PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yang ingin diteliti yaitu bagaimana menguji daya hambat ekstrak daun sirsak (Annina muricata L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Ha : Terdapat pengaruh penghambatan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak daun coklat kemerah-merahan (Annona muricata L) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah potensi daya hambat ekstrak daun coklat kemerah-merahan (Annona muricata L.) terhadap Candida albicans. Pengujian daya hambat ekstrak daun coklat kemerah-merahan (Annona muricata L.) dilakukan dengan metode difusi pada agar dengan kertas cakram.
Zona hambat ini menunjukkan bahwa ekstrak daun coklat kemerah-merahan menghambat pertumbuhan Candida albicans. Zona hambat yang terbentuk pada aktivitas antijamur dengan metode difusi cakram menunjukkan adanya pengaruh ekstrak daun coklat kemerah-merahan terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dengan konsentrasi 60%. Hasil pada Tabel 4.2 menunjukkan daya hambat jamur Candida albicans oleh ekstrak daun coklat kemerah-merahan pada konsentrasi 80% dengan diameter hambat yang berbeda-beda.
Setelah melakukan penelitian yang menguji daya hambat ekstrak daun herba (Annona muricata L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ekstrak daun herba mampu menghasilkan efek penghambatan terhadap pertumbuhan Candida albicans. jamur. Pasalnya, kontrol positif menunjukkan daya hambat yang lebih baik terhadap Candida albicans dibandingkan ekstrak daun herba. Adanya daya hambat terhadap pertumbuhan jamur menunjukkan bahwa terdapat senyawa antijamur yang aktif pada ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Semakin besar konsentrasi yang diberikan maka semakin besar pula daerah bebas jamur yang terbentuk ( Ratnasari, 2009).
Berikut ini adalah kesimpulan hasil penelitian daya hambat ekstrak daun sirsak (Annnona muricata L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans, pada konsentrasi 80%. Ekstrak daun sirsak dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans pada konsentrasi dengan diameter berturut-turut ≤6 mm, ≤6 mm, 12,3 mm, 13,5 mm, dibuktikan dengan terbentuknya zona bening disekitar test disc. Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans dimulai pada konsentrasi 60%.
Uji khasiat ekstrak daun coklat kemerah-merahan (Annona muricata L.) sebagai pestisida nabati terhadap hama sawi (Brassica juncea L.). Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Sorrel (Annona Murcata L) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Secara In Vitro [Tesis].
Manfaat penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Definisi Daun Sirsak(Annona muricata L)
- Morfologi Daun Sirsak(Annona muricata L)
- Kandungan Senyawa Dalam Daun Sirsak
- Candida albicans
- Definisi
- Morfologi
- Epidemeologi
- Infeksi penyakit
- Faktor resiko
- Gejala Klinis
- Metode uji daya hambat
- Metode Dilusi
- metode difusi
- ekstraki
- Hipotesis
METODE PENELITIAN
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Persiapan Penelitian
- Persiapan Alat
- Persiapan Bahan
- Prosedur Kerja
- Persiapan Awal
- Persiapan pemeriksaan (isolasi dan identifikasi)
- Pembuatan Larutan Uji
Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen dengan metode difusi, dan sampel yang digunakan adalah daun coklat kemerah-merahan. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling.Bahan tanaman yang diambil adalah daun coklat kemerah-merahan (Annona muricata L.) yang diambil dari daerah Lubuk Buaya Padang, Sumatera Barat. Kemudian daun coklat kemerah-merahan (Annona muricata L) disortir dan ditimbang dan dilanjutkan dengan metode ekstraksi.
Untuk konsentrasi 60%, timbang 60 gram ekstrak daun coklat kemerah-merahan, lalu larutkan dalam 100 ml aquades, untuk konsentrasi 80%, timbang 80 gram ekstrak daun coklat kemerah-merahan, lalu larutkan dalam 100 ml air sulingan air. Hasil penelitian untuk mengetahui daya hambat ekstrak daun coklat kemerah-merahan (Annona muricata L.) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans telah dilakukan di laboratorium biomedis STIKes Perintis Padang dengan konsentrasi ekstrak daun coklat kemerah-merahan yang berbeda. penelitian adalah dan 80%, kontrol positif yang digunakan adalah ketoconazole, dan kontrol negatif yang digunakan adalah CMC1% dengan metode difusi cakram.Hasil kultur dapat dilihat pada media SDA, tabung kuman, dan pewarnaan Gram. Daun coklat kemerah-merahan yang dipilih dalam keadaan bersih, segar, tidak layu dengan berat 2 kg, selanjutnya diperoleh ekstrak daun coklat kemerah-merahan sebanyak 500 gram.
Ekstrak daun asam yang dihasilkan berwarna hijau tua atau hitam karena perubahan warna terjadi akibat reaksi penambahan FeCl3 dengan salah satu gugus hidroksil pada senyawa tanin terkondensasi (Raudhatul Jannah, Muhammad Ali Husni, Risa Nursanty 2017). Dari ekstrak daun sirsak dibuat konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 80% yang dilarutkan dalam 100 ml aquades steril dengan perbandingan masing-masing konsentrasi. Di bawah ini adalah larutan ekstrak daun asam dengan berbagai konsentrasi. Perbedaan warna dapat dilihat pada masing-masing konsentrasi, dimana semakin tinggi konsentrasi larutan maka akan semakin pekat warna yang dihasilkan yaitu dari coklat muda hingga konsentrasi 20%. berwarna coklat tua dengan konsentrasi 80%.
Namun konsentrasi ekstrak daun sirsak sangat mempengaruhi luas bening yang terbentuk disekitar test disk. Hasil perbandingan ekstrak daun sirsak dengan ketokonazol kontrol positif menunjukkan bahwa zona hambat kertas cakram dengan ekstrak daun herba dengan konsentrasi berbeda zona hambatnya lebih kecil dibandingkan dengan zona hambat kertas cakram kontrol positif ketokonazol. Terbentuknya zona hambat pada ekstrak daun sirsak disebabkan oleh adanya zat aktif yang terkandung dalam daun sirsak seperti tanin.
Hal ini hendaknya dijadikan dasar penelitian selanjutnya untuk menguji daya hambat ekstrak daun sirsak terhadap jamur patogen lainnya.
HASIL PEMBAHASAN
Karakteristik Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
Karakteristik Jamur Candida albicans
Hasil pengamatan makroskopis Candida albicans koloni jamur halus, bentuk lonjong, warna putih, berbau ragi. Sedangkan hasil pengamatan mikroskopis jamur Candida albicans dilakukan dengan pewarnaan gram dan uji tabung kuman untuk membuktikan apakah benar jamur Candida albicans. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Bhagat tahun 2014 yang menetapkan Candida albicans berwarna ungu dan berbentuk kuncup (bud).
Selanjutnya, hasil uji tabung kecambah Candida albicans ditemukan koloni berbentuk bulat berwarna putih agak krem yang mengandung pseudohifa.
Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Sirsak(Annona muricata L.)
Pembahasan
Begitu pula dengan konsentrasi 40% juga menunjukkan diameter zona hambat rata-rata 6 mm dengan kategori sedang. Hal ini sesuai dengan pandangan Susanto dkk (dalam Tapestry, Puguh dan Sarwiyono, 2014) bahwa daya hambat jamur pada kategori lemah diindikasikan mempunyai diameter ≤ 5 mm. Sedangkan CMC 1% yang merupakan kontrol negatif tidak mempunyai daya hambat yang ditunjukkan dengan tidak adanya zona hambat.
Kontrol positif menunjukkan daya hambat terhadap Candida albicans dengan diameter rata-rata 31 mm pada kategori sangat kuat. Pasalnya, ketoconazole merupakan obat antijamur yang dipatenkan dan digunakan masyarakat sebagai pengobatan antijamur. Obat antijamur ketoconazole digunakan sebagai kontrol positif karena ketoconazole merupakan salah satu obat antijamur.
Mekanisme kerja senyawa flavonoid adalah dengan mengganggu proses difusi makanan ke dalam sel sehingga pertumbuhan jamur terhenti atau jamur mati (Sirait, 2007). Berdasarkan hasil uji one way ANOVA yang dilakukan menyatakan bahwa konsentrasi 20% tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 40%. Daya hambat terhadap jamur Candida albicans pada konsentrasi 60% sudah masuk kategori kuat dengan diameter zona hambat sebesar 12,3 mm. Sedangkan konsentrasi 80% juga termasuk dalam kategori zona hambat kuat dengan diameter 13,5 mm.
Namun untuk menentukan konsentrasi yang efektif tentunya harus menggunakan konsentrasi yang lebih kecil karena daya hambatnya juga sama kuatnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans adalah 60%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusuma dkk. 2009), Efektivitas suatu zat antijamur (fungisida) dipengaruhi oleh konsentrasi ekstraknya, semakin banyak ekstrak yang diberikan akan menghasilkan zona hambat yang semakin luas, hal ini dikarenakan semakin banyak pula zat aktif yang terkandung dalam ekstrak tersebut.
Besarnya kemampuan penghambatan pertumbuhan jamur tergantung pada jumlah senyawa pada setiap konsentrasi yang berbeda. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar jumlah zat aktif yang dikandungnya, sehingga daya hambatnya terhadap pertumbuhan kapang semakin besar. Sebaliknya jika konsentrasinya menurun maka kandungan zat aktifnya akan semakin sedikit, sehingga daya hambat pertumbuhannya akan semakin kecil (Durairaj, 2009).
Kesimpulan
Saran
Uji Efektivitas Bubuk Biji Sirsak (Annona muricata L) Terhadap Kematian Jentik Nyamuk Aedes Aegypt Penulisan Ilmiah Fakultas Kesehatan Program Studi Analisis Kesehatan STIKes Perintis Padang. Toyama, M.H., Marangoni, S., Novello, J.C. Macedo MLR, 2003, Isolasi dan Karakterisasi Benih Annona muricata Bentuk Locatin, Jurnal Kimia Protein. Hoehamer, C.F., Cummings, E.D., Hilliard, G.M., Rogers, P.D., 2010, Perubahan proteom Candida albicans sebagai respons terhadap agen antijamur azol, poliena, dan echinocandin.
Kumar, N., Rajkumar, V., Suresh, P.K., Kumar, R.A., Cijo, G.V., 2012, Quantitative assessment of the relative antineoplastic potential of then butanol leaf extract of annona muricata linn.