• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PONDASI RAKIT - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DESAIN PONDASI RAKIT - Spada UNS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN KE 7

DESAIN PONDASI RAKIT

REKAYASA PONDASI 1

TKS 22229

Disusun oleh:

Tim KBK Geoteknik Prodi Teknik Sipil FT UNS

Lab. Mekanika Tanah FT UNS, Jl Ir Sutami 36 a Surakarta

(2)

Disain struktur pondasi rakit pada dasarnya menggunakan 2 pendekatan:

(1)

Rigid Method

(2)

Flexible Method Disamping itu ada satu

pendekatan lagi yaitu: Finite Difference & Finite Element Method

Metode Analisis Pondasi Rakit

(3)

RIGID METHOD

(4)

§

Metode ini menggunakan

konsep keseimbangan batas.

§

Pondasi dianggap memiliki kekakuan lebih besar dari

tanah, sehingga distorsi pada pondasi dianggap kecil tidak akan merubah distribusi

takanan di bawah pondasi

§

Besar dan distribusi tekanan hanya tergantung pada beban dan berat sendiri

Introduction

(5)

1. Hitung baban total Q:

2. Tentukan tegangan pada tanah pada titik A, B, C, ….

LANGKAH-LANGKAH DISAIN RIGID METHOD

(6)

3. Bandingkan q pada langkah 2 dengan tekanan tanah ijin:

4. Bagilah plat menjadi

beberapa bagian dengan lebar B1, sehingga menjadi individual strip footing.

5. Gambar diagram gaya geser dan momen utk masing-masing individual strip. Misal

LANGKAH-LANGKAH DISAIN RIGID METHOD

(7)

5. Gambar diagram gaya geser dan momen utk masing-masing individual strip. Misal utk strip arah x, maka tekanan tanah rerata:

Dimana qI dan qF adalah tekanan tanah titik I dan F pada langkah 2. Sehingga reaksi tanah total menjadi: qav.B1.B.

Reaksi tanah dan beban kolom akan menjadi:

LANGKAH-LANGKAH DISAIN RIGID METHOD

Setelah dimodifikasi menjadi:

Dengan modification factor:

Sehingga beban kolom termodifikasi menjadi: FQ1, FQ2, FQ3 , FQ4

Lakukan langkah-langkah tersebut untuk seluruh strip arah x dan y

(8)

6. Tentukan kedalaman efektip pondasi d dengan menghitung geser diagonal di sekitar kolom kolom. Critical section dpat dihitung:

Dengan:

7. Dari diagram momen dari seluruh strip (x atau y), tentukan momen positif dan negatif per satuan lebar (M'=M/B1)

LANGKAH-LANGKAH DISAIN RIGID METHOD

8. Tentukan luas tulangan persatuan lebar utk tulangan negtif dan positif arah x dan y.

(9)

FLEXIBLE METHOD

(10)

Introduction

§ Pada metode flexible, tanah diasumsikan

eqivalen terdiri dari jumlah tak terbatas dari pegas elastis.

§ Konstanta elastis dari pegas ini desebut

sebagai koefisien subgrade reaction (k), atau modulus of subgrade reaction, atau subgrade modulus

k = q/d

dimana q = bearing pressure, d = settlement

§ Meode ini disebut juga sebagai metode Winkler

§ Metode ini dinggap lebih realistic

dibandingkan dengan metode rigid. Mengapa?

(11)

Metode Winkler

§ Pada metode Wingkler, interaksi antara pondasi dengan tanah (soil structure interaction) sangat diperhatikan

§ Metode ini mempertimbangkan efek deformasi lokal terhadap distribusi tekanan tanah

§ Perlu menentukan hubungan antara settlement dengan tekanan

§ Parameter hubungan ini disebut subgrade modulus (k)

§ Karena k sebarang titik bisa

berbeda, maka nilai settlement dapat berbeda

§ Jumlah gaya pegas harus sama dengan beban struktur dan

berat sendiri, sehingga:

dimana:

ud = pore water pressure

A = kontak area (rakit-tanah)

d = settlement titik yang ditinjau

(12)

Kelemahan Metode Winkler

§

Pada metode Winkler, nilai k dianggap linear dan independent, dan seluruh tanah dianggap memiliki k yang sama.

§

Karena k dianggap sama, maka bearing pressure pada sekita kolom akan lebih besar

§

Kekurangan metode Winkler ini al:

linearitas k, keseragaman d pada plat dengan beban merata,dan

independensi k. Kenyataannya, nilai k

ini tidak independent

(13)

Kelemahan metode Winkler

(14)

Coupled Method

§ Kelemahan yang ada pada metode Winkler, diatasi dengan model

penambahan pegas yang berinterkasi satu dengan lainnya

§ Metode ini disebut coupled method

§ Namun masih perlu analisis lebih lanjut utk menentukan nilai k yang tidak

indepentent  perlu modeling yang lebih advanced

(15)

Pseudo Coupled Method

§ Kesulitan menentukan k yang ada pada coupled methode dicoba diatasi dengan menganggap k besifat independent,

tapi bernilai veriabel tergantung lokasi.

§ Pada metode ini, nilai k pada pinggir mat dianggap lebih kaku daripada di tengah.

§ Hasil studi menunjukkan bahwa nilai k di sekliling mat besarnya 2x nilai k di pusat.

§ Cara ini disebut pseudo coupled method

Contoh variasi nilai k:

(16)

CATATAN

Terlihat bahwa semua metode konvensional baik rigid maupun fleksible masih menggunakan asumsi yang kasar. Hal ini berakibat pada hasil analisis yang

kurang reasonable.

Dengan adanya software finite element 3D, kesulitan pada pada metode konvesional dapat diatasi secara meyakinkan.

Pembahasan tentang metode elemen hingga tidak dilakukan pada kuliah ini.

Bagi mahasiswa yang tertarik, dapat mengambil MK Metode Elemen Hingga dalam Geoteknik

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Braja M. Das, 2011, Principles of Foundation Engineering.

(18)

AKHIR PERTEMUAN KE 7

Referensi

Dokumen terkait

5 bulan Aktif Teknik sampling yang peneliti gunakan adalah purposive sampling, yaitu dengan menunjuk anggota populasi tertentu, dilakukan atas dasar pertimbangan tertentu, berdasarkan