PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan/Fokus Penelitian
Tujuan Khusus Penelitian
Urgensi Penelitian
Luaran
TINJAUAN PUSTAKA …
State of The Art
Pendidikan Karakter
Bangsa Indonesia telah mengalami krisis pencarian jati diri, oleh karena itu sudah selayaknya untuk menemukan kembali jati diri dengan meredefinisi dan merekonstruksi nilai-nilai budaya luhur melalui nilai-nilai kearifan lokal yang perlu dikaji secara menyeluruh. Penerapan nilai-nilai kearifan lokal melalui proses pembelajaran dengan membangun pendidikan karakter di sekolah dasar memerlukan revitalisasi budaya lokal yang relevan untuk membangun pendidikan karakter3 (Susanti, 2011). Pembentukan karakter tidak dapat dilakukan dengan serta merta, perlu waktu pelaksanaannya untuk melihat perubahan pada mahasiswa yang berkarakter kuat dan berjiwa bisnis dan pemasaran yang baik4 Dharmawati Made (2016), menerapkan pembelajaran dengan melakukan 2 (dua) siklus dalam melakukan penelitian untuk melihat perubahan dalam karakter siswa/I Gaffar i Syarbini (2012:17) menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah;
Hal tersebut merupakan prasyarat pengajaran karakter pada satuan pendidikan yang selanjutnya diperkuat dengan 8 nilai dari hasil kajian empiris dari Pusat Kurikulum. Beberapa model integrasi pendidikan pemasaran di sekolah bisnis sebagai proses pengembangan model pendidikan karakter yang memiliki relevansi kuat dalam pengembangan keterampilan hidup siswa didasarkan pada penguatan keterampilan dan potensi dalam menerapkan strategi bisnis mereka sendiri. Dalam setiap keragaman bangsa, budaya dan bahasa yang ada di Indonesia terdapat nilai-nilai luhur budaya dan kearifan lokal atau kearifan lokal yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengembangkan kepribadian dan potensi siswa sebagai persembahan mereka di masa depan.
Guru dapat menyisipkan nilai-nilai budaya yang dibawa dari keluarga dan masyarakat untuk disampaikan kepada anak didiknya agar dapat dipahami, dimaknai dan diterapkan serta menjadi identitas anak didik sebagai anggota masyarakat yang dibudayakan. Proses ini akan berhasil jika guru memiliki pemahaman yang cukup tentang kearifan lokal sehingga dapat digunakan dalam pelaksanaan proses pembentukan karakter.
Model Pembelajaran Pemasaran
Karena jika anak kita di TK, SD, SMP setiap hari selama lebih dari 10 tahun di lingkungan yang bersih, lingkungan yang tertata rapi, maka ada value creation. Berdasarkan grafik 3 di atas, langkah awal yang harus dilakukan sekolah dalam mengembangkan model pendidikan karakter dengan nilai-nilai karakter yang baik bersumber dari beberapa indikator pembelajaran. Bahan bacaan berupa buku pengayaan atau bentuk lain yang mempromosikan budaya masyarakat adat di daerah.
Proses tersebut dilakukan mulai dari pengenalan materi dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (LIP), selama pelaksanaan di kelas dan mengajukan pertanyaan pada saat penilaian pembelajaran. Pada tahap perencanaan RPP dirancang agar konten dan kegiatan pembelajaran memfasilitasi integrasi nilai-nilai karakter. Nilai-nilai dalam Marketing Day sama dengan yang ditetapkan oleh pemerintah seperti kemandirian, kreativitas, keberanian mengambil resiko, orientasi tindakan, kepemimpinan dan kerja keras.
Dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran pemasaran di kelas dilakukan dengan cara terlibat dalam kegiatan sehari-hari di sekolah melalui kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontanitas, keteladanan dan. Jika dikaitkan dengan implementasi kurikulum 2013, nilai-nilai karakter dapat dimasukkan dalam kompetensi inti hubungan sosial (KI-2) dan kompetensi inti keterampilan (KI-4).
Road Map Penelitian
METODE PENELITIAN
- Langkah-langkah Penelitian
- Objek Penelitian
- Laporan Hasil Penelitian
- Jenis dan Strategi Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Validasi Data
- Analisis Data
JAWABAN: ya, pelaksanaan penanaman pendidikan karakter sudah mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang, Depdiknas. 6 Menggunakan hasil penilaian pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah untuk meningkatkan karakter dan kualitas siswa. Evaluasi pembelajaran pemasaran berbasis karakter dapat dilakukan melalui evaluasi kognitif, dimana tujuan evaluasi adalah mengembangkan dan meningkatkan kualitas program pengembangan pendidikan karakter sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
6 Bagaimana teknik yang digunakan dalam proses penilaian pengajaran kelas di sekolah. digunakan adalah dengan menggunakan proses observasi. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 6 (enam) bulan, implementasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran pemasaran menunjukkan perilaku keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang ingin dikembangkan, dengan menggunakan model penelitian kualitatif. Penerapan nilai-nilai kearifan lokal melalui proses pembelajaran dengan membangun pendidikan karakter di sekolah dasar memerlukan revitalisasi budaya lokal yang relevan untuk membangun pendidikan karakter (Susanti, 2011).
Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal-hal yang baik, sehingga peserta didik menjadi sadar mana yang benar dan salah (ranah kognitif), mampu merasakan nilai-nilai (ranah) yang baik.
PEMBAHASAN HASIL
Profil Sekolah
- Deskripsi Sekolah
- Visi dan Misi
- Jurusan
Pada tahun 1997 SMA Negeri 6 Jakarta berubah nama menjadi SMK Negeri 10 Jakarta pada tanggal 7 Maret 1997 berdasarkan keputusan Mendiknas NO. Menghasilkan manusia yang beriman, bertakwa, inovatif, kreatif, mandiri, dan berwawasan lingkungan yang memiliki keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di tingkat nasional dan internasional a. Meningkatkan mutu pendidikan yang inovatif, kreatif, mandiri dan unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta berorientasi pada masa depan.
Struktur Lembaga
Pembahasan Hasil Survei
Analisis Hasil Wawancara Terbuka
Analisis Data RPP
Analisis Hasil Wawancara Tertutup
Evaluasi ini juga dilakukan agar guru dapat menilai siswa tidak hanya dari sudut pandang sebagai pendidik, tetapi juga dari teman, penting untuk dilakukan. digunakan dalam evaluasi pendidikan karakter. Pendidikan karakter harus sinergis dengan guru, orang tua dan masyarakat, dalam hal ini pendidikan guru dan orang tua saling memantau sikap, perilaku apa yang dilakukan anak dari rumah ke sekolah, dan apa yang mereka lakukan di sekolah. Permasalahan yang akan dikaji: pengembangan model pendidikan karakter dengan mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pengajaran pemasaran, dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan di SMK dengan objek penelitian ini adalah siswa SMKN.
Cawang Jakarta Timur, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan perubahan sikap siswa dalam perlakuan sehari-hari baik dalam hubungan komunikasi maupun dalam sikap terhadap perubahan karakter tumbuh dewasa, badan pemasaran dalam hal ini melatih siswa dalam pendidikan untuk berubah menjadi dewasa, Proses pembelajaran pemasaran ini lebih banyak mengajarkan kepada siswa tentang strategi pemasaran (menemukan pelanggan dalam penjualan produk yang dapat memuaskan konsumen sebagai kebutuhan ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan yang terencana dan berguna untuk menambah pengetahuan, 1). Pendidikan dalam proses pembelajaran pemasaran XII. kelas SMK.N. Pendidikan karakter meyakini adanya moralitas yang mutlak, yaitu pemahaman tentang apa yang baik dan benar.
![Tabel tersebut menggambarkan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sudah menumbuhkan karakter kemandirian siswa yang dimulai dari kegiatan awal, inti dan akhir pembelajaran yaitu dengan metode dan media pembelajar](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/9798491.0/77.918.152.795.107.464/menggambarkan-pelaksanaan-pembelajaran-dilaksanakan-menumbuhkan-kemandirian-pembelajaran-pembelajar.webp)
KESIMPULAN
LUARAN DAN CAPAIAN
Nilai Pembentukan Karakter
Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk mengeluarkan hal-hal baru baik berupa barang maupun jasa sehingga mampu bertahan dalam tingkat persaingan yang tinggi. Implementasi nilai-nilai karakter yang ingin dikembangkan dapat dimulai dari nilai-nilai yang esensial, sederhana dan mudah diterapkan, seperti:
Implementasi Nilai-nilai Karakter Susunan Organisasi Tim Peneliti 9
Langkah-langkah Penelitian
Gambar truktur
Gambar wawancara Wakil Kepala Sekolah
Hasil Analisis wawancara Guru