• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga "

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Terkait kaitannya dengan tafsir sufi ini, penulis akan mengkaji kisah Nabi Musa dan Khidir dalam perspektif kitab Tafsi>r Ibnu 'Arabi> yang dikategorikan al-Z#ahabi sebagai gabungan dari tafsir s}u> fi naz}ari> dan isya >ri>. Penulis tertarik mengangkat tema ini untuk dijadikan obyek penelitian karena: Pertama, ayat-ayat yang menceritakan kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir banyak mengandung pesan esoterik. Kedua, untuk mengetahui nalar mistik dibalik penafsiran ayat-ayat yang meriwayatkan perjalanan Nabi Musa dan Nabi Khidir, sehingga dapat membuktikan pembenaran al-Z#ahabi terhadap Tafsi>r Ibnu 'Arabi> yang mengatakan bahwa Tafsir dalam Tafsi>r Ibn 'Arabi> merupakan kolaborasi antara Tafsi>r s}u>fi naz}ari> dan isya>ri>.

Hasil dari penelitian ini adalah interpretasi kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir bersifat simbolik. Kemudian, secara epistemologis, tafsir kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir ini termasuk dalam kategori tafsir Sufi Naz}ari. Misalnya seperti al-Kasysya>f 'an H{aqa>iq al-Qur'a>n oleh Abu> al-Qa>sim Mah}mu>d ibn.

Pertama, ayat-ayat yang menceritakan kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir banyak mengandung pesan-pesan yang bersifat esoteris, hal ini sesuai dengan tafsir Ibnu ‘Arabi yang bersifat sufi-filosofis, sebagaimana dijelaskan oleh al-Z# ahabi di atas. Ibnu 'Arabi menafsirkan kisah perjalanan Nabi Musa dengan seorang pemuda dalam ayat ini tidak secara harfiah melainkan secara kiasan (kiasan). Kedua, menggali nalar sufi yang mendasari Ibnu „Arabi dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an yang mengisahkan perjalanan Nabi Musa dan Nabi Khidir, apakah benar naz}ari> murni sebagaimana penilaian al-Z@ #ahabi atau kolaborasi antara naz## #@##}ari> dan isya>ri>.

Maka, menurut penulis, kisah perjalanan Nabi Musa dan Nabi Hidir, kajian tafsir Ibnu Arabi penting untuk dikaji, sebagai alternatif tafsir untuk memahami petunjuk Alquran secara mendalam. dan filosofis.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian kepustakaan umumnya dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara topik penelitian yang akan diajukan dengan penelitian serupa yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu. Mengenai kitab Tafsir Ibnu 'Arabi> ada majalah yang ditulis oleh Cecep Alba dengan judul Modeli i Tafsir Al-Qur'an Ibnu 'Arabi>. Dalam majalah ini dijelaskan bahwa tafsir Ibnu Arabi lebih menekankan aspek internal dan bukan aspek eksternal, namun tidak mengabaikan aspek eksternal.

Selanjutnya ada jurnal berjudul Tafsir Isyari ala Tafsir Ibnu 'Arabi yang ditulis oleh Zuherni AB. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa: Pertama, tafsir Ibnu Arabi lebih menekankan aspek batiniah daripada aspek lahiriah namun tidak mengabaikan aspek lahiriah. Cara penafsiran untuk dapat menggali makna batin, dalam tradisi spiritual Ibnu 'Arabi, adalah dengan menggunakan ta'wi>l.

Kedua, corak tafsir Ibnu 'Arabi adalah corak tafsir isya>ri>, atau dengan kata lain disebut tafsir tasawuf (sufi). Kesimpulan ini didasarkan pada materi tafsir (isi) tafsir Ibnu ``Arabi yang sangat sufi dan juga berdasarkan pengakuan Ibnu ``Arabi sendiri bahwa tafsir ini merupakan ilham dari Allah dalam setiap keadaan yang sangat menguntungkan (muqtad}al h). }a >l). Haris Fahrudi berjudul al-Insa>n al-ka>mil dalam tasawuf Ibnu 'Arabi.

Menurut Ibn Arabi Ibn, untuk mencapai ilmu tentang Tuhan, manusia dapat mengenaliNya melalui alam dan diri mereka sebagai ayat (tanda) Tuhan. Dalam arti tidak ada kajian tentang kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam perspektif sufi Ibnu “Arabi, sehingga dapat memberikan sumbangan penting kepada ilmu dalam pengajian al-Qur’an, sehingga bernilai akademik. Yang dimaksud dengan data primer dalam penelitian ini adalah kitab Tafsi>r Ibn 'Arabi>, sebuah karya tafsir yang dinisbahkan sebagai sumber utama kepada Syaikh al-Akbar Muh}yiddin Ibn 'Arabi>.

Dengan kata lain, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mencari data dari sumber primer yaitu dari kitab Tafsi>r Ibnu 'Arabi>, khususnya mengenai penafsiran ayat-ayat yang berbicara tentang kisah Nabi Musa dan Rasulullah. Khidir, yaitu QS. Kemudian tafsirkan ayat-ayat tersebut menggunakan perspektif Tafsi>r Ibn 'Arabi> secara deskriptif-analitis sehingga dapat diketahui bagaimana sebenarnya tafsir ayat-ayat tersebut dikonstruksikan secara komprehensif. Kedua, dengan menggunakan analisis interpretatif, penulis akan menyelidiki kesejarahan penulis Tafsi>r Ibnu 'Arabi> dari sudut pandang sosio-kultural, sehingga faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya pemikiran Ibnu 'Arabi yang bercorak sufi-filosofis mungkin. didirikan.

20 Moh Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif Kajian Keagamaan, hal. episteme) untuk interpretasi ini, pemahaman ini kemudian digunakan sebagai kriteria untuk memverifikasi teori al-Z#@ahabi yang membenarkan Tafsi>r Ibn 'Arabi> sebagai interpretasi yang menggabungkan naz}ari> dan isya>ri>. Pada bab ketiga, penulis akan membahas tinjauan kitab Tafsi>r Ibnu 'Arabi> dimulai dari kontroversi tentang siapa pengarangnya, kemudian beliau menjelaskan latar belakang intelektual dan spiritual dari pengarang kitab Tafsi>r Ibnu' Arabi> dan juga membahas metode, gaya dan epistemologi Tafsi>r Ibnu 'Arabi>.

KESIMPULAN

Meskipun demikian, penafsir tetap tidak menafikan makna eksoterik, melainkan hanya berusaha mengungkap makna esoterik (batin) sebagai makna alternatif dari sebuah teks. Dapat disimpulkan dari ungkapan di atas bahwa penafsir masih mengakui makna zahir suatu teks sebagaimana yang dikatakan oleh penafsir lain karena merupakan keajaiban. Kesimpulan ini juga menguatkan teori al-Z#ahabi bahwa Tafsi>r Ibn 'Arabi> merupakan kolaborasi antara tafsir s}u>fi naz}ari> dan isya>ri>, meskipun dalam hal penelitian terhadap kisah nabi Musa dan Khidir dalam Tafsi>r Ibnu 'Arabi> ini penulis tidak menemukan aspek isya>ri>nya, bahkan tafsirnya sarat dengan nuansa naz}ari>.

Kita bisa melihat bagaimana penafsir memberikan tafsir yang sewenang-wenang atau ijtiha>di>. Dalam artian bahwa penafsir dalam hal ini mengabaikan aspek lahiriah yang terkandung dalam teks, atau setidak-tidaknya berusaha memadukan (al-tat}bi>q) antara aspek lahiriah dan batiniah. Selain itu, terdapat istilah-istilah filosofis seperti: Al-'Aql al-Qudsi>, Al-Hayu>li, Al-Quwa> al-h}ayawa>niyyah wa al-naba>tiyyah dan Al-'A< qilatain al - naz}ariyyah wa al-'amaliyyah, juga menunjukkan bahwa penafsir mendasarkan penafsirannya pada penalaran filosofis (naz}ari>).

SARAN

Dalam artian, kisah tersebut dikaji melalui sudut pandang para komentator lain yang memiliki kecenderungan yang sama dalam kaitannya dengan tasawuf dan filsafat, sehingga akan memberikan gambaran yang luas baik dari aspek metodologis maupun epistemologis. Hal ini karena secara epistemologis seorang mufassir mungkin menyimpang dari bidang yang sama yaitu tasawuf dan filsafat, tetapi karena metode yang digunakan berbeda maka akan menghasilkan gaya penafsiran yang berbeda pula. Begitu pula sebaliknya, yaitu menggunakan metode yang sama tetapi berbeda secara epistemologis, akan menghasilkan gaya penafsiran yang berbeda pula.

Ah Haris Fahrudi, "Al-Insan Al-Kamil Dalam Tasawuf Ibnu "Arabi", MIYAH : Jurnal Pengajian Islam 11, no. Masrur, "Hikmah Penceritaan Musa AS dan Khidir AS, Kajian Analitikal Hubungan Guru-Murid dalam Perspektif Al-Qur'an Surah Al-Kahfi Ayat 60-82", Tesis, UIN Sunan Kalijaga. Jamal Abd Nasir, "Nilai-nilai pendidikan karakter guru dan murid dalam perspektif sejarah Musa dan Khidir. dalam Surah Al-Kahfi ayat 60-82”.

Anwar Syarifudin, "Mempertimbangkan Tradisi Sufi dalam Pentafsiran Al-Qur'an", Kajian Dalam Agama dan Masyarakat, jld, 1. Mushodiq, Muhammad Agus, "Kisah Nabi Musa dan 'Abdi dalam Al-Qur'an, Kajian di Analisis Semiotik, Patologi Sosial dan Epistemologi "Abid El-Jabiri", Makalah, UIN Sunan Kalijaga. Rahman, Habib, “Nilai Pendidikan Islam dalam Kisah Nabi Kidir dan Nabi Musa, Mempelajari Ayat-ayat Q.S Al-Kahfi 60-82 dalam Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Al-Maraghi”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga. .

Strategi Pembelajaran Afektif dalam Narasi Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah. Wanda, Gustino Rio, Kisah Nabi Musa dalam Alquran Surat Al-Kahfi Ayat 60-82, Kajian Pemikiran Sayyid Qutb dan Buya Hamka, Skripsi UIN Syarif Kasim Sultan Riau. MI Arrosyidin, Sempu, Ngadirojo, Secang, Magelang, 2003 MTs Yajri, Payaman, Secang, Magelang, Jawa Tengah, 2006 Mu'allimin Sawah Tambak, Jombang, Jawa Timur, 2011.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko

As the data show see Table 2, while over three-quarters of the males in both urban and rural areas were married, only a quarter of the females were married I960 Population Census