• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PULANG PISAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DETERMINAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PULANG PISAU "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PULANG PISAU

DETERMINANT PREGNANCY OF PREGNANT WOMEN'S ANEMIA IN PUSKESMAS PULANG PISAU

Elsa Cristina1 Nurul Indah Qariati2 Kasman3

1Program Studi Kesehatan Masyarakat,13201, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, NPM 18070556

2Program Studi Kesehatan Masyarakat,13201, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, NIDN 1106018502

3Program Studi Kesehatan Masyarakat,13201, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, NIDN 1104028801

Email : elsacristina05021998@gmail.com ABSTRAK

Kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia berkisar rata-rata 40 % dengan angka kematian 4%.(WHO, 2018). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau tahun 2018 prevalensi anemia ibu hamil di beberapa Puskesmas Kabupaten Pulang Pisau seperti Puskesmas Pulang Pisau sebesar 14,85%.

Dimana prevalensi anemia tertinggi di Puskesmas Sebangau Kuala sebesar 32,39%, disusul Puskesmas Pandih Batu sebesar 19,21%, Puskesmas Banama Tingang sebesar 13,00%, Puskesmas Kahayan Tengah 10,36% dan Puskesmas Jabiren sebesar 9,87%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Hubungan Pengetahuan, Usia dan Pola Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Pulang Pisau. Penelitian ini merupakan pcnelitian yang bersifat survey analitik yaitu penelitian yang mencoba nrenggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Penelitian ini menggunakan cross sectional, yaitu variabel sebab akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan. Hasil penelitian ini adalah tidak adahubungan yang signifikan antara kejadian anemia dengan pengetahuan, usia dan konsumsi tablet tambah darah masing – masing nilai p-value 0,580, 0,442 dan 0,500 dimana nilai p value > 0,005. Berdasarkan hasil tersebut perlunya peningkatan penyuluhan dan dukungan terhadap ibu hamil terutama dalam penyuluhan pentingnya mengonsumsi tablet tambah darah selama kehamilan.

Kata Kunci : Determinan Kejadian Anemia; Kejadian Anemia; Pengetahuan; Usia; Konsumsi Tablet Fe

ABSTRACT

Maternal mortality in developing countries is related to anemia in pregnancy. World Health Organization (WHO) reports that the prevalence of anemia in pregnant women in the world ranges from an average of 40% with a mortality rate of 4%.(WHO 2018). Based on data from the Pulang Pisau District Health Office in 2018 the prevalence of anemia in pregnant women in a number of Pulang Pisau Puskesmas such as Puskesmas Pulang Pisau was 14.85%. Where the highest anemia prevalence was at Sebangau Kuala Health Center at 32.39%, followed by Pandih Batu Health Center at 19.21%, Banama Tingang Health Center at 13.00%, Kahayan Tengah Health Center at 10.36% and Jabiren Health Center at 9.87%. This study aims to determine the Relationship Analysis of Knowledge, Age and Consumption Pattern of Fe Tablets with the Occurrence of Anemia of Pregnant Women at Pulang Pisau Health Center. This research is an analytical survey research, a research that tries to understand how and why health phenomena occur. This study uses cross sectional, that is, cause and effect variables or cases that occur in the research object measured or collected simultaneously. The results of this study were no significant relationship between the incidence of anemia with knowledge, age and consumption of blood-added tablets - each p- value 0.580, 0.442 and 0.500 where the p value> 0.005. Based on these results the need for increased education and support for pregnant women, especially in counseling the importance of consuming blood-added tablets during pregnancy.

Keywords : Determinants of Anemia Events, Anemia Events, Knowledge, Age, Tablet Fe Consumption

(2)

PENDAHULUAN

Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) lebih rendah dari normal, yang akan mengakibatkan terganggunya distribusi oksigen oleh darah keseluruh tubuh.

(Kemenkes, 2018). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gram% pada trimester satu dan tiga atau kadar dibawah 10,5 gram% pada trimester kedua (Prawirohardjo, 2010).

Faktor-faktor yang mengakibatkan semakin meningkatnya angka kejadian anemia pada ibu hamil, antara lain:

usia ibu hamil, umur kehamilan, status sosial ekonomi, budaya, tingkat pendidikan yang juga mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil serta tingkat kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi obat penambah darah (Fe). Usia ibu yang terlalu muda dan terlalu tua sangat mempengaruhi kejadian anemia, karena pada usia muda tersebut membutuhkan zat besi lebih banyak, baik untuk pertumbuhan ibu hamil sendiri maupun janin yang dikandungnya, sedangkan kehamilan yang terjadi pada ibu berusia lebih dari 35 tahun lebih banyak mengalami hipertensi, diabetes melitus, anemia dan penyakit-penyakit kronis lainnya yang akhirnya dapat mempengaruhi kehamilannya. (Amirrudin dan Wahyuddin, 2014).

Data dari dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (2016) , anemia pada ibu hamil Tahun 2016 terdapat ibu hamil 31.502 dengan angka kejadian anemia sebanyak 1.017 (3,10%). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau tahun 2018 prevalensi anemia ibu hamil di beberapa Puskesmas Kabupaten Pulang Pisau seperti Puskesmas Pulang Pisau sebesar 14,85%. Dimana prevalensi anemia tertinggi di Puskesmas Sebangau Kuala sebesar 32,39%, disusul Puskesmas Pandih Batu sebesar 19,21%, Puskesmas Banama Tingang sebesar 13,00%, Puskesmas Kahayan Tengah 10,36% dan Puskesmas Jabiren sebesar 9,87%. Data yang didapatkan di Puskesmas Pulang Pisau terdapat 357 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan pada tahun 2019 namun terdapat 349 orang ibu hamil yang diperiksa Hb dengan 205 orang ibu hamil yang mengalami anemia. (Profil Puskesmas Pulang Pisau, 2019).

Berdasarkan hasil data pendahuluan yang didapatkan dari Puskesmas Pulang Pisau terdapat 357 orang ibu hamil yang melakukan kunjungan pada tahun 2019 namun terdapat 349 orang ibu hamil yang diperiksa Hb dengan 205 orang ibu hamil yang mengalami anemia. Mengingat pentingnya akibat yang bisa timbul oleh anemia selama kehamilan, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Determinan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Pulang Pisau Tahun 2020”.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat survey analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Penelitian ini menggunakan cross sectional, yaitu variabel sebab akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas Pulang Pisau sebanyak 357 ibu hamil. Sampel yang diambil adalah ibu hamil di Puskesmas Pulang Pisau sebanyak 80 orang. Instrumen penelitian menggunakan lembar pertanyaan kuisioner terhadap ibu hamil dengan beberapa pertanyaan. Analisis menggunakan uji statistik yaitu chi square dengan nilai kepercayaan sebesar 95% dan nilai kemaknaan α 0,05 untuk melihat adanya hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas.

HASIL

Karakteristik Responden

Tabel 1. Karakteristik Responden Di Puskesmas Pulang Pisau

Variabel Jumlah Ibu %

Pendidikan SD SMP SMA D3 D4 S1

7 5 32 16 2 18

9 6 40 20 3 23 Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga Karyawan

PNS

Honorer/Kontrak Swasta

32 9 6 16 17

40 11 8 20 21 Umur Kehamilan

TM I (1-13 minggu) TM II (14-27 minggu) TM III (28-41 minggu)

6 44 30

8 55 38

Berdasarkan tabel karakteristik responden dari Tingkat Pendidikan ibu hamil yang paling banyak adalah SMA (40%) dan paling sedikit D4 (3%), dari Pekerjaan didapatkan yang paling banyak adalah Ibu Rumah Tangga (40%) dan paling sedikit adalah PNS (8%), berdasarkan Umur Kehamilan paling banyak TM II (14-27 minggu) (55%) dan paling sedikit TM I (1-13 minggu) (8%).

(3)

Analisis Univariat

Tabel 2. Tabel Analisis Univariat

Variabel Jumlah Ibu %

Kejadian Anemia Anemia Normal

62 18

78 22 Pengetahuan

Kurang Cukup Baik

4 10 66

5 13 83 Konsumsi Tablet Fe

Tidak Patuh Patuh

66 14

82 18 Usia

Beresiko (usia< 20 tahun dan > 35 tahun) Tidak Beresiko (usia 21-35 tahun)

11 69

14 86

Hasil penelitian Kejadian Anemia didapatkan ibu hamil yang mengalami Anemia sebanyak (78%) dan Normal sebanyak (22%), Pengetahuan didapatkan Baik sebanyak (83%), Cukup sebanyak (13%) dan paling sedikit Kurang (5%). Berdasarkan Konsumsi Tablet Fe didapatkan (82%) ibu Tidak Patuh dan (18%) ibu Patuh, sedangkan Usia didapatkan ibu usia Tidak Beresiko sebanyak (86%) dan Beresiko sebanyak (14%).

Analisis Bivariat

Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Pulang Pisau Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Pulang Pisau

No Pengetahuan

Kejadian Anemia

Jumlah

p-value Anemia Normal

n % n % n %

1. Kurang 4 100 0 0 4 100

0,570

2. Cukup 8 80 2 20 10 100

3. Baik 50 75,8 16 24,2 66 100

Jumlah 62 77,5 18 22,5 80 100

Berdasarkan tabel 3 hasil dari penelitian yang dilakukan dari kejadian anemia dengan pengetahuan baik berjumlah 66 orang yang mengalami anemia sebanyak 50 orang (75,8%) dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 16 orang (24,2%), dibandingkan pengetahuan cukup dengan jumlah 10 orang yang mengalami anemia sebanyak 8 orang (80%) dan tidak mengalami anemia sebanyak 2 orang (20%), sedangkan dari jumlah 4 orang kategori pengetahuan kurang terdapat 4 orang (100%) yang mengalami anemia.

Hubungan Usia Dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Pulang Pisau Tabel 4. Hubungan Usia Dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Pulang Pisau

No Usia

Kejadian Anemia

Jumlah

p-value Anemia Normal

n % n % n %

1. Beresiko (usia < 20 tahun dan > 35 tahun) 9 90 1 10 11 100

0,442 2. Tidak Beresiko (usia 21-35 tahun) 53 75,7 17 24,3 69 100

Jumlah 62 77,5 18 22,5 80 100

Berdasarkan tabel 4 hasil penelitian yang dilakukan responden kategori usia tidak beresiko yang mengalami anemia sebanyak 53 orang (75,5%) dan yang tidak anemia sebanyak 17 orang (24,3%), sedangkan kategori usia beresiko yang mengalami anemia sebanyak 9 orang (90%) dan yang tidak anemia sebanyak 1 orang (10%).

Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Pulang Pisau Tabel 5. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Pulang Pisau

No Kepatuhan

Kejadian Anemia

Jumlah

p-value Anemia Normal

n % n % n %

1. Tidak Patuh 49 74,2 17 25,8 66 100

0,500

2. Patuh 12 85,7 2 14,3 14 100

Jumlah 61 76,2 19 23,8 80 100

(4)

PEMBAHASAN Analisi Univariat Kejadian Anemia

Dilihat dari hasil penelitian di Puskesmas Pulang Pisau masih banyak ibu hamil yang mengabaikan kesehatan diri dan janin selama kehamilan dengan pola makan yang kurang memenuhi gizi ibu sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuisioner dan hasil wawancara dengan ibu dan petugas kesehatan yang menunjukan ibu hamil sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik namun mengabaikan serta menganggap sepele masalah kesehatan selama kehamilan sehingga masih banyak ibu hamil yang tidak mengonsumsi makanan bergizi cukup, sebagian ibu beralasan tidak menyukai sayur dan tidak suka minum susu selama kehamilan dimana sayur dan susu memiliki kandungan gizi yang baik untuk pertumbuhan janin dan membantu penyerapan zat besi lebih baik ketubuh ibu dan janin. Hasil menunjukan dari 80 orang responden yang diteliti terdapat 62 orang (78%) ibu yang mengalami anemia lebih banyak dari ibu yang tidak mengalami anemia 18 orang (22%).

Kejadian anemia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, pendidikan, pola konsumsi tablet fe, usia, status sosial ekonomi, budaya, frekuensi ANC, paritas, umur kehamilan dan status gizi. Bedasarkan karakteristik responden penelitian pendidikan ibu hamil dipuskesmas puskesmas pulang pisau paling banyak yaitu SMA sebanyak 32 orang (40%), Diketahui bahwa tingkat pendidikan berperan penting bagi seseorang untuk kehidupannya. Ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan dasar yaitu pendidikan yang ditempuh ≤ 9 tahun cenderung kurang dalam menjaga kesehatannya terutama dalam memenuhi nutrisi selama kehamilannya. Oleh karena itu ibu hamil dengan tingkat pendidikan dasar lebih berisiko mengalami anemia.

Pengetahuan

Hasil menunjukan dari 80 orang responden yang diteliti terdapat lebih banyak ibu hamil yang berpengetahuan baik 66 orang (83%), 10 orang (13%) dengan pengetahuan cukup dan 4 orang (5%) memiliki pengetahuan kurang.

Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa sebagian ibu hamil sudah memiliki pengetahuan atau sudah pernah mendapatkan pengetahuan yang baik tentang kejadian anemia namun masih banyak ibu hamil dan tidak memahami dengan benar dan mengaanggap anemia bukanlah masalah besar didalam kehamilan.

Sebagian besar ibu hamil yang memiliki pengetahuan akan anemia memiliki keterbatasan untuk mendapatkan asupan yang baik dikarenakan status sosial ekonomi banyak yang berasal dari kalangan menengah ke bawah dimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih tergolong sulit jadi beberapa atau sebagian ibu hamil hanya mengonsumsi makanan seadanya yang menjadikan ibu kekurangan zat besi dan anemia. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebagian besar ibu hamil di puskesmas pulang pisau hanya sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 32 orang (40%) dan hanya sebagian kecil ibu hamil yang bekerja.

Pengetahuan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, pengalaman, pendidikan seseorang, informasi, lingkungan serta sosial budaya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).

Konsumsi Tablet Fe

Hasil menunjukan dari 80 orang responden yang diteliti terdapat 66 orang (82%) ibu hamil yang tidak patuh mengonsumsi tablet fe dan yang patuh sebanyak 14 orang (18%). Dari hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan terhadap ibu hamil banyak ibu hamil yang tidak patuh dalam mengonsumsi tablet fe yang sudah diberikan dengan beberapa alasan ada sebagian ibu yang beralasan bahwa mereka kurang suka atau tidak mau meminum obat secara terus-terusan karena ibu tidak merasa sakit, dan sebagian ibu beralasan bahwa mereka sering lupa untuk meminum tablet fe. Sedangkan tablet fe memiliki peranan penting selama masa kehamilan sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

Menurut Rahmawati dan Subagio (2012), ada beberapa faktor yang mempunyai andil cukup besar dalam mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, diantaranya adalah pengetahuan, motivasi, pelayanan kesehatan, dan peran serta keluarga.

Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) didefinisikan perilaku ibu hamil yang mentaati semua petunjuk yang dianjurkan oleh petugas kesehatan dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe). Kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe) diperoleh melalui perhitungan tablet yang tersisa. Ibu hamil dikategorikan patuh apabila angka kepatuhannya mencapai 90%. Sebaliknya ibu hamil dikatakan tidak patuh apabila angka kepatuhannya <90% (Rahmawati dan Subagio, 2012).

Usia

Hasil menunjukan dari 80 orang responden yang diteliti terdapat 69 orang (86%) ibu hamil yang tidak beresiko selama kelamilan dan 11 orang (14%) ibu hamil yang memiliki usia beresiko selama kehamilan.

Dari seluruh ibu hamil yang menjadi responden sebagian besar ibu hamil masuk kedalam kategori tidak beresiko dimana ibu-ibu tersebut masih dikategorikan sebagai wanita produktif atau wanita usia subur yang masih berkemungkinan bereproduksi, hanya sebagian kecil yang masuk kedalam kategori usia beresiko.

Kehamilan di bawah usia 20 tahun dapat menimbulkan banyak permasalahan karena bisa mempengaruhi organ tubuh seperti rahim, bahkan bayi bisa prematur dan berat lahir kurang. Hal ini disebabkan karena wanita yang hamil muda belum bisa memberikan suplai makanan dengan baik dari tubuhnya ke janin di dalam rahimnya (Marmi, 2012).

(5)

Analisis Bivariat

Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Pada Ibu Hamil

Dari hasil uji statistik menggunakan chi-square antara variabel pengetahuan dengan kejadian anemia didapatkan hasil p value 0,570 dimana nilai p value >a (a=0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pulang Pisau. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Melorys & Galuh (2017). Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value 0,431 (>0,05).

Dengan demikian dapat disimpulkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil karena pengetahuan tentang anemia dan gizi ibu hamil pada ibu hamil merupakan suatu informasi yang disimpan dalam ingatan belum tentu dipraktekkan dalam tindakan. Tingkat pengetahuan tentang anemia ibu hamil sebagian besar ibu hamil (76 responden) dalam kategori cukup dan baik, namun ibu hamil tidak mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak akan berpengaruh terhadap anemia ibu hamil. Hal ini karena pengetahuan bukanlah satu-satunya faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil, sebab meskipun ibu hamil memiliki pengetahuan yang kurang tentang anemia namun jika mereka terbiasa mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi sehingga anemia tidak terjadi.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan sebagian besar ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik tidak benar benar memahami apa yang dimaksud anemia dan cara pencegahannya serta bagaimana memenuhi kecukupan gizi selama kehamilan da nada beberapa ibu yang mengabaikan untuk mengonsumsi tablet fe dikarenakan ibu menganngap bahwa ibu tidak merasa sakit atau perlu untuk mengonsumsi obat apapun.

Hubungan Usia Dengan Kejadian Pada Ibu Hamil

Dari hasil uji statistik menggunakan chi-square antara variabel usia dengan kejadian anemia didapatkan hasil p value 0,442 dimana nilai p value >a (a=0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pulang Pisau. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati & Astuti (2010). Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia gizi pada ibu hamil dengan nilai p value 0,332 (> 0,05).

Dari seluruh ibu hamil yang menjadi responden sebagian besar ibu hamil masuk kedalam kategori tidak beresiko dimana ibu-ibu tersebut masih dikategorikan sebagai wanita produktif atau wanita usia subur yang masih berkemungkinan bereproduksi, hanya sebagian kecil yang masuk kedalam kategori usia beresiko. Kehamilan di bawah usia 20 tahun dapat menimbulkan banyak permasalahan karena bisa mempengaruhi organ tubuh seperti rahim, bahkan bayi bisa prematur dan berat lahir kurang. Hal ini disebabkan karena wanita yang hamil muda belum bisa memberikan suplai makanan dengan baik dari tubuhnya ke janin di dalam rahimnya (Marmi, 2012).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usia seseorang tidak selalu berpengaruh terhadap anemia namun kebiasaan seseorang serta pola hidup yang paling berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan janin selama kehamilan . Hubungan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Pada Ibu Hamil

Dari hasil uji statistik menggunakan chi-square antara variabel usia dengan kejadian anemia didapatkan hasil p value 0,500 dimana nilai p value >a (a=0,05) yang artinya tidak ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pulang Pisau. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah & Anasari (2012). Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value 0,05 (> 0,05).

Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe) didefinisikan perilaku ibu hamil yang mentaati semua petunjuk yang dianjurkan oleh petugas kesehatan dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe). Kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe) diperoleh melalui perhitungan tablet yang tersisa. Ibu hamil dikategorikan patuh apabila angka kepatuhannya mencapai 90%. Sebaliknya ibu hamil dikatakan tidak patuh apabila angka kepatuhannya <90% (Rahmawati dan Subagio, 2012).

Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa pola konsumsi tablet fe merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kejadian anemia, namun tidak semua ibu hamil yang mengalami anemia dipengaruhi oleh kepatuhan konsumsi tablet tambah darah, ada sebagian ibu hamil yang mengalami anemia yang disebabkan kurangnya asupan gizi selama kehamilan serta pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ibu dan janin.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Pulang Pisau terhadap ibu hamil tentang determinan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pulang Pisau tahun 2020, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Kejadian Anemia paling banyak adalah ibu dengan Anemia sebesar (78%) dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami anemia (Normal) (22%).

2. Pengetahuan ibu mengenai Kejadian Anemia paling banyak adalah ibu berpengetahuan baik (83%), berpengetahuan cukup sebesar (13%), dan yang paling sedikit yaitu berpengetahuan kurang (5%).

3. Kepatuhan Konsumsi Table Fe paling banyak adalah tidak patuh (82%) dan yang paling sedikit kategori patuh (18%).

4. Usia ibu hamil paling banyak adalah kategori tidak beresiko (86%) dan yang paling sedikit usia beresiko (14%).

5. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pulang Pisau tahun 2020 dengan nilai p value 0,570.

6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Pulang Pisau tahun 2020 dengan nilai p value 0,442.

7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi tablet fe dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas

(6)

REFERENSI

Amirudin,Wahyudin,2014. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Bantimurung Maros, Jurnal Medika Nusantara.Vol.25 No 2.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Rieka Cipta Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Cucu Herawati, Sri Astuti. 2010. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Gizi Pada Ibu Hamil di Puskesmas Jalaksana Kuningan: Jurnal Kesehatan Kartika.

Desia Ramadhannanti, KNP. 2018. Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Rumah Sakit BARI Palembang: Palembang: STIK Siti Khadijah Palembang.

Fikawati S, Syafiq A, Karima K. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2015.

Manuaba,I.B.G.,2010. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstretri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan.

Jakarta: EGC

Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta: EGC.

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil edisi 7. Yogyakarta : Penerbit Pelajar.

Melorys LP, Galuh NP. 2017. Faktor Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil: Semarang: Universitas Negeri Semarang Notoatmodjo S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S.2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2011. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis : Jakarta : SalembaMedika.

Nursaputri, S. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat Badan Rendah (BBLR) pada Wanita Hipertiroid Kehamilan di Kabupaten Magelang Tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah strata satu,Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Riskesdas. 2018. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI.

http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf.

Diaskes pada tanggal 11 Februari 2020.

WHO. Maternal Mortality: World Health Organization; 2014.

WHO . 2018. World Health Statistics 2018. Switzerland: Department of Reproductive Health and Research.

Wiwit Hidayah, Tri Anasari. 2012. Hubungan Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Table Fe Dengan Kejadian Anemia di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas: Purwokerto: Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto

Wulandari, P. 2015. Honey to Prevent Iron Deficiency Anemia in Pregnancy. Medical Journal of Lampung University, Vol. 4, No. 3. Lampung

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan p-value = 0.000 &lt; 0.05 sehingga hipotesa null (Ho) ditolak yang berarti ada hubungan dukungan suami

Hasil uji statistik chi-square variable anemia didapatkan ρ value = 0,002, variable indek massa tubuh ρ value = 0,042, dan variable mobilisasi dini ρ value =