PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengajuan Pajak Manual dengan e-SPT dalam Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Berpajak di KPP Pratama Watampone?”. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pelaporan SPT manual dibandingkan dengan e-SPT untuk mengoptimalkan kepatuhan wajib pajak.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Wajib Pajak yang melakukan transaksi dalam jumlah cukup besar juga harus melampirkan dokumen dalam jumlah yang cukup besar. Sedangkan yang dimaksud dengan aplikasi e-SPT adalah aplikasi Direktorat Jenderal Pajak yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk menghasilkan e-SPT. Devano (2010) sebagaimana dikutip dalam penelitian Safitri (2013) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi wajib pajak orang pribadi, antara lain:
Surat Pemberitahuan (SPT) merupakan surat yang digunakan Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Watampone. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan SPT manual dan elektronik di KPP Pratama Watampone.
Wawancara dilakukan terhadap beberapa informan yang bekerja di KPP Pratama Watampone dan beberapa wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Watampone.
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
- Konsep Pajak
- SPT Manual
- e-SPT
- Kepatuhan Wajib Pajak
Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian ini menjelaskan kepuasan wajib pajak terhadap kualitas informasi yang dihasilkan sistem elektronik.
Kerangka Fikir
Hipotesis
Apalagi, wajib pajak hanya menerimanya secara langsung sesuai jangka waktu yang ditentukan oleh pusat. Wajib Pajak dapat mencetak bukti pemotongan/pemungutan menggunakan aplikasi e-SPT dan menyerahkannya kepada pihak pemotongan/pemungut. Sertifikat digital merupakan salah satu alat yang berfungsi sebagai pelindung data wajib pajak dalam setiap proses transaksi.
Selain itu, meskipun sistem sudah online, kami tetap menyediakan konsultan pajak kepada wajib pajak KPP Pratama Watampone. Sulitnya komunikasi dan kurangnya perhatian masyarakat atau wajib pajak saat proses sosialisasi berlangsung membuat KPP Pratama Watampone cukup kesulitan. Namun, terdapat peningkatan jumlah wajib pajak badan yang melaporkan surat pemberitahuannya secara elektronik dari tahun ke tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan program e-SPT belum terlalu efektif terhadap kepatuhan wajib pajak khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Watampone. Selain itu, meskipun sistem sudah online, kami tetap menyediakan konsultan pajak bagi wajib pajak KPP Pratama Watampone.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu jenis metode penelitian yang dilakukan dengan memusatkan perhatian pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan hubungan antar variabel yang berbeda. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu peristiwa, situasi, benda, orang atau hal lain yang berhubungan dengan variabel yang dapat dijelaskan dengan menggunakan angka atau kata.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Defenisi Operasional Variabel
Jadi, optimalisasi kepatuhan wajib pajak adalah upaya untuk memaksimalkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan pajaknya sehingga dapat mewujudkan imbal hasil yang diinginkan atau diinginkan.
Jenis dan Sumber Data
Secara spesifik data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara kepada kepala kantor dan sejumlah pegawai, khususnya terkait dengan sistem pelaporan SPT manual dan e-SPT.
Populasi Dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
Metode Analisis Data
Penyelesaian proses permohonan wajib pajak untuk pindah ke kantor pelayanan pajak baru, seperti tempat tinggal atau status dan kewajiban perpajakan lainnya. Keempat pihak tersebut, selain Wajib Pajak, merupakan pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap e-Filing online. Sertifikat digital disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan e-FIN yang didaftarkan oleh Wajib Pajak pada perusahaan ASP.
KPP Pratama Watompone mendapat respon baik, namun ada juga respon kurang baik dari Wajib Pajak sendiri. Untuk informasi lebih lanjut, Wajib Pajak juga dapat mendatangi Meja Informasi di KPP tanpa perlu antri. Terlihat pada Grafik 4.2 bahwa wajib pajak badan yang melaporkan surat pemberitahuannya secara elektronik mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Peningkatan ini terlihat dari tahun 2013 hingga tahun 2017, khususnya pada tahun 2015 dan 2016 pada wajib pajak. Dan masih banyak wajib pajak yang belum mengetahui bahwa sistem elektronik tersedia di KPP tempat wajib pajak terdaftar karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh petugas pajak di KPP Watampone Pratama.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Kantor Pelayanan Pajak Watapone Pratama pada awalnya didirikan dengan nama IPEDA (Sumbangan Pembangunan Daerah) yang berlokasi di Jalan Hati Murni yang kemudian berubah menjadi Jl Sangir 3. Pada tanggal 2 September 2013, dilantik menjadi kepala kantor KPP Pratama Watampone yang baru. , yaitu Bpk. Sugeng Pamilu, bekerja sampai sekarang. Memimpin penyusunan pembahasan tentang alasan dilakukannya pemotongan atau pemungutan pajak atas permintaan Wajib Pajak berdasarkan hasil penghitungan ketetapan pajak.
Eksekusi surat penghapusan Nomor Pokok Pajak (NPWP) dan/atau pembatalan Surat Keterangan Wajib Pajak (PKP) dan pembatalan/pembetulan STP, SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN dan produk hukum lainnya. Tugas bagian pengawasan dan penasehatan I adalah melaksanakan tata cara penambahan tagihan Wajib Pajak, usulan koreksi surat ketetapan pajak, bimbingan teknis perpajakan dan nasihat kepada Wajib Pajak. Departemen Pengawasan dan Penyuluhan II mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, menyusun profil Wajib Pajak, menganalisis operasional Wajib Pajak, mengkoordinasikan pendataan Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan memberikan nasihat kepada Wajib Pajak.
Bagian Pengawasan dan Konsultasi III bertugas mengawasi kepatuhan terhadap kewajiban perpajakan Wajib Pajak, menyusun profil Wajib Pajak, menganalisis kinerja Wajib Pajak, merekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan memberikan nasihat kepada Wajib Pajak. Bagian IV Pengawasan dan Konsultasi mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan terhadap kewajiban perpajakan Wajib Pajak, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan pemberian nasihat kepada Wajib Pajak.
Analisis Data
DJP: Bila ya, maka Wajib Pajak menerima formulir perubahan/pemindahan data Wajib Pajak yang harus diisinya; atau Jika tidak, prosedur selanjutnya sangatlah mudah. Wajib Pajak melaporkan kepada KPP melalui media elektronik dengan membawa formulir SPT pokok PPh tahunan, dicetak dengan e-SPT, yang ditandatangani bersama dengan file data SPT yang disimpan dalam media komputer sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Wajib Pajak dapat mengajukan secara elektronik, harus melakukan registrasi untuk mendapatkan e-FIN (Electronic Filing Identification System) yaitu nomor identifikasi yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak yang bertransaksi dengan Direktorat Jenderal Pajak.
Setelah memperoleh e-FIN, Wajib Pajak dapat mendaftar pada salah satu perusahaan Application Service Provider (ASP) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak dan akan menerima Sertifikat Digital dari Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan e-FIN yang telah dimiliki Wajib Pajak. , yang fungsinya untuk melindungi data SPT dalam bentuk enkripsi (pengacakan) sehingga hanya dapat dibaca oleh sistem tertentu (dalam hal ini sistem penerimaan SPT ASP dan Direktorat Jenderal Pajak) dengan nama dan NPWP penerima SPT. wajib pajak yang bersangkutan. Selain itu, sertifikat (Digital Certificate) yang diperoleh akan selalu digunakan setiap wajib pajak menyampaikan SPT secara online. Selain itu, pelayanan lebih efektif dan efisien karena tersedianya waktu bagi Wajib Pajak yang melakukan secara manual dengan leluasa memberikan pemahaman yang lebih panjang.
Jika tidak memiliki EFIN, kehilangan EFIN atau lupa password dan lain-lain, Wajib Pajak juga dapat mengurusnya langsung di KPP. Dalam penelitian ini diperoleh informasi dari KPP Pratama Watampone mengenai proses administrasi perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak seperti yang disampaikan oleh Bapak. Iskandar tentang proses administrasi perpajakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Bagi Wajib Pajak, penggunaan e-SPT memungkinkan pengorganisasian data perpajakan dengan baik sehingga memudahkan Wajib Pajak dalam melakukan penghitungan dalam pelaporan pajak karena dilakukan dengan menggunakan komputer.
Tabel di atas menunjukkan bahwa wajib pajak orang pribadi tidak mengalami peningkatan sama sekali dalam melaporkan PDB-nya dari tahun ke tahun.
Pembahasan
Fenomena tersebut terjadi karena beberapa faktor yang melatar belakangi, antara lain masih banyak Wajib Pajak yang belum memahami cara penyampaian SPT melalui sistem aplikasi e-SPT. Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data yang diperoleh dari KPP Pratama Watampone dengan membandingkan penerapan sistem pelaporan SPT manual dengan e-SPT, penulis mengambil kesimpulan bahwa pelaporan menggunakan SPT manual lebih optimal untuk dipatuhi oleh wajib pajak dibandingkan dengan pelaporan menggunakan e-SPT. . -SPT.SPT di KPP Pratama Watampone. Sosialisasi secara luas mengenai penerapan e-SPT kepada wajib pajak perlu ditingkatkan agar wajib pajak lebih memahami urgensi penerapan e-SPT serta tujuan dan manfaat penerapan e-SPT, sehingga timbul kesadaran di kalangan wajib pajak dan timbul motivasi untuk menerapkan e-SPT. menggunakan fasilitas e-SPT SPT sebagai sarana pelaporan pajak terutang.
Informasi tersebut hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan tidak sesuai teknis dengan peraturan perundang-undangan perpajakan, sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh Wajib Pajak dan pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh Wajib Pajak. Pengaruh Penerapan E-SPT (Masa Pajak) terhadap Efisiensi Pengolahan Data Pajak (Studi Kasus Pengusaha Kena Pajak di KPP Pratama Semarang Barat). Pengaruh penerapan e-SPT PPN terhadap efisiensi pengisian SPT menurut persepsi Wajib Pajak: Survei Pengusaha Kena Pajak di KPP Pratama “X”, jurnal akuntansi Vol.4 Kurnia Ahmad.
Di KPP terdapat bagian PDI (Pengolahan Data dan Informasi), Wajib Pajak mencatat laporan hanya dalam bentuk hard copy, dengan memasukkan rincian laporan pajak ke dalam aplikasi DJP (entri data SPT secara manual), sedangkan Wajib Pajak yang menyampaikan e-SPT tidak ada. . membutuhkan waktu lebih lama untuk mencatat data perpajakan, karena data wajib pajak tersinkronisasi pada aplikasi sistem informasi DJP. Yang perlu Anda ingat, sistem terbaru ini dapat membantu administrasi kita menjadi lebih efektif dan efisien serta mampu meningkatkan kepuasan wajib pajak serta membuat proses pelayanan berjalan lebih maksimal.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 tentang Bentuk dan Isi Pemberitahuan serta Tata Cara Penerimaan, Penyelesaian, Penandatanganan, dan Penyampaian Pemberitahuan. Analisis Penyampaian SPT Tahunan dan Perkembangan Pengusaha Kena Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bitung.Vol.3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Tahun 2007. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Analisis sistem penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik menggunakan E-SPT Pph dan dampaknya terhadap optimalisasi pelaporan pajak. Wawancara ini dilakukan terhadap informan pada tanggal 8 Agustus dengan durasi ± 1 jam untuk beberapa pertanyaan. Data pajak yang didaftarkan hanyalah laporan yang dilaporkan dalam bentuk dokumen kertas.
Bagaimana kaitannya dengan masalah akses jaringan dan apakah peralatan yang digunakan sesuai dengan standar yang diberikan. Wajib Pajak cukup mengakses file secara online, melengkapi laporannya, dan menerima bukti elektronik yang dikirimkan melalui email.