PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pasar tradisional juga dapat menjadi tempat para pelaku pasar berinteraksi untuk bertukar informasi. Oleh karena itu, keberadaan pasar tradisional merupakan sarana pembangunan ekonomi yang penting dan berperan dalam perekonomian nasional. Sedangkan di pasar modern, penyajian barangnya hampir sama dengan pasar tradisional, namun dikemas lebih menarik.
Pasar Gotong Royong terletak di Jalan Lintas Sumatra, Terbanggi Subing, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah. Pemerintah membangun kembali Pasar Gotong Royong agar mampu bersaing dan meningkatkan kesejahteraan para pedagang dengan memfasilitasi tempat-tempat baru bagi para pedagang, selain itu juga dilakukan pembangunan agar luas tata ruang dan infrastruktur pasar menjadi lebih baik. 1. Kebijakan pembangunan di pasar gotong royong membawa kewajiban baru yang harus dipatuhi oleh para pedagang.
Para pedagang kerap ditipu oleh preman di Pasar Gotong Royong dengan dalih jatah bulanan. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji hal tersebut dalam penelitian yang berjudul : “Dampak Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Perkembangan Usaha Pedagang Di Pasar Gotong Royong (Studi Pada Pasar Gotong Royong Kecamatan Gunung Sugih) Pusat. Kabupaten Lampung)".
Pertanyaan Penelitian
Kini sebagian pedagang di pasar gotong royong di Kabupaten Lampung Tengah merupakan pedagang yang pindah dari daerah tersebut. Dampak kondisi sosial ekonomi terhadap perkembangan usaha pedagang di pasar gotong royong Pedagang di pasar gotong royong. Para pedagang di pasar Gotong Royong umumnya mempunyai pegawai yang membantu mereka menjalankan usahanya.
Salah satu dampak negatif kondisi sosial ekonomi terhadap berkembangnya usaha pedagang di pasar gotong royong adalah lokasi penataan atau penempatan stand dan kios amparan. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Sutarti, salah satu tenaga penjual di Pasar Gotong Royong, sistem pembayaran iuran ini adalah sebuah tagihan. Hal ini menunjukkan bahwa dampak kondisi sosial ekonomi terhadap perkembangan usaha pedagang dapat memberikan dampak negatif terhadap kelangsungan usaha pedagang di pasar gotong royong.
Dengan semakin majunya teknologi, para pedagang di pasar kerjasama silang gagal memaksimalkan penjualannya dengan menggunakan teknologi modern. Praktik kebijakan harga juga beberapa kali terjadi pada waktu-waktu tertentu di pasar gotong royong.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian Relevan
Berikutnya penelitian I Kadek Dwi Perwira Putra dan I Gusti Wayan Murjana Yasa yang berjudul: “Efektifitas dan Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional Terhadap Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang dan Pendapatan Pasar di Kota Denpasar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dan dampak revitalisasi pasar tradisional terhadap jumlah kunjungan, pendapatan pedagang dan pendapatan pasar di Kota Denpasar. Revitalisasi pasar tradisional berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kunjungan, pendapatan pedagang dan pendapatan pasar.9.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Annisa Indah Masitha dengan judul: “Dampak Sosial Ekonomi Revitalisasi Pasar Tradisional Terhadap Pedagang”. Temuan penelitian menyimpulkan bahwa berbagai dampak sosial ekonomi dari pelaksanaan revitalisasi Pasar Wonokromo yang dirasakan pedagang berbeda-beda tergantung pada tingkat kelompok pedagang. Revitalisasi pasar bagi para pedagang besar yang mempunyai modal ekonomi dan sosial yang relatif stabil membawa perubahan positif seperti keinginan dan semangat untuk memajukan usahanya agar berkembang lebih baik.
9I Kadek Dwi Perwira Putra dan I Gusti Wayan Murjana Yasa, “Efisiensi dan Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional Terhadap Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang dan Pendapatan Pasar di Kota Denpasar”, EP Unud E-Journal, Vol. 10Annisa Indah Masitha, “Dampak sosial ekonomi revitalisasi pasar tradisional terhadap pedagang,” Javna dela Sosek, Vol.
LANDASAN TEORI
- Sosial Ekonomi
 - Kondisi Sosial Ekonomi Pasar
 - Kondisi Sosial Pasar
 - Perkembangan Usaha
 - Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Social Ekonomi
 - Dampak Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Perkembangan
 - Dampak Positif
 - Dampak Negatif
 - Standar Pengelolaan Pasar
 - Kesejahteraan Pedagang
 - Pengertian Kesejahteraan Pedagang
 - Indikator Kesejahteraan Pedagang
 
Pedagang yang mempunyai keperluan seperti menghadiri pesta seseorang, pergi berkelompok hingga bersekolah anaknya dalam waktu singkat akan menitipkan barang dagangannya kepada pedagang lain. Pedagang yang menjual barang dengan harga lebih tinggi dan pedagang yang menjual barang dengan harga lebih rendah akan mengalami konflik. Pedagang yang menjual barang dengan harga murah tentu memiliki pembeli yang lebih banyak dibandingkan pedagang yang menjual barang dengan harga lebih mahal.
Hal ini tentu saja membuat para pedagang tidak menyukai mereka dan cenderung menjauhi pedagang yang menjual dengan harga murah. Pedagang yang mempunyai modal besar bisa menyewa beberapa toko yang lebih luas agar bisa menjual harga. Buruknya keamanan dan kenyamanan pasar dapat menimbulkan aksi premanisme, adanya aksi premanisme terhadap pedagang sering kali dilancarkan oleh preman yang mengaku menguasai kawasan dalam jumlah yang cukup besar sehingga berdampak tidak nyaman bagi pedagang dan konsumen.
Pedagang yang sejak awal menyatakan mampu mencicil biaya investasi stand biasanya berlokasi di lokasi yang kurang strategis dan akses yang kurang terjangkau bagi pembeli. Terjadinya kekerasan terhadap pedagang yang seringkali dipukuli oleh preman yang mengaku menguasai wilayah dengan uang yang cukup besar, sehingga berdampak tidak nyaman bagi pedagang dan konsumen.11.
METODE PENELITIAN
- Jenis dan Sifat Penelitian
 - Sumber Data
 - Metode Pengumpulan Data
 - Teknik Analisa Data
 
Pasar gotong royong berkembang pesat pada tahun 1970 dan hingga saat ini masih terdapat kegiatan perekonomian di pasar tersebut.1. Berdasarkan kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa dampak kondisi sosial ekonomi terhadap perkembangan usaha pedagang di Pasar Gotong Royong memberikan dampak positif yang baik dengan terpenuhinya kualitas hidup.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Pasar Gotong Royong, Kecamatan
Salah satu pasar tradisional yang ada di Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah adalah Pasar Gotong Royong yang terletak di Jalan Lintas Sumatra, Terbanggi Subing, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah. Pasar gotong royong berdiri sekitar tahun 1960, pada saat itu gotong royong beratap seng, pasar gotong royong awalnya hanya berupa pasar tambal sulam. Pasar gotong royong sebagian besar diisi oleh pedagang-pedagang kecil, seperti: penjual sayur-mayur, rempah-rempah, bumbu dapur, buah-buahan, ikan, perabot rumah tangga, pakaian, perlengkapan sekolah, sembako, sembako, jajanan, aksesoris dan makanan, sehingga kondisi yang ada pasar lebih populer dibandingkan supermarket yang lokasinya tidak jauh dari pasar.
Visi UPT Pelayanan Pasar Reksa adalah : “Mewujudkan peningkatan pelayanan bagi masyarakat pedagang, pembeli, pengunjung dan pengguna pasar melalui sistem pengelolaan pasar agar pasar pada umumnya masyarakat sejahtera”. Setelah pemerintah menerapkan peraturan Work From Home (WFH) dan mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah untuk mencegah penyebaran COVID-19, sekitar 50% konsumen memutuskan untuk berbelanja online atau bahkan berbelanja di supermarket besar seperti Hypermart, Indomart, Surya. , Alfamart, dan lain sebagainya karena menurut mereka lebih higienis dibandingkan di pasar. Kepala bagian membawahi staf, staf ini mengelola kegiatan di Pasar Gotong Royong dengan bantuan bagian pendapatan, bagian keamanan dan bagian kebersihan.
Bertugas memungut retribusi dari para pedagang yang ada di pasar, baik yang berada di kawasan pasar maupun yang berada di kawasan pasar, untuk kemudian melaporkan hasil retribusi pasar tersebut kepada pengelola pasar yang bertindak sebagai koordinator di lapangan disertai dengan surat bukti per uang jaminan.
Dampak Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Perkembangan
Ketersediaan lapangan kerja pada pasar gotong royong telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat di lingkungan pasar gotong royong. Apabila seluruh aspek kebutuhan tersebut dapat terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa dampak kondisi sosial ekonomi terhadap perkembangan usaha perdagangan melalui kualitas hidup pedagang di Pasar Gotong Royong berjalan dengan baik. Menurut Ny. Sumiati merasa para petani juga terbantu oleh Ibu. Sumiati menjual hasil panennya di Pasar Gotong Royong.
Menurut para pedagang, mereka juga mengatakan bahwa pendapatan dari berdagang di Pasar Gotong Royong dinilai cukup untuk memenuhi kualitas hidup para pedagang dan keluarganya. Biaya harian ini dibayarkan setiap hari oleh pedagang selama pedagang berdagang di kawasan pasar gotong royong. Pasar gotong royong ini telah berdiri sejak tahun 1960an dimana pasar tersebut dibangun oleh masyarakat desa.
Bagi pemerintah daerah (UPT) diharapkan dapat lebih memperhatikan berbagai unsur pendukung gotong royong para pedagang pasar. Jaminan Keamanan Baik pedagang maupun pembeli merasa aman di Pasar Gotong Royong Perubahan kebijakan baru selalu diperhatikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang di Pasar Bandung Kota Denpasar, E-journal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. Kehidupan Sosial Ekonomi Pedagang Pasar Tradisional Pasca Pemukiman Kembali dan Perkembangan Pasar Modern', Jurnal Sosiologi Islam, Vol. Terdapat 38 pedagang yang terdaftar secara resmi, namun setiap harinya masih banyak lagi pedagang tidak resmi yang tidak terdaftar pada tata usaha dan perdagangan di Pasar Gotong Royong.
Menurut pengelola, kebijakan baru yang dibuat akan dilakukan oleh para pedagang di pasar secara gotong royong. Bagaimana cara pengelola menjaga keamanan pasar agar pedagang dan konsumen merasa nyaman bekerja sama di pasar? Wawancara dengan pengelola tidak resmi di Pasar Gotong Royong, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah.
MS. Sumiati: ada perjanjian kontrak Pak Sanwawi: ya, ada perjanjian kontrak sebelum menjual di pasar gotong royong. Taufik, Johan 38 tahun Pengelola Tidak Resmi Pasar Gotong Royong Sumiati, 43 tahun Pedagang Sayur Pasar Gotong Royong Amparan Sanwani, 41 tahun Pedagang Ikan Pasar Gotong Royong Amparan Ismail, 56 tahun Pedagang grosir bahan makanan di kios pasar. Irma, 28 tahun Pembeli Pasar Gotong Royong Nafisah, 40 tahun Pembeli Pasar Gotong Royong Ririn, 33 tahun Pembeli Pasar Gotong Royong.