1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bank merupakan lembaga keuangan dan merupakan kekuatan ekonomi yang bekerja berdasarkan kepercayaan terhadap masyarakat. Dalam kegiatan operasionalnya, bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Undang- undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 11 tentang perbankan menjelaskan bahwa “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Salah satu bank yang menjalankan kegiatan sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 11 tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI merupakan salah satu bank “plat merah”
terbesar milik pemerintah Indonesia yang beroperasi dibidang jasa keuangan. BRI didirikan di Kota Purwokerto oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja pada tahun 1895 dengan nama “De Poerwokertosche Hulp en
Spaarbank der Inlandsche Hoofden”.
(http://jdih.kemenkeu.go.id)
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, BRI menjadi bank pertama dan terbesar di Indonesia dengan peraturan pemerintah No. 1
2
tahun 1946. Pada masa pertempuran mempertahankan kemerdekaan di tahun 1948, aktivitas bank pernah berhenti selama 1 tahun dan kembali beroperasi setelah diadakan perjanjian antara pemerintah Indonesia dan Belanda melalui perjanjian Renvillepada tahun 1949.
Melalui UU No. 13 Tahun 1968, BRI ditetapkan menjadi Bank Sentral Indonesia.Namun, setelah melalui perubahan sesuai UU No. 21 Tahun 1986, maka BRI dimantapkan kembali untuk melaksanakan perannya sebagai bank umum. Pada tahun 1990, BRI mengalami perubahan menjadi Perusahaan Terbuka (PT) yang tercantum dalam peraturan UU Perbankan No. 7 tahun 1992.
(http://www.ojk.go.id)
Pada awal berganti menjadi PT, kepemilikan BRI 100% dikuasai oleh pemerintah Indonesia. Kemudian di tahun 2003 pemerintah menjual sahamnya sebesar 30% dan nama BRI berganti menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BRI merupakan bank pemerintah yang memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, di mana salah satunya di Bandar Lampung.
Bank BRI di Kota Bandar Lampung memprioritaskan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) kepada golongan pengusaha kecil dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan produksi, karena pengusaha kecil dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) adalah kredit yang bersifat umum, individual, selektif dan berbunga wajar yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha mikro yang layak. Adapun tujuan Kredit Usaha Pedesaan (Kupedes) adalah untuk
membantu para usaha kecil yang membutuhkan dana yang cukup besar dan dalam jangka waktu yang relatif cepat dan tidak bisa didapat dari penghasilan usahanya setiap bulan. Sebelum fasilitas kupedes diberikan maka pihak bank harus merasa yakin bahwa kupedes yang diberikan benar- benar akan kembali.
(https://bri.co.id)
Dalam menjalankan usahanya, perbankan akan menghadapi berbagai macam resiko, salah satunya adalah resiko kredit. Resiko kredit adalah resiko yang timbul akibat kegagalan debitur tidak memenuhi kewajibannya.
Adanya resiko kredit yang mengancam bank harus di antisipasi secara tepat.
Dalam praktek perbankan, kredit bermasalah merupakan semua kredit yang memiliki resiko tinggi karena debitur telah gagalmenghadapi masalah dalam memenuhi kewajiban yang telah ditentukan. Kupedes bermasalah adalah kredit Non Performing Loan (NPL) dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet.
Pihak bank memberikan kredit kepada calon nasabah dan akan diterimanya sesuai jangka waktu dan syarat yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Bila ada satu atau beberapa nasabah yang tidak menaati aturan tersebut, maka dapat menimbulkan dampak dikemudian hari, yaitu kupedes yang diberikan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau pembayarannya akan menunggak.
Berdasarkan ketentuannya, Bank Indonesia (BI) menggolongkan kualitas kredit yaitu sebagai berikut:
1. Lancar, artinya kredit yang disalurkan tidak menimbulkan masalah.
2. Dalam perhatian khusus, artinya kredit yang diberikan sudah mulai bermasalah sehingga perlu memperoleh perhatian.
3. Kurang lancar, artinya apabila kredit yang diberikan pembayarannya sudah mulai tersendat-sendat, namun nasabah masih mampu membayar.
4. Diragukan yaitu kemampuan nasabah untuk membayar makin tidak dapat dipastikan.
5. Macet artinya apabila nasabah sudah tidak mampu lagi untuk membayar pinjamannya, sehingga perlu diselamatkan.
Menurut Ismail (2010) ada dua faktor yang menyebabkan kredit bermasalah, yaitu faktor internal dan faktor eksternal bank. Faktor internal bank seperti analisis yang kurang tepat, adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit, keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur, campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit debitur.
Sedangkan dari faktor eksternal terdiri dari unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah dan unsur ketidak sengajaan. Unsur kesengajaan contohnya nasabah sengaja tidak melakukan pembayaran angsuran kepada pihak bank, debitur melakukan ekspansi terlalu besar, penggunaan dana yang tidak sesuai dengan tujuan. Sedangkan unsur ketidak sengajaan seperti usaha debitur yang terbatas, usaha debitur tidak dapat bersaing dengan pasar, perubahan kebijakan pemerintah, bencana alam, dsb.
Dahlan Siamat (2012) menyatakan bahwa kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) adalah pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 31 tahun 2009 menyatakan kredit bermasalah (Non Performing Loan) pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokoknya dan atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan.
Sebagai gambaran awal, Bank BRI di Kota Bandar Lampung melalui laporan kreditnya memperlihatkan Perkembangan Penyaluran Kredit Mikro (Kupedes), sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 1.1 di bawah ini:
Tabel 1.1 Data Perkembangan Penyaluran Kredit Mikro (Kupedes) Pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016-2020
Tahun Debitur (Orang)
OS Kupedes (Rp)
Debitur Bermasalah (Orang)
NPL (%)
2016 15980 440,240,102,209,03 84 1,23
2017 16028 528,121,800,078,10 91 1,17
2018 16799 539,013,941,744,49 94 1,14
2019 19485 674,814,219,012,88 121 1,05
2020 23332 820,139,286,759,11 134 0,62
Jumlah 524
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia Di Kota Bandar Lampung (data diolah), 2022
Berdasarkan Tabel 1.1 di atas, diketahui bahwa Outstanding (OS) Kupedes meningkat dari tahun 2016 sampai tahun 2020. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan debitur dari tahun 2016 sampai tahun 2020 yang cukup signifikan, yaitu sebanyak 7.352 debitur.
Dari keseluruhan jumlah debitur tersebut, beberapa nasabah mengalami masalah dalam pengembalian kredit.Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kredit bermasalah yang ditunjukkan oleh NPL mengalami peningkatan namun pada persentase NPL mengalami penurunan. Hal ini membuktikan bahwa jumlah NPL meningkat, dijelaskan dalam tabel berikut :
Diagram 1.1 Data Debitur Bermasalah Pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016-2020
Sumber: Bank BRI Di Kota Bandar Lampung (data diolah), 2022
Dari Diagram 1.1 dapat dilihat bahwa selama lima tahun terlihat adanya peningkatan NPL yang cukup signifikan. Peningkatan kredit bermasalah menjadi satu landasan faktor-faktor yang mempengaruhi NPL pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “ PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL BANK TERHADAP KREDIT
0 20 40 60 80 100 120 140 160
2016 2017 2018 2019 2020
Debitur Bermasalah (Orang)
Debitur Bermasalah (Orang)
BERMASALAH (STUDI KASUS NASABAH BANK BRI DI KOTA BANDAR LAMPUNG PERIODE TAHUN 2016-2020) “
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah jaminan berpengaruh terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016-2020?
2. Apakah pengawasan bank berpengaruh terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016-2020?
3. Apakah karakter debitur berpengaruh terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016-2020?
4. Apakah kondisi usaha berpengaruh terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016-2020?
5. Apakah kemampuan manajerial berpengaruh terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016- 2020?
6. Apakah Jaminan, Pengawasan Bank, Karakter Debitur, Kondisi Usaha, dan Kemampuan Manajerial berpengaruh terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016- 2020?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh jaminan terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016-2020
2. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan bank terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016- 2020
3. Untuk mengetahui pengaruh karakter debitur terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016- 2020
4. Untuk mengetahui pengaruh kondisi usaha terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016- 2020
5. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan manajerial terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016- 2020
6. Untuk mengetahui pengaruh Jaminan, Pengawasan Bank, Karakter Debitur, Kondisi Usaha dan Kemampuan Manajerial terhadap kredit bermasalah pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016- 2020
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Sebagai penambah wawasan dalam upaya mengembangkan ilmu pengetahuanyang didapat selama proses pembelajaran di perkuliahan.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan informasi atau pemikiran kepada perusahaan untuk mengetahui masalah apa saja yang menjadi penyebab NPL pada Bank BRI Di Kota Bandar Lampung.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan kajian sebagai referensi tambahan bagi pembaca dan peneliti lain yang melakukan penelitian dengan jenis pembahasan yang sama.