Á DEFINISI
• Ilmu Kesuburan Tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang
semua aspek tanah yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menyediakan unsur - unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman
― Aspek - aspek yang dimaksudkan mencakup semua proses yang mempe - ngaruhi ketersediaan dari unsur - unsur esensial
maupun unsur - unsur beracun dan transportnya dari tanah ke tanaman
P di h k j l h k b i k b t h
― Penyediaan hara mencakup jumlah yang cukup bagi kebutuhan tanaman dan berimbang
• Produktivitas Tanah (Soil Productivity)
― Mencakup kesuburan tanah + faktor - faktor lain yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman termasuk soil management mempengaruhi pertumbuhan tanaman, termasuk soil management
― Merupakan ukuran dari kemampuan tanah untuk menghasilkan produksi suatu tanaman atau suatu sequence tanaman, dibawah pengaruh suatu management tertentu
― Tanah yang produktif adalah tanah yang mempunyai sifat / kondisi Tanah yang produktif adalah tanah yang mempunyai sifat / kondisi kimia, fisik dan biologinya menunjang produksi tanaman yang
ekonomik, sesuai dengan areal tersebut
• Nutrisi Tanaman (Plant Nutrition)
― Ilmu yang mempelajari hal - hal yang berhubungan dengan proses - proses absorbsi hara oleh akar, transportnya dan fungsinya dalam tanama
n
Tumbuhan / Tanaman
Agronomi dan lainnya
Kesuburan Tanah
Fisika Kimia Biologi g
Mineralogi
Ilmu Tana
h Mineralogi
Petrografi
Geologi
Kedudukan Ilmu KesuburanTanah Dalam
Ilmu - Ilmu Tanah dan Agronomi
Kedudukan Kesuburan Tanah Terhadap Ilmu Tanah dan Agronomi
Geologi, Petrografi, Min Iklim Vegetasi Waktu
Genesis / Klasifikasi Tanah
Koloid / Mineral Fisik Kimia Biologi
Tanah Tanah Tanah Tanah
Edafologi Kesuburan / Konervasi
Tanah
Tanaman Tanaman
Posisi Kesuburan Tanah Dalam Ilmu - ilmu Tanah dan Agronomi
1
. KESUBURAN TANAH DAN PEMBENTUKAN TANAH
1. Peredaran Unsur Di Dalam Sistim Lingkungan 2 Faktor - Faktor Pembentuk Tanah
2. Faktor Faktor Pembentuk Tanah
3. Proses - Proses Pembentukan dan Perkembangan Tanah 4. Potensi Kesuburan Tanah
ATMOSFIR
TUMBUHAN HERBIVORA KARNIVORA
TUMBUHAN HERBIVORA KARNIVORA
MANUSIA TANAH
HIDROSFIR
Peredaran Unsur di Dalam Sistim Lingkungan
(Sukandar Djokosudardjo, 1978)
Unsur Hara dan Siklus Hara
Á Unsur Hara : ― C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, B, Cl
― Essensial, Makro, Mikro Essensial, Makro, Mikro
Á Siklus Hara
A. Aspek - aspek yang mencakup reaksi - reaksi dalam sistem tanah – air – tanaman
1. Reaksi - reaksi Phytocycling
― Imobilisasi Unsur Hara
― Mobilisasi Unsur Hara
2. Reaksi - reaksi keseimbangan dan pengendapan (pengikatan)
B. Aspek - aspek kebocoran - kebocoran dalam sistim
C. Aspek - aspek yang berhubungan dengan penambahan - penambahan ke dalam sistim
Atmosfer
Kehilangan :
Kehilangan : Panen Pupuk
Menguap
Tanaman
Bentuk ‐ bentuk Bahan Organik
Hewan Pupuk
Larutan Tanah mudah dibebaskan
g
Jasad Renik
Mineral Bentuk ‐ bentuk
sedang/sukar dibebaskan
Kehilangan : Kehilangan : Pencucian
Kehilangan : Erosi Kehilangan : Erosi
BAGAN UMUM SIKLUS HARA
Penjelasan Bagan Peredaran Hara : 1. Aspek Penambahan
• Bahan Induk
• Bahan Organik g
• Udara
• Pupuk
• Air
2. Aspek yang mencakup reaksi - reaksi dalam sistim : Tanah – air – tanaman
• Reaksi dalam sistim siklus tumbuhan (imobilisasi dan mobilisasi kembali unsur hara)
• Reaksi - reaksi dalam sistim keseimbangan fase padat – fase larutan
• Peningkatan oleh koloid tanah dan ion ion tertentu menjadi
• Peningkatan oleh koloid tanah, dan ion - ion tertentu menjadi senyawa yang kurang larut
3. Aspek yang berhubungan dengan kebocoran dari sistim
• Pengangkutan melalui panen
― Produksi tiap hektar
― Cara pemanfaatan sisa hasil pertanian
• Pencucian Pencucian
― Iklim
― Sifat tanah (tekstur --- KTK)
•
Erosi
―
Iklim ― Usaha pengendalian
― Bentuk wilayah
e tu w aya
―Cara pengolahan Ca a pe go a a
― Sifat tanah
•
Penguapan C t t
Catatan :
1. Tingkat kesuburan alamiah suatu tanah tergantung sekali dari keadaan bahan induk tanah
2. Laju kemunduran dari kesuburan tanah ini tergantung dari : penambahan dan kebocoran dari sistim
Untuk mengurangi laju pemiskinan tanah dapat dilakukan beberapa usaha :
¾
Mengurangi volume air yang bergerak kedalam tanah
¾
Mengurangi erosi
¾
Mengurangi kebocoran melalui panen
¾
Mengurangi perubahan – perubahan unsur menjadi bentuk tak tersedia
¾
Mengurangi penguapan N g g p g p
¾
Pemupukan
FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK TANAH
1 Bahan Induk (P) 1. Bahan Induk (P) 2. Iklim (CL)
3. Vegetasi (V)
4. Topografi / Relief (t) 5. Waktu, Umur (T)
S = ƒ (P, CL, V, t, T); S = ƒ (CL)
P, V, t, TBahan Induk
Batu induk yang sudah melapuk Bahan induk terbagi atas :
Bahan induk terbagi atas :
1. Bahan induk yang berasal dari bahan mineral / anorganik (bahan induk mineral)
2. Bahan induk yang berasal dari bahan organik (bahan induk organik)
1. Bahan Induk Mineral
Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan Metamorf (Metamorphic Rock)
Batuan Beku : Susunan Kimia :
a Batu Beku Masam (Felsik) a. Batu Beku Masam (Felsik) b. Batuan Beku Basa (Mafik) c. Batuan Beku Intermedier
Susunan Kimia (%) Granit Basalt
SiO
270.8 52.9 Al
2O
314.4 18.9 Fe
2O
32.3 4.1 FeO 1.0 4.8 MnO tr 0.4 MgO 0.9 3.7
C O 1 45 8 6
CaO 1.45 8.6 Na
2O 2.08 4.8 K
2O 5.30 0.9
* Mohr, V. Baren, V. Schulylenborgh, 1972
Klasifikasi Batuan Induk (atau Bahan Induk)
Ultrabasa : mengandung > 90 % mineral feromagnesium Ultrabasa : mengandung > 90 % mineral feromagnesium
Basa : mengandung 40 – 90 % mineral feromagnesium dan/atau 45 – 55 % SiO 2
Intermedier : mengandung 20 – 40 % mineral feromagnesium dan/atau 55 Intermedier : mengandung 20 40 % mineral feromagnesium dan/atau 55
– 65 % SiO 2
Asam : mengandung 5 – 20 % mineral feromagnesium dan/atau 65 – 85 % SiO 85 % SiO 2 2
Sangat Masam : mengandung < 5 % mineral feromagnesium Karbonat : mengandung 1 – 30 % Ca- dan Mg-karbonat Gamping : mengandung > 30 % Ca dan Mg karbonat Gamping : mengandung > 30 % Ca- dan Mg-karbonat Salin : mengandung > 2 % garam dapat larut
Organik : mengandung > 30 % bahan organik
Tipe Batuan Utama dan Mineraloginya (Fitzpatrick, 1971)
Tipe Batuan Mineralogi
Ultrabasa
Peridotit Olivin, enstatit, augit, hornblende, biotit, plagioklas Serpentin Antigorit, krisotil
Basa Basa
Amphibolit Hornblende, klorit, epidot, plagioklas, garnet Basal Augit, hiperstin, olivin, plagioklas, magnetit
Gabro Augit, hornblende, biotit, enstatit, hiperstin, olivin, apatit, plagioklas
Intermedier
Andesit Hornblende, biotit, augit, hiperstin, plagioklas, kuarsa
Diorit Hornblende, biotit, augit, plagioklas, kuarsa, apatit
Sienit Ortoklas, plagioklas, biotit, apatit , p g , , p
Tipe Batuan Mineralogi A
Asam
Konglomerat (satu tipe) Ortoklas, plagioklas, biotit, muskovit, kuarsa
Granit Ortoklas, plagioklas, muskovit, kuarsa, apatit, biotit Gneis Ortoklas, plagioklas, (muskovit, kuarsa, apatit, biotit
atau kuarsa, biotit, muskovit, apatit) Obsidian Non kristalin > 65 % SiO 2
Batu pasir Kuarsa, feldspar, biotit, muskovit Skis Kuarsa, biotit, muskovit, feldspar Batu tulis Kuarsa, klorit, muskovit
Batu tulis Kuarsa, klorit, muskovit Sangat Asam
Kuarsit Kuarsa, muskovit, feldspar
Batu pasir Kuarsa, muskovit, feldspar
Batu tulis Kuarsa, klorit, muskovit
Tipe Batuan Mineralogi Karbonat
Batu pasir Kuarsa, feldspar, mika, kalsit, dolomit B t k
Batu kapur
Dolomit Dolomit, kalsit, fosil Gamping Kalsit, dolomit, fosil
Marmer Kalsit, dolomit, epidomit, zoisit Organik
Batu bara Sisa tumbuhan
STABILITAS RELATIF DARI MINERAL-MINERAL YANG UMUM DIJUMPAI DALAM BATU-BATUAN BEKU DAN UNSUR-UNSUR
PENYUSUN (R.L. MITCHELL, dalam BEAR, 1965) ( , , )
STABILITAS MINERAL
SUSUNAN
UTAMA MINOR
Mudah Lapuk 1. Olivin 2. Hornblende 3. Augit
Mg, Fe, Si
Mg, Fe, Ca, Al, Si Ca, Mg, Fe, Al, Si
Ni, Co, Mn, Li, Zn, Ca, Mo Ni, Co , Mn, Sc, Li, V, Zn, Cu, Ga
Ni, Co, Mn, Li, V, Zn, Pb, Cu Ga
4. Biotit 5. Apatit 6. Anortit 7. Andesin 8. Oligoklas
K, Mg,Fe, Al, Si Ca, P, F
Ca, Al, Si Ca, Na, Al, Si Na, Ca, Al, Si
Cu, Ga
Rb, Ba, Ni, Co, Se, Li, Mn, V, Zn, Cu, Ga
Rare earth, Pb, Sr Sr, Cu, Ga, Mn Sr, Cu, Ga, Mn Cu, Ga
Sedang
9. Albit 10. Garnet 11. Ortoklas 12. Muskovit 13. Titanit 14 Ilmenit
Na, Al, Si
Ca, Mg, Fe, Al, Si K, Al, Si
K, Al, Si Ca, Ti, Si Fe Ti
Mn, Cr, Ga Cu, Ga
Rb, Ba, Sr, Cu, Ga F, Rb, Ba, Sr, Ga, V Rare earth, V, Sn Co Ni Cr V Stabil
14. Ilmenit 15. Magnetit 16. Tourmalin 17. Zirkon 18. Kuarsa
Fe, Ti Fe
Ca, Mg, Fe, B, Al, Si Zr, Si
Si
Co, Ni, Cr, V Zn, Co, Ni, Cr, V Li, F, Ga
Hf
―
Bahan Induk Organik
2.1. Gambut Endapan (Sedimen) 2.2. Gambut Seratan (Fibrous, Peat) 2.3. Gambut Kayuan
♠ Gambut Topogen
♠ Gambut Ombrogen Sifat – sifat : ― Oligotrof
― Mesotrof ― Eutrotrof
PROSES PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN TANAH
1 Proses – Proses Hancuran Secara Fisik (Disintegrasi) 1. Proses Proses Hancuran Secara Fisik (Disintegrasi) 2. Proses – Proses Kimia dan Pembentukan Tanah
3. Hasil Proses Dekomposisi Mineral
4. Aktifitas Biologi dan Pembentukan Tanah
5 Sintesa dan Translokasi Bahan Bahan Selama Perkembangan Tanah 5. Sintesa dan Translokasi Bahan – Bahan Selama Perkembangan Tanah 6. Ringkasan
7. Profil tanah
1 P H S Fi ik
1. Proses-proses Hancuran Secara Fisik
Dalam proses ini tidak terjadi perubahan susunan kimia secara berarti.
● Mengurangi / menghilangkan tekanan pada batu induk (unloading) ● Air : pembekuan; volume air = 1.00013
volume es = 1.09083 ● Perubahan suhu
2. Proses-proses Kimia dan Pembentukan Tanah
Mencakup proses-proses yang menyebabkan perubahan dalam susunan kimia.
♣ Oksidasi
* C + O
2CO
2* 4 FeCO
3+ O
22 Fe
2O
3+ CO
2Reduksi
Fe (III) + e Fe (II)
NO3― + 2H+ + 2e NO2―
MnO2 + 4H+ + 2e Mn2+ + 2H2O NO2― + 8H+ + 6e NH4+ + 2H2O
♣ Hidrasi
2 Fe2O3 + 3 H2O 2 Fe2O3 . 3 H2O
♣ Karbonisasi
Ca(OH)2 + 2CO2 Ca (HCO3)2
CaCO3 + H2O CaCO3 + CO2 + H2O Ca (HCO3)2
KAl Si3 O8 + CO2 + 2H2O H4 Al2 Si2 O9 + 4 SiO2 + K2CO3
Ca (PO4)2 + 2CO2 + 2H2O 2 Ca HPO4 + Ca (HCO3)2
♣ Pelarutan
Oleh asam-asam encer - H2O + CO2
- HNO3
- H2SO4, dll
Hidrolisis
KAlSi3O8 + H+ + 12 H2O KAl3Si3O10(OH)2 + 6 H4SiO4 + 2 K+
ld ik ilik (l )
F-Feldspar K-Mika Asam silikat(larut)
2 KAl3Si3O10 (OH)2 + 2H+ +3H2O 3 H4Al2Si2O9 + 2 K+
K Mika Kaolinit
K-Mika Kaolinit
H4Al2Si2O9 + 5 H2O Al2 O3 • 3 H2O + 2 H4SiO4
Kaolinit Gibsit Asam silikat (larut)
Kaolinit Gibsit Asam silikat (larut)
3.
Hasil-Hasil Proses Dekomposisi Mineral
• Ada mineral-mineral primer yang mudah tetapi ada juga yang resisten
resisten.
- Oksida-oksida Si dan Fe, Al cenderung terakumulasi dalam tanah.
- Mineral-mineral liat terakumulasi dalam tanah.
- Senyawa-senyawa yang mudah larut, terbawa oleh air perkolasi.
- dan lain-lain.
• Sifat-sifat tanah yang terpengaruh oleh dekomposisi mineral
4. Aktivitas Biologi dan Pembentukan Tanah g - Tanaman tingkat tinggi - CO
2- Tanaman tingkat rendah - Senyawa organik
. Pembentukan dan Translokasi Bahan - Bahan Selama Pembentukan Tanah A Senyawa Kimia yang Terbentuk Dalam Tanah
A. Senyawa Kimia yang Terbentuk Dalam Tanah 1. Mineral-mineral Sekunder (Mineral Liat)
- Golongan Montmorillonit : (OH)4 Al4 Si8 O20 • X H2O - Golongan Kaolinit : (OH)8 Al4 Si4 O10
Golongan Illit : (OH) Kx (Al • Fe • Mg )(Si X • Al)O - Golongan Illit : (OH)4 Kx (Al4 • Fe4 • Mg6)(Si8 – X • Al)O20 - Alofan, Imogolit
2. Oksida/Hidrus Oksida dari:
Al : Gibsit : Al(OH)3
Bioehmit : γAlOOH
Bioehmit : γ AlOOH Fe : Goetit : α-FeOOh Hematit : α-Fe2O3 Magnetit : Fe3O4
Lepidokrit : αFeOOH
Lepidokrit : α FeOOH Ilmenit : FeTiO3
Mn : Pirolusit : MnO2
Si : Kuarsa : SiO2
Kristobalit : SiO2
Kristobalit : SiO2 Ti : Rutil : TiO2 Anatase : TiO2
Garam - Garam yang Agak Terlarut ♦ Karbonat
♦ Gipsik
S lfid / S lf ♦ Sulfida / Sulfat ♦ Fosfat
B. Senyawa-senyawa Organik
M b bk b b i k i k l k b d l
Menyebabkan berbagai reaksi kompleks yang berperan dalam proses pembentukan tanah dan peranan-peranan yang lain.
C. Pembentukan Stuktur
D. Kehilangan Oleh Pencucian (Leaching)
♦ CaCO3 berubah menjadi Bikarbonat Ca atau Mg (CaHCO3, MgHCO3) yang relatif mudah larut.
♦ G ( d h) l d i N d K k l i di
♦ Garam-garam (mudah) terlarut dari Na dan K terakumulasi di :
* Laut
* Danau-danau garam
* Air yang berkesadahan tinggi
* E d d K (KCl)
* Endapan-endapan K (KCl)
E. Translokasi Fraksi Kolodial
Liat, humus, oksida dapat bergerak dari lapisan-lapisan atas dan
t k l i di l i l i b h
terakumulasi di lapisan-lapisan bawah.
Ikhtisar
Tahapan-tahapan utama dalam proses perkembangan tanah : 1 Hancuran fisik
1. Hancuran fisik
2. Hancuran kimia : - oksidasi, reduksi, hidrasi - karbonisasi dan pelarutan
3. Mineral-mineral mudah lapuk berangsur-angsur hilang tinggal mineral-mineral yang lebih resisten.
h il h / l k i l
- hasil hancuran / pelapukan mineral 4. Pembentukan mineral-mineral iat
5. Perkembangan tanah-tanah pionir : mulai ada pengaruh bahan organik.
6. Perkembangan struktur
7. Unsur-unsur basa-basa (Na, K, Ca, Mg) mulai digeserkan dari permukaan kompleks serapan, membentuk senyawa-senyawa dari berbagai kelarutan.
8. Pergerakan partikel-pertikel liat, humus, oksida dan disintegrasi mineral liat karena jumlah ion H.
Urutan angka di tidak ada hubungan dengan urutan proses atau urutan kejadian.
Komponen Tanah
Air Padat Udara Anorganik Organik
Kristalin Non-kristalin dan Kristalin Lemah Kristalin Lemah
Hidrus Oksida Dari Al Silikat Silika Silikat Al Alofan Opal Tanaman Fe Imogilit Gelas
Mn Gels
Mn Gels Si
Ti
Oksida dan Silikat Garam yang Garamy g Hidrus Oksida Dari Agak Larut Terlarut Al Neso Silikat Karbonat Na+, K+ Fe Soro Silikat Sulfat Cl-, NO3-
Mn Siklo Silikat Sulfida HCO3-
Si Ino Silikat Fosfat Ti Phylo Silikat
Tekto Silikat Tekto Silikat
Mineral –mineral yang lazim dijumpai dalam tanah
sifik s Permukaan Spes
Min. Primer Mika Kaolinit Gibsit Feldspar Montmorillonit Gibsit Biji Besi
Luas
p j
Yuvenil Senil
Young Nature Senil
Tingkat Hancuran Iklim g
Pencucian Basa Cepat Iklim Panas dan Basah (―Si)
Mik li
Kaya Mg p
Ka ya : K
Mikrolin
Ortoklat
Hidrat K Mika
dll
Muskovit
Mika
Vermikulit Monmorilonit Kaolinit Oksida Fe, Al
Pencucian Basa Lambat Ka
ya : Fe,
Mika
Biotit
Chlorit
Iklim Panas dan Basah (―Si) Pencucian Basa Cepat
M g, Ca, Na
Na‐Ca Feldspar Augit Augit Hornblende dll
Bagan Umum Tentang Pengaruh Bahan Induk, Iklim dan Umur Terhadap Pembentukan Liat
dan KTK Tanah
BATUAN INDUK DAN SIFAT TANAH
Dari 18 unsur hara yang dibutuhkan tanaman, 14 unsur berasal dari hasil pelapukan mineral – mineral primer.
Tingkat kesuburan tanah alami sangat ditentukan oleh komposisi mineral primer
Hasil Pelapukan
a. Membentuk senyawa baru yang kurang larut b. Teradsorbsi oleh misel
c. Tercuci
d. Diambil tanaman dan jasad renik
Peranan Hasil Pelapukan pada Pembentukan Tanah Si, Al koloid mineral liat
F M k id i d k i t h
Fe, Mn oksidasi – reduksi, warna tanah K, Na dispersing agent
Ca, Mg floculating agent
IKLIM DAN SIFAT TANAH Curah hujan
Pelapukan Fisik / Kimia Suhu
Intensitas pelapukan dan pencucian daerah beriklim basah lebih besar dari daerah kering
Luas Penyebaran Jenis Tanah di Empat Pulau Utama di Indonesia (x 1000 ha)
Jenis Tanah Jawa dan Jenis Tanah
Utama
Jawa dan
Madura Sumatera Kalimantan Irian Jaya Sulawesi Organosol *
Aluvial, Gleisol Regosol
Grumosol Med M K
44 762 2.428 881 2 597
13.319 4.054 513
―
8.267 2.473
―
―
3.978 10.807 4.300
― 343
152 1.748 255 381 2 957 Med. M.K
Latosol
Podsolik M.K * Podsol
Andosol
2.597 2.618 640
― 1.449
― 11.241 14.235 534 3.187
― 621 25.642 5.069 1.413
343 9.305 6.208
―
―
2.957 3.287 875
― 289
Sifat – Sifat Kimia Secara Umum Dari Beberapa Jenis Tanah di Indonesia Parameter Oxisol Ultisol Vertisol Entisol
(Psamment) Andisol Organosol PH H2O
pH KCl
4.6 3 5
4.5 3 5
6.3 5 4
6.6
―
6.0 5 1
3.6 2 5 pH KCl
C-org, % N-total, % P-avail. ppm Ca-exch, me/100g
M h /100
3.5 0.25 0.04 0.3 1.05 0 25
3.5 1.4 0.13
0.5 1.5 0 4
5.4 0.9 0.06
1.4 27.0
4 6
― 0.1
― 0.2 1.7
5.1 8.2 0.69
tr 8.9 4 7
2.5 55.3 1.54 5.0 10.5
3 2 Mg-exch, me/100g
K-exch, me/100g Na-exch, me/100g KTK me/100g KB, %
0.25 0.02 0.10 5.0 28.4
0.4 0.1 0.1 20.0 10.5
4.6 0.6 1.4 31.7
100
0.6 0.1 tr 3.4
71
4.7 1.5 0.5 36 43
3.2 0.28 1.59 244 7.9 Al-exch, me/100g
Kej. Al, %
0.45 24.0
10.0 82.6
―
―
―
―
―
―
0.45
―
Contoh Pengaruh Iklim dan Bahan Induk Terhadap Pembentukan Jenis Tanah serta Sifat-sifatnya
Faktor J e n i s T a n a h
Pembentukan dan
Sifat Tanah Podsolik Merah
Kuning Latosol Grumosol
1. Iklim
Curah hujan (mm tiap tahun) Bulan kering Tipe Iklim Schmidt
2.500 – 3.500
0
A B C
2.000 – 7.000 0 - 3 A B C
1.000 – 2.000 3 - 4 C D E Tipe Iklim Schmidt
& Ferguson
A, B, C A, B, C C, D, E
2. Bahan Induk Tuf asam, batu pasir, sedimen pasir
Tuf volkan, batu volkan
Napal, liat, tuf volkan
1. Sifat
• pH Masam – amat masam Agak masam - masam Sedikit masam -
• Kejenuhan Basa (%)
• Kadar Unsur hara
• Tekstur
• Struktur
K i i
Rendah Rendah
sedang – halus
Gumpal bersudut (sub angular blocky) Teguh (lembab)
Sedang - rendah Sedang - rendah Halus
Remah Gembur
alkalis
Tinggi – banyak Ca, Mg
Kaya Halus (liat)
Gumpal bersudut (sub angular blocky)
Sangat tegas
• Konsistensi Teguh (lembab) Lekat (basah) Keras
Gembur Agak keras
Sangat tegas Sangat lekat
Sangat keras sekali
Jenis-jenis (Great Group) Tanah dan Daerah Penyebaran Administratif dan Ekologis
J e n i s
D a e r a h P e n y e b a r a n U t a m a
Ket. Luas E k o l o g i
T a n a h Administrasi Tipe Iklim (x 1000 ha)
(Schimdt&Ferguson) Bahan Induk 1. Podsolik
Merah Kuning
Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku
A, B, C Tuf masam, batu pasir, sedimen pasif
31.045
2. Organosol Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya
A Bahan organik dari hutan, rawa dan rumput rawa
26.244 rumput rawa
3. Latosol Sumatera, Jawa, Kalimantan
A, B, C Tuf volkan, batuan volkan
17.555 4. Podsolik
Coklat Kelabu
Sumatera Kalimantan, Irian Jaya, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku
A, B Tuf masam, batuan sedimen, bahan aluvial tua
15.511
5. Aluvial Di seluruh Indonesia, ada daerah dataran, daerah cekung, daerah
Aneka Ragam Bahan aluvial, koluvial, dari berbagai macam
18.614 g,
aliran sungai
g sumber
6. Podosol Kalimantan, Sumatera A, B Tuf volkan masam, batu sedimen pasir
5.112 7. Adosol Sumatera, Jawa, Nusa
Tenggara, Kalimantan
A, B, C Abu dan tuf volkan 4.219 8. Regosol Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya,
Aneka ragam Abu volkan dan pasir pantai
3.906
Nusa Tenggara 9. Mediteran
Merah Kuning
Jawa, Sulawesi, Maluku C, D, E Batu gamping keras, batu sedimen dan tuf volkan basa
8.037
10. Grumosol Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara
C, D, E Napal liat, tuf volkan
1.800 11. Rendzina Jawa, Sumatera (Aceh,
Lampung), Sulawesi, Maluku Irian Jaya
A, B, C, D Batu gamping, karang
1.668 Maluku, Irian Jaya,
Nusa Tenggara 12. Tanah-tanah
Pasang Surut
Di dataran-dataran pantai Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya
A, B, C, D Bahan aluvial 4.606
13. Tanah Kompleks
Tersebar di seluruh daerah terutama di Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya
Aneka ragam Aneka ragam 56.912
y
Keterangan : Luas areal diukur secara planimetrik dari Peta Tanah Indonesia (Skala 1 : 5.000.000)