• Tidak ada hasil yang ditemukan

deteksi dini komplikasi kehamilan

N/A
N/A
Melinda Apsari

Academic year: 2025

Membagikan "deteksi dini komplikasi kehamilan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyulit

masa kehamilan trimester I, II, dan III

(2)

Materi pertemuan ini meliputi :

1. Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyulit masa kehamilan trimester I 2. Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyulit masa kehamilan trimester II 3. Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyulit masa kehamilan Trimester III

Deskripsi Singkat

Tujuan Pembelajaran

Mahasasiswa diharap kan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan komplikasi kelainan, penyakit dalam kehamilan Trimester I, II, III dengan baik dan benar

(3)

Kebijakan teknis yang dilaksanakan adalah : 1. Mengupayakan kehamilan yang sehat

2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan

3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman

4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi

Prinsip Deteksi Dini Terhadap Kelainan, Komplikasi Dan Penyulit Pada Ibu Hamil

Setiap kehamilan dapat berkembang

menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.

Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya

(4)

Tanda-tanda tidak pasti kehamilan

Amenorhe

mual dan muntah Mengidam

pembesaran payudara Perut

membesar

(5)

Tanda – tanda Pasti Kehamilan

tes kehamilan positif tanda hegar

tanda piscazek

Terdengar denyut jantung janin

segera memeriksakan diri ke tenaga

kesehatan baik itu

bidan maupun dokter.

Terasa gerakan janin

(6)

kunjungan ante natal minimal 4

kali selama kehamilan saat

pandemi

2 kali pada trimester pertama

3 kali pada trimester ketiga

1 kali pada trimester kedua

(7)

Skrining untuk deteksi

Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk :

a. Penapisan dan pengobatan anemia b. Perencanaan persalinan

c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

Kunjungan II (24 – 28 minggu), dilakukan untuk

a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

b. Penapisan preeklampsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan

c. Mengulang perencanaan persalinan

(8)

Lanjutan...

Kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk

a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

b. Penapisan preeklampsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran

perkemihan

c. Mengulang perencanaan persalinan

Kunjungan IV (36 minggu), dilakukan untuk

a. Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III

b. Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

c. Memantapkan rencana persalinan

d. Mengenali tanda-tanda persalinan.

(9)

Komplikasi Dan Penyulit Pada Masa Kehamilan Trimester I dan II

Anemia

Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.

Ukuran Normal Hemoglobin :

a) Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram b) Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram Tingkat pada anemia

c) Kadar Hb 10 gram – 8 gram disebut anemia ringan d) Kadar Hb 8 gram – 5 gram disebut anemia sedang.

e) Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat

(10)

Penyebab anemia umumnya adalah:

1) Kurang gizi (malnutrisi) 2) Kurang zat besi dalam diet 3) Malabsorpsi

4) Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, haid dan lain-lain.

5) Penyakit-penyakit kronis: tbc, paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.

Lanjutan...

Gejala :

Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak

mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan,

kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.

(11)

Lanjutan...

Hiperemesis

Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)

Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum. (Sastrawinata, 2004)

(12)

• Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik, tensi turun sekali, ikterus. Dapat terjadi ensekalopati wernicke.

Hiperemesis dibagi menjadi 3 tinggkatan

Tingkat I : Ringan

• Mual muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, nyeri epigastrium nadi sekitar 100x/mnt, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah kering, mata cekung.

Tingkat II : Sedang

• Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi, dapat pula terjadi asotonuria, dari nafas berbau aseton

Tingkat III : Berat

(13)

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara : 1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik 2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik

pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.

3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering

4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, erlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.

5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan

6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin 7. Defekasi teratur

8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

Pencegahan

(14)

Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan

pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup di luar kandungan. Berdasarkan variasi

berbagai batasan yang ada tentang usia / berat

lahir janin viable (yang mampu hidup di luar

kandungan), akhirnya ditentukan suatu batasan

abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum

janin mencapai berat 500 g atau usia kehamilan

20 minggu.

(15)

1) Abortus Iminens

Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.

Ciri : perdarahan pervaginam, dengan atau tanpa disertai kontraksi, serviks masih tertutup Jika janin masih hidup, umumnya dapat bertahan bahkan sampai kehamilan aterm dan lahir normal. Jika terjadi kematian janin, dalam waktu singkat dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin dilakukan ideal dengan ultrasonografi, dilihat gerakan denyut jantung janin dan gerakan janin. Jika sarana terbatas, pada usia di atas 12-16 minggu denyut jantung janin dicoba didengarkan dengan alat Doppler atau Laennec. Keadaan janin sebaiknya segera ditentukan, karena mempengaruhi rencana penatalaksanaan / tindakan.

Jenis –Jenis Abortus

(16)

2) Abortus Insipiens

Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus.

Ciri : perdarahan pervaginam, dengan kontraksi makin lama makin kuat makin sering, serviks terbuka.

3) Abortus Inkomplit

Abortus inkompletus adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

Ciri : perdarahan yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka, sebagian jaringan keluar.

Lanjutan...

(17)

Komplikasi dan Penyulit Pada Kehamilan Trimester III

• Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal

pada uterus sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku dengan masa gestasi diatas

22 minggu atau berat janin diatas 500 gram. Istilah solusio plasenta juga dikenal

dengan istilah abruptio plasenta atau separasi prematur dari plasenta. Plasenta dapat

lepas seluruhnya yang disebut solusio plasenta totalis atau terlepas sebagian yang

disebut solusio plasenta parsialis atau terlepas hanya pada sebagian kecil pinggir

plasenta yang sering disebut ruptur sinus marginalis.

(18)

Lanjutan...

Plasenta Previa

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat

yang tidak normal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian

atau seluruh ostium uteri internum. Implantasi yang normal ialah pada dinding

depan atau dinding belakang rahim didaerah fundus uteri. klasifikasi plasenta

previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan

lahir pada waktu tertentu.

(19)

Lanjutan...

Persalinan premature

Persalinan prematuritas (prematur) dimaksudkan dengan persalinan yang terjadi diantara umur kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg.

persalinan prematuritas merupakan masalah besar karena dengan berat janin kurang dari 2,5 kg dan umur kurang dari 36 minggu, maka alat-alat vital (otak,jantung ,paru,ginjal) belum sempurna, sehingga mengalami kesulitan dalam adaptasi untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekali pun sudah dapat dirawat bayi dengan berat antara 1,5 sampai 2,5 kg untuk dapat bertahan hidup, tetapi masih diragukan kemungkinan untuk memiliki kemampuan dan kualitas yang diharapkan sebagai sumber daya manusia.

(20)

Lanjutan...

...

Ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai

pecahnya ketuban sebelum waktunya

melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir

kehamilan maupun jauh sebelum waktunya

melahikan. KPD preterm adalah KPD sebelum

usia 37 minggu. KDP yang memanjang adalah

KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum

waktunya melahirkan

(21)

Terimakasih

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Diperoleh bahwa karakteristik hamil ganda adalah kehamilan lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal, uterus lebih besar pada trimester pertama dan kedua, gerakan

Hasil : Diperoleh bahwa karakteristik hamil ganda adalah kehamilan lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal, uterus lebih besar pada trimester pertama dan kedua, gerakan

Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari uterus sebelum janin lahir, merupakan salah satu penyebab perdarahan antepartum (perdarahan setelah kehamilan 22

sistem pakar diagnosa penyulit kehamilan dapat memaksimalkan deteksi dini mengenai penyulit kehamilan berdasarkan usia kandungan ibu hamil atau trimester kehamilan

Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus (korpus uteri) dalam

sistem pakar diagnosa penyulit kehamilan dapat memaksimalkan deteksi dini mengenai penyulit kehamilan berdasarkan usia kandungan ibu hamil atau trimester kehamilan

Deteksi dini komplikasi kehamilan dengan pemeriksaan laboratorium ditemukan 2 ibu hamil (13,3%) dari 15 ibu hamil mengalami anemia dalam kehamilan dan hasil pemeriksaan

kehamilan trimester II dan III dengan nyeri punggung, pada persalinan secara spontan tanpa ada penyulit, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL dengan BBL