Definisi Udara Ambien
Sebelum membahas lebih jauh mengenai Baku mutu udara ambien nasional terbaru, Udara ambien merujuk pada udara di sekitar kita yang secara umum ditemui di lingkungan terbuka atau di luar ruangan. Ini adalah udara yang kita hirup sehari-hari dan terdiri dari berbagai komponen seperti nitrogen, oksigen, karbon dioksida, uap air, dan berbagai polutan dan partikel lainnya.
Kualitas udara ambien dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk lokasi geografis, polusi udara, cuaca, dan aktivitas manusia di
sekitarnya. Beberapa polutan umum yang dapat mempengaruhi kualitas udara ambien meliputi partikel halus, seperti debu dan asap, oksida nitrogen, sulfur dioksida, karbon monoksida, ozon troposferik, dan polutan organik lainnya.
Kualitas udara yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan. Paparan jangka panjang terhadap polutan udara dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk masalah pernapasan, iritasi mata dan tenggorokan, penyakit kardiovaskular, dan bahkan peningkatan risiko kanker.
Untuk menjaga kualitas udara ambien sebaik mungkin, penting untuk mengurangi polusi udara dengan cara seperti mengurangi emisi gas buang kendaraan, menghindari pembakaran sampah, dan mengontrol emisi industri.
Selain itu, langkah-langkah seperti penanaman pohon, penggunaan energi terbarukan, dan penggunaan transportasi berkelanjutan juga dapat membantu menjaga kualitas udara ambien yang lebih baik.
Baku mutu udara ambien menjadi nilai batas keberadaan unsur pencemar di udara. Jika suatu wilayah memiliki Baku Mutu Udara di luar Nilai Ambang Batas (NAB), maka wilayah tersebut telah tercemar. Regulasi mengenai Baku Mutu Udara Ambien Nasional tidak lagi mengacu pada UU PP 41 Tahun 1999
melainkan PP No 22 Tahun 2021. Sehingga Daftar Parameter Baku Mutu Udara Ambien Nasional terbaru mengacu pada PP tersebut.
PP 22 Tahun 2021 menjadi Peraturan Pemerintah yang dihadirkan sebagai regulasi untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kali ini, kita akan membahas mengenai baku mutu Udara Ambien nasional terbaru yang menjadi salah satu acuan untuk melakukan pengujian kualitas udara di area industri. Dimana terdapat Baku Mutu terbaru dalam melakukan pengujian udara ambien.
PP No 22 Tahun 2021 sebagai Peraturan Baku Mutu Udara Ambien Nasional Terbaru
Kehadiran PP No 22 Tahun 2021 yang telah berlaku sejak 02 Februari 2021 sebagai Regulasi pelaksanaan dan kewenangan tata lingkungan sesuai kewenangan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Regulasi terbaru ini
menjelaskan secara detail mengenai perlindungan dan pengelolaan mutu air, mutu udara, mutu laut, pengendalian kerusakan lingkungan hidup, pengelolaan limbah B3 dan Non B3, Dana Penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup, sistem informasi lingkungan hidup, pembinaan dan pengawasan, dan pengenaan sanksi administratif.
Industri saat ini perlu mengacu pada Regulasi terbaru untuk melakukan pengujian udara ambien.
Komposisi Udara Ambien
Dalam kondisi normal, udara ambien terdiri dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%), dan karbon dioksida (0,03%)
Setiap negara memiliki batasan masing-masing untuk baku mutu udara. Di Indonesia sendiri, kualitas udara selalu menjadi isu yang sering diperbincangkan oleh para ahli lingkungan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kualitas udara di Indonesia semenjak 20 tahun terakhir.
Pencemaran udara yang terjadi selalu berdampak buruk terhadap makhluk hidup, termasuk manusia meskipun kerusakan lingkungan hampir seluruhnya disebabkan oleh perbuatan manusia. Sehingga setiap wilayah yang udaranya tercemar oleh aktivitas industri yang menggeluarkan emisi perlu melakukan pengujian dan monitoring untuk mengetahui kualitas udara ambien.
Pada umumnya, pengujian lingkungan udara dilakukan oleh industri yang aktivitasnya berdampak pada udara di sekitar industri tersebut. Sehingga perlu dilakukan pengujian secara rutin. Untuk mendapatkan sampel udara ambien, pihak Laboratorium Lingkungan akan menentukan lokasi yang tepat sesaat dan berkelanjutan.
Cara Mendapatkan Sampel Udara Ambien
Tidak semua area bisa menjadi tempat sampel pengambilan Udara Ambien.
Lokasi pengambilan sampel memiliki kriteria tertentu yang dipahami oleh setiap Ahli Sampling Pengujian Lingkungan. Jika Anda mengundang tim A3
Laboratories, tentu tim kami telah memiliki pengetahuan untuk lokasi tepat pengambilan udara ambien, mengutip dari dlh.bengkulukota.go.id.
1. Area dengan konsentrasi pencemaran tinggi atau di sekitar lokasi emisi besar
2. Area dengan kepadatan penduduk yang tinggi
3. Di area lokasi penelitian yang diperuntukan untuk studi
4. Pemantauan udara ambien dapat dilakukan di wilayah proyeksi untuk menentukan efek dari akibat perkembangan lingkungan di masa depan.
5. Di Seluruh wilayah yang dapat di pantau.
Hal yang Perlu Dihindari Saat Pengambilan Sampel Udara Ambien
ada beberapa area sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan contoh uji udara, seperti:
1. Menghindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorbsi atau adsorpsi, seperti area dekat perpohonan dan gedung.
2. Hindari area dimana penganggu kimia dan fisika terhadap bahan pencemar yang akan di ukur. Hindari area yang terkena emisi kendaraan bermotor, lokasi yang dekat dengan incinerator, jaringan listrik bertengangan tinggi
3. Meletakan alat uji di wilayah gedung yang rendah dan saling berjauhan.
4. Apabila pemantauan bersifat berkelanjutan, pemilihan lokasi harus mempertimbangkan perubahan kondisi peruntukan di masa mendatang.
Parameter Udara Ambien
Pengujian baku mutu udara ambien tentu memiliki parameter yang menjadi nilai acuan. Ada beberapa parameter Udara Ambien nasional terbaru yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2021 Lampiran VII.
NO PARAMETER WAKTU
PENGUKURAN BAKU MUTU SISTEM
PENGUKURAN 1 Sulfur Dioksida (SOz)
1 Jam 150 µg/m³ aktif kontinu aktif manual 24 Jam 75 µg/m³ aktif kontinu 1 Tahun 45 µg/m³ aktif kontinu 2 Karbon Monoksida (CO) 1 Jam 10000 µg/m³ aktif kontinu 8 Jam 4000 µg/m³ aktif kontinu
3 Nitrogen Dioksida (NOz)
1 Jam 2OO µg/m³ aktif kontinu aktif manual 24 Jam 65 µg/m³ aktif kontinu 1 Tahun 50 µg/m³ aktif kontinu
4 Oksidan fotokimia (O*) sebagai Ozon (Os)
1 Jam 150 µg/m³ aktif kontinu aktif manual#
8 Jam 100 µg/m³ aktif kontinu##
1 Tahun 35 µg/m³ aktif kontinu 5 Hidrokarbon Non 3 jam
Metana (NMHC) 3 Jam 160 µg/m³ aktif kontinu###
6 Partikulat debu < 100 pm
(TSP) 24 Jam 230 µg/m³ aktif manual
Partikulat debu < 10 pm 24 Jam 75 µg/m³ aktif kontinu
(PM₁₀) 1 Tahun 40 µg/m³ aktif manual Partikulat debu <2,5 pm
(PM₂.₅)
24 Jam 55 µg/m³ aktif kontinu aktif manual 1 Tahun 15 µg/m³ aktif kontinu
7 Timbal (Pb) 24 Jam 2 µg/m³ aktif manual
menurut Badan The Environmental Protection Agency (EPA) ada 6 jenis polutan dari aktivitas manusia dan industri.
Particulate Matter (PM) atau sering disebut juga sebagai aerosol atau polusi partikel, terdiri dari berbagai macam bahan kimia. Merupakan polutan utama yang datang langsung dari cerobong asap, lokasi konstruksi, kebakaran, maupun gunung berapi. Sebagian besar juga ditimbulkan oleh polutan sekunder yang terbentuk akibat reaksi kimia di atmosfer yang disebabkan oleh emisi dari pembangkit listrik, pabrik, dan kendaraan.
Materi partikulat di klasifikasikan berdasarkan ukuran:
PM10 : Partikel kasar dengan diameter 2,5 hingga 10 mikrometer, seperti debu, kotoran, serbuk sari, dan jamur.
PM2,5 partikel halus dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang seperti jelaga, asap, senyawa organik, dan logam.
Adapun pengukuran berdasarkan pada Baku Mutu Udara Ambien disesuaikan menurut PP 22 Tahun 2021:
WAKTU PENGUKURAN BAKU MUTU SISTEM PENGUKURAN
24 Jam 230 µg/m³ aktif manual
24 Jam 75 µg/m³ aktif kontinu
1 Tahun 40 µg/m³ aktif manual
24 Jam 55 µg/m³ aktif kontinu
aktif manual
1 Tahun 15 µg/m³ aktif kontinu
Nitrogen Dioksida (NO₂)
Nitrogen dioksida menjadi salah satu penyebab pencemaran dan penurunan kualitas udara yang disebabkan oleh asap kendaraan. Tetapi juga disebabkan oleh pabrik dan pembangkit listrik, secara alami bisa disebabkan oleh petir, gunung berapi, dan dekomposisi bahan organik.
Reaksi dari Nitrogen Dioksida muncul dari warna asap coklat kemerahan yang khas dan bereaksi dengan adanya sinar matahari untuk menghasilkan ozon berbahaya.
WAKTU PENGUKURAN BAKU MUTU SISTEM PENGUKURAN
1 Jam 2OO µg/m³ aktif kontinu
aktif manual
24 Jam 65 µg/m³ aktif kontinu
1 Tahun 50 µg/m³ aktif kontinu
Ozon (O₃)
Meskipun secara alami, ozon secara alami ada di dalam stratosfer, umumnya terjadi di permukaan. Ozon troposfer merupakan polutan sekunder yang tercipta akibat dari reaksi kimia dengan polutan udara lainnya. Asap menjadi salah satu penyebab polusi sekunder yang mengandung ozon.
WAKTU PENGUKURAN BAKU MUTU SISTEM PENGUKURAN
1 Jam 150 µg/m³
aktif kontinu
aktif manual#
8 Jam 100 µg/m³ aktif kontinu##
1 Tahun 35 µg/m³ aktif kontinu
Sulfur Dioksida (SO₂)
Hampir seluruh Sulfur Dioksida yang terdapat di udara merupakan hasil aktivitas manusia, meskipun gunung berapi merupakan sumber alami.
Pembakaran menjadi bahan yang mengandung belerang, selama proses
industri. Saat tercampur dengan tetesan air tersuspensi di udara, sulfur dioksida akan membentuk asam sulfat, yang menjadi penyebab hujan asam.
Pengukuran Sulfur Dioksida
WAKTU PENGUKURAN BAKU MUTU SISTEM PENGUKURAN
1 Jam 150 µg/m³ aktif kontinu
aktif manual
24 Jam 75 µg/m³ aktif kontinu
1 Tahun 45 µg/m³ aktif kontinu
Timbal (Pb)
Timbal merupakan logam berat yang ditemukan secara alami dibawah tanah.
Proses timbal muncul di udara dikarenakan pengolahan biji dan logam, melalui pembakaran bahan bakar bertimbal untuk pesawat dan kendaraan.
Pengukuran Timbal dilakukan dengan cara :
WAKTU PENGUKURAN BAKU MUTU SISTEM PENGUKURAN
24 Jam 2 µg/m³ aktif manual
Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tercipta saat karbon di bakar.
Sebagian besar, karbon monoksida muncul dari pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan, pabrik, dan pembangkit listrik, namun sumber utama muncul dari pembakaran kayu atau limbah tanaman.
Cara mengukur karbon monoksida di udara:
WAKTU PENGUKURAN BAKU MUTU SISTEM PENGUKURAN
1 Jam 10000 µg/m³ aktif kontinu
8 Jam 4000 µg/m³ aktif kontinu
Keterangan :
µg/m³ = konsentrasi dalam mikrogram per meter kubik,
pada kondisi atmosfer normal, yaitu tekanan (P) 1 atm dan temperatur (T) 25°C
# Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama 1 (satu) jam adalah konsentrasi hasil pengukuran yang dilakukan setiap 30 (tiga puluh) menit (dalam 1 jam dilakukan 2 kali pengukuran) dan dilakukan di antara pukul 11:00 – 14:O0 waktu setempat
## Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama 8 (delapan) jam adalah konsentrasi dari waktu pengukuran yang dilakukan di antara pukul 06:00 – 18:00 waktu setempat.
### Konsentrasi yang dilaporkan untuk waktu pengukuran selama 3 (tiga) jam
Dampak Penurunan Kualitas Udara
Bagaimana dampak dari penurunan kualitas udara di lingkungan? Dampak dari penurunan kualitas udara terdapat banyak tujuan yang merusak bumi ada banyak dan tentu ini merugikan berbagai pihak. Berikut dampak yang bisa terjadi:
Menganggu Kesehatan Manusia
Membahayakan Hewan dan tumbuhan
Penyebab terjadinya Hujan Asam
Membuat Kerusakan Lapisan Ozon
Meningkatkan Nitrogen ke dalam Tanah
Gas Rumah Kac
Pengukuran aktif kontinyu adalah metode pemantauan yang dilakukan secara berkelanjutan dan otomatis. Dalam beberapa konteks, ini mengacu pada pengukuran parameter tertentu secara terus-menerus tanpa
interupsi. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan metode pengukuran aktif kontinyu:
1. Pengukuran Kualitas Udara: Dalam pemantauan kualitas udara, sistem kontinyu menggunakan perangkat
seperti Automated Quality Monitoring System (AQMS) untuk mengukur parameter seperti konsentrasi partikel PM2.5, PM10, oksida nitrogen (NOx), ozon (O3), dan lainnya secara terus- menerus. Metode ini memungkinkan pemantauan real-time dan memberikan data yang akurat untuk mengambil tindakan jika ditemukan polusi udara yang berbahaya1 .
2. Penurunan Kadar Logam dalam Air Limbah: Dalam penelitian ilmiah, sistem kolom kontinyu digunakan untuk mengukur efisiensi penyerapan logam berat (seperti tembaga dan seng) dari limbah simulasi menggunakan karbon aktif teraktivasi. Pengukuran ini dilakukan secara terus-menerus melalui aliran limbah yang mengalir melalui kolom yang diisi dengan adsorben. Hasil pengukuran membantu memahami efisiensi penjerapan dan kapasitas adsorpsi2 .
3. Pemantauan Proses Industri: Dalam industri, sistem pengukuran aktif kontinyu digunakan untuk memantau
parameter seperti suhu, tekanan, aliran, dan kualitas bahan baku atau produk. Data yang diperoleh secara terus-menerus
memungkinkan pengendalian proses yang lebih baik dan deteksi dini jika ada ketidaksesuaian3 .
BIOLOGICAL MONITORING
Biological Monitoring atau Biomonitoring adalah pengambilan sampel dari cairan tubuh dan terkadang jaringan tubuh dengan tujuan mengetahui atau memperkirakan dosis internal paparan bahan kimia di tempat kerja pada individu atau untuk menilai kisaran paparan internal dalam populasi tertentu terhadap polutan di lingkungan. Selain untuk mengetahui atau memperkirakan dosis internal dan menilai paparan dalam populasi, biomonitoring juga bertujuan untuk menilai tingkat paparan toksikan dan risiko kesehatan yang dapat terjadi, serta mengetahui efektivitas program pencegahan dan pengendalian risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Biomonitoring merupakan bagian dari program surveilans kesehatan kerja. Dalam melakukan pengambilan sampel untuk diteliti, biasanya menggunakan urin, darah, rambut, udara yang dihembuskan dari tubuh, dan air liur (saliva) (Klaassen, 2013). Sampel urin merupakan sampel yang mudah untuk diambil di tempat kerja. Dalam mengambil sampel perlu diperhatikan waktu pengambilan sampel sesuai yang ditetapkan ACGIH dalam setiap BEI.
Waktu pengambilan sampel menurut ACGIH meliputi:
1) Prior to shift Pengambilan sampel 16 jam setelah selesai terpapar, tetapi sebelum terpapar apapun pada hari pengambilan sampel.
2) Prior to last shift Pengambilan sampel sebelum shift terakhir pada satu minggu kerja
3) Increase during shift Merupakan pengambilan sampel yang memerlukan sampel sebelum dan sesudah shift.
4) During shift Pengambilan sampel kapanpun setelah 2 jam terpapar.
5) End of shift Pengambilan sampel secepatnya setelah paparan selesai.
6) End of the workweek Pengambilan sampel setelah 4 atau lima hari kerja berturut-turut terpapar.
7) Discretionary/Not critical Pengambilan sampel yang dapat dilakukan kapan saja, dipengaruhi faktor waktu paruh yang panjang dan tingkatannya mungkin memerlukan waktu bermingguminggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun setelah seorang pekerja pertama kali mulai bekerja sampai mendekati kondisi aman dan sebanding dengan BEI. Perlu dilakukan pencatatan sampel dari awal karir pekerja yang apabila menunjukkan adanya peningkatan dan memungkinkan adanya
peningkatan paparan, maka harus ditangani meskipun nilai paparannya masih di bawah BEI.
KUDR Adalah: Sejarah, Penyebab, dan Dampak pada Pekerja
Kualitas Udara Dalam Ruang (KUDR) adalah kualitas udara ada dalam
rumah/ruang/gedung/ tempat kerja yang terjadi karena pencemaran maupun kondisi yang buruk, hingga menimbulkan ketidaknyamanan kerja dan masalah kesehatan bagi pekerja. Manajemen Perusahaan maupun industri harus
memahami mengenai kondisi KUDR di dalam gedung maupun ruang kerja untuk mengurangi risiko masalah kesehatan dalam ruangan.
Sering sekali banyak dari kita semua beranggapan bahwa polusi dan
pencemaran udara hanya terjadi di luar ruangan. Padahal ada cukup banyak polusi udara yang terjadi di sekitar kita, salah satunya mengenai polusi dalam ruangan atau yang sering disebut dengan KUDR.
Mengutip dari Cpsc.gov bahwa ada banyak penelitian yang mengungkapkan udara dalam ruang dapat lebih tercemar daripada udara di luar ruangan.
Terutama terjadi di kota-kota besar maupun area industri. Tentu ini mengejutkan kita semua, tempat yang kita anggap cukup aman ternyata menjadi tempat yang tidak aman untuk kita.
Kondisi KUDR akan sangat ditentukan dengan suhu, kelembaban, kadar oksigen, dan kadar kontaminan udara. Tentu ini perlu dilakukan monitoring dan
pengujian. Bagi industri yang ingin melakukan pengujian KUDR perlu
menggandeng Laboratorium Lingkungan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi.
Sejarah KUDR
Bagaimana sejarah kemunculan KUDR di dunia? Kondisi ini terjadi setelah munculnya masalah publik yang cukup penting setelah adanya implementasi konservasi energi bangunan yang terjadi karena embargo minyak pada 1973. di era ini banyak bangunan yang dibangun dengan mengurangi laju aliran udara luar dan konstruksi yang lebih ketat untuk mengurangi konsumsi energi pemanasan dan pendinginan.
Selain itu, mengutip dari Muhyidin.id, adanya peningkatan dalam penggunaan bahan bangunan sintetis, penggunaan peralatan kantor menyebabkan tingkat senyawa lebih tinggi pada persyaratan bangunan yang ketat. Meningkatnya kesadaran publik akan masalah kesehatan, penyakit Leoginela, dan kurang toleransi dengan asap tembakau menimbulkan masalah baru dalam KUDR.
Sehingga saat ini, setiap gedung dan bangunan perlu memperhatikan kondisi aliran udara luar yang lebih tinggi. Agar membuat para pekerja yang ada di dalamnya merasa lebih aman dan sehat.
Penyebab KUDR Adalah
Mungkin banyak dari Anda yang bertanya-tanya, darimana sumber pencemar KUDR. KUDR adalah bagaimana industri, manajemen, atau perusahaan
memantau kualitas kondisi udara di dalam ruang. Banyak masalah muncul dari KUDR diakibatkan dari kondisi ventilasi rumah dan gedung yang tidak mampu membawa udara luar yang baik untuk membawa polutan keluar ruangan.
Tingkat suhu dan kelembaban yang tinggi juga menimbulkan konsentrasi polutan yang meningkat.
Sumber Polutan KUDR
Darimana polutan KUDR yang muncul di dalam ruangan? Sumber udara muncul dari pembakaran seperti minyak, gas, minyak tanah, batubara, kayu, dan produk tembakau. Selain itu, bahan bangunan yang sudah rusak, bahan yang
mengandung asbes, karpet basah, lembab, atau lemari yang terbuat dari kayu.
Selain itu produk pembersih dan perawatan ruangan juga menjadi penyumbang polutan KUDR. Sistem pemanas dan pendingin sentral maupun perangkat kelembapan. Setiap sumber bergantung pada berapa banyak polutan yang tercemar serta seberapa berbahaya emisi tersebut
Mesin-mesin industri yang ada di dalam Pabrik ataupun lokasi industri juga menjadi bagian penyumbang polutan pada KUDR. Konsentrasi polutan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama di dalam ruangan. Oleh sebab itu, perlu adanya laju aliran udara yang baik di lokasi industri, yang akan membantu
industri menekan kondisi kualitas udara di dalam ruang.
Parameter
Dalam menguji Kualitas Udara Dalam Ruang atau KUDR adalah dengan melihat parameter uji yang telah ditetapkan. Ada beberapa parameter yang menjadi acuan KUDR, yaitu:
Suhu/Temperatur Udara
Suhu ruangan memiliki peran penting dalam menjaga kondisi tubuh pekerja.
Suhu disesuaikan dalam kondisi pekerjaan. Apakah pekerja bekerja di tempat yang panas atau pekerja bekerja di tempat yang dingin. Setiap kondisi ruangan perlu penyesuaian suhu tersebut.
Dalam pengukuran suhu udara pada KUDR adalah dengan melakukan penilaian suhu, biasanya dibedakan menjadi dua yaitu suhu basah, jika udara
mengandung uap air dan suhu kering bilamana udara ruangan tidak
mengandung uap air. Untuk mengetahui kondisi suhu, perlu menggunakan
termometer sensor. Bagi pekerja, suhu normal dalam kondisi kering 22°C-25°C.
Jika pekerja dengan beban kerja ringan suhu antara 20°-25°C.
Penetapan suhu dilakukan dengan memperhitungan kondisi iklim di masing- masing wilayah industri. Perubahan suhu yang terjadi lebih dari 7°C secara tiba- tiba dapat menyebabkan pengerutan saluran darah pada manusia.
Kelembaban Udara
KUDR adalah cara untuk menghitung kelembaban udara yang dihitung berdasarkan suhu basah dan kering. Sehingga kedua parameter ini sangat berkaitan. Suhu dan kelembaban akan menjadi bagian penting dalam
memberikan kenyamanan kepada para pekerja, namun bisa juga memperburuk kondisi udara ruangan.
Kelembaban dibawah 20% dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir membran. Kelembaban yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan pelepasan formaldehid dari material bangunan.
Agar para pekerja nyaman, jika kelembaban udara relatif sekitar 65% sangat diperlukan Air Conditioner (AC).
Berdasarkan SNI 16-7063-2004 Nilai Ambang Batas (NAB) Iklim Kerja Panas dengan indeks Suhu Basa dan Bola berkisar :
1. Beban kerja ringan : 30,0°C 2. Beban kerja sedang : 26,7°C 3. Beban kerja berat : 25°C
Pengendalian iklim kerja panas diakukan dengan mengatur waktu kerja
sehubungan dengan tingkat paparan iklim kerja panas seperti pada tabel berikut :
Pengaturan waktu Kerja setiap jam ISBB (°C)
Waktu Kerja Waktu Istirahat
Beban Kerja
Ringan Sedang Berat
75%
50%
25%
25%
50%
75%
30,6 31,4 32, 2
28,0 29,4 31,1
25,9 27, 9 30,0
Kecepatan Aliran Udara
Kecepatan aliran udara dipengaruhi oleh gerakan dan pergantian udara dalam ruang. Besar kecepatan udara nyaman, sekitar 0,15-1,5 m/detik. Sedangkan udara kurang dari 0,1 m/detik atau lebih rendah membuat suasana ruangan tidak nyaman. Hal ini dikarenakan tidak ada gerakan udara, kecepatan udara yang terlalu cepat juga membuat tarikan dingin atau kebisingan di dalam ruangan.
Kebersihan Udara
Kebersihan udara berkaitan dengan kontaminasi udara baik kimia maupun mikrobiologi. Sehingga industri perlu mengetahui sistem ventilasi AC umumnya dilengkapi saringan udara untuk mengurangi atau menghilangkan masuknya zat-zat berbahaya ke dalam ruangan.
Bau
Bau dapat menjadi sinyal hadirnya zat kimia berbahaya seperti Hidrogen Sulfida, Amonia, dll. Bau juga bisa bersumber dari proses biologi oleh mikroorganisme.
Ruangan lembab dengan suhu tinggi dan aliran udara tenang biasanya
menebarkan bau kurang sedap karena adanya pembusukan mikroorganisme.
Kualitas Ventilasi
Kualitas Ventilasi juga menjadi bagian dari KUDR. Pada ventilasi telah ditetapkan standar oleh WHO. Jika luas ventilasi ruangan kurang dari 10% atau ventilation rate kurang dari 20 CFM OA memberikan risiko besar terhadap Sick Building Syndrome (SBS). Sedangkan yang terbaik adalah dalam suatu ruangan 25-50 CFM OA per penghuni.
SBS adalah efek yang ditimbulkan dari kualitas ventilasi yang buruk
menyebabkan gangguan kesehatan dan kenyamanan akut terkait waktu yang dihabiskan dalam gedung. Fungsi dari ventilasi dalam lingkungan kerja
dimaksudkan untuk mengatur kondisi kenyamanan ruangan, ruangan secara alami didapatkan dengan jendela terbuka yang mengalirkan udara luar ke dalam ruangan.
Pencahayaan
Pencahayaan menjadi parameter dalam KUDR dan juga persyaratan K3 dalam perusahaan. Sistem pencahayaan bersumber dari dua macam, sistem
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan penting berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme dalam ruangan. Sinar matahari dapat membunuh kuman-kuman yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
Kadar Debu/Partikulat
Partikulat memiliki kadar yang cukup kecil dan tidak terlihat oleh mata dan dapat dihirup oleh manusia. Sumber utama dari partikulat bisa bersumber dari asap rokok, selain itu juga bersumber dari alat pembakaran, material asbes, dan partikulat rumah. Penggunaan aerosol spray dan kerusakan komponengedung juga menjadi sumber partikulat. Di perkantoran sumber partikulat juga
bersumber dari mesin fotocopy di udara.
Itulah beberapa parameter yang menjadi acuan KUDR. Hal tersebut menjadi KUDR sebagai penilaian terhadap setiap parameter dari sumber kualitas udara.
Keluhan Kesehatan KUDR
KUDR yang buruk tentu akan menyebabkan berbagai jenis penyakit yang akan menimpa pekerja. Mengutip dari Epa.gov paparan dari kualitas udara yang buruk dapat dirasakan secara langsung maupun setelah bertahun-tahun.
Dampak Langsung
Dampak langsung dari KUDR adalah iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan, sakit kepala, pusing, hingga kelelahan. Inilah dampak jangka pendek yang bisa segera di obati. Penyakit parah yang bisa langsung menyerang pekerja adalah asma.
Reaksi langsung yang terjadi tergantung dari berbagai faktor pada pekerja, seperti usia maupun riwayat penyakit yang ada di pekerja. Pada beberapa kasus, seseorang menyadari bahwa dirinya terkena paparan udara buruk bisa terjadi pada kepekaan masing-masing. Sebagian orang dapat lebih peka terhadap polutan yang bersifat biologis maupun kimia setelah terpapar secara berulang dan dalam paparan tinggi.
Sedangkan efek langsung yang terjadi adalah flu atau penyakit virus lainnya, hal ini sulit di deteksi. Karena bisa jadi, hal tersebut disebabkan oleh gejala lainnya.
Dampak Jangka Panjang
Dampak jangka panjang dari KUDR adalah penyakit pernafasan, jantung dan kanker, secara fatal. Sangat bijak apabila kualitas udara dalam ruangan di rumah ataupun kantor perlu dilakukan monitoring ataupun kontrol secara rutin untuk mencegah hal ini.
Paparan pada KUDR dalam jangka panjang bisa menyebabkan kondisi vatal, dan sering sekali muncul konsentrasi paparan yang diperlukan untuk menghasilkan gangguan kesehatan tertentu. Setiap individu juga dapat bereaksi secara
berbeda terhadap polutan dari KUDR. Sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dampak paparan tersebut.
Solusi
Bagaimana solusi KUDR adalah dengan melakukan kontrol terhadap hal-hal yang membuat kualitas udara dalam ruang terkontaminan. Jika memang ditemukan persoalan, perlu dibagi dari setiap parameter yang ada dan disesuaikan dari parameter.
Pastikan ruangan memiliki aliran udara yang maksimal, untuk mengeluarkan polutan ataupun kontaminan yang ada di dalam ruangan. Pastikan setiap alat yang membantu mengurangi polutan bekerja dengan baik dan melakukan pembersihan dan perbaikan secara optimal.
Jika ada alat yang berjamur ataupun rusak, segera ganti dengan alat baru untuk mendapatkan hasil maksimal untuk ruangan Anda. Perhatikan juga suhu dan kelembaban udara di ruangan agar pekerja selalu merasa nyaman dalam bekerja.