• Tidak ada hasil yang ditemukan

512018085 DANIEL JONATHAN SINAGA ISOLASI, PEMURNIAN & IDENTIFIKASI fungi Trichoderma sp.

Daniel Jonatan

Academic year: 2023

Membagikan "512018085 DANIEL JONATHAN SINAGA ISOLASI, PEMURNIAN & IDENTIFIKASI fungi Trichoderma sp."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ISOLASI, PEMURNIAN & IDENTIFIKASI FUNGI Trichoderma sp.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

Oleh:

Daniel Jonathan Sinaga NIM:

512018085

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2021

(2)

1

I. LANDASAN TEORI

Mikroorganisme yang biasa hidup pada bagian rizosfer biasanya digunakan sebagai agen pengendali hayati karena sebagian habitat hidup mikroorganisme tersebut terdapat didalam tanah, disekitar akar tumbuhan (rizosfer) atau di di atas daun, batang, bunga dan buah (Hasanudin, 2003). Karena mikroorganisme yang hidup disekitar perakaran tanaman (rizosfer) mampu menghasilkan eskudat akar dan serpihan tudung akar sebagai sumber makanan mikroorganisme tanah terutama mikroba tanah. Karena 80% mikroorganisme yang diisolasi dari perakaran tanaman memiliki berbagai kemampuan untuk mensintesis dan melepaskan auksin sebagai metabolit sekunder (Patten dan Glick, 1996).

Pada umum nya mikroorganisme yang hidup disekitar rizosfer adalah kelompok cendawan (Liza, 2015). Cendawan yang hidup di sekitar rizosfer biasanya mampu untuk melindungi tanaman dari berbagai pathogen dan meningkatkan keseburan tanaman sehingga dapat digolongkan cendawan yang memacu pertumbuhan tanaman (biofertilizer) yang dimana cendawan yang diisolasi dari tanaman sehat akan menghasilkan peluang besar menjadi biofertilizer contoh nya Trichoderma sp (Purwantisari dan Hastuti, 2009)

Trichoderma sp adalah cendawan yang berasal dari tanah yang memiliki kelebihan karena memiliki sifat meyerang pathogen yang sering menyerang tanaman dan dapat berkembang biak dengan cepat pada daerah perakaran tanaman. Trichoderma sp memiliki mekanisme pengurai yang dimana mampu meningkatkan hasil produksi tanaman sehingga menjadi keuntungan bagi Trichoderma sp sebagai agens hayati pengendali pathogen (Purwantisari dan Hastuti, 2009).

Jamur Trichoderma sp telah banyak diteliti dan dikembangkan sebagai agen pengendali jamur pathogen yang ada di tanaman. Hal ini disebabkan oleh beberapa karakteristik penting dari Trichoderma sp yaitu seperti mudah untu diisolasi dan dibiakkan, mempunyai mikroparatisme yang luas dan mempunyai kemampuan kompetisi yang baik terhadap ruang dan makanan seperti memproduksi antibiotik dan enzim (Ariwayanto, 2003).

II.

TUJUAN

1. Mengetahui tahapan dan proses isolasi, pemurnian dan identifikasi Trichoderma sp.

Dari rhizosfer tanaman bambu.

2. Mengetahui dan mampu mengidentifikasi morfologi fungi Trichoderma sp yang didapatkan dalam praktikum.

(3)

2

III.

METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Pratikum Bioteknologi Pertanian dengan materi isolasi, pemurnian dan identifikasi Trichoderma sp dilaksanakan pada hari selasa, 27 Febuari 2021. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Tanaman, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

.

3.2 Alat dan Bahan

Alat:

 entkas

 Jarum ent

 Jarum ose

 Otoklaf

 Cawan petri

 Tabung reaksi

Bahan:

 Akar Tanaman Bambu

 NaOCl (bayclin)

 Aquadest

 Etanol 75%

 Pewarna Nigrosin

Glasswear

 Lampu spritus

 Mikroskop

3.3. Tahap pelaksanaan

Isolasi Kapang : Pengisolasian kapang dilakukan dengan metode langsung (direct innoculation).

1. Dipersiapkan terlebih dahulu tanah besserta akar yang diambil dari rizosfer tanaman bambu

2. Akar tanaman terlebih dahulu dicuci di bawah air mengalir selama 10 menit kemudian dipotong sepanjang ± 1 cm dengan gunting steril.

3. Potongan akar selanjutnya disterilisasi secara bertahap dengan cara direndam dalam larutan etanol 75% selama 1 menit, dilanjutkan larutan sodium hipoklorit 5,3% selama 30 detik dan terakhir dicuci secara aseptik dengan akuades steril

4. Potongan akar diletakkan di atas kertas saring steril dan dikeringkan selama 15 menit. Potongan akar yang sudah kering diletakkan pada media kultur

(4)

2

potato dextrose agar (PDA) dalam petridish, lalu diinkubasi selama kurang lebih 7 hari pada suhu ruang (27°C).

Pemurnian kapang :

1. Koloni kapang yang tumbuh selama proses isolasi, dimurnikan dengan propagasi koloni yaitu dengan cara memotong dan mentransfer secara aseptik sebagian miselium kapang ke dalam media kultur. Media kultur yang digunakan adalah agar miring low carbon agar (PDA).

2. Koloni diinkubasi selama 48-72 jam pada suhu ruang. Koloni yang terpisah dan tumbuh dengan baik selanjutnya dipilih untuk dilakukan pengamatan.

Identifikasi kapang : Isolat kapang yang telah murni diidentifikasi secara makriskopis ( morfologi, yaitu dengan mengamati beberapa karakter morfologi baik secara makroskopis maupun secara mikroskopis.

1. Pengamatan makroskopis meliputi warna dan permukaan koloni (granular, seperti tepung, menggunung, licin), tekstur, zonasi, daerah tumbuh, garis garis radial dan konsentris (khususnya pada kapang Penicillium), warna balik koloni (reverse color)

2. Pengamatan secara mikroskopis dilakukan menggunakan mikroskop perbesaran 40 x 100

3. Tahap pertama pengamatan yaitu dengan pengecatan sampel Trichoderma sp. yang diletakkan dalam kaca preparat menggunakan Nigrosin, kemudian diamati pada mikroskop

4. Pengamatan yang dilakukan meliputi ada tidaknya septa pada hifa, pigmentasi hifa, hubungan ketam (clamp connection), bentuk dan

ornamentasi spora (vegetatif dan generatif), serta bentuk dan ornamentasi tangkai spora.

(5)

3

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

(6)

4 Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.

(7)

5 4.2 Pembahasan

Praktikum bioteknologi pertanian kali menggunakan fungi Trichoderma sp sebagai pengamatan yang dimana diperoleh dari akar dan tanah yang terdapat pada perakaran tanaman bambu. Secara umum Identifikasi isolat dari cendawan Trixoderma sp memiliki morfologi yang dimana meliputi bentuk warna koloni dan diameter dari pertumbuhan Trichoderma sp. Pengamatan dilkukan selama 14 hari yang diamati secara mikroskopis adalah konidiofor, fialid dan konidia. (Watanabe, 2002) Dari gambar hasil pengamatan yang dicantumkan dapat dilihat bahwa hasil sumber isolat berasal dari jamur yang Trichoderma sp secara makroskopis pada media PDA adalah berwana hijau.

Trichoderma sp termasuk jamur sederhana yang tumbuh di berbagai habitat lingkungan.

Salah satu mediumnya adalah Cocok untuk dan mendukung pertumbuhan jamur Apakah PDA (Potato Dextrose Agar) tanah rizosfer bambu bersifat disease suppressive soil dalam menekan pertumbuhan pathogen (Prabowo, 2006).

Koloni dari Trichoderma sp berbentuk bulat dengan tepi licin. Permukaan koloni datar. awalnya halus dan berwarna putih, kemudian berwarna miselium berubah menjadi hijau, memiliki bentuk kondia yang bulat dan konidiofor yang bercabang. Miselium Trichoderma sp. tumbuh dalam struktur padat pada media PDA, dengan koloni menutupi seluruh permukaan pelat Setelah cawan petri disimpan pada suhu 28 ° C selama 14 hari.

Selain itu juga Mikroba asal rizosfer bambu memiliki keragaman mikroba yang tinggi.

Dibandingkan tanah non rizosfer bambu, tanah rizosfer bambu memiliki kemampuan yang lebih baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dan menekan patogen tanaman. (Nurliana dan A, Novita, 2018). Selain itu kelebihan rizosfer bambu mampu menekan pertumbuhan pathogen P. Palmivora penyebab penyakit busuk pangkal batang (damping off) dan meningkatkan pertumbuhan tanaman papaya(Susanti, 2015) . Cendawan asal rizosper bambu yakni Paecilomyces sp dapat mengendalikan penyakit akar gada pada tanaman brokoli hingga 18,75% dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman brokoli Dalam (Asniah et al. 2015).

(8)

6

V. KESIMPULAN

Dari hasil pngamatan yang telah dilakukan dari materi isolasi, pemurnian dan identifikasi dari cendawan Trichoderma sp yang diperoleh dari tanaman bambu dapat disimpulkan bahwa Trichoderma sp yang telah dibuat pada media PDA (potato Dextrose Agar) memiliki morfologi yang meliputi ciri-ciri koloni berwarna putih sampai hijau tua, permukaan ada yang kasar ada yang halus dengan tepi halus , beberapa terdapat lingkaran kosentris bentuk konidia yang bulat,dan konidiofor nya yang bercabang

(9)

7

DAFTAR PUSTAKA

Hasanuddin. 2003. Peningkatan Peranan Mikroorganisme dalam Sistem Pengendalian Penyakit Tumbuhan Secara Terpadu. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. USU Digital Library.

Liza, Y.E., Adrinal, Jumsu T. 2015. Keragaman Cendawan Rizosfer dan Potensinya Sebagai Agens Antagonis Fusarium oxysporum Penyebab Penyakit Layu Tanaman Krisan.

Universitas Andalas. Jurnal Fitopatologi Indonesia, Vol 11, No.2, Hal: 68-72.

Nurliani dan A, Novita. 2018. EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI Trichoderma sp LOKAL DARI RIZOSFER BAMBU DENGAN METODE PERANGKAP MEDIA NASI. Jurnal Agrrohita Volume 2(2) Tahun 2018.

Patten, C.L. and Glick, B.L. 1996. Bacterial biosynthesisof indole-3-acetic acid. Canadian Journal of Microbiology. 42: 207-220

Prabowo AKE, Nur P, Loekas S. 2006. Potensi Trichoderma harzianum dalam mengendalikan sembilan isolat Fusarium oxysporum Schecht.f.sp. Zingiberi Trujillo pada Kencur. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 8 (2): 76-84.

Purwantisari, S. dan Hastuti, R.B. 2009. Uji Antagonisme Jamur Patogen Phytophthora infenstans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang Dengan Mnenggunakan Trichoderma spp. Isolat Lokal. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA UNDIP. Jurnal BIOMA, Vol. 11, No. 1, Hal. 24-32.

Watanabe T. 2002. Pictorial atlas of soil and seed fungi morphologies of cultured fungi and key to species. U.S.A.: CRC Press LLC.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Analisis Uji Statistik Mutu Organoleptik Kategori Warna.... Hasil Analisis Uji Statistik Mutu Organoleptik Kategori