• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Return Saham Pada Perusahaan Subsektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2020 - Repository ITB Ahmad Dahlan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Determinan Return Saham Pada Perusahaan Subsektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2020 - Repository ITB Ahmad Dahlan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pada kegiatan operasionalnya sebuah perusahaan biasanya membutuhkan tambahan dana untuk mendukung ekspansi atau mendukung memajukan usahanya. Sumber yang mudah untuk didapatkan kecuali melakukan pinjaman kepada bank dan mengeluarkan surat utang adalah dengan mengeluarkan saham dan menjualnya pada orang lain atau masyarakat secara umum. Ketika perusahaan menjual sahamnya kepada orang lain artinya perusahaan sedang berbagi kepemilikan, tidak hanya dimiliki oleh pemilik pertama namun dimiliki orang lain juga. Langkah menerbitkan saham dan menjualnya memiliki alasan adalah tidak adanya bunga yang harus dibayarkan dan tidak ada masa jatuh temponya, berbeda jika melakukan pinjaman atau utang pada bank maka diwajibkan membayar bunga dari dana yang dipinjam tersebut atau ketika menerbitkan surat hutang maka jika masa jatuh tempo harus mengembalikan modalnya yang sudah dipinjam.

Perusahaan yang memerlukan penambahan dana akan menjual sahamnya di pasar modal. Pengertian pasar modal sendiri merupupakan sebuah activities yang ada hubungannya dalam penawaran serta tempat dijualnya efek perusahaan go public yang ada hubungannya dengan efek yang diadakannya.

(Undang-Undang No.8, 1995).

Dalam mendukung perniagaan/ekonomi di Indonesia, pasar modal memiliki peran penting yang mana pasar modal bisa mempertemukan secara langsung pihak perusahaan yang memiliki tujuan mendapat tambahan dana kepada sisi individual atau secara kelompok yang memiliki modal besar dan berniat melakukan investasi. Berdasarkan definisinya investasi diartikan sebagai menunda konsumsi pada masa kini dan kemudian nantinya dimasukkan sebagai capital yang produktif dalam jangka waktu yang telah terencana (Hartono, 2017, p. 5). Untuk contoh investasi adalah investasi saham, emiten tentunya sangan gampang dalam hal menjual hak

1

(2)

kepemilikannya yang berbentuk saham (Hartono, 2017, p. 189). Menanam capital dalam bentuk saham merupakan usaha dalam melakukan pembelian bebarapa kepemilikan saham dari suatu perusahaan untuk mengharapkan return yang tinggi dengan resiko tertentu bagi para investor.

Return sendiri dapat diartikan sebagai imbal hasil yang didapat melalui investasi yang sedang dilakoni. Dalam hal return ada dua macam jenis return yaitu return realisasian atau dengan kata lain adalah return yang sudah didapatkan dan return ekspektasian yakni return yang belum dialami namun dapat menjadi asa di masa yang akan datang (Hartono, 2017, p. 283). Dapat disimpulkan bahwa return saham adalah pendapat dalam jumlah lebih dari modal awal yang dipetik dari saham yang dimiliki oleh masing-masing investor atas investasi yang dilakoninya, seperti dividen maupun capital gain/loss. Deviden merupakan laba suatu emiten yang diberikan secara merata tergantung dari jumlah kepemilikan investor atas sahamnya dan jangka waktunya sesuai kesepakatan. Capital gain/loss merupakan perbandingan harga saham pada saat beli dengan harga saham saat ini. Apabila harga saat ini saham yang dimiliki lebih tinggi pada saat akhir periode dapat dikatakan sebagai capital gain begitu sebaliknya jika harga beli diawal lebih tinggi pada saat akhir periode maka disebut dengan capital loss.

Kebanyakan investor menilai bahwa return merupakan alat yang digunakan untuk membandingkan sebaik apa sebuah investasi yang sedang dijalaninya. Orang-orang yang akan melakukan investasi dalam pasar modal akan mempelajari mekanisme perdagangan di pasar modal, mempelajari grafik saham, mulai memilih saham perusahaan mana yang akan mampu memberikan untung lebih dari kapital, dengan mengadakan pertimbangan kinerja suatu perusahaan karena kinerja perusahaan yang baik akan memikat para investor untuk berani membeli sahamnya. Kinerja perusahaan itu sendiri memiliki pengaruh pada harga sahamnya di pasaran, selain itu investor akan mengharapkan prospek yang terbaik dimasa mendatang terhadap investasi yang mereka miliki.

(3)

Perusahaan subsektor makanan dan minuman merupakan salah satu sektor perusahaan publik yang menjual sahamnya dalam pasar modal yang merupakan penyumbang bertumbuhan ekonomi Indonesia. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada hari Senin, 14 September tahun 2020 indeks sektor barang konsumsi yang termasuk didalamnya sub sektor makanan dan minuman melakukan pembetulan hanya sekitar 5,5% terhitung dari awal tahun yang dianalogikan dengan indeks sektor properti yang mengalami penurunan hingga 34,8% serta indeks aneka industri yang merosot sampai 29,55% secara year to date. Penganalisisan yang dilakukan oleh NH Korindo Sekuritas Indonesia, Putu Chantika Putri mengatakan bahwa presentase pembetulan yang relative kecil menegaskan bahwa saham-saham disektor barang konsumsi (consumer goods) memang mendomiasi lebih kekar diantara situasi yang dialami pasar kini. Berdasarkan data tersebut juga menjadi bahan peninjauan selaku pelaksana pasar untuk mengumpulkan saham-saham di subsektor makanan dan minuman. Sejumlah emiten di sub-sektor makanan dan minuman masih mampu membukukan performa yang lebih baik lagi daripada kuartal kedua yang merupakan masa tersulit bagi emiten.

Sebagai design yang dapat dieksplanasikan dalam suatu fenomena adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) setiap bulannya selama tahun 2020 saham ICBP memiliki nilai return yang berubah-ubah. Berikut adalah tabel dari perhitungan return saham ICBP per bulan:

Tabel 1.1

Data Rit PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Bulan Closing Price Rt ICBP

Desember 2019 11,150.00

Januari 2020 11,375.00 0.020179372

Februari 2020 10,275.00 -0.096703297

Maret 2020 9,975.00 -0.02919708

April 2020 9,875.00 -0.010025063

Mei 2020 8,150.00 -0.174683544

Juni 2020 9,350.00 0.147239264

Juli 2020 9,200.00 -0.016042781

Agustus 2020 10,225.00 0.111413043

September 2020 10,075.00 -0.014669927

Oktober 2020 9,650.00 -0.042183623

(4)

November 2020 9,900.00 0.025906736

Desember 2020 9,575.00 -0.032828283

Sumber: https://www.finance.yahoo.com– data diolah

Grafik 1.1

Rit PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Berdasarkan tabel serta grafik return saham ICPB di atas yang menunjukkan bahwa return saham perusahaan tersebut selalu berubah-ubah serta hampir semua return bernilai negatif ada kaitannya dengan nilai debt-to- equity-ratio perusahaan tersebut. Pada tahun 2020 nilai debt-to-equity-ratio perusahaan tersebut menunjukkan 106% dimana nilai DER di atas angka 100%, yang berarti bahwa kewajibannya lebih besar dibanding dengan modal bersihnya. Pada fenomena terpapar di atas ditarik kesimpulan bahwa Debt-to Equity Ratio sangat berpengaruh terhadap return saham, namun kendati demikian yang menjadi hal yang menarik dalam penelitian ini adalah jika melihat penelitian yang dilakukan oleh (Supriantikasari & Utami, 2019) dan (Firman Hidayat, 2020) menyatakan bahwa DER secara persial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Rahmawati, 2017) dari penggunaan tiga variabel dalam

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Ags Sep Okt Nov Des

-0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2

Rit ICBP

Rt ICBP

(5)

penelitian yaitu earning-per-hare, return-on-equity dan debt-to-equity-ratio hanya satu yang berpengaruh signifikan terhadap return saham yaitu variabel debt-to-equity-ratio. Kemudian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Mayuni & Suarjaya, 2018) mengenai variabel return-on asset menerangkan bahwa ketika nilai ROA suatu perusahaan naik maka nilai return sahamnya pun akan naik dan begitupun sebaliknya. ROA yang bagus menunjukkan sebuah perusahaan menunjukkan performa perusahaan yang cenderung bagus juga dimana mampu menarik para investor untuk melakukan invetasi saham di perusahaan tersebut. Maka, hasil penelitiannya menjelaskan bahwa ROA menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Price-earning ratio dinyatakan bahwa berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham karena menurutnya jika emiten memiliki nilai PER yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi pula dimana pada kenyataanya tidak sesuai dengan nilai intrinsiknya.

Selanjutnya dilihat dari sisi risiko sistematis (beta) dari penelitian yang dilakukan oleh (Satriastuti, 2017) menyatakan bahwasannya peningkatan atau penurunan return saham tidaklah dipengaruhi oleh risiko sistematis. Beta dianggap kurang normative apabila dijadikan alat ukur pada investasi, investor cenderung memilih perusahaan yang bagus dibanding harga saham yang bagus.

Berdasarkan beberapa penelitian yang menerangkan perihal variabel-variabel yang dibahas tidak mendukung hipotesis yang akan diajukan penulis. Trakhir adalah variabel EVA mendasari dari penelitian yang dilakukan (Kusuma &

Topowijono, 2018) menyatakan bahwa EVA tidak berpengaruh terhadap return saham karena nilai EVA diperoleh dari net-operating after tax dikurangkan dengan capital-charge dimana EVA menurutnya tidak bergerak searah dengan return saham. Meski demikian, diyakini prospek menengah dan jangka panjang dari perusahaan tersebut kian cemerlang yang mana perusahaan tersebut diproyeksikan mampu lebih agresif dalam memasarkan produknya dan menambah pangsa pasar secara global dengan mempertimbangkan determinan yang telah diajukan.

Emiten barang konsumsi termasuk sub-sektor makanan dan minuman akan semakin prospektif karena memiliki kesempatan yang lebih besar untuk terus

(6)

berkembang. Perusahaan sub-sektor makanan dan minuman dapat menjadi salah satu emiten yang layak masuk dan dipertimbangkan dalam kategori perusahaan yang menjadi daftar investasi bagi para investor karena perusahaan ini adalah perusahaan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu alasan lain mengapa memilih perusahaan sub-sektor makanan dan minuman adalah perusahaan tersebut produknya akan tetap dibutuhkan oleh masyarakat meski dalam keadaan krisis maupun tidak.

Usaha yang dapat bersaing dalam pemanfaatan ukuran kinerja keuangan akan berfundemen pada analisa rasio keuangan yang digunakan sebagai parameter untuk akuntansi konvensional. Biaya modal akan terabaikan pada rasio profitabilitas, maka akan tidak mudah untuk menyatakan bahwa sebuah emiten telah berhasil dalam penciptaan nilai ataukah belum. Karena adanya kelemahan tersebut maka muncul pendekatan baru untuk menilai kinerja perusahaan. Pendekatan tersebut adalah economic-value-added (EVA).

Konsep ini muncul dan dibesarkan oleh G. Bennet Steward, III, Managing Partner dari Stern Steward & Co dalam bukunya yang berjudul “The Quest for Value”. Economic-value-added adalah indikator tentang perubahan nilai yang terjadi didalam sebuah investasi.

Berdasarkan eksplanasi yang disampaikan seterusnya penulis akan melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Determinan Return Saham pada Perusahaan Sub-Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2020”.

Meski penelitian seperti ini pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, tetapi dapat dikatakan tidak sama dengan lainnya dengan adanya poin-poin di bawah:

a. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode tahun yang berbeda yaitu tahun 2016 – 2020.

Sedangkan penelitian sebelumnya berfokus pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

(7)

b. Variabel economi-ealue-added dalam studi ini adalah sebagai variabel tambahan yakni sebagai variabel moderasi.

c. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 dimana situasi dan kondisinya yang tak sama dengan sebelumnya.

d. Pada penelitian ini akan membuktikan determinan return saham dan keungkinan hubungan dari economic-value-added terhadap debt-to-equity ration, price-earning-ratio, dan return-on-asset, dan resiko sistematis terhadap return saham.

1.2 Pembatasan Masalahan

Penelitian ini adalah bukti dari implementasi pengalaman belajar yang diperoleh peneliti serta melalui studi empiris terhadap penelitian sebelumnya, sumbernya berasal dari buku maupun melalui internet. Kemudian batasan pada penelitian ini adalah “Determinan Return Saham pada Perusahaan Sub- Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 – 2020” yang objek penelitian utamanya adalah perusahaan sub- sektor makanan dan minuman dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Peneliti akan menguji tentang determinan return saham. Penelitian ini menggunakan variabel yang dianggap sebagai determinan adalah debt-to-quity ratio, price- earning, return-on asset , rasio sistematis (Beta), dan economic-value-added.

1.3 Rumusan Masalah

Berlandas dari apa yang telah di paparkan di atas, maka rumusan masalah secara empirisnya adalah:

1 Apakah DER merupakan determinan return saham?

2 Apakah PER merupakan determinan return saham?

3 Apakah ROA merupakan determinan return saham?

4 Apakah Beta merupakan determinan return saham?

5 Apakah EVA merupakan determinan return saham?

6 Apakah EVA mampu memoderasi DER terhadap return saham?

7 Apakah EVA mampu memoderasi PER terhadap return saham?

(8)

8 Apakah EVA mampu memoderasi ROA terhadap return saham?

9 Apakah EVA mampu memoderasi Beta terhadap return saham?

1.4 Tujuan Penelitian

Selanjutnya, dalam studi ini memiliki tujuan untuk megetahui secara empiris:

1 Untuk menguji pengaruh DER terhadap return saham 2 Untuk menguji pengaruh PER terhadap return saham 3 Untuk menguji pengaruh ROA terhadap return saham 4 Untuk menguji pengaruh Beta terhadap return saham 5 Untuk menguji pengaruh EVA terhadap return saham

6 Untuk menguji EVA dalam memoderasi DER terhadap return saham 7 Untuk menguji EVA dalam memoderasi PER terhadap return saham 8 Untuk menguji EVA dalam memoderasi ROA terhadap return saham 9 Untuk menguji EVA dalam memoderasi Beta terhadap return saham

1.5 Manfaat Penelitian

Secara teori maupun praktek, penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat seperti:

1.1.1 Manfaat Teoritis

Dimanfaatkan sebagai referensi yang mampu memberikan informasi dan sebagai literatur pertimbangan.

1.1.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:

1 Bagi penulis

Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan sebagai bahan untuk belajar dalam menerapkan pengethuan yang didapat

2 Bagi Investor

Sebagai bahan untuk mengambil keputusan investasi agar terhindar dari kesalahan yang mungkin terjadi dalam melakukan investasi.

3 Bagi Peneliti Selanjutnya

(9)

Digunakan sebagai pustaka acuan dalam penelitian selanjutnya terutama dalam hal return saham.

Referensi

Dokumen terkait

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio Terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Farmasi

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Earning Per Share EPS, Return on Equity ROE, dan Debt Equity Ratio DER terhadap harga