• Tidak ada hasil yang ditemukan

This study aims to determine the relationship of classroom climate with the results of learning subjects Social Studies History students of class VIII SMP Negeri 29 Padang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "This study aims to determine the relationship of classroom climate with the results of learning subjects Social Studies History students of class VIII SMP Negeri 29 Padang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SMP NEGERI 29 PADANG

Rio Tri Permana, Buchari Nurdin, Juliardy Kurniawan Kunaidi Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

[email protected]

ABSTRACT

Climate and atmosphere of class VIII SMPN 29 Padang is still less conducive, because there is still influence of student / student that difficult in arranged during learning like talking, playing, joking and influencing other students during class time, some students who do learning in learning process . Less conducive class conditions cause many students do not reach the established KKM. This study aims to determine the relationship of classroom climate with the results of learning subjects Social Studies History students of class VIII SMP Negeri 29 Padang. The type of this research is descriptive correlation. The research population is all students of class VIII8 Lesson Year 2017/2018, sample selection by purposive sampling that is choosing sample based on mastery learn, then got class VIII.8 with reason of class at most have students who get value under KKM. The data were obtained through questionnaires in grade VIII.8 students which were used as research samples. Data analysis using descriptive analysis and product moment correlation. The results of data analysis found that there is a moderate relationship between the classroom climate with the results of learning subjects Social Studies History with r arithmetic of 0.595 and is in the range 0.4 to 0.6. The direction of the relationship is positive because the r value is positive, it means the better the classroom climate the higher the students' learning outcomes in the Social Studies History. Based on the research results can be concluded that there is a relationship between the classroom climate with the results of learning subjects Social Studies History of class VIII this school

Keywords: Climate Class, Learning Outcomes

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia dan turut mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pendidikan

bagi manusia dapat mengembangkan diri maupun memberdayakan potensi alam atau lingkungan untuk kepentingan hidupnya. Usaha untuk meningkatkan diri melalui pendidikan mutlak dilakukan agar tidakke-tinggalan dalam

1

(2)

perkembangan ilmu pengetahuan.

Berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya pembaharuan kurikulum. Pendidikan dan pem-belajaran yang berdasarkan kepada kurikulum 2013, merupakan contoh hasil perubahan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.

Tujuan pendidikan adalah hasil pendidikan yang tercapai oleh

peserta didik setelah

diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, seperti kegiatan bimbingan pengajaran, atau latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempatikedudukan dan fungsi sentral(Hamalik, 2013:3).

Untuk mewujudkan hal tersebut dapat ditegaskan lagi dalam Undang- Undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta

bertanggungjawab”.

Menurut Sapriya (2009: 19) Pelajaran “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program studi di perguruan tinggi identik dengan istilah “social studies”. IPS adalah suatu bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi diorganisasikan dari konsep-konsep keterampilan- keterampilanSejarah,Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi.

Pendidikan memilikifungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakal mulia,

(3)

berkepribadian yang baik, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan peka terhadap tantangan zaman.

Menurut Mahmud (2012:171) kelas merupakan ruangan tertentu dengan arsitektur tertentu juga (sebagai ciri khas ruangan sekolah)tempat kegiatan siswa dalam mengikuti proses pendidikan.Iklim kelas juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, dilihat dari peranan guru sebagai seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim kelas yang menarik, aman, dan nyaman, keberadaannya di tengah- tengah siswa dapatmencairkan suasana kebekuan, kekuatan dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh siswa. Iklim kelas yang tidak kondusif akan berdampak negatif terhadap proses pembelajaran dan sulitnya tercapai tujuan pembelajaran, siswa akan merasa gelisah, resah, bosan, dan jenuh.

Sebaliknya dengan iklim kelas yang kondusif dan menarik dapat dengan

mudah mencapai tujuan

pembelajaran, dan proses

pembelajaran yang dilakukan menyenangkan bagi peserta didik.

Keberhasilan seorang guru di dalam kelas bukan hanya sekedar tercapainya suatu tujuan belajar, akan tetapi keberhasilan guru juga ditentukan sejauh mana mereka mengembangkan kecakapan siswa.

Iklim kelas juga menentukan kelancaran serta efektifnya suatu proses pembelajaran di sekolah.

Iklim juga berperan langsung dalam proses belajar kerena tanpa adanya Iklim kelas yang kurang mendukung di sekolah maka guru dan siswa akan merasa tidak konsentrasi atau nyaman dalam proses belajar.

Biasanya proses belajar mengajar kalau tidak dilengkapi dengan iklim kelas yang mendukung maka pembelajaran yang dilaksanakan tidak berjalan dengan efektifdalam menunjang kegiatan belajar.

Penjelasan diatas terlihat bahwa iklim kelas dalam belajar berperan atas keberlangsungan proses belajar mengajar sebab, tanpa adanya iklim kelas yang nyaman proses belajar tidakan pernah efektif.

Berikut ini data yang didapatkan penulis tentang suasana

(4)

kelas yang berada di SMP Negeri 29 Padang sebagai berikut :

Tabel 1. Kondisi Ruang Kelas Kelas VIII SMP Negeri 29 Padang Tahun Ajaran 2016/2017

No Fasilitas ruang kelas

Kondisi Berfungsi Tidak

berfungsi

1 Ventilasi

2 Jendela

3 Tempat

Sampah

4 AC

5 Lemari

6 Kursi

7 Meja

8 Papan Tulis

9 Hiasan

Dinding

10 Jam diding

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 29 Padang

Dari Tabel diperoleh data tentang iklim kelas diketahui bahwa kondisi ruangan kelas sudah lengkap, tetapi AC belum ada diruangan kelas. Iklim kelas yang tidak kondusif akan berdampak negatif terhadap proses pembelajaran dan sulitnya tercapai tujuan pembelajaran, siswa akan merasa gelisah, resah, bosan dan jenuh.

Sebaliknya dengan iklim kelas yang kondusif dan menarik akan dapat lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran dan tujuan pembelajaran.

Menurut observasi yang penulis lakukan pada saat praktek

lapangan dan sebelum

penelitian,dalam pembelajaran IPS apabila hasil belajar kurang atau rendah harus melaksanakan program perbaikan. Program perbaikan tersebut membantu siswa untuk menghadapi masalah-masalah belajar dengan maksud memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut dan mencapai nilai KKM yang telah di tetapkan.Untuk lebih jelas bisa dilihat tabel dibawah ini.

Tabel 2.KKM Mata Pelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 29 Padang

No Mata Pelajaran

Kriteria ketuntasan minimal (KKM)

Tidak

Tuntas Tuntas

1 IPS < 74 75>

Sumber: Guru IPS SMP Negeri 29 Padang

Tabel3. Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VIIISMP Negeri 29 Padang TP 2017/1018 berdasarkan KKM

Kelas Kkm Jumlah

siswa Tuntas Tidak tuntas

Persen tidak Tuntas

VIII1 74 30 22 8 26%

VIII2 74 33 25 8 24%

VIII3 74 31 22 9 29%

VIII4 74 32 25 7 21%

VIII5 74 33 23 10 30%

VIII6 74 33 25 8 24%

VIII7 74 33 25 8 24%

VIII8 74 33 21 12 36%

Sumber: Guru IPS SMP Negeri 29 Padang

Dari hasil observasi sementara yang penulis lakukan dan dilihat dari nilai ulangan harian siswa dari seluruh kelas VIII, masih ada

(5)

ditemukan hasil belajar dan ketuntasan siswa masih di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM), yang paling banyak tidak tuntas ditemui pada kelas VIII.8 yaitu sebanyak 12 orang atau sebanyak 36%.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Rosmaniar guru IPS Negeri 29 Padang pada tanggal 17 Juli 2017,mengatakan bahwa iklim kelas di SMP Negeri 29 Padang sudah mulai kondusif dan ada kemajuan, namun masih banyak juga kekurangannya,dilihat dari segi fisik saja masih kurangnya peralatan- peralatan kelas seperti lemari untuk menaruh buku-buku siswa yang tidak seharusnya dibawa pulang dan juga seperti pendingin ruangan (AC).Kalau dari segi non fisik masih ada dari siswa/i yang masih sulit diatur dalam proses pembelajaran berlangsung yang memberi dampak besar juga bagi siswa/i lainya.

Interaksi guru dengan siswa belum berjalan dengan lancar karena guru kurang menguasai pembelajaran sejarah, hal ini disebabkan karena guru bukan asli dalam bidang ilmu

sejarah. Iklim kelas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa,jika iklim kelas kondusif dan baik,maka hasil belajar siswa/i juga baik dan begitupun sebaliknya.

Kondisi lainya adalah dengan siswi SMP Negeri 29 Padang pada tanggal 17 Juli 2017. Denis Dea Sabila berpendapat kondisi kelas tempat ia belajar saat ini masih kurang nyaman, dilihat saja masih ada kaca-kaca kelas yang bolong yang belum digantidan pendingin ruangan yang masih kurang sehingga membuat siswa/i merasa gerah belajar belajar pada siang hari,sehingga menggangu konsentrasi belajar.

Senada dengan wawancara tersebut salah satu siswa SMP Negeri 29 Padang lainnya berpendapat bahwa iklim dan suasana kelas yang mereka tempati sebagai tempat proses belajar saat ini masih kurang kondusif. Diakibatkan masih adanya pengaruh dari siswa/siswi yang sulit di atur saat belajar seperti berbicara,bermain, bercanda dan mempengaruhi siswa lainya saat jam pelajaran.

(6)

Sedangkan kondisi lainya yang dapat mempengaruhi iklis kelas dalam proses pembelajaran yaitu masih adanya beberapa siswa/siswi yang melakukan pelangaran dalam proses belajar. Seperti siswa yang malas saat belajar,tidak mengerjakan tugas yang diberi guru, dan sering nya mintak izin keluar masuk kelas.

Hal ini juga dapat mempengaruhi kosentrasi siswa/siswi yang lain dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Selain itu masih banyak ditemukan siswa/siswi yang kurang memiliki motivasi belajar. Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan di capai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu harus berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya pengerak atau pendorongnya. Hal ini jugalah masih kurang dari setiap siswa/siswi dalam belajar baik di kelas maupun di luar kelas.

Mengingat fenomena dan gejala yang telah dikemukakan di atas, inilah menyebabkan penulis

tertarik untuk meneliti hubungan iklim kelas dengan rendahnya nilai belajar siswa tersebut. Maka dari pada itu diduga hasil belajar sejarah (IPS) siswa kelas VIIIyang masih rendah dipengaruhi oleh faktor iklim kelas yang tidak kondusif. Maka hasil belajar sejarah (IPS) juga rendah khususnya dalam hal ini, penulis menfokuskan seberapa besar hubungan iklimkelas dengam hasil belajar siswa yang lebih lanjut dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul “Hubungan Iklim Kelas dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu (Sejarah) SMP Negeri 29 Padang”.

Tujuan penelitian adalah adalah untuk mengetahui hubungan Iklim kelas dengan hasil belajar mata pelajaranIPS Sejarah siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Padang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif

korelasional.Sugiyono(2014:11) bahwa penelitian deskriptif korelasinal adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

(7)

hubungan antara dua variabel atau lebih. Suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu pristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Padang pada semester genap Tahun Pelajaran 2017/2018.Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII8 SMP Negeri 29 PadangTahun Pelajaran 2017/2018.Pengumpulan sampel berdasarkan ketuntasan belajar siswa.Peneliti mengambil sampel padakelas VIII8 karena kelas ini merupakan kelas yang paling banyak memiliki siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM,yaitu sebanyak 12 orang atau 36%. Total sampel siswa VIII8 sebanyak 33 siswa.

Pengumpulan data dilakukan melalui angket dan observasi.

Analisis data terdiri dari statistik deskriptif dan statistik inferensial menggunakanuji normalitas dan uji korelasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian telah dibuktikan melalui deskripsi data dan pengujian hipotesis.Berdasarkan temuan dan deskripsi data tersebut, selanjutnya dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara Iklim kelas Terpaduterhadap hasil belajar siswa pada VIII SMPN 29 Padang dengan r

hitung sebesar 0,595 dan berada pada rentang 0,4 – 0,6. Arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin baik iklim kelas maka semakin tinggi hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS Sejarah.Hasil belajar siswa meningkat jika iklim kelas baik.

Temuan di atas sesuai dengan pendapatNair (2001:197) bahwa persepsi siswa terhadap iklim kelas merupakan penilaian paling tepat untuk mengetahui iklim kelas, karena siswa adalah orang yang paling banyak menghabiskan waktunya didalam kelas, lebih mengetahui hal- hal yang terjadi didalam kelas sehingga memiliki penilaian yang lebih akurat terhadap kelas.Meskipun siswa siswa berada pada kelas yang sama namun siswa dapat memiliki

(8)

persepsi yang berbeda terhadap suatu kelas mereka.

Hasil temuan juga sesuai dengan pendapat Slameto (2013:54), bahwa hasil belajar salah satunya dipengaruhi oeh faktor sekolah (meliputi: metode mengajar, media pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah). Sedangkan perilaku belajar itu sendiri adalah unsur yang ada dalam diri siswa yang sedang belajar ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Hasil temuan menunjukkan bahwa iklim kelas siswa termasuk sangat baik pada seluruh indikator yaitu interaksi antar siswa dengan siswa, interaksi antara siswa dengan guru, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, pengaturan ruang kelas, arahan tugas dari guru,

kerjasama siswa dan kesetaraan.

Adanya iklim kelas yang baik, mempengaruhi hasil belajar siswa, dimana rata-rata hasil belajar IPS (Sejarah) siswa kelas VIII adalah 77,32 yang berada di atas KKM mata pelajaran IPS (Sejarah) yaitu 75.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa iklim sekolah berhubungan dengan hasil belajar siswa. Iklim kelas yang baik akan meningkatkan hasil belajar siswa, karena hasil belajar siswa salah satunya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Iklim kelas merupakan faktor eksternal yang terdiri dari guru, ruang kelas dan siswa lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara Iklim kelas Terpaduterhadap hasil belajar siswa pada VIII SMPN 29 Padang dengan r hitung sebesar 0,595 dan berada pada rentang 0,4 – 0,6. Arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin baik iklim kelas maka semakin tinggi hasil

(9)

belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Mahmud. 2012. Sosialogi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2014. Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dangan SPSS. Yogyakarta:

Andi.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Th 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.Cemerlang. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Evi Taruli selaku guru mata pelajaran Akuntansi Dasar kelas X Akuntansi di SMK Negeri 7 Medan, mengatakan bahwa pesertadidik

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penanaman sikap sosial dalam pembelajaran IPS pada kelas VIII di SMP Negeri 2 Seputih Surabaya sudah cukup