107
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada sistem pakar diagnosa penyakit sapi dengan menggunakan metode teorema bayes, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses diagnosa penyakit sapi dilakukan dengan cara memasukkan gejala klinis yang muncul pada ternak. Melalui gejala tersebut akan dilakukan perhitungan dengan metode teorema bayes untuk mendapatkan nilai probabilitas. Jenis penyakit yang memiliki nilai probabilitas akhir tinggi akan diambil sebagai hasil diagnosa sistem pakar.
2. Sistem pakar diagnosa penyakit sapi ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan database MySql.
3. Menggantikan para pakar seperti dokter hewan dalam melakukan diagnosa penyakit sejak dini sehingga dapat diketahui penyakit yang sedang diderita oleh sapi.
4. Sistem pakar diagnosa penyakit sapi ini memiliki kinerja sistem yang mampu berjalan dengan baik sesuai kebutuhan fungsional. Hal ini berdasarkan pengujian white box testing.
5. Sistem pakar diagnosa penyakit sapi dibuat dengan metode teorema bayes dan berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh nilai akurasi fungsional sebesar 100%.
107
108
5.2. Saran-saran
Sistem pakar diagnosa penyakit sapi dengan menggunakan metode teorema bayes ini masih memiliki beberapa kekurangan. Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan sistem agar menjadi lebih baik antara lain :
1. Sistem dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan metode yang berbeda atau mengkombinasi metode teorema bayes dengan metode lain.
2. Bagi admin dalam pemeliharaan database agar selalu memperhatikan ruang penyimpanan. Penggunaan ruang penyimpanan sangat disarankan hanya data yang valid guna menghemat ruang penyimpanan yang mempercepat proses loading website.
3. Bagi admin web agar dapat memeriksa pengguna-pengguna yang melakukan registrasi tidak valid dan disarankan dapat menghapusnya dari database agar tidak terjadi spam.
