• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAYA LITERASI DAN INDUSTRI KREATIF - sipeg unj

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DAYA LITERASI DAN INDUSTRI KREATIF - sipeg unj"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Diterbitkan oleh Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Jakarta bekerjasama dengan Penerbit Ombak (Anggota IKAPI), 2015. Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Publikasi (KDT) KEKUATAN Literasi DAN INDUSTRI KREATIF Bahasa, Sastra, Budaya dan Digitalitas Pembelajaran. Kata Pengantar Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Industri Kreatif Universitas Negeri Jakarta: Dari Lokalitas Menuju Globalitas ~ xvii.

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Sastra Anak: Kajian Intertekstual pada Serial Animasi Anak “Upin & Ipin” dan “Keluarga Somat”. Metode Student Centered Learning (SCL) dalam pembelajaran bahasa asing dengan media berbasis e-learning: upaya meningkatkan peran aktif dan kreativitas siswa. Penerapan model PBL (Problem Based Learning) untuk meningkatkan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SMA.

Untuk mengangkat permasalahan dalam pembelajaran bahasa Penerjemahan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dalam pilihan kata: Membuat padanan kata atau mengadopsi kata serapan. Pembelajaran bahasa Indonesia pada materi penulisan esai ilmiah dengan pendekatan kolaboratif Jenis investigasi kelompok (group investigasi) pada tingkat SMA/MA. Analisis Kebutuhan Media Ilustrasi Komik Pada Buku Teks Bahasa Mandarin SMA Tingkat X Untuk Meningkatkan Keterampilan Bahasa Mandarin.

Pengembangan bahan ajar budaya Sunda berbasis nilai kearifan lokal untuk mendukung inisiatif industri kreatif.

PENGANTAR EDITOR

Oleh karena itu, menciptakan proses yang mengumpulkan tulisan-tulisan dari seluruh tanah air menjadi wadah silaturahmi dan membangun persahabatan yang langgeng. Keberagaman dalam bidang bahasa, budaya, tradisi, seni dan adat istiadat merupakan laboratorium dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Keanekaragaman flora, fauna dan lingkungan alam yang ada merupakan laboratorium berbagai bidang ilmu pengetahuan yang layak ditempati untuk mengetahui berbagai potensi yang ada di dalamnya agar dapat dilestarikan, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Hal ini sesuai dengan pasal UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa kekayaan alam yang terkandung di nusantara ini harus dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Jika tidak, ini salah satu bukti lemahnya perencanaan pendidikan, khususnya dalam pendidikan dan pelatihan calon teknolog yang siap menggali khazanah nusantara ini. Selain sebagai wadah silaturahmi, acara ini juga menjadi wadah berbagi informasi tentang berbagai fenomena kebahasaan, sastra, dan budaya yang tersebar di nusantara.

Bahasa, sastra, dan budaya penting untuk dikembangkan dan dijadikan wadah hubungan persahabatan dan saling informasi tentang berbagai potensi yang ada di daerahnya, karena salah satu komponen bahasa adalah pemikiran. Oleh karena itu, bahasa memuat pandangan, sikap, dan pengetahuan tentang lingkungan alam, sosial, dan budaya yang ada. Diperkaya dengan bahasa, sastra dan budaya dengan keragaman pandangan, pengetahuan, sikap dan perilaku dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Khususnya di bidang bahasa dan sastra, Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni telah mewujudkan hal tersebut melalui seminar internasional yang dihadiri oleh sembilan puluh enam pembicara yang karyanya terangkum dalam makalah ini. Mereka adalah duta daerah masing-masing yang mengemban amanah untuk secara jujur ​​berbagi ilmu, pengalaman, dan pemikiran yang mereka jalani bersama komunitasnya. Di sisi lain, sembilan puluh enam duta besar yang hadir di Universitas Negeri Jakarta juga mendapat amanah untuk menyampaikan pengalaman dan harapan para ilmuwan yang tersebar di nusantara ini.

Keberagaman dalam bidang akademik dengan spesifikasinya masing-masing menjadikan mata kuliah ini ibarat taman indah yang berisi berbagai macam bunga. Tradisi akademik dengan gaya lingkungannya sendiri memerlukan ketelitian dan menjadi tantangan tersendiri serta dapat menguras tenaga, pikiran dan konsentrasi redaksi. Namun semua itu terbayar karena mampu menjaga tali persaudaraan dan silaturahmi yang saling menginspirasi 96 pembicara yang datang dari berbagai pelosok tanah air.

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

INDUSTRI KREATIF

DARI LOKALITAS KE GLOBALITAS

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, industri kreatif memberikan kontribusi rata-rata sebesar 7,13 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada periode 2010–2014. Pada tahun 2010, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB sebesar Rp473 triliun, sedangkan pada tahun 2013 mencapai Rp641 triliun. Data di atas menunjukkan bahwa perkembangan industri kreatif memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap perkembangan perekonomian nasional.

Di beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Singapura, industri kreatif juga terbukti memberikan kontribusi penting. Menurut Flew (2002)3, pengembangan industri kreatif ditujukan untuk menciptakan “ekonomi kreatif” (creative economy) atau “ekonomi berbasis pengetahuan” (knowledge economy), yang berdasarkan pada pengetahuan, kemampuan, dan bakat kreatif masyarakat. masyarakat yang mampu berkembang dan menciptakan lapangan kerja baru. Sebagai lembaga pendidikan tinggi, perguruan tinggi mempunyai peluang untuk mengembangkan keempat belas subsektor industri kreatif tersebut di atas.

Hasil penelitian dan kajian ini memberikan peluang bagi pengembangan inovasi di bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Mekanisme ini menjadi peluang bagi perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus mematahkan persepsi bahwa perguruan tinggi adalah menara gading. Hal ini menjadi peluang bagi para pengusaha untuk menawarkan dan memasarkan berbagai produk industri kreatif seperti souvenir, hiburan, kuliner, musik, film, fotografi dan penerbitan kepada masyarakat dan wisatawan di tingkat lokal, nasional, regional, dan global.

Kekayaan budaya mulai dari flora, fauna, bahasa, legenda, mitos dan kesenian yang dimiliki masing-masing daerah berpotensi untuk dikembangkan menjadi industri kreatif seperti film, lukisan, buku cerita, sendratari, motif batik, motif souvenir dan perabot rumah tangga. . . Untuk itu diperlukan upaya pengembangan kreativitas yang dapat dirintis dan dilaksanakan di lingkungan keluarga, masyarakat, atau sekolah (universitas). Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang berkantor pusat di Ibukota Negara Republik Indonesia mempunyai posisi yang strategis untuk menjadi agen dalam penyajian, asosiasi, penyediaan dan pemasaran potensi lokal pada tingkat nasional, regional dan global.

Undangan dan tanggapan daerah menciptakan iklim dinamis dalam pengembangan ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian dan pengkajian. Temuan-temuan baru yang dihasilkan daerah berpotensi untuk disosialisasikan secara nasional, regional, dan global oleh UNJ di ibu kota. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi UNJ dalam mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan demi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

SENI TRADISI DAN RITUAL USING BERBASIS INDUSTRI KREATIF

Metode Penelitian

Dalam kebijakan pemerintah, industri kreatif dipahami sebagai industri yang timbul dari penggunaan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kekayaan dan lapangan kerja melalui produksi. Tujuan utama kebijakan industri kreatif adalah untuk menciptakan 'ekonomi kreatif' atau 'ekonomi berbasis pengetahuan', berdasarkan pengetahuan, kapasitas dan bakat kreatif warga negara yang dapat berkembang dan menciptakan peluang lapangan kerja baru (Flew, 2002; Galloway & Dunlop, 2006). Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan memperkuat ekonomi kreatif bagi seniman dan pelaku ritual.

Mengidentifikasi bagian-bagian, memahami hubungan antar bagian, memahami hubungan antara bagian-bagian dengan keseluruhan, dan mengungkapkannya merupakan kegiatan terpenting dalam analisis ini. Analisis etnografi, seperti yang dikatakan Spradley, berangkat dari keyakinan bahwa informan telah memahami serangkaian kategori budaya, mempelajari hubungan-hubungannya, dan menyadari atau akrab dengan hubungan tersebut secara keseluruhan. Seperti yang biasa terjadi dalam analisis etnografi, metode interpretatif digunakan untuk mendapatkan akses lebih dalam terhadap berbagai domain pengalaman dan aktivitas khas aktor budaya yang diteliti (Morley, 1992: 186 dikutip dalam Barker, 2000: 27).

Hasil dan Penelitian

  • Ritual Kebo-keboan
  • Cara Masyarakat Using Memandang, Menyikapi, dan Menyiasati Ritual
  • Seni Tradisi Kuntulan
  • Kebijakan Kebudayaan dan Industri Kreatif

Pawai tersebut mengelilingi dusun Krajan, sebagai simbol perjalanan Dewi Sri memberikan perlindungan kepada masyarakat petani Alasmalang. Perjalanan Dewi Sri diiringi oleh naga, kebo-keboan dan petani, sedangkan barong yang memulai perjalanan menjadi unsur tambahan yang menambah kemeriahan prosesi tersebut. Ketika Raden Tikus datang dari Gunung Cumbu mengancam keselamatan Dewi Sri, sang naga melawan dan memakan tikus tersebut untuk menyelamatkan Dewi Sri.

Genangan lumpur berada di depan panggung tempat para tamu undangan dan pejabat (Bupati, Wakil Bupati, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, pejabat lain di tingkat kabupaten, kecamatan, dan Kalurahana) menyaksikan serangkaian upacara. Masyarakat dan penonton yang menyaksikan upacara berkumpul mengelilingi api unggun yang ditempatkan di depan panggung untuk tamu undangan dan pejabat serta dikelilingi pagar bambu. Penaburan benih dan pemberian pakan kerbau dilakukan oleh Dewi Sri dan para petani yang menemani perjalanan Dewi Sri.

Menurut Hendra Gunawan, jika Dewi Sri meninggalkan Bumi Alasmalang, akibatnya adalah kelaparan karena tidak ada lagi yang bisa melindungi masyarakat petani. Pertunjukan Dewi Sri Mulih merupakan pertunjukan wajib yang melambangkan kembalinya Dewi Sri untuk melindungi petani Alasmalang. Hal ini untuk memberikan keleluasaan kepada penonton dalam menikmati sajian lagu-lagu yang dibawakan oleh band pelengkap acara.

Hal ini terlihat pada lirik-lirik yang dibawakan dalam kesenian Kuntulan seperti terlihat pada beberapa lirik berikut. Namun pemahaman tersebut dapat diperdalam dengan mempertanyakan mengapa kelima hal tersebut tidak cukup menjadi pengetahuan, melainkan harus dirasakan sebagai suatu kebutuhan dan dijalani sebagai sikap dan kebiasaan. Namun hal tersebut juga harus diimbangi dengan kemampuan menebar kebaikan kepada sesama, termasuk orang yang berkarakter buruk.

Ia memperoleh kebajikan dan bertumbuh dalam kesadaran akan Tuhan yang tak terbatas, yang merupakan asal mula, sumber dan tujuan hidup. Hal ini mengingatkan kita pada kisah perjalanan hidup Adipati Menakjinggo yang berjasa besar dalam menumpas musuh atau pemberontak yang mengancam Majapahit. Penetapan tahun 2009 sebagai tahun industri kreatif memberikan ruang kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Namun terbuka ruang untuk sosialisasi, pemasaran dan pengembangan industri kreatif melalui kebijakan budaya. Kehadiran pengunjung dalam jumlah besar menjadi peluang bagi masyarakat Banyuwangi untuk memperkenalkan dan memasarkan produk industri kreatif kepada pengunjung yang hadir.

Simpulan

Misalnya kebijakan kebudayaan yang dimaksud adalah penyusunan agenda Festival Banyuwangi yang dijadwalkan selama satu tahun dan dipublikasikan melalui WEB Pemkab Banyuwangi. Kebijakan budaya tersebut didukung dengan berbagai kebijakan perbaikan infrastruktur, seperti jalan, transportasi, dan hotel berbintang, sehingga para tamu mempunyai kemudahan dan kenyamanan untuk mencapai tujuan.

Daftar Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Reading Hebrews in light of Akan ethnicity and social identity The author of Hebrews describes the members of the Christian group with specific ethnic terms that distinguished them