• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Ilmu Kesuburan Tanah

N/A
N/A
Yendra Sym

Academic year: 2024

Membagikan "Definisi Ilmu Kesuburan Tanah"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Á DEFINISI

Ilmu Kesuburan Tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang

semua aspek tanah yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menyediakan unsur - unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman

Aspek - aspek yang dimaksudkan mencakup semua proses yang mempe - ngaruhi ketersediaan dari unsur - unsur esensial

maupun unsur - unsur beracun dan transportnya dari tanah ke tanaman

P di h k j l h k b i k b t h

Penyediaan hara mencakup jumlah yang cukup bagi kebutuhan tanaman dan berimbang

Produktivitas Tanah (Soil Productivity)

― Mencakup kesuburan tanah + faktor - faktor lain yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman termasuk soil management mempengaruhi pertumbuhan tanaman, termasuk soil management

― Merupakan ukuran dari kemampuan tanah untuk menghasilkan produksi suatu tanaman atau suatu sequence tanaman, dibawah pengaruh suatu management tertentu

― Tanah yang produktif adalah tanah yang mempunyai sifat / kondisi Tanah yang produktif adalah tanah yang mempunyai sifat / kondisi kimia, fisik dan biologinya menunjang produksi tanaman yang

ekonomik, sesuai dengan areal tersebut

Nutrisi Tanaman (Plant Nutrition)

― Ilmu yang mempelajari hal - hal yang berhubungan dengan proses - proses absorbsi hara oleh akar, transportnya dan fungsinya dalam tanama

n

(2)

Tumbuhan / Tanaman

Agronomi  dan  lainnya

Kesuburan Tanah

Fisika Kimia Biologi g

Mineralogi

Ilmu  Tana

h Mineralogi

Petrografi

Geologi

Kedudukan Ilmu KesuburanTanah Dalam

Ilmu - Ilmu Tanah dan Agronomi

(3)

Kedudukan Kesuburan Tanah Terhadap Ilmu Tanah dan Agronomi

Geologi, Petrografi, Min Iklim Vegetasi Waktu

Genesis / Klasifikasi Tanah

Koloid / Mineral Fisik Kimia Biologi

Tanah Tanah Tanah Tanah

Edafologi Kesuburan / Konervasi

Tanah

Tanaman Tanaman

Posisi Kesuburan Tanah Dalam Ilmu - ilmu Tanah dan Agronomi

(4)

1

. KESUBURAN TANAH DAN PEMBENTUKAN TANAH

1. Peredaran Unsur Di Dalam Sistim Lingkungan 2 Faktor - Faktor Pembentuk Tanah

2. Faktor Faktor Pembentuk Tanah

3. Proses - Proses Pembentukan dan Perkembangan Tanah 4. Potensi Kesuburan Tanah

ATMOSFIR

TUMBUHAN HERBIVORA KARNIVORA

TUMBUHAN HERBIVORA KARNIVORA

MANUSIA TANAH

HIDROSFIR

Peredaran Unsur di Dalam Sistim Lingkungan

(Sukandar Djokosudardjo, 1978)

(5)

Unsur Hara dan Siklus Hara

Á Unsur Hara : ― C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, B, Cl

― Essensial, Makro, Mikro Essensial, Makro, Mikro

Á Siklus Hara

A. Aspek - aspek yang mencakup reaksi - reaksi dalam sistem tanah – air – tanaman

1. Reaksi - reaksi Phytocycling

― Imobilisasi Unsur Hara

― Mobilisasi Unsur Hara

2. Reaksi - reaksi keseimbangan dan pengendapan (pengikatan)

B. Aspek - aspek kebocoran - kebocoran dalam sistim

C. Aspek - aspek yang berhubungan dengan penambahan - penambahan ke dalam sistim

(6)

Atmosfer

Kehilangan :

Kehilangan : Panen Pupuk

Menguap

Tanaman

Bentuk ‐ bentuk Bahan Organik

Hewan Pupuk

Larutan Tanah mudah dibebaskan

g

Jasad Renik

Mineral Bentuk ‐ bentuk 

sedang/sukar  dibebaskan

Kehilangan : Kehilangan : Pencucian

Kehilangan : Erosi Kehilangan : Erosi

BAGAN UMUM SIKLUS HARA

(7)

Penjelasan Bagan Peredaran Hara : 1. Aspek Penambahan

• Bahan Induk

• Bahan Organik g

• Udara

• Pupuk

• Air

2. Aspek yang mencakup reaksi - reaksi dalam sistim : Tanah – air – tanaman

• Reaksi dalam sistim siklus tumbuhan (imobilisasi dan mobilisasi kembali unsur hara)

• Reaksi - reaksi dalam sistim keseimbangan fase padat – fase larutan

• Peningkatan oleh koloid tanah dan ion ion tertentu menjadi

• Peningkatan oleh koloid tanah, dan ion - ion tertentu menjadi senyawa yang kurang larut

3. Aspek yang berhubungan dengan kebocoran dari sistim

• Pengangkutan melalui panen

― Produksi tiap hektar

― Cara pemanfaatan sisa hasil pertanian

• Pencucian Pencucian

― Iklim

― Sifat tanah (tekstur --- KTK)

(8)

Erosi

Iklim ― Usaha pengendalian

― Bentuk wilayah

e tu w aya

Cara pengolahan Ca a pe go a a

― Sifat tanah

Penguapan C t t

Catatan :

1. Tingkat kesuburan alamiah suatu tanah tergantung sekali dari keadaan bahan induk tanah

2. Laju kemunduran dari kesuburan tanah ini tergantung dari : penambahan dan kebocoran dari sistim

Untuk mengurangi laju pemiskinan tanah dapat dilakukan beberapa usaha :

¾

Mengurangi volume air yang bergerak kedalam tanah

¾

Mengurangi erosi

¾

Mengurangi kebocoran melalui panen

¾

Mengurangi perubahan – perubahan unsur menjadi bentuk tak tersedia

¾

Mengurangi penguapan N g g p g p

¾

Pemupukan

(9)

FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK TANAH

1 Bahan Induk (P) 1. Bahan Induk (P) 2. Iklim (CL)

3. Vegetasi (V)

4. Topografi / Relief (t) 5. Waktu, Umur (T)

S = ƒ (P, CL, V, t, T); S = ƒ (CL)

P, V, t, T

Bahan Induk

Batu induk yang sudah melapuk Bahan induk terbagi atas :

Bahan induk terbagi atas :

1. Bahan induk yang berasal dari bahan mineral / anorganik (bahan induk mineral)

2. Bahan induk yang berasal dari bahan organik (bahan induk organik)

1. Bahan Induk Mineral

Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)

Batuan Metamorf (Metamorphic Rock)

(10)

Batuan Beku : Susunan Kimia :

a Batu Beku Masam (Felsik) a. Batu Beku Masam (Felsik) b. Batuan Beku Basa (Mafik) c. Batuan Beku Intermedier

Susunan Kimia (%) Granit Basalt

SiO

2

70.8 52.9 Al

2

O

3

14.4 18.9 Fe

2

O

3

2.3 4.1 FeO 1.0 4.8 MnO tr 0.4 MgO 0.9 3.7

C O 1 45 8 6

CaO 1.45 8.6 Na

2

O 2.08 4.8 K

2

O 5.30 0.9

* Mohr, V. Baren, V. Schulylenborgh, 1972

(11)

Klasifikasi Batuan Induk (atau Bahan Induk)

Ultrabasa : mengandung > 90 % mineral feromagnesium Ultrabasa : mengandung > 90 % mineral feromagnesium

Basa : mengandung 40 – 90 % mineral feromagnesium dan/atau 45 – 55 % SiO 2

Intermedier : mengandung 20 – 40 % mineral feromagnesium dan/atau 55 Intermedier : mengandung 20 40 % mineral feromagnesium dan/atau 55

– 65 % SiO 2

Asam : mengandung 5 – 20 % mineral feromagnesium dan/atau 65 – 85 % SiO 85 % SiO 2 2

Sangat Masam : mengandung < 5 % mineral feromagnesium Karbonat : mengandung 1 – 30 % Ca- dan Mg-karbonat Gamping : mengandung > 30 % Ca dan Mg karbonat Gamping : mengandung > 30 % Ca- dan Mg-karbonat Salin : mengandung > 2 % garam dapat larut

Organik : mengandung > 30 % bahan organik

(12)

Tipe Batuan Utama dan Mineraloginya (Fitzpatrick, 1971)

Tipe Batuan Mineralogi

Ultrabasa

Peridotit Olivin, enstatit, augit, hornblende, biotit, plagioklas Serpentin Antigorit, krisotil

Basa Basa

Amphibolit Hornblende, klorit, epidot, plagioklas, garnet Basal Augit, hiperstin, olivin, plagioklas, magnetit

Gabro Augit, hornblende, biotit, enstatit, hiperstin, olivin, apatit, plagioklas

Intermedier

Andesit Hornblende, biotit, augit, hiperstin, plagioklas, kuarsa

Diorit Hornblende, biotit, augit, plagioklas, kuarsa, apatit

Sienit Ortoklas, plagioklas, biotit, apatit , p g , , p

(13)

Tipe Batuan Mineralogi A

Asam

Konglomerat (satu tipe) Ortoklas, plagioklas, biotit, muskovit, kuarsa

Granit Ortoklas, plagioklas, muskovit, kuarsa, apatit, biotit Gneis Ortoklas, plagioklas, (muskovit, kuarsa, apatit, biotit

atau kuarsa, biotit, muskovit, apatit) Obsidian Non kristalin > 65 % SiO 2

Batu pasir Kuarsa, feldspar, biotit, muskovit Skis Kuarsa, biotit, muskovit, feldspar Batu tulis Kuarsa, klorit, muskovit

Batu tulis Kuarsa, klorit, muskovit Sangat Asam

Kuarsit Kuarsa, muskovit, feldspar

Batu pasir Kuarsa, muskovit, feldspar

Batu tulis Kuarsa, klorit, muskovit

(14)

Tipe Batuan Mineralogi Karbonat

Batu pasir Kuarsa, feldspar, mika, kalsit, dolomit B t k

Batu kapur

Dolomit Dolomit, kalsit, fosil Gamping Kalsit, dolomit, fosil

Marmer Kalsit, dolomit, epidomit, zoisit Organik

Batu bara Sisa tumbuhan

(15)

STABILITAS RELATIF DARI MINERAL-MINERAL YANG UMUM DIJUMPAI DALAM BATU-BATUAN BEKU DAN UNSUR-UNSUR

PENYUSUN (R.L. MITCHELL, dalam BEAR, 1965) ( , , )

STABILITAS MINERAL

SUSUNAN

UTAMA MINOR

Mudah Lapuk 1. Olivin 2. Hornblende 3. Augit

Mg, Fe, Si

Mg, Fe, Ca, Al, Si Ca, Mg, Fe, Al, Si

Ni, Co, Mn, Li, Zn, Ca, Mo Ni, Co , Mn, Sc, Li, V, Zn, Cu, Ga

Ni, Co, Mn, Li, V, Zn, Pb, Cu Ga

4. Biotit 5. Apatit 6. Anortit 7. Andesin 8. Oligoklas

K, Mg,Fe, Al, Si Ca, P, F

Ca, Al, Si Ca, Na, Al, Si Na, Ca, Al, Si

Cu, Ga

Rb, Ba, Ni, Co, Se, Li, Mn, V, Zn, Cu, Ga

Rare earth, Pb, Sr Sr, Cu, Ga, Mn Sr, Cu, Ga, Mn Cu, Ga

Sedang

9. Albit 10. Garnet 11. Ortoklas 12. Muskovit 13. Titanit 14 Ilmenit

Na, Al, Si

Ca, Mg, Fe, Al, Si K, Al, Si

K, Al, Si Ca, Ti, Si Fe Ti

Mn, Cr, Ga Cu, Ga

Rb, Ba, Sr, Cu, Ga F, Rb, Ba, Sr, Ga, V Rare earth, V, Sn Co Ni Cr V Stabil

14. Ilmenit 15. Magnetit 16. Tourmalin 17. Zirkon 18. Kuarsa

Fe, Ti Fe

Ca, Mg, Fe, B, Al, Si Zr, Si

Si

Co, Ni, Cr, V Zn, Co, Ni, Cr, V Li, F, Ga

Hf

(16)

Bahan Induk Organik

2.1. Gambut Endapan (Sedimen) 2.2. Gambut Seratan (Fibrous, Peat) 2.3. Gambut Kayuan

♠ Gambut Topogen

♠ Gambut Ombrogen Sifat – sifat : ― Oligotrof

― Mesotrof ― Eutrotrof

(17)

PROSES PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN TANAH

1 Proses – Proses Hancuran Secara Fisik (Disintegrasi) 1. Proses Proses Hancuran Secara Fisik (Disintegrasi) 2. Proses – Proses Kimia dan Pembentukan Tanah

3. Hasil Proses Dekomposisi Mineral

4. Aktifitas Biologi dan Pembentukan Tanah

5 Sintesa dan Translokasi Bahan Bahan Selama Perkembangan Tanah 5. Sintesa dan Translokasi Bahan – Bahan Selama Perkembangan Tanah 6. Ringkasan

7. Profil tanah

1 P H S Fi ik

1. Proses-proses Hancuran Secara Fisik

Dalam proses ini tidak terjadi perubahan susunan kimia secara berarti.

● Mengurangi / menghilangkan tekanan pada batu induk (unloading) ● Air : pembekuan; volume air = 1.00013

volume es = 1.09083 ● Perubahan suhu

2. Proses-proses Kimia dan Pembentukan Tanah

Mencakup proses-proses yang menyebabkan perubahan dalam susunan kimia.

♣ Oksidasi

* C + O

2

CO

2

* 4 FeCO

3

+ O

2

2 Fe

2

O

3

+ CO

2
(18)

Reduksi

Fe (III) + e Fe (II)

NO3 + 2H+ + 2e NO2

MnO2 + 4H+ + 2e Mn2+ + 2H2O NO2 + 8H+ + 6e NH4+ + 2H2O

♣ Hidrasi

2 Fe2O3 + 3 H2O 2 Fe2O3 . 3 H2O

♣ Karbonisasi

Ca(OH)2 + 2CO2 Ca (HCO3)2

CaCO3 + H2O CaCO3 + CO2 + H2O Ca (HCO3)2

KAl Si3 O8 + CO2 + 2H2O H4 Al2 Si2 O9 + 4 SiO2 + K2CO3

Ca (PO4)2 + 2CO2 + 2H2O 2 Ca HPO4 + Ca (HCO3)2

♣ Pelarutan

Oleh asam-asam encer - H2O + CO2

- HNO3

- H2SO4, dll

(19)

Hidrolisis

KAlSi3O8 + H+ + 12 H2O KAl3Si3O10(OH)2 + 6 H4SiO4 + 2 K+

ld ik ilik (l )

F-Feldspar K-Mika Asam silikat(larut)

2 KAl3Si3O10 (OH)2 + 2H+ +3H2O 3 H4Al2Si2O9 + 2 K+

K Mika Kaolinit

K-Mika Kaolinit

H4Al2Si2O9 + 5 H2O Al2 O3 • 3 H2O + 2 H4SiO4

Kaolinit Gibsit Asam silikat (larut)

Kaolinit Gibsit Asam silikat (larut)

3.

Hasil-Hasil Proses Dekomposisi Mineral

• Ada mineral-mineral primer yang mudah tetapi ada juga yang resisten

resisten.

- Oksida-oksida Si dan Fe, Al cenderung terakumulasi dalam tanah.

- Mineral-mineral liat terakumulasi dalam tanah.

- Senyawa-senyawa yang mudah larut, terbawa oleh air perkolasi.

- dan lain-lain.

• Sifat-sifat tanah yang terpengaruh oleh dekomposisi mineral

4. Aktivitas Biologi dan Pembentukan Tanah g - Tanaman tingkat tinggi - CO

2

- Tanaman tingkat rendah - Senyawa organik

(20)

. Pembentukan dan Translokasi Bahan - Bahan Selama Pembentukan Tanah A Senyawa Kimia yang Terbentuk Dalam Tanah

A. Senyawa Kimia yang Terbentuk Dalam Tanah 1. Mineral-mineral Sekunder (Mineral Liat)

- Golongan Montmorillonit : (OH)4 Al4 Si8 O20 • X H2O - Golongan Kaolinit : (OH)8 Al4 Si4 O10

Golongan Illit : (OH) Kx (Al • Fe • Mg )(Si X • Al)O - Golongan Illit : (OH)4 Kx (Al4 • Fe4 • Mg6)(Si8 – X • Al)O20 - Alofan, Imogolit

2. Oksida/Hidrus Oksida dari:

Al : Gibsit : Al(OH)3

Bioehmit : γAlOOH

Bioehmit : γ AlOOH Fe : Goetit : α-FeOOh Hematit : α-Fe2O3 Magnetit : Fe3O4

Lepidokrit : αFeOOH

Lepidokrit : α FeOOH Ilmenit : FeTiO3

Mn : Pirolusit : MnO2

Si : Kuarsa : SiO2

Kristobalit : SiO2

Kristobalit : SiO2 Ti : Rutil : TiO2 Anatase : TiO2

(21)

Garam - Garam yang Agak Terlarut ♦ Karbonat

♦ Gipsik

S lfid / S lf ♦ Sulfida / Sulfat ♦ Fosfat

B. Senyawa-senyawa Organik

M b bk b b i k i k l k b d l

Menyebabkan berbagai reaksi kompleks yang berperan dalam proses pembentukan tanah dan peranan-peranan yang lain.

C. Pembentukan Stuktur

D. Kehilangan Oleh Pencucian (Leaching)

♦ CaCO3 berubah menjadi Bikarbonat Ca atau Mg (CaHCO3, MgHCO3) yang relatif mudah larut.

♦ G ( d h) l d i N d K k l i di

♦ Garam-garam (mudah) terlarut dari Na dan K terakumulasi di :

* Laut

* Danau-danau garam

* Air yang berkesadahan tinggi

* E d d K (KCl)

* Endapan-endapan K (KCl)

E. Translokasi Fraksi Kolodial

Liat, humus, oksida dapat bergerak dari lapisan-lapisan atas dan

t k l i di l i l i b h

terakumulasi di lapisan-lapisan bawah.

(22)

Ikhtisar

Tahapan-tahapan utama dalam proses perkembangan tanah : 1 Hancuran fisik

1. Hancuran fisik

2. Hancuran kimia : - oksidasi, reduksi, hidrasi - karbonisasi dan pelarutan

3. Mineral-mineral mudah lapuk berangsur-angsur hilang tinggal mineral-mineral yang lebih resisten.

h il h / l k i l

- hasil hancuran / pelapukan mineral 4. Pembentukan mineral-mineral iat

5. Perkembangan tanah-tanah pionir : mulai ada pengaruh bahan organik.

6. Perkembangan struktur

7. Unsur-unsur basa-basa (Na, K, Ca, Mg) mulai digeserkan dari permukaan kompleks serapan, membentuk senyawa-senyawa dari berbagai kelarutan.

8. Pergerakan partikel-pertikel liat, humus, oksida dan disintegrasi mineral liat karena jumlah ion H.

Urutan angka di tidak ada hubungan dengan urutan proses atau urutan kejadian.

(23)

Komponen Tanah

Air Padat Udara Anorganik Organik

Kristalin Non-kristalin dan Kristalin Lemah Kristalin Lemah

Hidrus Oksida Dari Al Silikat Silika Silikat Al Alofan Opal Tanaman Fe Imogilit Gelas

Mn Gels

Mn Gels Si

Ti

Oksida dan Silikat Garam yang Garamy g Hidrus Oksida Dari Agak Larut Terlarut Al Neso Silikat Karbonat Na+, K+ Fe Soro Silikat Sulfat Cl-, NO3-

Mn Siklo Silikat Sulfida HCO3-

Si Ino Silikat Fosfat Ti Phylo Silikat

Tekto Silikat Tekto Silikat

Mineral –mineral yang lazim dijumpai dalam tanah

(24)

sifik s Permukaan Spes

Min. Primer Mika Kaolinit Gibsit Feldspar Montmorillonit Gibsit Biji Besi

Luas

p j

Yuvenil Senil

Young Nature Senil

Tingkat Hancuran Iklim g

(25)

Pencucian Basa Cepat Iklim Panas dan Basah (―Si)

Mik li

Kaya Mg p

Ka ya   :   K

Mikrolin

Ortoklat

Hidrat K Mika

dll

Muskovit

Mika

Vermikulit Monmorilonit Kaolinit Oksida Fe, Al

Pencucian Basa Lambat Ka

ya   :   Fe, 

Mika

Biotit

Chlorit

Iklim Panas dan Basah (―Si) Pencucian Basa Cepat

M g,  Ca,  Na

Na‐Ca Feldspar Augit Augit Hornblende dll

Bagan Umum Tentang Pengaruh Bahan Induk, Iklim dan Umur Terhadap Pembentukan Liat

dan KTK Tanah

(26)

BATUAN INDUK DAN SIFAT TANAH

Dari 18 unsur hara yang dibutuhkan tanaman, 14 unsur berasal dari hasil pelapukan mineral – mineral primer.

Tingkat kesuburan tanah alami sangat ditentukan oleh komposisi mineral primer

Hasil Pelapukan

a. Membentuk senyawa baru yang kurang larut b. Teradsorbsi oleh misel

c. Tercuci

d. Diambil tanaman dan jasad renik

Peranan Hasil Pelapukan pada Pembentukan Tanah Si, Al koloid mineral liat

F M k id i d k i t h

Fe, Mn oksidasi – reduksi, warna tanah K, Na dispersing agent

Ca, Mg floculating agent

IKLIM DAN SIFAT TANAH Curah hujan

Pelapukan Fisik / Kimia Suhu

Intensitas pelapukan dan pencucian daerah beriklim basah lebih besar dari daerah kering

(27)

Luas Penyebaran Jenis Tanah di Empat Pulau Utama di Indonesia (x 1000 ha)

Jenis Tanah Jawa dan Jenis Tanah

Utama

Jawa dan

Madura Sumatera Kalimantan Irian Jaya Sulawesi Organosol *

Aluvial, Gleisol Regosol

Grumosol Med M K

44 762 2.428 881 2 597

13.319 4.054 513

8.267 2.473

3.978 10.807 4.300

343

152 1.748 255 381 2 957 Med. M.K

Latosol

Podsolik M.K * Podsol

Andosol

2.597 2.618 640

1.449

11.241 14.235 534 3.187

621 25.642 5.069 1.413

343 9.305 6.208

2.957 3.287 875

289

Sifat – Sifat Kimia Secara Umum Dari Beberapa Jenis Tanah di Indonesia Parameter Oxisol Ultisol Vertisol Entisol

(Psamment) Andisol Organosol PH H2O

pH KCl

4.6 3 5

4.5 3 5

6.3 5 4

6.6

6.0 5 1

3.6 2 5 pH KCl

C-org, % N-total, % P-avail. ppm Ca-exch, me/100g

M h /100

3.5 0.25 0.04 0.3 1.05 0 25

3.5 1.4 0.13

0.5 1.5 0 4

5.4 0.9 0.06

1.4 27.0

4 6

0.1

0.2 1.7

5.1 8.2 0.69

tr 8.9 4 7

2.5 55.3 1.54 5.0 10.5

3 2 Mg-exch, me/100g

K-exch, me/100g Na-exch, me/100g KTK me/100g KB, %

0.25 0.02 0.10 5.0 28.4

0.4 0.1 0.1 20.0 10.5

4.6 0.6 1.4 31.7

100

0.6 0.1 tr 3.4

71

4.7 1.5 0.5 36 43

3.2 0.28 1.59 244 7.9 Al-exch, me/100g

Kej. Al, %

0.45 24.0

10.0 82.6

0.45

(28)

Contoh Pengaruh Iklim dan Bahan Induk Terhadap Pembentukan Jenis Tanah serta Sifat-sifatnya

Faktor J e n i s T a n a h

Pembentukan dan

Sifat Tanah Podsolik Merah

Kuning Latosol Grumosol

1. Iklim

Curah hujan (mm tiap tahun) Bulan kering Tipe Iklim Schmidt

2.500 – 3.500

0

A B C

2.000 – 7.000 0 - 3 A B C

1.000 – 2.000 3 - 4 C D E Tipe Iklim Schmidt

& Ferguson

A, B, C A, B, C C, D, E

2. Bahan Induk Tuf asam, batu pasir, sedimen pasir

Tuf volkan, batu volkan

Napal, liat, tuf volkan

1. Sifat

pH Masam – amat masam Agak masam - masam Sedikit masam -

Kejenuhan Basa (%)

Kadar Unsur hara

Tekstur

Struktur

K i i

Rendah Rendah

sedang – halus

Gumpal bersudut (sub angular blocky) Teguh (lembab)

Sedang - rendah Sedang - rendah Halus

Remah Gembur

alkalis

Tinggi – banyak Ca, Mg

Kaya Halus (liat)

Gumpal bersudut (sub angular blocky)

Sangat tegas

Konsistensi Teguh (lembab) Lekat (basah) Keras

Gembur Agak keras

Sangat tegas Sangat lekat

Sangat keras sekali

(29)

Jenis-jenis (Great Group) Tanah dan Daerah Penyebaran Administratif dan Ekologis

J e n i s

D a e r a h P e n y e b a r a n U t a m a

Ket. Luas E k o l o g i

T a n a h Administrasi Tipe Iklim (x 1000 ha)

(Schimdt&Ferguson) Bahan Induk 1. Podsolik

Merah Kuning

Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku

A, B, C Tuf masam, batu pasir, sedimen pasif

31.045

2. Organosol Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya

A Bahan organik dari hutan, rawa dan rumput rawa

26.244 rumput rawa

3. Latosol Sumatera, Jawa, Kalimantan

A, B, C Tuf volkan, batuan volkan

17.555 4. Podsolik

Coklat Kelabu

Sumatera Kalimantan, Irian Jaya, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku

A, B Tuf masam, batuan sedimen, bahan aluvial tua

15.511

5. Aluvial Di seluruh Indonesia, ada daerah dataran, daerah cekung, daerah

Aneka Ragam Bahan aluvial, koluvial, dari berbagai macam

18.614 g,

aliran sungai

g sumber

6. Podosol Kalimantan, Sumatera A, B Tuf volkan masam, batu sedimen pasir

5.112 7. Adosol Sumatera, Jawa, Nusa

Tenggara, Kalimantan

A, B, C Abu dan tuf volkan 4.219 8. Regosol Jawa, Sumatera,

Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya,

Aneka ragam Abu volkan dan pasir pantai

3.906

Nusa Tenggara 9. Mediteran

Merah Kuning

Jawa, Sulawesi, Maluku C, D, E Batu gamping keras, batu sedimen dan tuf volkan basa

8.037

10. Grumosol Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara

C, D, E Napal liat, tuf volkan

1.800 11. Rendzina Jawa, Sumatera (Aceh,

Lampung), Sulawesi, Maluku Irian Jaya

A, B, C, D Batu gamping, karang

1.668 Maluku, Irian Jaya,

Nusa Tenggara 12. Tanah-tanah

Pasang Surut

Di dataran-dataran pantai Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya

A, B, C, D Bahan aluvial 4.606

13. Tanah Kompleks

Tersebar di seluruh daerah terutama di Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya

Aneka ragam Aneka ragam 56.912

y

Keterangan : Luas areal diukur secara planimetrik dari Peta Tanah Indonesia (Skala 1 : 5.000.000)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk tingkat pertumbuhan tanaman, efek sisa abu sekam pada kedua jenis tanah tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, karena unsur silika lebih

Berdasarkan konsep tentang tanah, kriteria tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman yaitu tanah yang memiliki berbagai aspek dari penyusun tanah di atas dimana tanah tersebut

Sebelum kegiatan PBL, mahasiswa telah mahasiswa materi perkuliahan Kesuburan tanah mulai minggu ke 1 hingga minggu ke 6. Mereka telah mendapatkan ilmu kesuburan

Unsur hara dan abu janjang yang diberikan pada tanaman kedelai mampu memperbaiki sifat fisik tanah gambut serta menyediakan unsur hara yang esensial bagi

Skripsi yang berjudul “ Efektivitas Penanaman Arachis pintoi terhadap Perbaikan Kesuburan Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max.. L.) ”, merupakan salah

Kesuburan tanah adalah kemampuan atau kualitas suatu tanah menyediakan unsur hara tanaman dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman, dalam bentuk

Organisme tanah sangat penting untuk menjaga kesuburan tanah, fungsi ekologi, dan jasa ekosistem karena mereka memediasi proses biologis yang berguna seperti siklus unsur hara dan

Klasifikasi Kesuburan dan Daya Ukur Cakupan Kelembaban Tanah pada Tanaman Jambu Merah Berbasis