CERITA BERGAMBAR UNTUK PAUD ITK
(Kajian terhadap Terna, Pesan Moral, dan Kesesuaiannya dengan Usia Perkembangan Anak) .)
Urnar Sidik
Balai Bahasa Yogyakarta pos-e! : umarbbyyk@yahoo.com
Inti Sari
Fokus penelitian ini ialah persoalan tema dan pesan moral yang terdapat dalam cerita bergambar (cergam) untuk PAUD/TK serta kesesuaiannya dengan perkembangan anak usia dini/TK. Tujuan penelitiannya ialah untuk mediskrepsikan tema-tema dan pesan moral yang terdapat dalam cegam serta kesesuaiannya dengan perkembangan anak usia
diniflK.
Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik. Data ditentukan berdasarkan teknik purpossioe sarnpling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema dan pesan moral dalam cergam dapat dikelompokkan menjadi 7 macam, yaitu (1) kepercayaan dan pengamalan terhadap ajarar\ agama, (2) berperilaku, beretika baik, atau berakhlak baik (mulia), (3) pelestarian/pemeliharaan lingkungan hidup (flora, fauna), (4) bertanggung jawab, bekerja keras, dan kreatif, (5) kepedulian sosial, (6) menjaga kebersihary ketertiban, dan kesehatan, (7) menaati nasihat orang tua, guru, dan aturan yang berlaku. Tidak seluruh tema dan pesan moral yang terdapat dalam cergam sesuai dengan tingkatan usia perkembangan anak usia dini/TK. Pada cergam yang bertemakan keagamaan banyak tema dan pesan moral yang kurang sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini/TK.Focus of this research is theme and morat
rrrrl!r:r::r::
of picture storyfor
pArJD/Kindergartenand
itsappropriateness with pre school children agelkindergarten. The aim of the research is to describe themes and moral teaching in pictures story and its appropriateness to the growth of preschool childrenlkindergarten.
This research was conducted using pragmatic approach. Data was collected using purposiae sampling. The result shows that themes and morql teaching could be classified into 7 kinds, (1) belief and application to the religious teaching, (2) good in attitude, ethic, or characters, (3) preseraationlmaintenance of natural life (florn, fnuna), (4) responsible, hnrd worker, and creatiae, (5) social care, (6) keep on clean, orderly, and health, (7) obey to parents, teachers, and rules. The themes and moral teaching are not entirely suitable
for childreru growth in preschoollkindergarten.
ln
pictures stories with religious theme, there appeared improprinte themes and maral teachings for children in preschoollkindergartenage.
.,Keywords: PAUD/kindergartut, themes, moral teaching
1
Naskah masuk tanggal 15 Maret 2012. Editor: Herry Mardianto. Edit L 15 -29 Maret 2012, Edit tr: 11-16 ]uni 201243
L.
Pendahuluanl.1Latar
BelakangCerita
anak sengajadibuat untuk dijadi-
kan sebagai media menyampaikan pesan (ajar-an) kepada
anak-anak. Karenanya, masalah tema dan pesan moral dalam cerita menjadi as-pek mendasar yang akan disampaikan kepada audiens (anak). Pesan moral dalam cerita dapat
dititipkan melalui struktur cerit4
misalnya le-wai
tokotr,plot,
setting, atau bahasa yangdi-
gunakan.Sebagai bahan pendidikary tema dan pesan atau amanat cerita
harus
disesuaikan dengantingkat
perkembangan usia anak (Sugihastuti, 1996:23; Sarumpaet (197 6:29-33)).
Karenanyacerita hendaknya dibuat atas dasar tujuan yang akan dicapai dalam
pendidikan
sesuai dengantingkat
perkembanganusia anak.
Suwardjo (dalam Harian Global,16]uli
2006) menyatakan bahwa cerita yangbermutu
sangatdiperlukan
sebagai bahanpendidikan
anak.Cerita
yang baik akan dapat memperlihatkandiri
anak ter- hadap pajanan dunia (world expose) yang global.Selain
itu,
dengan cerita yang baik, anak dapat mereplikasikan pengalamanhidup
oranglain
dengan seolah-olahanak mengalami
sendiri.]ika
suatu ceritayang diberikan
kepada anaktidak baik atau tidak
sesuaidengan tingkat pertumbuhan dan
perkembanganusia
anak,sangat dimungkinkan akan merugikan
dan bahkan "mencelakakar" anak. Tema dan pesanmoral
yangbaik
akanberkontribusi
padaniiai
yang baik pula terhadap perkembangan anak.
Widiantoro (2007) menyatakan
bahwacerita memiliki banyak manfaaf seperti
me- ngembangkan dayapikir dan imajinasi
anak, mengembangkan kemampuan berbicara anak, mengembangkandaya
sosialisasianak,
dan yang terutama adalah sarana komunikasi anakdengan lingkungannya. Selain itu, dari
ber-bagai
caramendidik
anak, cerita mempakan cara paling ampuh dan efektifuntuk
memberi-kan
sentuhanmanusiawi
(humantouch)
dan sportivitas bagi anak.Yakub (2007:1) menyatakan
bahwa
ceritadapat menciptakan
kepekaanterhadap
sanganak. Tokoh dan karakter yang
diceritakan akan selaludiingat
oleh sang anak, baik tokohbaik maupun tokoh jahat. Cerita juga
dapat44 Widyapanra, Volume 40, Nomor t,
Juni2aL2
berpengaruh
bagi
kesembuhan anakyang
se-dang sakit, terutama dampak
psikologisnya.Cerita anak berpengaruh terhadap tingkah laku, moral dan sportivitas
anak.Di
samping itu, bercerita dengan cara yang sistematik akan menumbuhkembangkan budaya(kultur)
baca di kemudian hari.Terkait
dengan ha1di
atas,Hardiman
ElAzhary
(sebagaimanadikutip
oldn Kedaulatan Rakyat,5 Desember 2007:1.5) menyatakan bah- wa media pendiclikan bagi anak usiadini
akanlebih efektif jika disampaikan melalui
cerita.Bahan ajar yang berupa cerita mempunyai po-
tensi yang
sangat besardijadikan media
pe- ngembangan berbagai kemampuan pada anak.Sehubungan
dengan hal di
atas, cerita- cerita yangdijadikan
sebagai bahanpendidik-
an anak menjadi sangatmenarik untuk diteli-
ti. Meskipun demikian, karena
keterbatasan berbagaihaf
pada kesempatanini,
peneiitianhanya akan difokuskan pada masalah
tema dan pesanmoral
serta kesesuaiannya dengan tingkat p6rkembangan usia anak.1.2 Pennasalahan
Berkaitan dengan
latar
belakangdi
atas,hal yang menjadi masalah pada
penelitianini ialah
tema dan pesanmoral
apa saja yangterdapat dalam
cergamuntuk PAUD/TK
ser- ta bagaimana kesesuaiannya dengan usia per- kembangan anak?1.3
Tujuan
dan ManfaatPenelitian
Dari permasalahan tersebut
di
atas,fujuan
dalampenelitian ini
ialahuntuk
mediskrepsi- kan tema-tema dan pesanmoral
apa saja yang terdapat dalam cergam serta kesesuaiannya de-ngan
perkembangan anakusia dini/TK.
Ada- pun manfaat yangingin
dicapai dalampeneliti-
anini
ialah (1) memberikan referensi tambahan dalam khazanah pengkajian sastra anak (litera-tur
anak), (2) memberikan bahanpraktis
bagi orangtua
danguru PAUD/TK
dalammemilih
cergam yangbaik
sebagai bahanpendidikan-
nya.2.
LandasanTeori 2.1Fungsi CeritaAnak
Sebagai karya sastra, cerita anak bukanlah
sesuatu yang bebas
nilai.
Cerita anak merupa-kan wahana pembawa nilai-nilai yang
akandisampaikan kepada audiens. Di samping
berfungsi
sebagaihiburan
(menyenangkan), cerita anak selalu menawarkannilai-nilai
yangdiperjuangkan unhrk audiens. Bagi
masya- rakatumum,
cerita anak selaludipahami
dandikaitkan
dengannilai tertentu
(misalnyanilai
pendidikan),di
samping sebagaihiburan
(Dja- maris, 1993:4) .Nilai
yang dip erju angkan d alamcerita anak sering bersifat
propaganda. Sifat propaganda dalarn cerita anak bukanlah unsur estetik cerita (sastra), melainkan sebagai unsur ekstra-estetik atau unsur ekstrinsik.Nurgiyantoro
(2010:35) menyatakan bah-wa sastra anak (cerita) memiliki kontribusi yang besar bagi
perkembangan kepribadiananak dalam
prosesmenuju
kedewasaan se- bagai manusia yang mempunyaijati diri
yangfelas.
Sementaraitu, Endraswara
(2005:211) menyatakan bahwacerita
anak akan mempe-ngaruhi kepribadian anak
(pembaca/pende-ngamya).
Perkembanganemosi anak
dapatdibentuk melalui
cerita-cerita atau kisah-kisahtertentu. Cerita dapat dijadikan
sebagai (1) pembentukkepribadian
anak secara alamiafuyakni
denganmenikmati cerit4
(2) penyeim-bang
emosidan
Penanaman rasatertentu
se-cara
wajaq,(3)
penanamankonsep diri
danharga diri,
(4) sebagaibekal untuk lebih
me-mahami kelebihan dan kekurangan
dirinya,dan (5) pembentuk sifat-sifat
kemanusiaan:menghargai sesama, cinta kasih, dan toleransi.
Bunanta sebagaimana
dikutip
oleh Endras- wara (2005:215) menyatakan bahwa cerita akan memberiarti
padanilai
dan kehidupan. Cerita anak akan mengajarkan kepada anak tentang bagaimana memecahkan masalah dengan cara yang memuaskan dan menyenangkan. Dalamkaitannya dengan
perkembangananak,
me-nurut
Tarigan (1995:9-
12), sastra (cerita) dap atmemberikan
sumbanganterhadap empat
as-pek.
Pertama,aspek perkembangan
bahasa,yaitu
sastra (lisan dantulis)
akan memperkaya kosakata dan peristilahan bagi anak' Kedua, as-pek
perkembangankepribadian, yaitu
ketikaanak
dilatih
(dirangsang)untuk
mengekspresi-kan emosinya perasaannya dan meng-
ekspresikan
empatinya terhadap orang
lain, serta mengembangkanjati diri dan harga di-
rinya, yang dalam cerita digambarkan pada to-
kohnya.
Ketiga, aspek perkembangankognitif,
yaitu sastra dapat dijadikan sarana merangsang perkembangan dayanalar pada
anak dengan merefleksi pesanyang
ada padakarya
sastra.Keempat, perkembangan
sosiaf yaitu melalui
proses sosialisasi.Istilah
sosialisasi mengacu pada suatu proses memperolehperilaku,
nor- rra-norma, dan motivasi sesuai dengankondisi
sosial budaya masyarakat yang berlaku.Anak dapat memperoleh
pengalaman-Pengalamanitu melalui
karya cerita karena cerita meruPa- kan karya sastraunhlk
menggambarkan citraankehidupan masyarakat (rekarnan
fenomena dan fakta yang terjadi dalam masyarakat).2.2Tema dan Pesan
Moral
Nurgiyantoro
(2010:81) menyatakan, ke-tika
pembaca mencari "tentang apa" dalam se- buah cerita berarti ia sedang menelusuri temtu sedangkan ketika pembaca menelusuri tentang apa yangdimaui
oleh pengaranglewat
cerita, apayang ingin
disampaikanoleh
pengarang kepada audiens, atau apa yang dapat diperoleh audiens lewat ceritaitu
berarti ia sedang mem- pertanyakan tentang moral cerita, amanaf ataupesan cerita. Dengan demikian,
pertanyaan tema dan pesanmoral
cerita sangat seringdi-
lakukan oleh pembaca cerita; dan halitu
seringmenjadi
pertanyaanawal ketika
berhadapan dengan cerita. Oleh karenany4 tema dan pesanmoral cerita menjadi hal yang sangat
asasi dalam cerita anak. Terlebih lagi ceritaitu untuk dijadikan
sebagaibahan (media) pendidikan
anak usiadini/TK.
Dalam khazanah kesastraan pada
umum- nya,
pesanmoral tercakup di dalam
amanat.Adapun
tema dan amanat sesungguhnya me- rupakan dua hal yang berbeda.Di
dalam kedua halitu
terdapat sesuatu yang tersembunyi dan merupakan pesanmoral
ceritayang
akan di- sampaikan kepada audiens. Akan tetapu dalam cerita anak, aspek tema dan Pesan moral seringhlmpang-tindih. Artinya,
pernyataan tema se-kaligus menjadi
pesanmoral cerita, atau
se-baliknya.
Temayang
mengamanatkan ajaran moral tertentu pada hakikatnya tema ceritaitu
menjadi pesan moral juga.Pada
intinya
tema dan pesanmoral
ialah"apa yang dikatakan oleh penulis" melalui
Cerita Bergambar untuk PAUD/TK (Kajian terhadap Tema, Pesan Moral, dan Kesesuaiannya dengan Usia '.'. ) 45
cerita. Tema dan pesan moral pada cerita anak haruslah sesuatu yang menarik,
baik, dan
di-perlukan serta cocok
clengantingkatan
usia perkembangan anak. Temadan
pesan moral cerita itu harus terjalin secara menarik sehingga anak-anaktidak
merasa sedang mendapat we- jangan moral atau mendapat khotbah agama.Tema dan pesan moral cerita yang
di-nyatakan securu terbuka
(blak-blakin)tiaat akan menarik minat pembaca
(Rampan, 2003:90). Cerita yang terlalu mudah, deskriptif, dan pesannya sangat gamblang sehingatidak
menampilkan tantangan atau upaya pemecah-an
masalah akankurang menarik bagi
anak.Demikian juga
dengancerita "cengeng"
danmenceritakan kesedihan justru akan
meng-hilangkan empati pada anak
(FawziaAswin
Hadits, 2003:133).Yakub (2007 :B) memberikan rambu -rambu bahwa tema cerita yang
dipilih
sebagai bahanpendidikan hendaknya disesuaikan
dengantujuan yang akan dicapai dalam
pendidikan.Yang terpenting adalah tema dan pesan moral
yang
mengandungnilai-nilai didaktis,
seper-ti
keadilan, kejujurary kebersamaan,budi
pe-kerti,
dan sebagainya.Hal
yanglebih
esensial bahwa tema dan pesan moral cerita anaktidak
boleh mengalahkanalur
dan tokoh-tokoh ceri- ta. Bagi anak, ceritalebih
banyakuntuk
suatu kenikmatan daripadauntuk
pencerahan. Oleh karenaihr,
tema danmoral
cerita anak harusdisampaikan
secaratersamar, mengalir
me-ngikuti alur
cerita sehingga anaktidak
merasadiindoktrinasi
(Sarumpaet, 2003: 1 18--1 19).2.3 Usia Perkembangan
Anak
Meskipun dikatakan sebagai pendidik-
an prasekolah, pendidikan tingkat
PAUD/TK rnerupakan peletak
dasar perkembangan emosi,mentaf
dan sosial sehingga mempunyai kesiapanuntuk
proses pendidikan selanjutnya.Oleh karena ihr, pendidikan pada
tingkatanPAUD/TK
merupakanpendidikan yang unik dan
mendasar.Keunikannya, misalnya,
para siswa belurn bisa membaca danmasih
dalam dunia bermain.Yakub (2007:2) rnenyatakan bahwa berceri- ta merupakan salah satu aktivitas pada PAUD/
TK yang sangat sesuai.
Akan
tetapu }{:uck et al.(1987:163-178) menyatakan bahwa cerita per-
46 Wdyapanua, Volume 40, Nomor t,
Juni2oL2
lu disesuaikan dengan tahapan usia
anal
yaitu (1) prasekolah,yakni usia 1-3 tahun
sebagai masapertumbuhan, (2) usia prasekolah
dan taman kanak-kanak usia3-6
tahurU (3) masaawal
sekolah,usia 6-7 tahun, (4) masa anak
pertengahan atau elementari, yakni
usia 7 -9
tahun, dan (5) masa anak akhir atau elementari akhir, yaitu usia
9-12
tahun.HaI yang terkait dengan usia perkembang-
an
anak,terdapat
beberapateori yang
dike-mukakan oleh para ahli. Salah satunya di- kemukakan oleh Piagef (dalam
http://www.pemudakristen.com,.25
November
2009) bahwa perkembangankognitif
anakdibagi ke
dalam empat tahap,yaitu
sensorimotor
(usia 0--2 ta- hun), pra-operasional (usia2-7
tahun), opera- sionalkongkret
(usia7-11
tahun), operasionalformal
(usia 11 tahun ke atas).a.
SensoriMotor
(Usia0-2
Tahun)Pada
tahap ini
perkembangan pancaindra
sangat berpengaruh dalamdiri
anak.Keinginan terbesamya adalah
keinginanuntuk,menyenfuh/memegang, yaitu di- dorong oieh keinginan untuk
mengetahuireaksi dari
perbuatannya.Dalam usia ini
mereka belum mengerti akan
motivasi
dansenjata terbesamya adalah
"menangis".Menyampaikan cerita pada anak usia ini tidak
dapathanya
sekadar dengan meng- gunakan gambar sebagai alat peraga, tetapi harus dengan sesuatu yang bergerak (pang- gung boneka akan sangat membantu).b.
Pra-Operasional (Usia2-7
Thhun)Piaget sebagaimana yang
disitir
oleh Pa-palia dkk.
(2001:250) menamai masa anak- anak awal,yaitu umur 2*7 tahun
sebagai tahap praoperasional.Anak pada usia ifu mengalami
perkembangan kosakata yang sangat pesat. Selaras denganih, Ali Ah- mad Madkur (dalam Adhirn,
2002:xi) me-
nyatakan bahwa anak pada usia2=,-6 tahun
akan rajin
belajar bahasa melalui
peniruan.
Pada fase
ini
anak sudah memahami bahasa sebagaifungsi komunikasi. Dari itu
akanberkembang intelektualitas dan
konsep- konsep terbatasuntuk dapat dikomunika- sikan. Selanjubry4 Piaget (dalam
Papaliadkk.,
2001:250)menyatakan bahwa
anak padausia 4-10 tahun
suka berbicara sen-diri. Hal itu akan membantu
anakuntuk
mengintegrasikan bahasa dengan
pikiran-
nya.Pada
usia
praoperasional,anak
menjadi egosentris sehingga berkesan"pelilt"
karena iatidak
bisamelihat dari sudut
pandang orang lain. Anak jugamemiliki
kecenderunganuntuk meniru orang di
sekelilingnya.Namury
pada saatberusia 6-7 tahun
merekasudah mulai
mengerti motivasi, meskipunbelum
mengerti caraberpikir
yang sistematis-rumit. Berkaitan dengan halitu
dalam menyampaikan cerita ha- rus ada alat peraga.Erickson (dalam
http:l/www.homepagez.comlizaac/artikell"9.html.)
menyatakan
bahwa perkembangan psikososial atau perkembang- anjiwa
anakumur 4-5 tahun
akan bertanya dalam banyakhal
sehingga berkesan cerewet.Pada
usia ini,
anak mengalami pengembang- aninisiatif/ide
hingga padahal-hal
yang ber- bau fantasi. OIeh karenanya,fiksi
cerita sudah dapat diberikan kepada anak usia ini.jacobsen (dalam http : I lwww.homep agez. com (27 November 2009) menyatakan
bahwa
anakurnur 4-6
tahun memPunyaiciri
khas mental sebagaiberikut.
(1) Rasa
ingin
tahunya besar sekali.Ia
senang apabila ada orang dewasa yang dapat mem-bantunya
memahami ajaran agama secara sederhana.(2) Imajinasinya kuat sekali. Ia dapat bersandi- wara menjadi
tokoh
apa saja yangdiingin-
kannya.(3) Mereka
belum dapat
membedakan antaracerita yang sungguhan dengan
dongeng atau khayalan.(4) Konsep terhadap
"wakfu"
dan"ruang"
rna- sih terbatas. Sebaiknyapakailah istilahhari
ini,besok, dahuluknla, di tempat yang iauh dan
lain-lain untuk melukiskan waktu
danru-
ang.(5) Suka mengajukan pertanyaan karena rasa
ingin
tahu cukup besar. Oleh sebabitu,
be- rikanlah jawaban yang sederhana pada per- tanyaan- pertanyaan mereka.(6)
Suka
mendengarkancerita. Cerita untuk
anak
balita
haruslah mengandung Penger-tian
etis yang jelas danmudah
dimengerti.Anak-anak
ini
menyukai cerita yang mem-punyai
pola yang jelas dan tetap serta me-ngandung unsur-unsur
berhitung,
perban-dingan
(kontras), pengulangandan
fakta- fakta konkret.(7) D ap at mengulang-ulang
istilah-istilah
ajar-an
agamayang didengarnya/ tanpa
me- mahami arti yang sesungguhnya.Pada
usia taman kanak-kanak (4-6 ta'
hun),
merekasudah dapat
menangkap ceritayang dikisahkan oleh gurunya. Namun,
me- reka (anak)belum
dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan. Pengamatan mereka padaumumnya
masihtotal
dan kabur, belum mengkhususpada satu hal.
Yangtimbul
da- lam angan-angannya masih dalamlingkup
ke-cil dan penuh fantasi (Endraswara
2005:210).Oleh karenanya, guru dan atau orang tua mem- bawa peranan yang sangat
penting
dalam me- nyampaikan cerita. Berfungsinya cerita sebagai media pendidikan sangat ditentukan olehguru
atau orang tua anak.Hal itu
karena anak Indo- nesia padaumumnya baru mulai
suka mem-baca cerita pada
umur
delapan sampai sepuluh tahun.3.
MetodePenelitian
3.1 Sumber Data dan Fokus
Penelitian
Sumber data penelitian ini ialah
ceritaanak yang terdapat dalam berbagai
sumber,yang dijadikan
sebagaibahan PAUD/TK
se-perti
dalam majalah anak Ayo, Bobo, Tiko, Fan- tasi, Mombi, Cerita, Ori, Bocil, Tasya, Nakita, Ayo Dakwah, Rajin Dalanah, Pintar Dakwah, Maialah TK lslam,Anak
Sholeh, Bais (Bina Anak Islam), Nabila, Roudhotul Athfal, Bustanaul Athfal, Tunas Taqwa, Sahabat Muslim, Handayani, Neka, Moti, dan sebagainya.Objek
material dalam penelitian ini
ada-lah
cergam.Akan tetapL karena
banyaknya cergam,demi
efesiensi,penelitian ini
meng- gunakan sampel. Pengambilan sampel,,dilaku-kan
denganteknik
purpossiae sampling,yaiilt
suatuteknik
pengambilan sampel disesuaikan dengantujuan penelitian (Arikunto,
2002:45).Adapun fokus penelitian ird,
sebagaimana dapatdilihat
pada rumusan masalat! ialah ten- tang tema dan pesan moral dalam cergam serta kesesuainnya sebagai bahanpendidikan
anak usiadini/TK.
Cerita Bergambar untuk PAUDfK (Kajian terhadap Tema, Pesan Moral, dan Kesesuaiannya dengan Usia .'..
|
473.2
Teknik
Pengumpulan Data danAnalisis
Pengumpulandata atau
penentr-ran datapenelitian dilakukan
denganteknik
membaca,mencataf
dan merekamdari
berbagai sumberdata.
Sebagaimanadinyatakan oleh
Sudar- yanto (2003:29) bahwateknik
sepertiitu
lazimdilakukan untuk mengungkap
permasalahan yang terdapat dalam suafu bacaan, dalam halini
cergamuntuk
PAUD/TK. Teknik membacadilakukan
berulang-ulang secara cermat, me-mahami dengan saksama, yang
kemudian membuat penandaan pada bagian-bagian ter-tentu dari
cerita yangpenting,
sesuai denganfokus penelitian, kemudian mencatat,
yangdilakukan
secaraverbatim nukilan dari
surn- ber data yang sesuai dengan permasalahan pe- nelitian.Adapun
keabsahan data dalam penelitianini
didasarkan pada validitas internal. Data pe- nelitian ditentukan atas validitas semantik, yai-tu
dengan cara memahami secara mendalamdan
menafsirkan dengan mempertimbangkanmakna
secara keseluruhandalam
cergam de- ngan konteksnya.Penganalisisan data dilakukan
de-ngan cara mengidentifikasi, mengkaji,
dan mendeskripsikan tema dan pesanmoral
serta kesesuainnya sebagai bahan PAUD/TK. Lang-kah yang ditempuh dalam
analisisialah
de- ngan cara pencermatan mendalam dalam selu-ruh
cergam yang rnenjadi sampel, pembuatan kategori, pendeskripsianverbaf lalu
pembua-tan
in-ferensi,yaitu suatu
pemahaman secara mendalam, pembandingan satu cerita dengan cerita lainnya, kemudian pembuatan sirnpulan.4.
PembahasanSarumpaet (2003:118);
Rampan
(2003:90)menyatakan bahwa tema dan pesan moral
cerita anak haruslah memenuhi beberapa per- syaratan, antaralain, ialah
sesuatu yang baik,diperlukan
oleh anak, cocok dengan tingkatan usia perkembangan anak,dan tidak indoktri-
natif.Hal itu
agar cerita anak dapat memenuhifungsinya
secaraefektif
sebagaimedia
pen-didikan
anak usiadini/TK.
Pembahasan ketigahal itu (tem4
pesarlmoral,
dan persoalan ke- sesuaian) dibahas secara terintegratif agar lebih efektif dan efesien serta mudah dipahami.48 Widyapafwa, Volume 40, Nomor t,
Juni 2ot2
4.1 Tema dan
PesanMoral Cergam untuk PAUD/TK
Tema dan pesan moral adalah termasuk isi cerita atau sebuah ajaran yang hendak disam- paikan kepada audiens. Hasil
identifikasi
pada cerita anakuntuk PAUD/TK
temadan
pesan moralnya sangat beragam. Pesan moral utama dalam cerita anak kebanyakan sejalan dengan tema cerita.Akan tetapi, dalam
sebuah ceritakadang-kadang tidak hanya membawa
satu pesanmoraf
melainkan bisa dua, atau bahkanbisa lebih.
Sejalandengan
tema-tema cerita,tema dan
pesanqoral dalam
cergam dapat dikelompokkan sebagai berikut.(1) Kepercayaan/pelaksanaan
ajaran (doktrin)
aSama(2)
Berperilaku baik, beretika baik, atau
ber- akhlakmulia
(3)
Menjaga/melestarikan lingkungan hidup
(flora, fauna)(4) Bertanggung jawab, bekerja keras, dan kre-
atif
(5) Mempunyai kepedulian sosial
(6)
Menjaga
kebersihan,ketertiban, dan
ke- sehatan(7) Menaati nasihat orang
tu4
guru, dan aturan yang berlaku4.2
Analisis
Tema dan PesanMoral
Cergam Temadan
pesanmoral
cerita bergambar menyangkut berbagai aspek kehidupan manu- sia padaumurrnya, yaitu dari
sisi kehidupan internalindividu
dan eksternah:rya. Tema-tema dan pesan moral yang disajikan dalam bentuk cerita bergambar sederhana karenaditujukan
untr"rk PAUD/TK.Keanekaragaman
tema dan pesan
mo-ral menunjukkan bahwa
betapabanyak
per- masalahan kehidupan yangperlu
disampaikan kepada anak sebagai bekal kehidupan mereka selanjutnya.Anak-anak perlu dikenalkan
de-ngan
apa-apayang
adadi
sekitamyamelalui
cergam sebagai bekalkehidupan untuk
mem-persiapkan diri menyongsong masa
depan.Dengan cerita, anak-anak akan merasa senang dan tidak merasa
digurui
atau sedangdiindok-
trinasi.Sebagaimana
telah dinyatakan pada
bab teori bahwa hal yang disampaikan dalam cerita anak ialah sesuatu yang masih dalam jangkau-an pikirart
perasaan,dan
pengalamanmoral
anak.]ika dicermati
dengan saksama, dalamcergam terdapat sebagian yang materinya
ku-
rang sesuai dengan anak usiadini.
Bukan saja pada persoalan tema dan pesan moralnya, teta- pi juga menyangkut isi cerita secara keseluruh- an.Ada juga
cerita yangtidak
jelas temanya, apa yan1 sesungguhnya hendak disampaikan kepada anak. Daryyang
sering menyedihkan bahwa cerita yang disuguhkan sangat norma-tif
sehingga aspek hiburannya menjadi hilang.PadahaL
bagi
anak, aspek menyenangkan (hi-buran) menjadi
sesuatuyang
sangat penting.Secara
rinci
tema dan pesanmoral
dalam cer- gam adalah sebagai berikut.4.2.L Berketuhanan (Religius)
Cergam
yang
temanyaberkaitan
denganreligi
(agama) cukup banyak, misalnya tentangkepercayaan (ketuhanan), syariah
(hukum), pelaksanaan a)aran, dan tamsilperilaku
tokoh dalam kehidupan. Cergarn bertema agama ke- banyakandiambilkan
dari kisah nabi dan atau para sahabatnya serta kisah-kisah yang terjadi pada masa lampau yang terjadi pada masa ke- nabian. Sedikit sekali cerBam religius yang bu- kan merupakan kisah.Hal
demikian itr.r mem- bawa persoalan tersendiri.Untuk
lebih jelasnya dapatdilihat
pada data sebagai berikut.Cerita
berjudul "IJnta Rasulullah" di
atas mengangkattema beriman kepada
kenabian Muhammad. Ceritaitu diambilkan dari
kisah-kisah nabi yang tokoh
dan setling-nya negeri Arab. Latar tempat padang pasir, pohon kurma,dan unta
serta orang-orangberkafiah
sangat mengambarkandunia Arab.
Bagi kebanyakan anak Indonesia,kondisi
dan situasi sepertiitu
masih kurang akrab.
Demikian juga dengan
cergamberjudul
"Ingin Melihat Allah". Cerita itu diambilkan dari kisah Nabi Musa ketika
menyampaikan ajaran kepada kaumnya agar beriman kepada keesaan dan kekuasaanAllah
SWT. Yang men-jadi
latar cerita ialah sosial budaya masyarakat Arab (masa Nabi Musa); demikian pula dengan latar ternpatdiambil
dari ]azirahArab
dengan gurun pasir dan pohon kurmanya.Kisah Unta Rasulullah dan kisah
NabiMusa tentu bukan
halanganuntuk dijadikan
materi cerita anak. Akan tetapr, kedua ceritaitu lebih
layakuntuk
anak usia SD, bahkan SLTP ke atas. Sumardi (2003:136) menyatakan bahwa batasan sastra anakterletak
padabentuk
dan isinya. Artinya bahwa ha1 yangdiceritakantidak
harus dunia anak, siapapun
dapat diceritakan.Syaratnya ialah bahwa hal yang diceritakan
itu
harus berdasarkantolok ukur
kaca mata anak (sudut pandang anak).Keimanan merupakan tema dan
ajaran yang abstrak sehinggaperlu hati-hati jika
me-nyuguhkannya
kepada anakusia dini
supayatidak mubazir, atau bahkan kontraproduk- tif. Bagi orang
beragama, keimanan meruPa-kan hal
sangat mendasardalam
mengemban amanat kehidupannya. Cara berpikir, bersikap, berbicara, danberperilaku
seseorang akan sa-ngat ditentukan oleh kadar keimanannya. Oleh karenanya, masalah keimanan
perlu
ditanam-kan kepada anak
sejakusia dini agar
dapat memperoleh hasil yang maksimal.Anak
akan memperoleh landasan keimanan yangbaik
se-hingga
akanlebih siap
menghadapi tantang- anhidup ketika
mereka sudah dewasa.Akan tetapi,
cergamyang dijadikan
sebagai bahanPesan Moral, dan Kesesuaiannya dengan Usia ....
|
49Cerita Bergambar untuk PAUD/TK (Kajian terhadap Tema,
harus disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Aspek menyenangkan dan menceritakan sesuatu
yang kongkret merupakan hal
yang utama dalam cerita anak.Cerita lain yang tidak sesuai
untuk
PAUD/TK ialah
cergam"Hujan Api bagi Kaum Ai- kah" dan "Halilintar bagi
Orang-Orang yangIngkar"
yangdimuat
dalam majalah Nabila (08 dan 10) tah-un 2007. Kedua cergamitu
jauhdari
jangkauan imajinasi dan fantasi anak usia dini,Kalau tidak hati-hati, cerita "Hujan Api
bagi KaumAikah"
akan menjadi ceritahoror
yang menakutkanbagi
anak. Kehororanitu terlihat ketika
terjadi hujan api yang membakar kaumAikah
hingga mereka binasa.Demikian juga cergam berjudul "Hali- lintar bagi Orang-Orang yang Ingkar"
yang;bercerita zam;u:r
Nabi
Sholeh (kaum Tsamud).Suatu
kisah
tentang seorang bernama Masda yang hendak memperistriputri jelita
bernamaSaduq. Singkat cerita, pinangan Masda itu baru akan diterima
setelahdia dapat
mem-bunuh
unta betinaNabi
Sholeh. Padahal, jauh sebelumperistiwa itu, Nabi
Sholeh sudah me-ngumumkan kepada seluruh umatnya
agartidak membunuh unta
betinamiliknya. Akan
tetapi, demi cintanya pada Sadug Masdatidak menghiraukan seruan (ajaran) Nabi
Sholefu bahkan dia tetap membunuh unta betinamilik
Nabi
Sl'roleh.Akhirnya Allah
SWT menurun-kan
azabkepada Masda dan kaum
Tsamud yang berupahalilintar dan
gempabumi
dah- syat sehingga mereka binasa.4.2.2Badi
Pekerti(Akhlak)
yangBaik
Cergam merupakan media yang
sangatbaik dalam pananaman budi pekerti
atau akhlak mulia. Halitu
karena anak tidak merasa sedang diajariuntuk
bertingkah laku. Namun, denganmenyimak
cerita, khususnya yangdi-
peragakan oleh tokohnya, anak dapat mengin- tegrasikandirinya
lCe dalamtokoh
cerita. Baik disadari maupuntidak
disadari anak akan me-niru perilaku
sang tokoh.Selain
nabi dan sahabatnya ada
tokoh-tokoh yang
sengajadibuat
sebagai penanam-an berperilaku (berakhlak mulia).
Misahrya,Nur
Laiia yang dijadikantokoh
dalam sepuluh cerita.Nur
Laila merupakan anak yang bukan saja pandai dan rajin, tetapi dia juga anak yangbaik hati dan mempunyai akhlak yang
baik.Demikian jhga tokoh Putri, Nabila dan Ah-
mad yang dijadikan sebagai tokoh yang pantasditiru
dalam halbudi
pekerti.Bagaimana tokoh memberikan contoh ke- pada anak
untuk
berperilaku baik, dapat dicer- mati dalam cergamberikut
ini.50 Widyapanva, Votume 40, Nomor
r,
Juni2072Melalui tokoh
(anakgadis dari
keluargamiskin) cergam di atas memberikan
contohkejujuran. Walaupun kondisnya miskin
dan sangatmembutuhkan uang untuk
kebutuhan sehari-hari, gadismiskin itu tetap tidak
mau curang dalam mendapatkan uang. Padahaf pe-Iuang untuk curang
terbuka, memungkinkan melakukan kecurangan tanpadiketahui
orang lain. Akan tetapu gadismiskin itu
tetap meme- gangprinsip (nilai-nilai)
kejujurary meskipun dalam kondisi terjepit.Ketika ibu anak gadis itu
rnengusulkanagar susu hasil perahan dari binatang
ter-naknya dicampur dengan air, supaya
lebih banyak, anakgadis itu
menolak.Ibunya pun
meyakinkan kepada anaknya bahwa perbutanitu tidak
akan orang yangmelihat
karenadi-
lakukan pada malam hari dan di dalam rumah.Namun, gadis
itu
tetapbersikukuh tidak
mau mencampur susunya dengan air, sernata-mata karena takut kepadaAllah
Dia Yang Maha Me- lihat.Kejujuran yang ditanamkan sejak
anakusia dini
dengan cara yangtidak
menggurui,diharapkan
akanlebih mudah
masuk, meng- intemalisasike dalam diri
anak. Jikanilai
ke-jujuran
sudah menjadi bagiandari
hidupnya, makaketika
sudah dewasa,ketika
akan men-jadi pemimpru dia
akanmmjadi
orang yang amanah.Orang yang tidak akan
merugikan orang lain.4.2.3
Peduli Lingkungan
Mencintai, merawat, dan
melestarikanlingkungan hidup, baik yang terkait
denganflora maupun fauna merupakan tema
dan pesan yang banyak terdapat dalam cerita anakusia dini. Misahrya, tema berkebun
bunga dapatdijadikan
sebagai pengenalanlingkung-
an bagi anak, yaitu
untuk
menumbuhkan sikap kecintaan terhadaplingkungan hidup
(flora),dan juga keindahan. Demikian juga
dengan tema yang terkaitmelindungi
dan melestarikan kehidupanburung
dapat dijadikanpendidikan
yang sangat baik bagi anak. Lebih jelasnyalihat
data sebagai berikut.Cerita
denganjudul "Menyirami
Tanam- an" yangterdapat dalam majalah Nabila (2007),tema dan pesannya dibawa oleh
tokohnya,yai- tu Nabiia. Ketika Nabila
sedang asyik menyi-rami tanaman hias di sekitar rumahnya,
iadiajak oleh
teman-temaruryauntuk
bermain:"Nabila, main
yuk!".
]awabanNabila tidak
ser-ta*merta mengiyakan, tetapi dia menjawab de- ngan "... aku ruenyirami tanaman dulu yaa".
Cerita tersebut dapat dipahami
bahwa merawat tanaman merupakan hal penting agarlingkungan menjadi sejuk dan asri.
Dengantanaman bunga yang terawat akan menjadikan lingkungan menyenangkaru menyehatkan, dan membuat kenyamanan
rumah
yang ditempat- tinggali"Dalam cergam bertajuk 'Anak
Burung Sakit", Bobo sebagaitokoh
cerita memberikancontoh dengan memberikan kesadaran
un-tuk menolong anak burung yang jatuh dari
sangkarnya.Bobo tidak menjadikan burung itu
sebagai piaraannya, tetapidiurusnya lalu
dilepaskankembali ke
alam bersama denganinduknya. Burung itu diberikan
kebebasanhidup di alam terbuka
suPaya ekosistem ke-hidupan
terjaga dengan baik.Cerita Bergambar untuk PAUD/TK (Kajian terhadap Tema, Pesan Moral, dan Kesesuaiannya dengan Usia .'.. ) 51
Kedua cergam
itu
memberikan pesan mo-ral
sejenis,yaitu
tentangpentingnya
menjagalingkungan hidup. Menjaga
ekosistemperlu
ditanamkan kepada anak sejak mereka masih dalamusia dini. Pesan moral yang dapat diajar- kan kepada anak-anak ialah menyayangi sesa- mamakhluk Allah. Tidak
boleh mengganggll, apalagi merusaklingkungan dan
membunuh hewan tanpa alasan yang dapat dipertangung- jawabkan. Keberadaan binatang dan tetumbu-han akan
sangat berman{aatdalam
menjaga keseimbangan ekosi stem kehidupan.4.2.4
Tanggung Jawab, Bekerja Keras,
danKreatif
Sudah
lazim apabila anak sibuk
dengandirinya
sendiri. Sifat egosentrisnya menyebab- kan sesuatu yangtidak
langsung menyangkut kepentingandirinya
akan dianggaptidak
pen-ting.
Sehubungan denganitu,
anak-anak perludididik untuk mempunyai sikap
tanggung jawab. Dengan cerita, anak-anaktidak
merasadigurui,
tetapi anak bisa mencontoh dari peris-tiwa
yang adadi
dalam cerita. Databerikut ini
memberikan gambaran terhadap persoalan itu.Hal pokok yang ingin disampikan
ke- pada anakmelalui
ceritaberjudul "Lupa
Me-52
Widyapanrvi, Volume 40, Nomor L, Juni2012nyampaikan lresan",
yaitu
keteguhan menjaga amanah (titipan). Jika rnendapatkantitipan
apapun
bentuknya (pesan atau barang)harus di-
jaga denganbaik, kemudian
disampaikan ke- pada yang berhak. Jikatitipan itu tidak
sampai kepada yangberhak
dapat berakibat merugi- kan orang lain. Akan tetapi, bagi anak dampak dari suatu kelalain seperti itr-r belumlah menjadi pemahamar:lnya. h,4enceramahianak
tentang tanggung jawab juga bukan hal yang mudah.Rasa tanggung jawab perlu ditanamkan se-
jak anak usia
dini. Akibat
dari perbuatantidak bertanggung jawab belum menjadi pemikir-
an anak. Jangankan akibatitu
akan mengenaiorang lain, yang menyangkut
kebutuhannya sendiri saja,misallya
makan danmandi tidak
menjadi perhatiannya. Oleh karenaitu,
cergam sepertiitu
akanlebih efektif dijadikan
bahan pendid ikan anak.Di
dalarnhidup ini
ada tanggung jawab yang harus diemban, ada urusan dengan orangIain yang harus diperhatikan. Ada
pekerjaanyang harus dilakukan
dengan serius, kreatif,dan penrih tanggung jawab. Pak Obi,
dalam cegamberjudul "Koki
Istimewa", memberikan keteladanan bagi anak terhadap persoalanitu.
S *Stlg.tii kri {a€e
n*iiliili & da6l!t{ql-:{e
Pak Obi dengan penuh semangat
dantanggung jarvab membuaikan kue
untuk
sang raja. Meskipun ada gangguan dari kucing, teta-pi
diatidak
patah semangat, bekerja keras dandengan kreativitasnya, Pak Obi
meneruskan pekerjaannya hingga selesai. Bahkan, tumpah- an pewarna yang disebabkan karenaulah ku-
cing menjadiinspirasi
dan kreasi yang sangat bagus.Akhirnya, roti buatan Pak Obi
dapat memuaskan sang raja.4.2.5
Kepedulian
SosialAnak usia
dini
akan cenderung egosentris sehingga berkesan semaunyasendiri.
Mereka belum bisamelihat dari sudut
pandang oranglain
(Papalia et a1.,2001:250),Karenanya
agaregosentrisnya tidak berkembang, perlu di- berikan pendidikan kepribadian
dengan cara merangsang agar mengekspresikan emosi dan empatinyauntuk
oranglain. Hal itu
dapatdi- lakukan melalui
cerita, yarrgdapat ditunjuk-
kan melalui perilaku tokohnya. Contoh cergamberikut,
tema dan pesan moralnyarelevan
de- ngan persoalan itu.Cergam
berjudul
"Menguras Kolam" yangdimuat dalam majalah
Nabiln,bertujuan
un-tuk
membangun kebersamaan"Ketika
Nabila membersilrkan kolam, teman-temannya datangdengan sukarela untuk
membantu" Padahal, udara sangat panas, tetapitidak menyurutkan
kebersamaan di antara mereka. Mereka bekerja tanpapamrih: bukan
karenaupah
atau yangIain. Mereka
bekerja samastlpaya
pekerjaan menjadi ringan. Sebagai orang tua, ayah Nabilapun tidak
ketinggalan dalam membangun ke- bersamaan dengan anak-anak.Hal itu
dapatdijadikan sebagai panutan bagi anak-anak. Me-
reka
merasadiperhatikan dan
mendapatkan dukungan dari orang fua. Perbuatan orang tuaseperti itu akan menjadi motivasi
tersendiribagi anak-anak.
Nnbila Edki 08. ?Oo4"2oo5" SamO{l &blakang
$X*&ffi ffi N$rr#
e
&S e.&'qh{ffi4 .dre tan!rt@*
a edrr:gkr*i09t*rh
ll ttrr: r.!( aral.fB.r i$txdl e.r*, lqrari nlrnlli drf r, lriei
Demikian juga dengan cerita berjudul
"Menolong Pangeran" yang dimuat dalam ma- jalah Tiko.
Coki
(sangtokoh)
sebagai pemuda desa yangmiskin
dantinggal di pinggiran
hu- tarymempunyai kepedulian
sosialyang ting- gi. Ketika Coki
menemukan seorang pemuda yang pingsan, tanpaberpikir
panjang dan tan- pa banyak pertanyaan, dia menolong pemudaitu.
Siapapun
pemuda yang pingsanitu,
yang jelas dia sedang memerlukan pertolongan kare- na kondisinya sakit dan mengkhawatirkan.Cerita Bergambar untuk PAUD/TK (Kajian terhadap Tema, Pesan Moral, dan Kesesuaiannya dengan Usia ..'. ) 53
Cerita "Menolong
Pangeran" bermaksudmenumbuhkan karakter anak supaya
mem- punyai kepedulian terhadap sesama, tanpa me- mandang status sosiaf pangkat, materi, agama, dan sebagainya. Tidak ada manusia di cluniaini
yang dapat
hidup
sendiri. Siapa pun memerlu- kan banfuan dan pertolongan orang lain. Suatuprinsip
yang harus dipegang ialah, kalauingin ditolong
orang lain, maka harus menolong ter-lebih dahulu.
Melaksanakan kewajiban harusdidahulukan
daripa da menuntut haknya.4.2.5 Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Kebersihan dan kesehatan bagian yang sa- ngat penting bagi kehidupan manusia. Bahkan, bagi orang beragama, kebersihan dan ketertib-
an merupakan bagian wujud
keimanannya.Bahkan,
dalam
sebuahungkapan
dinyatakanbahwa 'Akal yang
sehatterdapat
dalamjiwa
yang sehat"(,-Utr--+
++JlJiJl).
Sehubungan
dengan itu, berpola hidup bersih dan
sehatperlu
ditanamkan sejak usiadini. Kebersihan dan
kesehatan merupakan rangkaian yangtidak
dapat dipisahkan. Ketika orangtidak tertib
membuang sampah, terjadi- lahkekotorarr
yang padagilirannya
berakibatpada
persoalan kesehatan.Pola hidup
sehatbukan
perkara yangmudah untuk dilikukan.
Dapat
dilihat
pada keseharaian, banyak orangketika di jalan
dengan tanpa merasa bersalahmembuang sampah seenaknya baik
mere-ka yang berjalan kaki maupun
mereka yang berkendaraan. Oleh karenanya, budaya bersih dantertib
akan sangatbaik
ditanamkan sejakdini
sehinggaakhirnya
akan menjadi budaya.Berikut ini
contoh cergam yangterkait
dengan tema kebersihan dan kesehatan.Cergam berjudul "Cerita
Wona-WoniMembersihkan Halaman" dan "Danil
MalasBerolafuaga",
sebagaimanadapat dilihat di
atas, bertemakan dan memberikan pesan sikap
displin,
menjaga kesehatan,dan
menjaga ke- bersihan. Dalam cerita Wona-Woni terjadi dia- log antara Wona dan pamannya terkait dengan mengapa kaleng-kaleng bekasperlu
dikubur.Penjelasan
paman Wona
atas pertanyaanitu
menjadipendidikan bagi
anak tentangperlu-
nya menjaga lingkungan yang bersih agariidak
memunculkan berbagai jenis penyakit.Demikian juga
der"lgancergam "Danil Malas
Berctlahraga",nlentberikan pesan
ke-pada
anakbahwa
dengantidak rajin/disiplin berolah raga mer{adikan iradan tidak
sehat.Ketika Danil
L;erargri*ten i:ahwa berolah ragaitu
badan inenjadi capek. h,{enurutDanil
lebihenak tidur" Akan tetapi, ketika ada
kegiatan berolah raga cli sekolatr, dia merasakan keleti- han yang luar biasa, semntara ten'lan-temannya tidak. Ketikaitu, Danil
baru menyadari bahwarajin berolah raga itu penting. Dengan rajin
berolah raga, stamina (kesehatan) akan terjaga.Dengan
cerita seperti itu,
anaktidak
merasadiindoktrinasi, tetapi anak-anak dapat
me- mahami dari kejadian dalam cerita. Di sampingdapat menikmati jalannya cerita,
anak-anak dapat memperolehpendidikan
yang berharga, sekaligus dapat menjadi hiburan.{* ta ril:{} !\rq:'}l (t-l,!l d}f!i ri'iil: *r$?r'l:;i1fi.sh h&{{sg}$il
54
Widyapanua, Votume 40, Nomor L, Juni2a724.2.7 Patahpada Guru, OrangTua,
danAturan Kepatuhan pada guru, orang fua,
atauafuran tertentu merupakan
ajaranyang
telah menjadi norma yang membudaya dandiyakiui
sebagaitindakan rnulia.
Sebaliknya,jika tidak
pafuh pada orang tua danguru,
anakitu
akan mendapatjulukan yang tidak baik, mungkin
dianggap nakal, membandel, tidak mempunyai sopan santury dan sebagainya. Oleh karenaitu,
pendidikan kepatuhanperlu
ditanamkan sejak anakusia dini.
Cergamberikut ini
membawatema dan
pesanmoral pada kepatuhan
atau ketaatan.Cerita dengan tema dan pesan moral ten- tang kepatuhan
cukup
banyak.Hal itu
dapatdipahami
karena ada kehawatiranbagi
orangtua dan guru jika anak
besarnanti
menjadi anak yangtidak
bisadiatur, membandef
atausuka
membangkang. Cergamberjudul
"Kisadan Loni" mengisahkan dua kakak
beradik yangrukun. Ibu
kedua anakitu
berpesan agar selaluhati-hati dan berada di sekitar
rumal"t karenatidak jauh dari
rumah mereka terdapat laut.Pada
suatu
saat,Loni melihat sinar
se-hingga
penasaranuntuk
mendekatinya.Loni
mengajak Kisa menuju ke sumber sinar berada, yang ternyata adalah lautan. Ketika kedua anakitu mendekati sumber sinar itu,
seekorikan pari hampir
saja memangsa mereka. Namun,untung ditolong oleh ikan
paus sehingga ke- dua anakitu
selamat. Kejadian itu menyiratkan bahwa ketika anak tidak patuh/taat pada orangtua
dapatberakibat fatal
(celaka). Kepatuhanpada orang tua berarti
meiaga keselamatan.Sebab, orang
tua
akan selaiu berharap bahwa anaknya selamat.Cerita lain tentalrg kepatuhan dapat dicer-
mati dalam cergam berjudul 'Nabi Luth".
Kisah Nabi Luth menceritakan umat Nabi Luth
yang dihancurkan olehAllah
SWT karena perilakunya menyimpang dari aturan. Perilaku sodorniyang dilakukan
olehumat Nabi Luth
sudahmelampui
batasdan tidak dapat
dice- gah.Akhirnya Aliah
memberikan azab dengan cara hujan batu dan gempa bumi yang dahsyat.Cerita Nabi Luth memberikan
Pesanmoral
yang baik,yaitu
agar selalupatuh
pada afuran yang berlaku.Apalagi
aturanitu
sum- bernya adalahnabi
yang merupakan ketentu- an dariAllah.
Namun demikian, masalah yangdiangkat
dalam cergamitu
sesungguhnya be-lum
saatnyadiberikan
kepada anak usiadini.
Anak pada usia
itu
moralitasnya belum sampai pada tataranitu.
Cerita tentangsodomi tidak
selazimnya dikonsumsi oleh anak-anak, hanya layakuntuk
orang dewasa.5. Simpulan
Berdasarkan
analisis data
cergamuntuk PAUD/TK
dapatdisimpulkan
tema dan pesanmoral cerita dapat dikelompokkan menjadi
7 macam,yaitu
(1) kepercayaan dan pengamal-an terhadap ajaran agama, (2)
berperilaku,Cerita Bergambar untuk PAUD/TK (Kajian terhadap Tema, Pesan Moral, dan Kesesuaiannya dengan Usia .."
)
55beretika
baik,
atau berakhlakbaik (mulia),
(3)pelestarian/pemeliharaan lingkungan hidup (flor4
fauna), (4) bertanggung jawab, bekerjakeras, dan kreatif, (5) kepedulian
sosial, (5) menjaga kebersihan, ketertiban, dan kesehatan, serta (7) menaati nasihat orang tua,guru,
dan aturan yang berlaku.Secara
umum
tema dan pesan moral yang terdapat dalam cergam sesuai dengantingkat-
an usia perkembangan pada anak usia
dinyTK.
Akan tetapi, pada
cergamyang
bertemakan keagamaan (kepercayaan dan pengamalan ter- hadap ajaran agama) banyak yangkurang
se-suai dengan
dunia
anak usiadini.
Selain per- soalan topik yang diceritakan, ketidaksesuaian- nya juga terletak pada tingkat keabstrakan ma- salah yangdiceritakan
dan setting pendukung ceritayang tidak
sesuai dengan pengetahuan anak usiadini/TK.
Daftar Pustaka
Adhim, Mohammad Fauzil.
2004. Membuat Anak Gila Membaca. Bandung: Al-Bayan[r4i-2,471..
Arikunto,
Suharsimi. 2002. Presedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas RI.
2003.Kurikulum
2004 Standar Kompetensi: PendidikanAnak
UsiaDini
(TKdanRA). Jakarta: Pusat
Kurikulum.
Djamaris, Edwar. 1993. Nilai Budaya Sastra Nu- santara: Nilai Budaya dalam Kaba Magek Ma- nandin.
]akarta:
Pusat Pembinaandan
Pe- ngembangan Bahasa.Endraswara,
Suwardi.
2005. Metode dan Teori Pembelajaran Sastra. Yogyakarta: Buana Pus- taka.Huck,
Cariotte S.et al.
1987. Children's Litera- ture:In
the Elementary Schoolath.New
York:Holt,
Rinehart and Winston.Ke daul at an Raky at. (5 I 12 I 2007, hlrn. 15). "Pemb e- lajaran di TK Lebih Efektif dengan Cerita".
Lukens,
RebeccaI.
2003.Critical
Handbook o.fChildren's Literature. New York: Longman.
Masjidi, Noviar. 2007. Agar AnakSukaMembaca:
S ebuah P anduan b a gi Or an g Tu a. Y o gy akarta :
Media Insani.
Musbikin,
Imam. 2004. Mendidik Anak Ala Shin- chan. Yogyakarta:Mitra
Pustaka.Narbuko,
Cholid
danAbu
Achmadi. 2007. Me- todologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.Nurgiyantoro, Burhan.
2010. Ssstra Anak: Pe-n gant ar P emah aman D unia Anak Yo gyakarta:
Gadjah Mada
University
Press.Semi,
M. Atar.
1993. Metode Penelitian Sastra.Bandung: Angkasa.
Sudaryanto.
2003. Metodedan Aneka
Teknik Analisis Data: Pengantar Penelitinn Wacana.Yogyakarta: Duta Wacana
University
Press.Sugihastuti. 199 6.,5 erb a- S erbi Cerita Anak-Anak.
Yogyakarta: Prlstaka Pelajar.
Suwarjo (Sunday, 16
July
2006). "sastra Anak:Mendorong Perkembangan Bahasa Siswa
di
Sekolah." Dalam Harian Global, http:I/rawao.h nr i nn- gl ob al. com I n ew s.php ? it em. 17 24.L L.
Di- nnduh
tanggal 22 Des. 201 1,pukul
14:49:L4.Suwondo, Tirto. 2001.
'Analisis
Struktur: Salah SatuModel
PendekatanDalam
Penelitian Sastra".Dalam
Jabrohim (Ed.). MetodologiPenelitian
Sastra.Yogyakarta: Hanindita
Graha Widia.Syamsudin,
Amir &
TatangM. Amirin.
2008.Pengajaran ketuhanan. Bahan
Diklat
ProfesiGuru
Taman Kanak-Kanak/RaudatulAth- fal.
Yogyakarta: UniversitasNegeri
Yogya- karta-.Tarigan, Henry Guntur. 1995. D as ar -D asar P siko- sastra. Bandung: Angkasa.
Tim KBBI. 2008. Kamus Besar Bahasalndonesia.Ja- karta: Balai Pustaka.
Tim
RedaksiKBBI.
2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia(Edisi keempat). Jakarta:
Balai Pustaka.Widiantoro, Ninok.
2007. "Mendongeng Belpe- ngaruhuntuk
PerkembanganAnak".
Dalamh ttp : I I ro dcy slq1.w or dpress. com I 2007 I 09 I 041
. Di-
unduh tanggal 26 November
2011.,pukul
14:M:33.Zahler, Kathy