• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT DIARE PADA ANAK-ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Rusmono1, Ade Mubarok2, Wildan Wiguna3 1Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas BSI Bandung Jl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT DIARE PADA ANAK-ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Rusmono1, Ade Mubarok2, Wildan Wiguna3 1Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas BSI Bandung Jl"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA AWAL PENYAKIT DIARE PADA ANAK-ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Rusmono1, Ade Mubarok2, Wildan Wiguna3

1Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No. 1 - 6 Antapani, Bandung

e-mail : rusmono852@gmail.com

2Universitas BSI Bandung

Jl. Sekolah Internasional No. 1 - 6 Antapani, Bandung e-mail: amb_mubarok@bsi.ac.id

3 Universitas BSI Bandung

Jl. Sekolah Internasional No. 1 - 6 Antapani, Bandung e-mail: wwg_wildan@bsi.ac.id

Abstrak

Sistem saluran pencernaan pada manusia dimulai dari mulut, lambung, usus halus, dan usus besar. Selanjutnya dari usus besar akan dibuang keluar tubuh melalui anus. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010, Di Indonesia, penyakit diare menduduki peringkat ketigabelas sebagai penyebab kematian semua umur dengan proporsi sebesar 3,5 persen. Sedangkan berdasarkan kategori penyakit menular, diare menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah Pneumonia dan TBC (Tubercolosis). Dari data tersebut, golongan usia yang paling banyak mengalami diare adalah anak-anak dengan prevalensi sebesar 16,7 persen. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat (pasien) akan bahaya penyakit diare, mengakibatkan penderita datang ke tenaga medis atau dokter dalam kondisi yang cukup parah. Biaya konsultasi yang mahal dan minimnya informasi yang masuk kepada masyarakat membuat mereka bingung dan tidak tahu penyakit apa yang sedang diderita. Untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan konsultasi tentang penyakit sistem pencernaan, dalam hal ini khususnya penyakit diare pada anak-anak, maka dibuatlah sebuah program sistem pakar berbasis website terstruktur yang menggunakan metode forward chaining. Program berbasis website sangat efektif dan efisien bagi masyarakat, selain layanan konsultasinya yang gratis, masyarakat juga bisa dengan mudah memperoleh informasi tentang penyakit diare yang terjadi pada anak dan mengetahui langkah yang baik dan benar untuk pencegahan penyakit diare.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Sistem Pencernaan, Penyakit Diare, Forward Chaining, Web Programming.

Abstract

The digestive tract system in humans starts from the mouth, stomach, small intestine, and large intestine. Further from the colon will be thrown out the body through the anus. Based on research conducted by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2010, In Indonesia, diarrheal disease ranked as the thirteenth cause of death of all ages with a proportion of 3.5 percent. Meanwhile, based on the category of infectious diseases, diarrhea is the third cause of death after pneumonia and tuberculosis (Tubercolosis). From these data, the most diarrhea age group is children with a prevalence of 16.7 percent. Lack of understanding and knowledge of the community (the patient) will be the danger of diarrheal diseases, resulting in the patient coming to medical personnel or doctors in severe conditions. The cost of expensive consultations and the lack of information that goes to the public makes them confused and do not know what illness is being suffered. To facilitate the community in conducting consultation about the disease of the digestive system, in this case especially diarrhea disease in children, then made a program of expert system based

(2)

on structured website using forward chaining method. Website-based programs are very effective and efficient for the community, in addition to free consultation services, the community can also easily obtain information about diarrheal diseases that occur in children and know the right and proper steps for the prevention of diarrheal diseases.

Keywords: Expert System, Digestive System, Diarrhea Disease, Forward Chaining, Web Programming.

1. Pendahuluan

`Menurut Irianto (2014 : 244) Sistem pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan mencerna makanan, memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah.

Sistem saluran pencernaan pada manusia dimulai dari mulut yang memiliki organ-organ seperti lidah, gigi geligi, dan melanjutkan menjadi faring, esophagus, lambung, usus halus, dan usus besar. Dari usus besar akan dibuang keluar tubuh melalui anus.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan R.I. pada tahun 2010, diare menduduki peringkat ketigabelas sebagai penyebab kematian semua umur dengan proporsi sebesar 3,5 persen dan prevelansi nasional diare klinis (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala) adalah 9,0%

dengan rentang 4,2%-18,9%. Dilaporkan 14 provinsi di Indonesia mempunyai prevalansi

nasional yang sebagian besar penderitanya adalah anak-anak, dengan prevalansi tertinggi yaitu di Provinsi Aceh dan terendah di D.I.Yogyakarta. Di dunia, 6 juta anak meninggal tiap tahun karena diare dan sebagian besar terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare.

RSI PKU Muhammadiyah Tegal adalah rumah sakit yang bergerak di bidang kesehatan dan sosial, rumah sakit ini terletak di Jalan Raya Singkil KM.0,5 Adiwerna Kota Tegal.

Data dari rumah sakit ini menyebutkan bahwa setidaknya ada 50 kasus per bulan yang berhubungan dengan gangguan sistem pencernaan khususnya penyakit diare dan dalam kasus ini sebagian besar penderitanya adalah anak-anak.

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat (pasien) akan

bahaya penyakit diare, mengakibatkan penderita datang ke tenaga medis atau dokter dengan keadaan yang cukup parah.

Sebenarnya dengan pengetahuan deteksi secara dini, penyakit diare dapat dihindari dan dicegah, walaupun dari segi medis ada

beberapa penyakit pada sistem pencernaan yang tidak bisa dicegah tetapi harus melalui pengobatan dari seorang pakar.

Salah satu alternatif untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan menggunakan sistem pakar. Dengan adanya aplikasi sistem pakar ini, diharapkan dapat membantu masyarakat atau pasien untuk mengetahui hasil diagnosa tentang penyakit diare dan juga mengetahui berbagai pencegahannya, selain itu juga akan menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan masyarakat dibandingkan harus berkonsultasi secara langsung dengan seorang pakar atau dokter.

Sistem Pakar merupakan salah satu cabang kecerdasan buatan yang mempelajari bagaimana “meniru” cara seorang pakar berfikir dan bernalar dalam menyelesaikan suatu permasalahan, membuat keputusan maupun mengambil kesimpulan sejumlah fakta. Kajian pokok dalam sistem pakar adalah bagaimana memindahkan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar kedalam sistem komputer dan bagaimana membuat keputusan atau mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan (Kusrini, 2008).

2. Metode Penelitian

2.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Langkah-langkah pengumpulan data sangatlah penting dalam metode ilmiah, maka dari itu penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan membagikan kuisioner kepada responden (pakar/dokter) di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal. Dari hasil pengamatan tersebut dapat didokumentasikan secara digital dan tertulis oleh penulis.

b. Wawancara

Dalam penulisan skripsi ini, untuk mendapatkan informasi data yang

(3)

lengkap dan akurat maka penulis melakukan suatu metode tanya jawab di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Tegal dengan pakar/dokter di bidang kesehatan yang meliputi tentang sistem pencernaan, khususnya penyakit diare.

c. Studi Pustaka

Selain melakukan kegiatan pengumpulan data di atas, penulis juga mengambil data dari buku, jurnal, e- book serta sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi.

2.2. Model Pengembangan Sistem a. Pengembangan Pakar

Pada penulisan ini penulis menggunakan model pengembangan software System Development Lyfe Cycle (SDLC). Proses yang digunakan oleh analis system untuk mengembangkan sistem informasi, termasuk persyaratan, validasi, pelatihan, dan pengguna kepemilikian.

Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melampau harapan pelanggan, mencapai penyelesaian dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efisien di saat ini dan direncanakan Teknologi Informasi Infrastruktur, untuk mempertahankan biaya yang efektif.

a. Pengembangan Software a. Analisa Kebutuhan Software Kebutuhan software adalah kondisi atau kemampuan yang harus dimiliki oleh perangkat lunak untuk memenuhi apa yang disyaratkan atau diinginkan oleh pemakai atau user.

b. Design

Pada tahap design penulis mulai merancang aplikasi sesuai kebutuhan serta perangkat yang akan digunakan dalam implementasi aplikasi sistem pakar ini.

c. Coding Generation

Dari desain yang telah dirancang, penulis menuangkan rancangan tersebut ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding, tahapan ini merupakan bagian implementasi dari tahapan sebelumnya, yaitu tahapan desain.

d. Testing

Menjadi sebuah keharusan menguji coba sebuah aplikasi sebelum digunakan, demikian juga dengan aplikasi sistem pakar ini harus melalui

tahapan pengujian, supaya aplikasi bebas dari bug atau error. Sehingga aplikasi benar–benar memenuhi kebutuhan dari pemakai.

e. Support

Pemeliharan suatu perangkat lunak sangat diperlukan, termasuk pengembangan dari aplikasi tersebut.

Tabel 1.

Tabel Daftar Penyakit Turunan Diare

DAFTAR PENYAKIT

Kode Nama Penyakit

P01 Diare Osmotik P02 Diare Sekretorik P03 Diare Invasif P04 Diare Akut P05 Diare Disentri P06 Diare Persisten P07 Diare Kronis P08 Diare Eksudatif

Tabel 2.

Tabel Daftar Gejala Penyakit Diare

DAFTAR GEJALA

Kode Nama Gejala

G01 Tinja cair atau watery diarrhea G02

Tidak disertai dengan tanda klinis umum seperti panas

G03 Distensi abdomen

G04 PH tinja asam dan kinitesit positif G05

Diare yang cair dan disebabkan oleh vibrio yang hebat dan berbau amis

G06 Muntah-muntah

G07 Tidak disertai dengan panas badan G08 Gangguan motilitas dan waktu transit usus G09 Gangguan permeabilitas usus

G010 Tinja berlendir dan berdarah G011 BAB sering tapi sedikit-sedikit G012 Panas badan

(4)

G013 Nyeri abdomen dan prolapsus ani G014 Elastisitas kulit menjadi berkurang G015 Mata cekung

G016 Suara parau

G017 Jari-jari tangan berubah menjadi kebiruan G018 Bibir kuning

G019 Otot menjadi lemah G020 Kejang-kejang

G021 Pernafasan cepat dan dalam G022 Mual dengan atau tanpa muntah G023 Diare berdarah

G024 Penurunan produksi urin G025 Haus yang teramat sangat G026 Demam dan menggigil G027 Penurunan berat badan

G028 Rasa mulas yang berkepanjangan G029 Dehidrasi

G030 Nyeri Punggung

G031 Mual dengan atau tanpa muntah G032 Demam dan menggigil

G033 Menurunnya sistem kekebalan tubuh G034

Dehidrasi tinggi disertai badan yang menggigil

G035 Penurunan berat badan yang signifikan G036

Sakit pada alat pembuangan air besar (anus)

G037

Buang air besar dan buang air kecil yang terlalu sering

G038 Terasa sakit ketika buang air besar G039 Gangguan nafsu makan

Tabel 3.

Keputusan Pakar Kod

e

P 1

P 2

P 3

P 4

P 5

P 6

P 7

P 8 G01 X

G02 X G03 X G04 X

G05 X

G06 X

G07 X

G08 X

G09 X

G01

0 X

G01

1 X

G01

2 X

G01

3 X

G01

4 X

G01

5 X

G01

6 X

G01

7 X

G01

8 X

G01

9 X

G02

0 X

G02

1 X

G02

2 X X

G02

3 X

G02

4 X

G02

5 X

G02

6 X

G02

7 X

G02

8 X

G02

9 X

G03

0 X

G03

1 X

G03

2 X

G03

3 X

G03

4 X

G03

5 X

G03

6 X

G03

7 X

G03

8 X

G03

9 X

(5)

2.1. Forward Chaining

a. Menurut Kusrini dalam Suryana (2014:20), metode Forward chaining (runut maju) merupakan suatu metode yang menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, kaidah interpreter mencocokkan fakta atau statement dalam pangkalan data dengan situasi yang dinyatakan dalam bagian sebelah kiri atau kaidah if.

b. Menurut Sri Kusumadewi (Artifical Intelligence : 116), Forward chaining adalah pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri (IF dulu). Dengan kata lain, penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

Sumber : (Gunawan, 2015)

Gambar II.1 Proses Penalaran Forward Chaining.

a. Pohon Keputusan Pakar

Untuk mengetahui lebih jelas rincian gejala-gejala pada penyakit diare yang terjadi pada anak-anak, maka dibuatlah sebuah pohon keputusan pakar. Lihat gambar III.3 dibawah ini.

Gambar 1. Pohon Keputusan Pakar c. Hasil dan Pembahasan

a. Tahapan Analisis

Berikut ini adalah rancangan awal dari sebuah sistem yang akan dibangun, perlu dilakukan analisa kebutuhan software, yaitu : A. Kebutuhan Halaman User (Pengguna) :

A1 User dapat melihat halaman beranda.

A2 User dapat melihat halaman informasi minat dan bakat.

A3 User dapat melakukan konsultasi.

B. Kebutuhan Admin : B1 Admin login

B2 Admin dapat mengelola data admin B3 Admin dapat mengelola data jenis minat dan bakat

B4 Admin dapat mengelola data ciri-ciri minat dan bakat

B5 Admin dapat mengelola data histori konsultasi

C. Use Case Diagram

Terdapat dua aktor pada use case diagram sistem pakar menentukan kecerdasan minat dan bakat pada anak ini yaitu User/Pengguna dan Admin diuraikan pada Gambar IV.1. dan Gambar IV.2.

(6)

Gambar 2. Use Case Diagram User/Pengguna

Gambar 3. Use Case Diagram Admin D. Activity Diagram

Gambar 4. Activity Diagram Melakukan Konsultasi

b. Database

A. Entity Relationship Diagram

Gambar 5. Entity Relationship Diagram

B. Logical Record Structure

Gambar 6. Logical Record Structure

(7)

c. Software Architecture A. Deployment Diagram

Gambar 7. Deployment Diagram B. Component Diagram

Gambar 8. Component Diagram d. User Interface

A. Halaman Beranda User/Pengguna 1. Tampilan halaman beranda merupakan

halaman awal pada saat pertama kali mengakses aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit diare pada anak-anak. Halaman Hasil Analisa

2. Tampilan Halaman Beranda

3. Tampilan Halaman Tentang Jenis Penyakit

Gambar 10. Halaman Tentang Jenis Penyakit 4. Tampilan Halaman Isi Biodata

5. Tampilan Halaman Login Admin

6. Halaman Hasil Analisa

(8)

d. Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi hasil uji coba, aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Diare Pada Anak-anak menggunakan metode Forward Chaining yang telah dibuat dapat menentukan jenis gejala dan juga penangan yang tepat untuk mencegah diare pada anak- anak.

Aplikasi sistem pakar untuk Penentuan Minat dan Bakat Pada Siswa SD menggunakan Certainty Factor ini terdapat 8 jenis penyakit diare dan memiliki 39 gejala yang terjadi pada anak-anak jika terkena penyakit diare.

Aplikasi sistem pakar ini dapat membantu dokter dan pasien khususnya dalam menangani dan mencegah penyakit diare yang terjadi pada anak-anak guna meningkatkan kepedulian dalam menjaga kesehatan dan menambah pengetahuan dalam menangani penyakit diare dan cara pencegahan yang tepat.

Referensi

Arief, 2017. Pengertian Bahasa Pemrograman PHP Menurut Para Pakar/

www.bangfahmi.net.

Hermasnyah, Nurhayati, 2013. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Diare (Gastroentiritis).Binjai.

Irianto, Koes.2015. Anatomi dan Fisiologi, Bandung, Alfabeta.

Irwan, 2007./Penyakit Diare : Pengertian, Penyebab, dan

Gejalanya/www.depkesri.org.id.

Istiqomah, Fadlil, 2015. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Saluran Pencernaan Menggunakan Metode DEMPSTER SHAFER.Yogyakarta.

Iqbal, 2015./Sejarah RSI PKU Muhammadiyah Tegal /www.muhrsitegal.com

Kusrini, 2008.Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Yogyakarta, Andi.

Saefudin, Rianti, 2015. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Gangguan Sistem Pencernaan Pada Anak Dengan Metode Forward Chaining.Serang.

Sri Kusumadewi, 2008. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Yogyakarta, Graha Ilmu.

Tarigan, Pressman dan Nugroho, Gunawan, 2015. Jurnal Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Pernafasan Menggunakan Metode Forward Chaining.

Referensi

Dokumen terkait

Hlm 60-66 ISSN: 1411-3201 PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN BUNGA KAMBOJA ADENIUM Agtian Muhamad Ricky Tanshidiq1,

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada sistem pakar diagnosa penyakit sapi dengan menggunakan metode teorema bayes, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut