + 1.380X1 + 0.176X2 + 0.773X3 +2.841X4 + e

Jurnal Liquidity: Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2016, hlm. 127-133

(4)

129 Konstanta sebesar 8.054 menyatakan bahwa

jika variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (X1), rasio kecukupan modal (X2),rasio pembiayaan bermasalah (X3) dan tingkat pengembalian investasi (X4) dianggap nol, maka alokasi pembiayaan umkm oleh bank syariah (Y) sebesar 8.054%. Koefisien regresi variabel Dana Pihak Ketiga (X1) bertanda positif sebesar 1.380, berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% pada variabel Dana Pihak Ketiga (X1) akan menyebabkan alokasi pembiayaan umkm oleh bank syariah akan naik sebesar 1.380% dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya tetap.

Koefisien regresi variabel rasio kecukupan modal (X2) bertanda positif sebesar 0.176, berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% pada variabel rasio kecukupan modal (X2) akan menyebabkan alokasi pembiayaan umkm oleh bank syariah akan naik sebesar 0.176% dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya tetap.

Koefisien regresi variabel rasio pembiayaan bermasalah (X3) bertanda positif sebesar 0.773, berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% pada variabel rasio pembiayaan bermasalah (X3) akan menyebabkan alokasi pembiayaan umkm oleh bank syariah naik sebesar 0.773% dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya tetap.

Koefisien regresi variabel tingkat pengembalian investasi t (X4) bertanda positif sebesar 2.841, berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% pada variabel tingkat pengembalian investasi (X4) akan menyebabkan alokasi pembiayaan umkm oleh bank syariah naik sebesar 2841% dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya tetap.

Berdasarkan tabel 1 dapat diperoleh hasil bahwa Dana Pihak Ketiga memperoleh nilai t hitung =5.041 > t tabel = 2.048. berpengaruh Sangat Kuat dan terarah terhadap alokasi pembiayaan umkm pada perbankan syariah.

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa pendugaan jumlah dana pihak ketiga sebagai variabel paling dominan mempengaruhi Alokasi Pembiayaan UMKM adalah benar adanya, dengan asumsi bahwa dari keempat variabel independen (jumlah dana pihak ketiga, rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat

pengembalian investasi) yang ada dalam model regresi, variabel jumlah dana pihak ketiga merupakan variabel paling berkaitan dengan alokasi pembiayaan UMKM yaitu menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana (dana pihak ketiga), Menurut teori (Miranty, 2001) pihak bank syariah memerlukan dana dan salah satu sumber dananya adalah dari pihak ketiga.

Selain itu berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh cokro wahyu sujati dan ningrum muliyana yang menunjukkan terdapat pengaruh yang dominan pada dana pihak ketiga pada bank-bank umum terhadap alokasi KUK daripada dua variabel independen lainnya.

Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa rasio kecukupan modal memperoleh nilai t hitung = 0.163< t tabel = 2.048, tidak berpengaruh dan tidak terarah terhadap alokasi pembiayaan pada perbankan syariah. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Warjiyo (2006) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan negative antara rasio kecukupan modal terhadap kredit, serta keberadaan rasio kecukupan modal yang dianggap mempersempit ruang bank dalam menyalurkan kreditnya namun tetap tidak bisa membatasi bank dalam memberikan kredit.

Terdapat juga penelitian Francisca dan Siregar (2007) yang menyebutkan bahwa rasio kecukupan modal tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan sampel yang digunakan. Meskipun hasilnya tidak signifikan,bukan berarti bank dapat mengabaikan rasio kecukupan modal dalam penyaluran kredit karena kecukupan modal bank sering terganggu karena penyaluran kredit yang berlebihan. Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Muljono (1996) yang menyatakan bahwa faktor internal bank yang dapat mempengaruhi volume kredit yang dianggarkan, salah satunya,adalah financial position dimana rasio kecukupan modal merupakan salah satu rasio yang tercakup didalam financial position

Dana Pihak Ketiga, Rasio Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah, dan Tingkat Pengembalian

(5)

130

Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, Dana Pihak Ketiga (DPK), rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat pengem- balian investasi berpengaruh secara simultan terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada perbankan syariah dengan nilai F hitung 8.254 dan F0,05 (4 ; 28) sebesar 2.71, jadi F hitung > F tabel (8.254>2.71), dengan tingkat signifikansi (sig.) adalah 0.00 < 0,05.

Dalam perhitungan dari modal regresi logaritma ini menghasilkan nilai nilai R square (R2) sebesar 0.736 artinya adalah variasi alokasi pembiayaan UMKM dari bank-bank syariah di Indonesia dapat dijelaskan oleh model sebesar 73.6 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel independen (jumlah dana pihak ketiga, rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah, dan tingkat pengembalian investasi) secara keseluruhan menyumbang atau berkontribusi terhadap variabel dependen (pembiayaan UMKM) sebesar 73.6 % dan yang sisanya sebesar 26.4 % dari variabel lain yang tidak dimasukkan dan diteliti dalam persamaan tersebut. Nilai dari R square yang mendekati satu menunjukan baiknya garis regresi dan dapat menjelaskan data aktualnya.

Dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat pengembalian investasi tidak berpengaruh dan memiliki hubungan yang sangat rendah terhadap alokasi pembiayaan umkm oleh perbankan syariah sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh dan memiliki hubungan yang kuat terhadap alokasi pembiayaan umkm oleh perbankan syariah.

Sedangkan secara simultan Dana Pihak Ketiga (DPK), rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat pengembalian investasi berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada perbankan syariah.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap Bank Umum Syariah yang terdaftar di BI, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian parsial atau uji t menunjukkan bahwa secara parsial Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap alokasi pembiayaan umkm pada perbankan syariah dan rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat pengembalian investasi tidak mempunyai pengaruh terhadap alokasi pembiayaan umkm pada perbankan syariah.

2. Hasil dari uji simultan nilai F hitung sebesar 8.254 dan F0,05 (4 ; 28) sebesar 2.71, jadi F hitung > F tabel (8.254>2.71), dengan tingkat signifikansi (sig.) adalah 0.00 < 0,05, dengan demikian, Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa keempat variabel yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat pengembalian modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan umkm pada perbankan syariah.

3. Berdasarkan nilai Adjusted R Square dari output SPSS 20.0 Dalam perhitungan dari modal regresi logaritma ini menghasilkan nilai nilai R square (R2) sebesar 0.736 artinya adalah variasi alokasi pembiayaan UMKM dari bank-bank syariah di Indonesia dapat dijelaskan oleh model sebesar 73.6 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel independen (jumlah dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, non perfoming financing, return on asset) secara keseluruhan menyumbang atau berkontribusi terhadap variabel dependen (pembiayaan UMKM) sebesar 73.6 % dan yang sisanya sebesar 26.4 % dari variabel lain yang tidak dimasukkan dan diteliti dalam persamaan tersebut. Nilai dari R square yang mendekati satu menunjukan baiknya garis regresi dan dapat menjelaskan data aktualnya.

tersebut financial position. Hasil pengujian itu juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006). Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa rasio kecukupan modal yang tinggi mencerminkan stabilnya jumlah modal dan rendahnya risiko yang dimiliki oleh bank sehingga memungkinkan bank untuk bias lebih banyak menyalurkan kreditnya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiawan (2008) yang juga menyatakan bahwa tingkat kecukupan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Tingkat kecukupan modal yang tinggi memungkinkan bank memiliki modal yang cukup namun belum diikuti pemanfaatan modal ke dalam aktiva yang menguntungkan.Sehingga hal tersebut memungkinkan bank menyalurkan modalnya kedalam aktiva berbentuk kredit dan mengurangi adanya idle fund.

Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa pembiayaan bermasalah memperoleh nilai t hitung = 0.222 < t tabel = 2.041, tidak berpengaruh dan tidak terarah terhadap alokasi pembiayaan pada perbankan syariah. Dengan hasil variabel pembiayaan bermasalah tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap alokasi pembiayaan pada perbankan syariah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fransisca dan Hasan Sakti Siregar (2007) dan Budiawan (2008), bahwa pembiayaan bermasalah tidak berpengaruh terhadap volume kredit yang diberikan oleh bank. Karena pembiayaan bermasalah tidak dapat digunakan untuk memprediksi volume kredit karena yang diberikan oleh bank, ini didukung dengan uji parsialnya yang menunjukkan pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap volume kredit. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006) dan Hapsari (2008) dinyatakan bahwa pengaruh pembiayaan bermasalah terhadap penawaran atau penyaluran kredit perbankan adalah negatif dan signifikan. Dimana pembiayaan bermasalah yang tinggi akan menyebabkan penawaran kredit akan turun.

Karena dalam kenyataannya, nilai pembiayaan bermasalah yang tinggi akan menyebabkan

bank harus membentuk cadangan penghapusan yang lebih besar sehingga dana yang dapat disalurkan lewat pemberian kredit juga akan berkurang.

Berdasarkan tabel 1 dapat diperoleh hasil bahwa tingkat pengembalian investasi memperoleh t hitung = 0.753> t tabel = 2.041, artinya tingkat pengembalian investasi tidak berpengaruh dan tidak terarah terhadap alokasi pembiayaan pada perbankan syariah. Dengan ini hasil variabel tingkat pengembalian investasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap alokasi pembiayaan pada perbankan syariah. Penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Hapsari (2008) bahwa Return on Asset berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap pemberian kredit.

Artinya,bank dalam menentukan besar kecilnya volume kredit yang akan disalurkan tidak menggunakan tingkat pengembalian investasi sebagai dasar.

Bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Meydianawathi (2006) bahwa dalam tingkat signifikansi 10% jumlah kredit investasi dan modal kerja yang disalurkan bank umum kepada sector UMKM akan bertambah apabila rentabilitas bank umum terus meningkat, yang mana dalam penelitian Meydianawathi (2006) rentabilitas diproksikan ke dalam tingkat pengembalian investasi.

Begitu juga yang tertuang dalam teori Muljono (dalam Mahrinasari, 2003) bahwa tingkat pengembalian investasi sebagai ukuran tingkat keuntungan yang memadai akan mampu meningkatkan penganggaran volume kredit bank. Hasil-hasil penelitian di atas juga sejalan dengan penelitian yang dihasilkan oleh Fransisca dan Hasan Sakti Siregar (2007). Di situ tertuang bahwa hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume kredit. Di dalam penelitian tersebut juga dicantumkan hasil penelitian Muliaman Hadad (2004) yang memperkirakan nilai pengembalian investasi dan kredit memiliki hubungan yang positif.

Jurnal Liquidity: Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2016, hlm. 127-133

(6)

131 Berdasarkan hasil pengujian, dapat

diketahui bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, Dana Pihak Ketiga (DPK), rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat pengem- balian investasi berpengaruh secara simultan terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada perbankan syariah dengan nilai F hitung 8.254 dan F0,05 (4 ; 28) sebesar 2.71, jadi F hitung > F tabel (8.254>2.71), dengan tingkat signifikansi (sig.) adalah 0.00 < 0,05.

Dalam perhitungan dari modal regresi logaritma ini menghasilkan nilai nilai R square (R2) sebesar 0.736 artinya adalah variasi alokasi pembiayaan UMKM dari bank-bank syariah di Indonesia dapat dijelaskan oleh model sebesar 73.6 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel independen (jumlah dana pihak ketiga, rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah, dan tingkat pengembalian investasi) secara keseluruhan menyumbang atau berkontribusi terhadap variabel dependen (pembiayaan UMKM) sebesar 73.6 % dan yang sisanya sebesar 26.4 % dari variabel lain yang tidak dimasukkan dan diteliti dalam persamaan tersebut. Nilai dari R square yang mendekati satu menunjukan baiknya garis regresi dan dapat menjelaskan data aktualnya.

Dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat pengembalian investasi tidak berpengaruh dan memiliki hubungan yang sangat rendah terhadap alokasi pembiayaan umkm oleh perbankan syariah sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh dan memiliki hubungan yang kuat terhadap alokasi pembiayaan umkm oleh perbankan syariah.

Sedangkan secara simultan Dana Pihak Ketiga (DPK), rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat pengembalian investasi berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan UMKM pada perbankan syariah.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap Bank Umum Syariah yang terdaftar di BI, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian parsial atau uji t menunjukkan bahwa secara parsial Dana Pihak Ketiga (DPK) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap alokasi pembiayaan umkm pada perbankan syariah dan rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat pengembalian investasi tidak mempunyai pengaruh terhadap alokasi pembiayaan umkm pada perbankan syariah.

2. Hasil dari uji simultan nilai F hitung sebesar 8.254 dan F0,05 (4 ; 28) sebesar 2.71, jadi F hitung > F tabel (8.254>2.71), dengan tingkat signifikansi (sig.) adalah 0.00 < 0,05, dengan demikian, Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa keempat variabel yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), rasio kecukupan modal, pembiayaan bermasalah dan tingkat pengembalian modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap alokasi pembiayaan umkm pada perbankan syariah.

3. Berdasarkan nilai Adjusted R Square dari output SPSS 20.0 Dalam perhitungan dari modal regresi logaritma ini menghasilkan nilai nilai R square (R2) sebesar 0.736 artinya adalah variasi alokasi pembiayaan UMKM dari bank-bank syariah di Indonesia dapat dijelaskan oleh model sebesar 73.6 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel independen (jumlah dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, non perfoming financing, return on asset) secara keseluruhan menyumbang atau berkontribusi terhadap variabel dependen (pembiayaan UMKM) sebesar 73.6 % dan yang sisanya sebesar 26.4 % dari variabel lain yang tidak dimasukkan dan diteliti dalam persamaan tersebut. Nilai dari R square yang mendekati satu menunjukan baiknya garis regresi dan dapat menjelaskan data aktualnya.

Dana Pihak Ketiga, Rasio Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah, dan Tingkat Pengembalian

(7)

132

Riana Panggabean, “Membangun Paradigma Baru Dalam mengembangkan UKM,”

http://www.smecda.com/deputi7/file_infokop/ria na.htm.. Ibid. 5 Ibid.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, Bandung. Alfabeta

Riswandi, Dedi. 2011. Bank Syariah dan Penguatan Sektor Mikro (Studi Terhadap Pembiayaan Qardhul Hasan di BSM Kota Mataram) [Tesis]. Magister Studi Islam.

UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

Tejasari, Maharani. 2008. Peranan Sektor Usaha Kecil dan Menengah dalam penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi (Skripsi). Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor Wahyu Sujati, Condro. 2007. Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK Pada Bank-Bank Umum di Indonesia (Pada tahun 2004:02- 2005:12), Yogyakarta: UII Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Aloysius Gunadi Brata, “Distribusi Spasial UKM Di Masa Krisis Ekonomi,” artikel, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_20/artikel_

7.htm.

Antonio, Syafi’ie. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian:

Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Zainul, 2002, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Al Vabeth, Jakarta

Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Hayashi, M. 2002 ‘The Role of Subcontracting in SME development in Indonesia: Micro-level Evidence From the Metal Working and Machinery Industry’ Journal of Asian Economics, v.13, pp. 1-26

Hill, H. 2001 ‘Small and Medium Enterprise in Indonesia: Old Policy Challenges for the New Administration’ Asian Survey, v.41, pp. 248- 270

Himaniar Trisdiani 2010 Pengaruh CAR, NPL, dan ROA Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja.Universitas Diponegoro

Imam Ghozali. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supoma. 1999.

Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Yogyakarta:

Penerbit BPFE.

Irma Anindita 2011 Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, CAR, NPL, dan LDR Terhadap Penyaluran Kredit UMKM.Universitas Diponegoro

Ismail 2014. Perbankan Syariah. Penerbit Kencana. Jakarta

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta

Kwik Kian Gie.1998. Praktek Bisnis dan Orientasi Ekonomi Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Luluk Chorida. 2010. Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga, Inflasi, Dan Tingkat Margin Terhadap Alokasi Pembiayaan Usaha Keci Dan Menengah. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang

Lukman Dendawijaya. 2009 Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mahrinasari. 2003. “Pengelolaan Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Bandarlampung”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Nomor: 3 Jilid:8 Hal:111, Universitas Lampung, Lampung.

Marbun, B.N. 1996. Manajemen Perusahaan Kecil. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta Meydianawati, Luh Gede, 2006. “Analisis

Perilaku Penawaran Kredit Perbankan kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002- 2006)”, Buletin Studi Ekonomi, Volume 12 Nomor 2, hal 14.

Muljono, Teguh Pudjo. 1996. Bank Budgeting:

Profit Planning and Control, Edisi I. Yogyakarta: Badan Pendidikan Fakultas Ekonomi UGM.

Muljono, Teguh Pudjo. 2001. Manajemen Perkreditan Rakyat Bagi Bank Komersil. Yogyakarta: Badan Pendidikan Fakultas Ekonomi UGM.

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN.

Muslimin Kara, 2013. Konstribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UIN Alauddin Makassar

Oktaviani 2012 Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan. Universitas Diponegoro

Raselawati, Ade. 2011. Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menegah Terhdapa Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM di Indonesia.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Jurnal Liquidity: Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2016, hlm. 127-133

(8)

133 Riana Panggabean, “Membangun Paradigma

Baru Dalam mengembangkan UKM,”

http://www.smecda.com/deputi7/file_infokop/ria na.htm.. Ibid. 5 Ibid.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, Bandung. Alfabeta

Riswandi, Dedi. 2011. Bank Syariah dan Penguatan Sektor Mikro (Studi Terhadap Pembiayaan Qardhul Hasan di BSM Kota Mataram) [Tesis]. Magister Studi Islam.

UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

Tejasari, Maharani. 2008. Peranan Sektor Usaha Kecil dan Menengah dalam penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi (Skripsi). Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor Wahyu Sujati, Condro. 2007. Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Alokasi KUK Pada Bank-Bank Umum di Indonesia (Pada tahun 2004:02- 2005:12), Yogyakarta: UII Yogyakarta.

Dana Pihak Ketiga, Rasio Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah, dan Tingkat Pengembalian

(9)

134

STRATEGI PROMOSI DAN ALASAN MAHASISWA MEMILIH PROGRAM PERKULIAHAN KARYAWAN

PADA KONSULTAN PERGURUAN TINGGI (KPT) DI JAKARTA

Asriyal Tito Siswanto Yanti Budiasih STIE Ahmad Dahlan Jakarta

Email: asriyal_sikumbang@yahoo.com, titosiswanto@gmail.com, yantibudiasih@yahoo.com

Abstract

As a developing country and become one of the most populous countries, Indonesia is considered as a potential market by foreign universities from various parts of the world, both Asian countries, Europe and America who participated in promoting universities in Indonesia on a large scale. This article is written to investigate the promotion and to describe and review the implementation of promotional strategies undertaken by higher education consultant (KPT) in DKI Jakarta. In this study used the analysis of the index technique that describes the respondents on the items of questions posed. Scoring technique used in this research is with a maximum score of 5 and a minimum of 1. Promotional strategies undertaken by the KPT is highly internet marketing based. Internet serve as the main promotional media in addition to other supporting media. Even the use of the internet served as a medium to bring in and also receive the arrival of prospective students.

Kata Kunci: Internet marketing, surel, chatting, spanduk, poster.

PENDAHULUAN

Dalam direktori Asosiasi Pengelola Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) disebutkan, jumlah perguruan tinggi pada tahun 2014 mencapai 3.485. Jumlah tersebut terdiri dari perguruan tinggi negeri (PTN) berjumlah 100 atau sekitar 3% yang menampung sekitar 35% atau 1.541.261 mahasiswa, dan sebanyak 3.385 atau 97%

merupakan perguruan tinggi swasta (PTS) dengan mahasiswa yang ditampung sebanyak 2.825.466 orang atau sekitar 65%. Sementara jumlah perguruan tinggi yang berada di Jakarta tercatat sebanyak 336 perguruan tinggi.

Banyaknya jumlah tersebut, tentu membuat

persaingan antarperguruan tinggi menjadi semakin ketat.

Namun saat ini, seiring semakin gencarnya gelombang globalisasi, perguruan tinggi tidak hanya berorientasi pada level nasional, perguruan tinggi dituntut mampu bersaing secara global. Hal tersebut ditunjukan dengan banyaknya perguruan tinggi asing yang mulai menginjakan kakinya di Indonesia. Berdasar- kan data Kementerian Pendidikan Nasional (2011), setiap tahunnya diperkirakan ada sekitar 36 ribu pelajar Indonesia yang masuk ke perguruan tinggi di luar negeri.

Sebagai negara berkembang dan menjadi

View publication stats View publication stats

Referensi

Dokumen terkait

(2019), Pengaruh Quick Ratio (QR), Total Assets Turnover (TATO), Return On Equity (ROE),Earning Per Share (EPS) dan Inflasi terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor