• Tidak ada hasil yang ditemukan

17.DHEVI KHARISMA (KTI KEJANG DEMAM) PDF DONE.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "17.DHEVI KHARISMA (KTI KEJANG DEMAM) PDF DONE.pdf"

Copied!
245
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Terjadinya proses infeksi pada tubuh menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang biasa disebut dengan demam. Demam merupakan faktor risiko terpenting terjadinya kejang demam. Kebanyakan kejang demam merupakan kejang demam sederhana, tidak menyebabkan penurunan IQ, epilepsi dan kematian. Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38°C), yang disebabkan oleh proses ekstrakranial.

Salah satu faktor risiko terjadinya kejang demam adalah riwayat kejang dalam keluarga, berkaitan dengan jenis kejang demam pertama dan usia terjadinya kejang demam pertama. Kasus kejang demam terdapat 625 orang dibandingkan tahun 2010 sebanyak 729 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, 2011). Pengobatan antikonvulsan harian, yaitu fenobarbital atau asam valproat, mengurangi kejadian kejang demam berulang.

Antipiretik bermanfaat namun tidak dapat mencegah kejang demam namun tidak dapat mencegah terulangnya kejang demam (Arief, 2015). Menurut penelitian, kejadian kejang demam sendiri tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 2-4%, artinya dari 100 anak yang demam, sekitar 2-4 anak akan mengalami kejang.

Rumusan Masalah

Ibu yang mempunyai pengetahuan tentang penatalaksanaan demam dan mempunyai sikap yang baik dalam memberikan perawatan dapat menentukan penatalaksanaan demam yang terbaik pada anaknya (Widyastuti, 2015). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Keperawatan Keluarga pada Anak Kejang Demam”.

Tujuan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Tempat Penelitian
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Medis Kejang Demam

  • Pengertian Kejang Demam
  • Anatomi Fisiologi
  • Etiologi
  • Patofisiologi
  • Klasifikasi
  • Manifestasi Klinis
  • Komplikasi
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Penatalaksanaan

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kekambuhan kejang demam akan meningkat jika terdapat faktor risiko seperti kejang demam pertama kali terjadi pada usia kurang dari 12 bulan, adanya riwayat kejang demam dalam keluarga, dan jika kejang pertama terjadi pada suhu < 40°C, atau mengalami kejang demam kompleks (Pediatrics, 2016). Faktor keturunan menjadi salah satu penyebab terjadinya kejang demam, 25-50% anak yang mengalami kejang demam mempunyai anggota keluarga yang juga pernah mengalami kejang demam. Kejang demam cenderung terjadi dalam 24 jam pertama setelah sakit disertai demam tinggi, demam pada anak paling sering disebabkan oleh.

Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai dengan apnea, peningkatan kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot rangka, yang pada akhirnya menyebabkan hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat akibat metabolisme anaerobik, hipotensi arteri disertai ketidakteraturan. detak jantung dan peningkatan suhu tubuh yang diakibatkan oleh peningkatan aktivitas otot dan menyebabkan peningkatan metabolisme otak (Lestari, 2016). Pada umumnya kejang demam terjadi dalam waktu singkat, berupa kejang klonik bilateral atau kejang tonik-klonik.Setelah kejang berhenti, anak tidak memberikan reaksi apa pun sesaat, namun setelah beberapa detik atau menit, anak terbangun. dan pulih. kesadaran tanpa defisit neurologis. Pasien dengan epilepsi parsial kompleks yang berhubungan dengan MTS memiliki riwayat kejang demam yang berkepanjangan.

Meskipun gangguan kognitif, motorik, dan adaptif ditemukan tidak signifikan pada bulan pertama dan tahun pertama setelah kejang demam, banyak faktor independen seperti status sosial ekonomi yang buruk, kebiasaan menonton televisi, kekurangan ASI, dan kejang demam kompleks (Alomedika, 2018 ). Elektroensefalografi (EEG) tidak dianjurkan, pemeriksaan ini dapat dilakukan pada kejang demam atipikal, misalnya kejang demam kompleks pada anak diatas 6 tahun, kejang demam fokal.

Konsep Keperawatan Anak

  • Pertumbuhan Dan Perkembangan
  • Batasan Usia Anak
  • Pradigma Keperawatan Anak
  • Prinsip Keperawatan Anak
  • Peran Perawat Anak

Dalam memberikan pelayanan keperawatan, anak selalu diutamakan, mengingat kemampuan mengatasi permasalahan masih dalam proses pendewasaan yang berbeda dibandingkan orang dewasa, karena struktur fisik anak dan orang dewasa berbeda baik dari ukuran hingga aspek kematangan fisik. anak-anak dan orang dewasa mempunyai perbedaan fungsi tubuh, orang dewasa biasanya sudah matang. Pelayanan keperawatan anak difokuskan pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak, karena anak merupakan generasi penerus bangsa. Keperawatan anak merupakan suatu disiplin ilmu kedokteran yang fokus pada kesejahteraan anak, sehingga perawat mempunyai tanggung jawab yang komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan.

Praktik keperawatan anak melibatkan kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, menilai, mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, menggunakan proses keperawatan yang konsisten dengan aspek moral (etika) dan hukum (legal). Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan kematangan atau kedewasaan anak dan remaja yang sehat sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan masyarakat. Kedepannya tren keperawatan anak akan fokus pada ilmu tumbuh kembang karena akan mempelajari aspek kehidupan anak (Damanik & Sitorus, 2019).

Sebagai Peneliti Sebagai perawat anak, seorang peneliti memerlukan keterlibatan penuh dalam pekerjaan menemukan masalah keperawatan anak yang akan diselidiki, melakukan penelitian langsung dan menggunakan hasil penelitian kesehatan/keperawatan anak untuk tujuan meningkatkan mutu praktik/pengasuhan keperawatan. Pada anak-anak. Pada jenjang kualifikasi tertentu, perawat harus mampu melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu praktik keperawatan anak (Damanik & Sitorus, 2019).

Konsep Dasar Keluarga

  • Pengertian Keluarga
  • Tipe Atau Bentuk Keluarga
  • Struktur Keluarga
  • Fungsi Keluarga
  • Tugas Perkembangan Keluarga

Sistem nilai dalam keluarga Nilai keluarga diartikan sebagai suatu sistem gagasan, sikap dan keyakinan tentang nilai keseluruhan atau konsep yang secara sadar atau tidak sadar mengikat seluruh anggota keluarga menjadi satu dalam suatu budaya yang sama. Pola dan Proses Komunikasi Komunikasi adalah proses simbolis dan transaksional untuk menciptakan dan mengungkapkan pemahaman dalam keluarga. Struktur Kekuasaan dalam Keluarga Kekuasaan keluarga sebagai ciri sistem keluarga adalah kemampuan, baik potensial maupun aktual, seorang individu untuk mengubah perilaku anggota keluarga.

Terpeliharanya hubungan yang sehat di dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua-anak) maupun di luar keluarga (keluarga besar dan masyarakat). Menjaga hubungan penuh dan bermakna dengan orang tua dan anak yang lebih besar.

Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

  • Pengkajian
  • Perumusan Diagnosis Keperawatan
  • Menentukan Prioritas Masalah
  • Perencanaan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Kemampuan anggota keluarga dalam mempengaruhi dan mengendalikan orang disekitarnya untuk mengubah perilaku keluarga guna menunjang kesehatan dalam keluarga. Perilaku setiap anggota keluarga dapat dilihat dari nilai dan norma yang ada dalam keluarga. A. Keluarga yang saling menyayangi dan merawat salah satu keluarga yang menderita penyakit gout akan mempercepat proses penyembuhan dan masing-masing keluarga mampu memberikan dukungan kepada klien.

Perlu dikaji sejauh mana keluarga mengenal penyakit anggota keluarganya dan cara merawat anggota keluarga yang sakit. Bagaimana keluarga dapat memanfaatkan sumber daya masyarakat yang ada untuk meningkatkan hasil kesehatan? h) Stressor keluarga dan coping Stressor jangka pendek yaitu stressor yang pernah dialami keluarga dan memerlukan penyelesaian dalam waktu 6 bulan, Stressor jangka panjang yaitu stressor saat ini. Ini adalah pengalaman yang membutuhkan waktu lebih dari 6 bulan untuk diselesaikan. Etiologi atau Penyebab (E) Penyebab Diagnosa Keperawatan dalam Keperawatan Keluarga menitik beratkan pada 5 tugas kesehatan keluarga yang meliputi : .. 3) Merawat anggota keluarga yang sakit.

Keluarga Berencana Keperawatan merupakan suatu kompilasi rencana tindakan yang dibuat oleh perawat yang nantinya akan diimplementasikan dalam tindakan nyata dengan mengerahkan seluruh keterampilan yang dimilikinya untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menanamkan rasa percaya diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan mendemonstrasikan cara merawat, menggunakan alat dan perlengkapan di rumah, serta mengawasi keluarga dalam melakukan tindakan.

METODE PENULISAN

Rancangan Penulisan

Subyek Studi Kasus

Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Lokasi Dan Waktu Studi Kasus

Prosedur Studi Kasus

Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data

Alat atau instrumen pengumpul data menggunakan format asesmen keperawatan keluarga yang disepakati pada program studi DIII keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur.

Keabsahan Data

Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Studi Kasus

  • Gambaran Lokasi Penelitian
  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Pembahasan

N, 4 tahun, mengalami riwayat kejang demam pada usia 1 tahun 3 tahun, dari data subjektif Ny. Ketika anak mengalami kejang demam, keluarga dapat mengatasinya berdasarkan pengetahuan yang diperoleh. Hubungan antara riwayat kejang keluarga dan jenis kejang demam serta usia pertama kali kejang demam.

Menjelaskan pengertian kejang demam b. Menyebutkan penyebab kejang demam c. Menjelaskan patofisiologi kejang demam d. Sebutkan tanda dan gejala kejang demam e. Menjelaskan pengertian kejang demam 2. Menjelaskan penyebab kejang demam 3. Menjelaskan patofisiologi kejang demam 4. Menjelaskan tanda dan gejala kejang demam 5. Menjelaskan PHBS. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami dan memahami kejang demam ditinjau dari pengertian, penyebab, patofisiologi, tanda dan gejalanya.

Hubungan antara riwayat kejang keluarga dan jenis kejang demam serta usia saat kejang demam pertama.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan dan persamaan keluhan pada tingkat pengetahuan orang tua, dimana keluarga tidak mengetahui secara pasti penyakit yang diderita anaknya, terdapat persepsi yang salah mengenai penyebab, pencegahan dan perlakuan. Intervensi yang digunakan pada kasus klien 1 dan klien 2 disusun berdasarkan diagnosis yang telah ditetapkan dan disesuaikan dengan teori yang ada. Pada implementasi klien 1 dan klien 2 ditemukan action plan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan action plan yang dibuat.

Penilaian dilakukan pada klien 1 selama 6 hari yaitu 2 penilaian, 3 hari pelaksanaan, 1 hari penilaian umum dan penilaian dilakukan pada klien 2 selama 6 hari yaitu 2 penilaian, 3 hari pelaksanaan, 1 hari penilaian umum.

Saran

Pengaruh pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan kejang demam anak terhadap pengetahuan ibu di RS Roemani & RSI Sultan Agung Semarang. -Faktor yang mempengaruhi kejadian kejang demam pada pasien anak di rumah sakit di Provinsi Lampung. Siswa harus menyelesaikan pelaksanaan diagnosa defisit pengetahuan. Implementasi yang akan dilakukan adalah siswa harus mengetahui kesiapan dan kemauan menerima informasi, memberikan nasehat mengenai kejang demam, menjelaskan tentang kejang demam dan mendorong pola hidup bersih dan sehat. .

Pengobatan intermiten dengan diazepam pada awal serangan demam pertama memberikan hasil yang lebih baik. Pengaruh pendidikan kesehatan mengenai penatalaksanaan kejang demam anak terhadap pengetahuan ibu di RS Rumania & RSI Sultan Agung Semarang.

Gambar

Tabel 4.3  Analisis Data Keluarga

Referensi

Dokumen terkait

7) Patofisiologi dan asuhan keperawatan anak dengan gangguan sistim neurologi : hidrosefalus, meningitis, kejang. Intervensi keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi