• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KEGAGALAN KONEKSI TCP/IP PADA JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSA KEGAGALAN KONEKSI TCP/IP PADA JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA KEGAGALAN KONEKSI TCP/IP PADA JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Abdul Karim1, Tatang Hidayat Pohan1, Awaludin Hasibuan1, Elvitrianim Purba1, Sri Trianovie1

1 Dosen Tetap AMIK STIEKOM Sumatera Utara, Medan, Indonesia

1 Jln. Abdul Haris Nasution No. 19 Medan, Indonesia

Abstrak

TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) jika diterjemahkan adalah protokol kendali Transmisi/Protokol Internet, adalah gabungan dari protokol TCP (Transmission Control Protocol) dan IP (Internet Protocol) sebagai sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet yang akan memastikan pengiriman data sampai ke alamat yang dituju. Kebanyakan dari pengguna jaringan internet mengalami gangguan koneksi internet dikarenakan kesalahan dari TCP/IP tersebut. Tujuan system pakar ini dibangun untuk diagnosis gangguan jaringan yang disebabkan kesalahan dalam TCP/IP. Dari system pakar ini memberikan informasi mengenai gannguan TCP/IP, jenis-jenis kesalahan, dan solusi dari gangguan TCP/IP. System pakar ini menggunakan metode inferensi forward chaining, yaitu teknik yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan bagian IF dari rule IF-THEN. Bila fakta cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Hasil pengujian dengan system ini menunjukan bahwa system mampu menentukan gangguan beserta memberikan solusi dan penanganan yang harus dilakukan oleh pengguna, berdasarkan gejala-gejala yang yang sebelumnya dipilih oleh pengguna.

Kata kunci: Sistem Pakar, TCP/IP, Forward Chaining

Abstract

TCP / IP (abbreviation for Transmission Control Protocol / Internet Protocol) translates Transmission Control Protocol / Internet Protocol, is a combination of TCP (Transmission Control Protocol) and IP (Internet Protocol) as a group of protocols that govern data communications in the process change- exchange data from one computer to another computer in the Internet network that will ensure the delivery of data to the destination address. Most of the Internet users experience internet connection interruption due to fault of TCP / IP is. This expert system purpose built for the diagnosis of disorders caused by faults in the network TCP / IP. From this expert system provides information on gannguan TCP / IP, the kinds of errors, and the solution of disorders TCP / IP. This expert system uses forward chaining inference method, which is a technique that starts with the known facts, and then match these facts with IF part of IF-THEN rules. If the facts match the IF, then the rule is executed. Results of testing with this system shows that the system is able to determine the disorder along with providing solutions and handling should be done by the user, based on the symptoms that were previously selected by the user.

Keywords: Expert Systems, TCP/IP, Forward chaining

1. PENDAHULUAN

Kegagalan dikatakan sebuah kondisi yang tidak normal yang mengakibatkan menurunnya performa suatu sistem ketika diaplikasikan kedalam jaringan komputer. terjadinya kegagalan pada suatu sistem jaringan komputer dapat diakibatkan oleh kegagalan pada perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Kegagalan seperti ini dapat menyebabkan gangguan pada pengguna dalam jaringan LAN (Local Area Network). Fault manajemen dapat didefenisikan sebagai area yang berkonsentrasi dalam deteksi, isolasi, dan korelasi dari kondisi tidak normal yang muncul dalam jaringan.

Fault management pada dasarnya terdiri beberapa proses yang saling berkaitan satu dengan yang lainya, yaitu:

1. Deteksi Kegagalan: Proses ini membandingkan karakteristik dari sistem yang gagal dengan menggunakan indikator tertentu. Indikator ini akan dianalisis apakah terjadi penyimpangan dengan sistem yang sedang berjalan normal.

2. Diagnosis Kegagalan: Proses identifikasi dari kegagalan yang terindikasi. Proses ini akan dapat

muncul pada level deteksi, tetapi dapat juga diaplikasikan ketika kita memiliki data lain pada sewaktu untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat.

3. Koreksi Kegagalan: Proses ini merupakan tindak lanjut dari kedua proses sebelumnya. Koreksi terhadap kegagalan yang terjadi akan dilakukan bila kegagalan telah tedeteksi diagnosis penyebab terjadinya kegagalan tersebut diketahui.

2. TEORITIS 2.1 Sistem Pakar

Menurut definisi, Artificial Intelligence adalah bidang ilmu komputer yang berfokus pada menciptakan mesin yang bisa terlibat pada perilaku bahwa manusia menganggap cerdas. Secara garis besar, Artificial Intelligence adalah kombinasi ilmu komputer, fisiologi dan filsafat. Prinsip landasan Artificial Intelligence adalah untuk membuat komputer lebih berguna dan mandiri. Dengan cara ini, komputer akan mencapai kemampuan untuk meniru proses berpikir manusia dan akan mampu untuk

(2)

pengambilan keputusan strategis. (Akhil Kaushik,2012)

2.2 Model Forward Chaining

Menurut (Dr. Vincent Suhartono, 2011) Forward Chaining adalah teknik yang dimulai dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan bagian IF dari rule IF- THEN. Bila fakta cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam database.

Gambar 1. Forward Chaining

2.3 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah himpunan

Interkoneksi” antar dua komputer autonomous atau lebih yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel (wireless). (Melwin syafrijal, 2005, 2).

Network troubleshooting

Network troubleshooting dapat diartikan sebagai cara atau teknik mengenal (recognizing) dan mendiagnosa (diagnosing) masalah-masalah jaringan dengan tujuan untuk menjaga agar jaringan kita tetap berjalan dengan normal.

Network troubleshooting yang akan kita lakukan adalah berbasiskan pada layanan-layanan di TCP/IP atau Internet. Beberapa alat troubleshooting untuk software yang digunakan berbasiskan pada platform sistem operasi (OS) Linux dan Windows (Heru Sukoco. 2008).

TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)

TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam suatu jaringan. Prinsip pembagian lapisan pada TCP/IP menjadi protokol komunikasi data yang fleksibel dan dapat diterapkan dengan mudah di setiap jenis komputer dan antar muka jaringan, karena sebagian besar isi kumpulan protokol ini tidak spesifik. (Siswo Wardoyo, 2014).

Arsiterktu TCP/IP

Seperti telah disebutkan sebelumnya, TCP/IP berisi kumpulan dari protokol-protokol yang melakukan fungsinya masing-masing secara spesifik. Protokol- protokol ini dikumpulkan berdasarkan fungsinya dalam lapisan-lapisan tertentu. TCP/IP memiliki 4 lapisan yang antara satu dengan lainnya memiliki protokol dengan fungsi yang saling melengkapi satu sama lain. Lapisan-lapisan tersebut adalah:

Gambar. 2. Layer TCP/IP

Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer atasnya, ia akan menambahkan informasi tambahan miliknya ke data tersebut, informasi ini memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi protokol tersebut. Setelah itu, data ini diteruskan lagi ke protokol l pada layer di bawahnya. Hal yang sebaliknya terjadi jika suatu protokol menerima data dari protokol lain yang berada pada layer di bawahnya. Jika data ini dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut untuk kemudian meneruskan data itu ke protokol lain yang berada pada layer di atasnya.

Gambar. 3. Hubungan layer TCP/IP 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Analisis sistem merupakan proses awal yang harus dilaksanakan untuk menentukan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini adalah sangat penting, karena proses analisis yang kurang akurat akan menyebabkan hasil dari suatu pengembangan perangkat lunak akan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Jadi proses ini harus benar-benar sesuai dengan keinginan pihak pengguna agar hasil pengembangan perangkat lunak memuaskan pengguna.

Penyelesaian Masalah

(3)

a. Membuat suatu perangkat lunak yang menyediakan referensi mengenai tata cara diagnosa kegagalan TCP/IP berdasarkan variabel yang ditentukan. Referensi ini digunakan sebagai dasar teori untuk diagnosa kegagalan TCP/IP b. Membuat sistem pakar yang dapat memproses

dan mengambil kesimpulan yang tepat untuk pendukung keputusan dalam menentukan diagnosa kegagalan TCP/IP

c. Membuat sistem pakar yang dapat memberi keputusan untuk diagnosa kegagalan TCP/IP dan memberikan solusi

d. Pengembangan sistem pakar yang dapat mengatasi diagnosa kegagalan TCP/IP

Hasil Analisis Sistem

Hasil analisis yang diperoleh dari penjabaran permasalahan dalam identifikasi masalah yang dikombinasikan dengan pendekatan solusi, maka diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:

a. Perlu adanya pengembangan sistem pakar untuk membantu orang-orang /pengguna yang membutuhkan cara diagnosa kegagalan TCP/IP.

b. Sistem pakar yang dikembangkan dapat mendiagnosa kegagalan TCP/IP.

c. Dalam mengambil suatu kesimpulan, sistem pakar harus mendeteksi kesalahan yang terjadi didalam sebuah jaringan dari awal hingga akhir dan memberikan solusi kepada pengguna/user

Struktur Dasar Rule-Based Forward Chaining Runut Maju (Forward Chaining), dalam hal ini runut maju merupakan strategi pencarian yang memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta, dari data-data tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi.

Mesin inferensi mencari kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan yang premisnya sesuai dengan data-data tersebut, kemudian dari kaidah-kaidah tersebut diperoleh suatu kesimpulan. Runut maju memulai proses pencarian dengan data sehingga strategi ini disebut juga data-driven.

Konsep Pembangunan Sistem

Pembangunan sistem pakar dalam diangnosa kegagalan TCP/IP ini menggunakan metode pelacakan forward chaining ini dikhususkan membahas Layer TCP/IP. Bahan-bahan mengenai TCP/IP didapat baik dari wawancara langsung dengan pakar dalam hal ini teknis jaringan yang memiliki kualifikasi dalam jaringan dan memiliki sertifikat CCNA dan Mikrotik, jurnal, buku dan informasi dari internet. Kegagalan di jaringan itu sendiri banyak jenisnya, dalam penelitian ini hanya dibahas empat kelompok layer TCP/IP. Namun demikian sistem ini hanya membahas di dua layer

yaitu layer Network Interface Layer dan Internet Layer. Hal ini dikarenakan hak akses sorang pengguna hanya bisa dilakukan untuk mengatasi jaringan sampai di dua layer tersebut.

Adapun kelompok layer TCP/IP dalam hal ini terlihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Tabel Gangguan Kode

gangguan Nama Gangguan R01 Network cable is unplugged R02 Duplicate Name Exists on the

network

R03 limited or no connectivity R04 Destination Host unreachable R05 Request Time Out

R06 IP Address Conflict R07 Internet Not acces R08 Name not found

R09 Unable to resolve the DNS address R10 HTTP Error 403 Forbidden R11 HTTP Error – Bad Gateway &

Server Not Found

Tabel 2. Tabel Gejala Kode

Gejala Gejala

T01 Indikator LAN card tidak menyala T02 Kabel tidak terpasang dengan baik T03 Kabel rusak

T04 Indikator HUB/Switch tidak menyala T05 Terdapat nama komputer yang sama T06 Kesalahan setting pada Router T07 Kesalahan setting DHCP T08 Status LAN masih disable T09 Koneksi ke IP putus T10 Firewall aktif

T11 Akses jaringan kurang bagus T12 Menggunakkan IP address yang statis T13 Tidak ada koneksi ISP

T14 Konfigurasi IP salah T15 Tidak dapat akses DNS T16 Koneksi ISP terputus T17 Server Mantenance T18 Konfigurasi web salah

(4)

Tabel 3. Tabel Keputusan

Gangguan Gejala Aturan

R01 Network cable is unplugged

T01 = Indikator LAN card tidak menyala T02 = Kabel tidak terpasang dengan baik T03 = Kabel rusak T04 = Indikator HUB/Switch tidak menyala

R1=

T01,T02,T 03,T04 MAKA R01

R02 Duplicate Name Exists on the network

T05 = Terdapat nama komputer yang sama

R2 = T05 MAKA R02

R03

limited or no connectivity

T06 = Kesalahan setting pada Router T07 = Kesalahan setting DHCP

R3 = T06,T07 MAKA R03 R04

Destination Host unreachable

T01 = Indikator LAN card tidak menyala T02 = Indikator HUB/Switch tidak menyala

T03 = Kabel Tidak terpasang dengan baik T04 = Kabel rusak T08 = Status LAN masih disable T09= Koneksi ke IP putus

R4 = T01,T02,T 03,T04,T0 8,T09 MAKA R04

R05 Request Time Out

T10 = Firewall aktif T11 = Akses jaringan kurang bagus

R5 = T10,T11 MAKA R05 R06

IP Address Conflict

T12 = Menggunakkan IP address yang statis

R6 = T12 MAKA R06 R07

Internet Not acces

T13 = Tidak ada koneksi ISP

R7 = T13 MAKA R07 R08

Name not found

T14 = Konfigurasi IP salah

T15 = Tidak dapat akses DNS

A8 = T14,T15 MAKA R08 R09

Unable to resolve the DNS address

T16 = Koneksi ISP terputus

R9 = T16 MAKA R09

Gangguan Gejala Aturan

R10 HTTP Error 403

Forbidden

T17 = Server mantenance T18 = Konfigurasi web salah

R10 = T17,T18 MAKA R10 R11

HTTP Error – Bad Gateway &

Server Not Found

T17 = Server mantenance

R11 = T17 MAKA R11

Dari tabel keputusan diatas penelusuran dilakukan dari R01 sampai dengan R11 proses ini dilakukan karena data saling berhubungan dan proses R01 belum selesai Maka tidak ke proses R02 dan seterusnya.

a. Analisis Metode Pelacakan

Metode pelacakan yang digunakan dalam membangun sistem pakar diagnosa gangguan jaringan ini adalah metode forward chaining. Dengan metode forward chaining, semua data dan aturan akan ditelusuri untuk mendapatkan informasi dari gangguan-gangguan yang dialami.

b. Analisis Pohon Keputusan

Analisis pohon keputusan merupakan suatu rancangan yang digunakan untuk membangun sebuah sistem pakar. Di dalam diagram pohon keputusan akan dicari solusi akhir dari setiap penelusuran.

Diagram pohon keputusan akan mempermudah untuk menyusun basis pengetahuan dan aturan dari setiap penelusuran diagnosis gangguan pada jaringan .

S

T01 T02 T03 T04

T06 T07 T08

T09 T05

T11 T12

T13 T14

T15 T16

T17

T18 Gejala

Gangguan

T10 Keterangan

R2

R03

R05 R06

R07

R08 R09

R10 R11 TT

Tidak Terdeteksi

R01 TT

TT

R04 TT

TT TT

TT

TT

TT

Y T

Y

Y Y Y

Y Y

Y

Y

Y

Y Y

Y

Y

Y

Y Y

Y

Y T

T

T

T

T

T

T

T

T T T T T

T T

T

T

T

Gambar 4. Perancangan Pohon Keputusan

4. IMPLEMENTASI

Untuk mengevaluasi sistem pakar yang telah dibuat, maka dilakukan suatu langkah percobaan dengan memberikan sebuah kesalahan buatan

(5)

sehingga komputer tidak dapat melakukan akses internet. Tampilan yang pertama kali muncul saat mengakses sebuah situs yaitu google.com seperti dibawah ini.

Gambar 5. Tampilan pesan ketika tidak dapat mengakses halaman website

Dari tampilan diatas bahwa komputer tidak dapat mengakses alamat tersebut dikarenakan kesalahan yang terjadi didalam sebuah jaringan.

Untuk mengatasi permasalahan kegagalan komputer dalam melakukan koneksi ke jaringan maka dilakukan percobaan dengan mengggunakan sistem pakar yang telah dibuat.

Tampilan awal dari sistem pakar dijalankan sebagai berikut:

Gambar 6. Tampilan Awal Sistem Pakar Tampilan ini menunjukan bahwa pengguna harus melakukan login kedalam sistem pakar dengan level tertentu. Sistem pakar ini memiliki tiga level pengguna yaitu

1. Pengguna: Level pengguna hanya dapat menjalankan program dan tidak bias mengganti isi baik pengetahuan maupun solusi 2. Pakar : Level Pakar memiliki pasilitas

edit maupun tambah pengetahuan

3. Administrator : Level administrator sama dengan level pakar

Gambar 7. Tampilan Diagnosis Kerusakan Disini pengguna diharapkan untuk memilih layer apa yang dialaminya dan setelah memilih maka sistem akan menampilkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kegagalan yang dihadapinya seperti gambar dibawah ini:

Gambar 8. Tampilan pertanyaan

Setelah menjawab semuah pertanyaan yang di berikan maka akan menampilkan sebuah hasil dan solusi yang diberikan sistem kepada pengguna seperti gambar dibawah ini.

Gambar 9 Tampilan Hasil Diagnosis dan penanganan

Disinilah pengguna akan mengetahui kesalah apa yang terjadi di dalam jaringan computer dan bagaimana cara mengatasinya

(6)

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan perancangan aplikasi sistem pakar diagnosa kegagalan koneksi TCP/IP, kebutuhan pengguna dalam pengetahuan tentang kegagalan koneksi TCP/IP cukup diperlukan untuk membantu menangani masalah tersebut dengan mengetahui dari jenis gangguan dan memberikan solusi. Hal ini di berdasarkan hasil kuesioner di BAB IV halaman 74. Dari hasil kuesioner ini menjelaskan bahwa:

1. Banyak penguna yang tidak paham masalah jaringan komputer menjadi paham

2. Sistem pakar dapat membantu pengguna dalam menyelesaikan masalah jaringan komputer 3. Sistem pakar sangat dibutuhkan oleh pengguna

dalam mengatasi masalah jaringan komputer di TCP/IP

REFERENSI

Abdullah H. Alqahtani, M. I. (2013). TCP/IP Attacks, Defenses and Security Tools. International Journal of Science and Modern Engineering (IJISME) , 42.

Arhami, M. (2005 ). Konsep Dasar Sistem Pakar.

Yogyakarta: Andi Offset.

Babu, P. (2010). A Web Based Tomato Crop Expert Information System Based On Artificial Intelligence And Machine Learning Algorithms. International Journal of Computer Science and Information Technologies, Vol. 1 (1) , ISSN:0975-9646 . Chiwuzie, a. K. (2010). Expert System For Local Area

Network Troubleshooting. the Department of Electronics and Computer Engineering, faculty of Engineering, Nnamdi azikiwe university, awka . Deepthi, K. (2011). Troubleshooting Wireless Mesh

Networks using Rule-Based Expert System. IJECT Vo l. 2, Is s uE2, | ISSN : 2230-9543 .

Desak Nyoman Darmayanti, Abidarin Rosidin, M.

Rudyanto Areif. (2013). Analisis dan Desain Infrastruktur Jaringan Komputer di Pemerintah Daerah Kabupaten SUMBAWA untuk Mendukung Implementasi Electronic-Goverment. Universitas Samawa .

Elyyani. (2012). Metode Manajemen Backup Data sebagai Upaya Penyelamatan Data On Line Web Lapan Bandung. Berita Dirgantara .

Erdani, Y. (2012). Developing Backward Chaining Algorithm of Inference Engine in Ternary Grid Expert System. (IJACSA) International Journal of Advanced Computer Science and Applications Vol.

3, No. 9, .

Gregory, P. (2008). IT Disaster Planning Recovery for Dummies. Canada: Wiley Publishing, Inc.

Hasibuan, N. A., Yusmiarti, K., Waruwu, F. T., & Rahim, R. (2017). Expert systems with genetics probability.

International Journal of Research In Science &

Engineering, 3(2), 112–116.

Harihayati, T. (2012). Sitem Pakar Mendiagnosa Penyakit Umum Yang Sering Diderita Balita Berbasis Web Di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Jurnal Komputer dan Informatika (KOMPUTA) .

Hunt, C. (1999). TCP/IP Network Administration. O'Reilly

& Associates.

Iwan, S. (2008). Membangun Jaringan Komputer.

Bandung: Penerbit Informatika .

Jordan, E., & Silcock, L. (2005). Beating IT Risks.

England: John Wiley & Sons, Ltd.

Juanda. (2006). Torch Akibat Dan Solusinya, . Jakarta: PT.

Wangsa Jatra Lestari, Solo.

Kaushik, A. (2011). A Novel Expert System for PC Network Troubleshooting and Maintenance.

international Journal of Advanced Research In Computer Science .

Khalid, R. A. (2014). Expert System to Troubleshoot the Wireless Connection Problems. International Journal ofComputerScienceEngineering

andTechnology( IJCSET) Vol 4, Issue8,238-241 . Kijazi, A. (2014). A Step on Developing Network

Monitoring Tools. Computer Engineering and Intelligent Systems ISSN 2222-1719 (Paper) ISSN 2222-2863 (Online) Vol.5, No.8,www.iiste.org . Kodavade, D. (2011). Troubleshooting Microprocessor

Based System using An Object Oriented Expert System. (IJACSA) International Journal of Advanced Computer Science and Applications, Vol. 3, No.5, . Kurniadi, & William, L. (2010). Strategi Teknologi

Informasi (Perangkat Keras dan Jaringan) dan Portofolio Manajemen (Sumber Daya Manusia dan Operational) pada PT. Mitracomm Ekasarana.

Jakarta: Binus University.

Lipovac, V. (2011). Expert System Based Network

Testing . InTech, Available

from:http://www.intechopen.com/books/expert- systems-for-human-materials-and-

automation/expert-system-basednetwork-testing . Listiyono, H. (2008). Merancang dan Membuat Sistem

Pakar. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIII, No.2, Juli 2008 : 115-124 ISSN : 0854- 9524 .

McLeon. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:

Salemba Empat.

Mehdi Ghatee, M. H. (2005). An expert system for network control problemsand its applications in large scale network design under uncertainty. Laboratory of Network & Optimization Research Center (NORC),Department of Computer Science, Amirkabir University of Technology, Tehran, Iran . Mularsih, I. (2012). Rencana Strategis Komisi Akreditasi

Rumah Sakit. Jakarta: KARS.

Munandar, T. A. (2012). The Use of Certainty Factor with Multiple Rules for Diagnosing Internal Disease.

International Journal of Application or Innovation in Engineering & Management (IJAIEM) Web Site:

www.ijaiem.org .

Nelson, P. C. (n.d.). An Expert System For Network Fault . Department of Electrical Engineering and Computer Science University of Illinois at Chicago .

Nofal, M. (2014 ). Developing Web Based Semantic Expert Systems. IJCSI International Journal of Computer Science Issues, Vol. 11, Issue 1, No 1, www.IJCSI.org .

Putra, S. Y. (2013). Game Chicken Roll dengan Menggunakan Metode Forward Chaining. Jurnal EECCIS Vol. 7, .

(7)

Riskadewi. (2005 ). Penerapan Sistem Pakar Forward Chaining berbasis Aturan Pada Pengawasan Status Penerbangan. INTEGRAL, Vol. 10 No. 3,

Strittmatter, Marcel. (2003). Network Troubleshooting Expert System. Eidgenössische Technische Hochschule Zürich Swiss Federal Institute of Technology Zurich .

Suhartono, D. V. (2011). Kecerdasaan Buatan. Yogyakarta, Andi.

Sukoco, H. (2008). Network Troubleshooting. Bogor:

Improving MIS Capacity - Imhere Program.

Swanson, M., Bowen, P., Phillips, A. W., Gallup, D., &

Lynes, D. (2010). Contingency Planning Guide for Federal Information System. National Institute of Standards and Technology , 10.

Tutuk, G. a. (2009). Penerapana Forward Chaining Pada Program Diagnosa Penderita Autisme. Junal Informatika, volume 5 no 2 .

Wahab, M. H. (2009). Designing a Web-based Network . FKEE Compilation of Papers .

Ward, J., & Peppard, J. (2002). Strategic Planning for Information System. England: John Wiley & Sons, Inc.

Verawaty Monica Barus, Mesran, M., Suginam, S., &

Karim, A. (2017). SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS HAMA PADA TANAMAN

JAMBU BIJI MENGGUNAKAN METODE

BAYES. Jurnal INFOTEK, 2(1)

Yani, A. (2008). Panduan Menjadi Teknisi Jaringan Komputer. Bandung: Kawan Pustaka.

Yeni Lestari Nasution, Mesran, M., Suginam, S., & Fadlina, F. (2017). SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT TUMOR OTAK

MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY

FACTOR (CF). Jurnal INFOTEK, 2(1)

Zafer, A.-M. (2013). Automated Routing Control System of Local Area Network Segment. communications and Network , 3.

Referensi

Dokumen terkait

User adalah pengguna program aplikasi sistem pakar diagnosa kerusakan televisi yang dibuat oleh programmer, sehingga hanya dapat menggunakan program yang dibuat. Pakar adalah

Sistem Pakar diagnosa penyakit ginekologi yang dibangun ini dapat melakukan diagnosis penyakit ginekologi berdasarkan gejala- gejala yang dirasakan user , selanjutnya sistem

Ide dasarnya adalah: kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain) ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan

Dalam perancangan aplikasi sistem pakar penyakit kulit akibat jamur ini , didapatkan bahwa aplikasi sistem pakar ini, berguna untuk membantu dan mempermudah user dalam

Tampilan antarmuka informasi penyakit ialah halaman yang berisi informasi yang dapat berguna bagi pengguna sistem pakar diagnosa penyebab keguguran ibu hamil. Terdapat

Bagaiman metode Forward Chaining yang diterapkan pada sistem pakar diagnosa kerusakan hardware pada laptop dapat membantu pengguna atau user dalam mendiagnosa dan

Aplikasi system pakar ini diharapkan dapat memudahkan user dalam melakukan diagnose peyakit dan hama pada tanaman pepaya tanpa harus memerlukan ahli pakar secara

Sistem pakar ini menggunakan metode Forward Chaining sehingga secara sistem dapat mencari hasil penyakit menggunakan gejala yang di pilih