• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Tujuan penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Untuk mengetahui hubungan usia ibu saat melahirkan dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di RSUD Kota Padangsidimpuan. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan.

Manfaat Penelitian

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya kurang dari 2500 gram (Anik, 2010). 5 Distribusi frekuensi hubungan umur ibu dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2016.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Jenis Persalinan

Aborsi (keguguran) adalah terminasi kehamilan sebelum janin mampu hidup – berat janin kurang dari 1000 gram – usia kehamilan dibawah 28 minggu. Persalinan prematur adalah persalinan karena pembuahan pada usia kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500 gram.

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

  • Pengertian
  • Etiologi
  • Klasifikasi BBLR
  • Tanda dan Karakteristik BBLR
  • Komplikasi

Persalinan maturus atau cukup bulan (term) adalah persalinan pada usia kehamilan 37-40 minggu, janin matang, berat badan diatas 2500 gr. Begitu pula dengan kejadian prematuritas pada bayi yang lahir di luar nikah lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir dalam perkawinan sah. Prematuritas murni: masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan pada masa kehamilan berat atau disebut neonatus prematur menurut masa kehamilan (NKB-SMK).

Ketidakdewasaan: Seorang bayi dilahirkan dengan berat badan yang lebih rendah dari yang seharusnya untuk usia kehamilan tersebut. Berat badan bayi mengalami hambatan pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk usia kehamilannya (Atikah, 2010). Hipotermia dapat terjadi karena kemampuan menahan panas dan kemampuan meningkatkan produksi panas sangat terbatas akibat pertumbuhan otot yang tidak adekuat, sedikit lemak tubuh, belum matangnya sistem saraf yang mengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif besar dibandingkan berat badan. , sehingga mudah kehilangan panas.

Bayi cukup bulan dapat mempertahankan kadar gula darahnya pada 50-60 mg/dL selama 72 jam pertama, sedangkan berat badan lahir rendah berada pada angka 40 mg/dL.

Karakteristik

  • Pengertian Karakteristik
  • Umur Ibu
  • Paritas
  • Tingkat Pendidikan Ibu

Usia ibu bukan merupakan faktor utama terjadinya BBLR, namun kelahiran BBLR tampaknya semakin meningkat pada wanita berusia < 20 tahun dan > 35 tahun (Risyani, 2011). Menurut Tjipta (2007), umur ibu <20 tahun dan >35 tahun, perempuan yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun mempunyai resiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil dan janinnya, berisiko terjadi pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia dan melahirkan bayi BBLR.

Sehingga cenderung terjadi kelainan letak atau pertumbuhan plasenta dan pertumbuhan janin sehingga menyebabkan bayi berat lahir rendah. Paritas yang tinggi akan berdampak pada munculnya berbagai permasalahan kesehatan baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan, salah satu dampak kesehatan yang dapat diakibatkan oleh paritas yang tinggi adalah terganggunya pertumbuhan janin yang berujung pada lahirnya bayi dengan 'lowbirth'. berat. Jika tingkat pendidikan ibu rendah maka sulit memperoleh informasi tentang kepatuhan ibu terhadap asupan gizi selama kehamilan. Asupan gizi yang tidak mencukupi sangat mempengaruhi pertumbuhan janin. Kurangnya gizi pada masa kehamilan dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah.

Pendidikan banyak menentukan sikap dan tindakan dalam menghadapi berbagai permasalahan, misalnya kemauan menjadi peserta keluarga, termasuk pengaturan makanan bagi ibu hamil untuk mencegah munculnya bayi berat lahir rendah (BBLR). Bahwa ibu mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan dan pertumbuhan dapat ditunjukkan dengan Fakta selanjutnya adalah anak dan ibu mempunyai latar belakang.

Kerangka Konsep

Hipotesa

1 Distribusi frekuensi karakteristik ibu saat melahirkan berdasarkan usia di Rumah Sakit Umum Regional di Kota Padangsidimpuan pada 2016. 2 Frekuensi Distribusi Karakteristik Ibu saat melahirkan menurut paritas di Rumah Sakit Umum Regional di Kota Padangsidimpuan pada 2016. 3 Karakteristik Distribusi Frekuensi Ibu di Mothers di Regional di Padangsidimpuan pada 2016. 3 Karakteristik Distribusi Frekuensi Ibu di Mothers di Regional di Padangsidimpuan persalinan menurut tingkat pendidikan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan tahun 2016.

4 Distribusi frekuensi bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2016. 6 Distribusi frekuensi rasio paritas ibu bersalin dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2016. 7 Distribusi frekuensi tingkat rasio pendidikan ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2016.

Berdasarkan umur, ibu yang melahirkan di RSUD Padangsidimpuan pada tahun 2016 tidak berisiko (20-35 tahun) yaitu sebanyak 48 responden (46,7%). Berdasarkan paritas mayoritas beresiko (multipara dan grandemultipara) sebanyak 53 responden (58,9%) dan berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA-PT sebanyak 59 responden (65,6%).

Tabel 3.2 Defenisi operasional variabel independen dan variabel dependen
Tabel 3.2 Defenisi operasional variabel independen dan variabel dependen

Desain Dan Metodologi Penelitian

Waktu Dan Tempat Penelitian

  • Waktu Penelitian
  • Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan (persiapan proposal) hingga penyusunan laporan akhir yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Agustus dengan kegiatan pengumpulan referensi, penyampaian judul, studi pendahuluan, pembuatan proposal, penelitian, pengumpulan data, analisis data. , penulisan hasil penelitian, konsultasi dan pembelaan tesis. Dan pada survei pendahuluan dengan menggunakan data yang diperoleh dari Rekam Medis masih banyak ditemui kejadian BBLR.

Populasi Dan Sampel

  • Populasi
  • Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2016 yang berjumlah 359 orang. Sampel adalah sebagian kecil atau wakil dari keseluruhan objek yang diteliti, mewakili keseluruhan populasi. Jika populasi >100 maka sampelnya bisa 10%-15% atau 20%-25% dari populasi, karena populasi dalam penelitian ini >100 maka peneliti mengambil 25% dari populasi menjadi 90 orang.

Sampel dibuat dengan membuat daftar acak elemen atau anggota populasi dari 1 sampai dengan banyaknya populasi.

Alat Pengumpulan Data

Prosedur Pengumpulan Data

Defenisi Operasional

Dari tabel diatas terlihat sebagian besar karakteristik ibu yang melahirkan di RSUD Padangsidimpuan tahun 2016 berada pada kelompok umur tidak risiko (20-35 tahun) yaitu sebanyak 48 responden (53,3%) . Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang melahirkan di RSUD Padangsidimpuan tahun 2016 mempunyai bayi yang tidak mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu sebanyak 62 responden (68,9%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Chi square diperoleh p-value signifikan sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara usia ibu saat melahirkan dengan berat badan lahir rendah. berat badan lahir rendah (BBLR) bayi di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2016.

Berdasarkan uji statistik dengan uji Chi square diperoleh p-value signifikan sebesar 0,000 (p<0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kelahiran. ibu dan bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2016. Dari hasil penelitian diperoleh banyak karakteristik ibu yang melahirkan di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2016 menurut umur, yaitu: berisiko (< 20 tahun dan >35 tahun) sebanyak 42 responden (46,7%) dan tidak berisiko (20-35 tahun) yaitu sebanyak 48 responden (46,7%). Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh p-value signifikan sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara usia ibu dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). . di RSUD Kota Padangsidimpuan pada tahun 2016.

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh p-value signifikan sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara usia ibu dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). . di RSUD Kota Padangsidimpuan pada tahun 2016.

Pengolahan Dan Analisa Data

  • Pengolahan Data
  • Analisa Data

HASIL PENELITIAN

Data Univariat

Tabel diatas menunjukkan karakteristik ibu bersalin di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2016 mayoritas berada pada paritas risiko (multipara dan grandemultipara) yaitu sebanyak 53 responden (58,9%). Tabel diatas menunjukkan karakteristik ibu yang bersalin di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2016 sebagian besar berada pada tingkat pendidikan SMA-PT yaitu sebanyak 59 responden (65,6%).

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin Menurut Paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2016
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin Menurut Paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

Data Bivariat

Dari tabel diatas terlihat 18 responden (58,1%) dari 31 ibu bersalin yang berpendidikan SMP-SMP melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan 13 responden (41,9%) tanpa BBLR. Sedangkan tingkat pendidikan SMA-PT melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebanyak 10 bayi (16,9%) dan bayi tanpa BBLR sebanyak 49 responden (83,1%). Berdasarkan uji statistik dengan uji Chi Square diperoleh p-value signifikan sebesar 0,245 (p>0,05) sehingga Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan berat badan lahir rendah (BBLR). ) bayi tidak ada di RSUD Kota Padangsidimpuan pada tahun 2016.

Hasil survei yang diperoleh dari 31 ibu berpendidikan dasar atau menengah yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) terungkap sebanyak 18 responden (58,1%) dan 13 responden tanpa BBLR (41,9%). Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Chi-square diperoleh p-value signifikan sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu bersalin dengan rendahnya tingkat pendidikan ibu melahirkan. bayi berat lahir (BBLR) di RSUD Kota Padangsidimpuan tahun 2016. Hubungan umur, kesetaraan dan pekerjaan ibu hamil dengan bayi berat lahir rendah di RSUDZA Banda Aceh tahun 2012.

Karakteristik ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) di RS Santa Elisabeth tahun 2006.

Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2016
Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

PEMBAHASAN

Hubungan Usia Ibu Bersalin dengan Berat Bayi Lahir Rendah

Dari hasil survei diperoleh dari 42 ibu berisiko (<20 tahun dan >35 tahun), 25 responden (59,5%) melahirkan dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan 17 responden (40,5%) tidak melahirkan BBLR. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Liza Salawati (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Usia, Paritas Dan Pekerjaan Ibu Hamil dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RSUDZA Banda Aceh Tahun 2012 Data tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil yang tidak berisiko biasanya tidak melahirkan bayi BBLR.

Dari hasil penelitian diperoleh dari 53 ibu yang beresiko paritas (multipara dan grandemultipara), 19 responden (35,8%) melahirkan dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan 34 responden tidak BBLR. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Liza Salawati (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Usia, Paritas Dan Pekerjaan Ibu Hamil dengan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RSUDZA Banda Aceh Tahun 2012. Sebanyak 96,0% ibu hamil paritas tidak berisiko melahirkan bayi BBLR serta 77,3% ibu hamil paritas berisiko tidak melahirkan bayi BBLR.

Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pendidikan kesehatan pada ibu hamil untuk menurunkan risiko bayi lahir dengan BBLR.

Hubungan Paritas dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Bersalin dengan Berat Bayi

Hasil uji statistik menggunakan Chi Square pada CI 95%, α = 0,05 menunjukkan p value = 0,005 (< 0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan bayi BBLR di RS Santa Elisabeth. Pada bagian Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUD Kota Padangsidimpuan untuk meningkatkan pemerataan informasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk mendeteksi status kesehatan ibu dan janin dalam kandungannya sejak dini.

Keterbasan Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

  • Bagi Instansi Penelitian dan Masyarakat

Gambar

Tabel 3.2 Defenisi operasional variabel independen dan variabel dependen
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin Menurut Umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2016
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin Menurut Paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2016
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin Menurut Tingkat Pendidikan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2016
+5

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penting untuk peneliti mengkaji secara mendalam mengenai pengalaman ibu dengan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) tentang pelaksanaan Perawatan

T G3P2002 usia 36 tahun dengan usia kehamilan 34 minggu 4 hari di wilayah kerja Puskesmas Batu Ampar Kota Balikpapan Tahun 2020 dari masa kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas,