• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN APLIKASI SISTEM INFORMASI RISIKO BANJIR KECAMATAN SAYUNG BERBASIS WEBGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DESAIN APLIKASI SISTEM INFORMASI RISIKO BANJIR KECAMATAN SAYUNG BERBASIS WEBGIS "

Copied!
54
0
0

Teks penuh

Tugas Akhir ini merupakan hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik dikutip maupun dijadikan acuan. Tn. Arief Laila Nugraha, S.T., M.Eng., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam melaksanakan tugas akhir ini hingga dapat selesai. Sabri, S.T., M.T, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pelaksanaan tugas akhir ini sehingga dapat diselesaikan.

Seluruh dosen Teknik Geodesi Universitas Diponegoro yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan nasehat selama proses perkuliahan dan selama proses tugas akhir.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Batasan Masalah
  • Sistem Penulisan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian risiko banjir dan memvisualisasikan hasil peta risiko banjir yang dikemas menggunakan WebGIS dengan menggunakan informasi penilaian bencana terkini di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Bagaimana Penilaian Risiko Bencana Banjir Berdasarkan Analisis Ancaman, Kerentanan dan Kapasitas di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Bagaimana Kelayakan dan Kegunaan Aplikasi WebGIS untuk Sistem Informasi Bahaya Banjir di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.

Memperoleh peta risiko bencana banjir berdasarkan analisis ancaman, kerentanan dan kapasitas di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Mendapatkan penilaian tingkat kelayakan dan kegunaan aplikasi sistem informasi risiko banjir berbasis WebGIS di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Bencana pasang surut dan banjir sungai dijadikan objek utama dalam penelitian ini untuk melakukan penilaian risiko bencana banjir.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 dalam perhitungan scoring dan pembobotan parameter penilaian risiko serta penggunaan metode tumpang tindih dalam penyusunan Peta Risiko Bencana Banjir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan aplikasi sistem informasi bahaya banjir di Kecamatan Sayung. Evaluasi kelayakan dan kegunaan aplikasi sistem informasi bencana banjir berbasis WebGIS menggunakan pengujian aplikasi yang terdiri dari pengujian perangkat lunak dan pengujian kegunaan.

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN ANALISIS

KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka Terdahulu

Bencana tanah longsor berbasis sistem informasi geografis (Studi Kasus: .. Amellia Kinanti*) Moehammad Awaluddin, Muhammad Adnan Yusuf. 2 Tahun 2012 sebagai landasan penelitian dan menggunakan metode penelitian Analytical Hierarchy Process (AHP) pada saat menganalisis data penelitian dan menghitung matriks VCA untuk menghitung tingkat risiko bencana. Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian terdahulu dengan membuat perancangan aplikasi sistem informasi sebagai visualisasi peta risiko bencana banjir menggunakan aplikasi ArcGIS Online di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak dengan menggunakan data bahaya hasil penelitian M. .

Alfarisi Handifa serta dilengkapi pengolahan data kerentanan dan kapasitas untuk menyusun peta risiko dengan mengacu pada PERKA BNPB No.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Bedono merupakan desa dengan wilayah terluas dan Desa Jetaksari merupakan desa dengan wilayah terkecil di Kecamatan Sayung. Kecamatan Sayung memiliki 106 RW dan 501 RT dengan luas wilayah 78,80 km2. Kecamatan Sayung yang terdaftar di Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak pada tahun 2022 mempunyai jumlah penduduk sebanyak 105.525 jiwa dengan rasio penduduk laki-laki dan perempuan sebesar 102,82 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 53.497 jiwa dan 52.028 jiwa.

Topografi Kecamatan Sayung sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian tanah rata-rata 9 meter di atas permukaan laut. Curah hujan terbanyak terjadi pada awal dan akhir tahun, dan terendah pada pertengahan Agustus, serta suhu udara 24-33°C (WeatherSpark, 2016).

Bencana

Banjir

10 Banjir terjadi dalam bentuk genangan yang biasanya disebabkan oleh banyaknya air yang dihasilkan dari sumber air yang terlalu melimpah pada lahan yang seharusnya kering. Banjir terjadi ketika suatu sumber air tidak dapat menerima air yang cukup melebihi batas sumbernya sehingga menyebabkan terjadinya banjir di daratan. Dampak banjir biasanya bersifat negatif dan merugikan, namun selain dampak negatif, ada juga dampak positif akibat banjir.

Dampak positif yang dialami seperti pengisian kembali air tanah, pemupukan dan penyediaan unsur hara bagi tanah. Sedangkan dampak negatifnya dapat berupa terjadinya banjir pada areal pertanian yang menyebabkan gagal panen, rusaknya fasilitas umum maupun fasilitas swasta seperti rumah tinggal, sehingga dapat mengganggu jaringan transportasi sehingga dua wilayah atau lebih menjadi terisolasi bahkan dapat membawa dan menyebarkan penyakit. penyakit.

Risiko Bencana

Penyebab utamanya terkait dengan meluapnya volume air dan lumpur yang masuk ke suatu area terbatas sehingga menyebabkan meluap karena area tersebut tidak mampu menampung volume besar yang meluap. 11 Penilaian risiko bencana sangat penting untuk mengetahui apa yang mungkin terjadi jika terjadi bencana di suatu daerah. Pengkajian risiko bencana menganalisis beberapa poin penting dalam penilaiannya mengenai tingkat ancaman, tingkat kerentanan wilayah terancam dan kapasitas adaptasi wilayah terancam.

Penilaian tersebut menghasilkan peta-peta yang diperoleh dari metode pengolahan dan penghitungan tersendiri terhadap indeks data yang berbeda-beda, disesuaikan dengan ketersediaan data serta kemungkinan dan kebutuhan wilayah yang diteliti. Persamaan tersebut disusun berdasarkan PERKA BNPB Nomor 2 Tahun 2012 untuk melakukan analisis risiko dan menilai besarnya kerugian akibat bencana berdasarkan faktor bahaya serta menilai kemampuan daerah terdampak untuk pulih dari bencana. Rumusan pendekatan ini tidak dapat ditentukan secara matematis, namun rumusan pendekatan ini hanya digunakan untuk menunjukkan hubungan antara tingkat ancaman, tingkat kerentanan dan kemampuan daerah dalam menentukan tingkat risiko bencana.

Kajian ini juga dapat bermanfaat sebagai landasan tindakan/kegiatan pada instansi/organisasi untuk memberikan bantuan langsung kepada masyarakat yang terkena dampak bencana. Masyarakat merupakan subjek dengan skala terkecil ketika terkena bencana, sehingga pemerintah dan instansi terkait harus mempertimbangkan keadaan masyarakat di suatu daerah ketika merumuskan kebijakan penanggulangan bencana.

Peta Risiko Bencana

  • Peta Ancaman
  • Peta Kerentanan

Pemetaan risiko bencana menggunakan metode overlay, dimana metode ini menggabungkan beberapa komponen pada suatu wilayah dan komunitas yang didalamnya diklasifikasikan ke dalam empat indeks, yaitu indeks kerentanan, indeks kerugian, indeks jumlah penduduk terpapar dan indeks kapasitas. Tahap akhir pemetaan risiko bencana merupakan penggabungan tiga peta dasar yang diperoleh dengan mengolah dan menghitung beberapa indeks dan parameter yang telah ditentukan serta menyesuaikannya dengan ketersediaan data yang ada dan kesesuaian dengan wilayah yang diteliti sehingga diperoleh peta risiko bencana. Parameter genangan sungai sesuai Tabel II-5, dan parameter genangan rob sesuai Tabel II-7.

Berdasarkan komponen pengembangan kerentanan pada Gambar II-4, berikut adalah parameter yang mengacu pada PERKA BNPB No. Sesuai dengan buku Resiko Bencana Indonesia terbitan BNPB, Anda dapat menggunakan persamaan berikut untuk mendapatkan nilai sebuah rumah :. Indeks kapasitas mencakup kebijakan yang ditetapkan untuk mengurangi risiko bencana dan tersedianya kajian risiko serta sistem yang dapat digunakan untuk memantau potensi bencana yang mungkin terjadi di suatu daerah.

Perlu diciptakan dan dibangunnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya dan potensi bencana untuk mengurangi risiko bencana serta tersedianya fasilitas pendukung untuk mengurangi dampak bencana yang akan terjadi. Tabel II-9 menyajikan komponen indeks dalam perhitungan tingkat kapasitas suatu daerah berdasarkan PERKA BNPB No. Tabel II-10 menyajikan parameter yang digunakan untuk melakukan penilaian kapasitas untuk setiap komponen indeks kapasitas yang mengacu pada PERKA BNPB No.

3 Tahun 2012, terkait Pedoman Evaluasi Kapasitas Penanggulangan Bencana, struktur evaluasi masing-masing indikator seperti terlihat pada Tabel II-11. 23 Tabel II-11 Hubungan Struktur Pertanyaan dengan Struktur Penilaian (BNPB, 2012) No. Struktur pertanyaan Struktur fungsi pertanyaan Struktur evaluasi.

Tabel II-5 Parameter Banjir Sungai (Handifa, 2022)
Tabel II-5 Parameter Banjir Sungai (Handifa, 2022)

Sistem Informasi Geografis

  • Metode Overlay
  • Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
  • WebGIS

Teknologi sistem informasi geografis dapat memungkinkan seseorang membandingkan lokasi berbagai hal untuk mengetahui keterkaitannya satu sama lain. Data spasial harus menggunakan peta digital atau peta analog yang telah dikonversi melalui proses digitalisasi. Dalam sistem informasi geografis dapat dilakukan proses pengeditan sistem pengolahan data, baik data non spasial maupun data spasial yang akan digunakan, agar sesuai dengan kebutuhan/kebutuhan.

Dalam sistem informasi geografis, analisis untuk melakukan permintaan/query dari suatu database dibedakan menjadi dua jenis, terdiri dari analisis overlay (teknik analisis tumpang tindih beberapa data 0,25 yang tersimpan dalam suatu peta/layer) dan analisis proximity (teknik analisis menggunakan jarak antar lapisan). ). . Biasanya bentuk akhir dari sistem informasi geografis divisualisasikan melalui peta untuk menyimpan dan menyediakan informasi geografis agar dapat diakses secara luas. Metode overlay adalah operasi dalam sistem informasi geografis untuk menggabungkan beberapa lapisan kumpulan data yang mewakili topik berbeda untuk menganalisis atau mengidentifikasi hubungan setiap lapisan.

Dalam analisis overlay, kumpulan data spasial baru dibuat dengan menggabungkan data dari dua atau lebih lapisan data masukan. Sebagai pengguna data spasial, saya terkadang merasa kekurangan informasi mengenai keberadaan dan ketersediaan data spasial yang dibutuhkan. WebGIS merupakan aplikasi sistem informasi geografis atau pemetaan digital yang menggunakan jaringan internet sebagai media penyampaian informasi dengan mengintegrasikan informasi berupa teks atau peta digital melalui jaringan internet.

Tabel II-12 Skala Kepentingan dalam Metode AHP (Saaty, 1990)  Tingkat/Nilai
Tabel II-12 Skala Kepentingan dalam Metode AHP (Saaty, 1990) Tingkat/Nilai

ArcGIS

  • ArcGIS Desktop
  • ArcGIS Online Web Aplication Builder

Sebaran data spasial yang ada saat ini hanya dapat diperoleh melalui sistem penyimpanan offline, walaupun ada pula yang dapat diakses secara online, namun diperlukan pengolahan lebih lanjut. ArcGIS Desktop adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat, menganalisis, mengelola, dan berbagi informasi geografis yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Pada aplikasi ini memberikan akses kepada pengguna untuk dapat membuat peta, melakukan analisis spasial dan mengelola data.

ArcGIS Desktop mendukung berbagai fitur yang terdiri dari analisis tingkat lanjut untuk memungkinkan pengguna melakukan berbagai analisis spasial dan non-spasial. Visualisasi tingkat lanjut, pengguna dapat memanfaatkan alat kartografi untuk menyajikan peta secara interaktif dan informatif serta estetis. Fitur terakhir adalah pengelolaan data. Sebagai aplikasi pengolahan data spasial, ArcGIS Desktop menyediakan fungsi untuk menyimpan, mengedit, mengevaluasi, dan mengelola seluruh data spasial.

ArcGIS Online adalah platform berbasis cloud yang membantu pengguna dan lembaga membuat, berbagi, dan mengakses peta, aplikasi, dan data. ArcGIS Online Web Application Builder merupakan aplikasi dari ArcGIS Online yang memungkinkan pengguna membuat aplikasi pemetaan dalam bentuk website yang intuitif dan mudah digunakan, serta What You See, Is What You Get (WYSIWYG), artinya pemetaan berbasis website ini aplikasi sangat mudah digunakan dan memberikan gambar nyata dalam 2D ​​atau 3D tanpa mengetik kode saat produksi (ESRI, 2018). 31 mengintegrasikan, memanipulasi dan menampilkan data dalam sistem yang terkoneksi internet tanpa memerlukan aplikasi pengolah data spasial.

Uji Aplikasi

  • Uji Program
  • Uji Usability

3 Efisiensi Manfaat informasi yang disajikan 4 Daya ingat Fungsi yang mudah diingat 5 Kesalahan Kesalahan saat menggunakan aplikasi 6.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel II-1 Tinjauan Pustaka Terdahulu
Gambar II-1 Peta Administrasi Kecamatan Sayung (BAPPEDA, 2019)
Tabel II-3 Matriks Pembagian Kerentanan Kapasitas (BNPB, 2012)
Tabel II-5 Parameter Banjir Sungai (Handifa, 2022)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

English language teaching research shows great interest in integrative and instrumental motivation; however, no research has been carried out on these two