PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Masih banyak kemungkinan bentuk bahasa gaul dalam cerita “Marmut Merah Jambu” karya Raditya Dika.
TINJAUAN PUSTAKA
Sastra
Cerpen
Cerpen atau cerpen adalah karangan fiksi yang secara ringkas menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya, dalam cerpen jenis tulisan ini menginformasikan cerita dan dongeng tentang individu dalam kejadiannya melalui isi tulisan pendek. Di sisi lain, ada beberapa makna lain dari cerita pendek: sebuah kisah anekdot tentang beberapa konten tambahan dalam kehidupan seseorang, yang dengan cepat menyoroti karakter orang lain. Memang cerita pendek memerlukan waktu yang sangat sedikit untuk menyelesaikan dan memahami unsur-unsur cerita pendek. Tema biasanya dapat langsung terlihat dalam sebuah cerita atau tersurat dan tidak langsung sehingga mengharuskan pembaca untuk lebih berhati-hati dan mengambil kesimpulan sendiri atau tersirat.
Dalam suatu cerita terdapat tokoh protagonis atau baik dan tokoh antagonis atau jahat, serta terdapat pula tokoh tambahan yaitu tokoh pendukung. Ciri-ciri yang telah diberikan dapat tercermin dalam pemikiran, perkataan, dan pandangan tokoh terhadap suatu hal. Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur pembentuk cerpen dari luar, berbeda dengan unsur internal cerpen yang membentuk cerpen dari dalam.
Unsur ekstrinsik sebuah cerpen tidak lepas dari keadaan masyarakat saat ini dimana pengarang menciptakan cerpen tersebut. Unsur ini banyak berpengaruh terhadap penyajian pesan atau latar belakang cerpen.
Bahasa
Kata “sudah” berasal dari kata “sudah” yang berarti siap, dipersiapkan dan selesai. Sedangkan kata stay berasal dari kata stay yang artinya selalu berada (tetap, berdiri) pada tempatnya. Kata “dapet”, “diem” dan “belum” pada kutipan cerpen di atas menggambarkan makna yang logis dan benar.
Kata “tenang” berasal dari kata “diam” yang berarti tidak bersuara (berbicara), tidak bergerak dan tidak berbuat apa-apa. Makna yang terkandung dalam kata “hebat” berkaitan dengan nilai rasa, terlihat pada ungkapan yang dikutip di atas.
Ragam Bahasa
“Pink Marmut” karya Raditya DIka lebih menekankan makna denotatif dibandingkan makna konotatif, makna stilistika, dan makna afektif. "Pink Marmut" karya Raditya Dike lebih mengutamakan makna sederhana atau orisinal dalam komunikasinya sehingga pembaca lebih mudah memahaminya. Ragam bahasa gaul yang terdapat dalam cerpen “Marmut Merah Jambu” dikategorikan menjadi 4 makna, yaitu bahasa gaul versi pertama dalam makna denotatif sebanyak 29 kata verbal.
Analisis Bahasa Gaul Tokoh Utama dalam Novel Bad Girl vs Osis Chair Intana ZS. Analisis Bahasa Gaul dalam Novel Kambing Jantan Karya Raditya Dhik (Disertasi PhD Universitas Muhammadiyah Surakarta). Penggunaan bahasa gaul dalam novel Polovica lososa karya Radity Dik (studi semantik) (Tesis PhD, UNIMED).
Yang terpenting dari ragam bahasa gaul adalah ragam bahasa gaul merupakan bahasa kode, tidak terikat rumus atau kode bahasa. Variasi bahasa gaul ini menekankan pada bahasa kode yang digunakan oleh kelompok tertentu, khususnya remaja. Setiap orang dalam kelompok yang menggunakan berbagai macam ular bebas memberikan interpretasi yang berbeda-beda sesuai kreativitasnya masing-masing.
Penafsiran ini kemudian dikenali dan sengaja digunakan oleh pengguna berbagai bahasa gaul.
Semantik
Jenis Makna
Menurut Chaer, makna denotatif adalah makna asal, makna asal, atau makna faktual yang dimiliki suatu leksem. Sedangkan Tarigan menyatakan makna denotatif suatu kata merupakan makna umum, tradisional, dan preseden. Makna denotatif adalah makna yang menekankan makna logis, berdasarkan konvensi tertentu dan bersifat objektif.
Tarigan menjelaskan, makna denotatif biasanya merupakan hasil dari kata-kata yang digunakan atau digunakan selama berabad-abad, yang semuanya akhirnya terdapat dalam kamus. Menurut Tarigan, makna konotatif merupakan respons emosional yang seringkali bersifat individual atau muncul pada sebagian besar kata leksikal dalam sebagian besar penggunaannya. Sedangkan Chaer menjelaskan, makna konotatif adalah nilai komunikatif suatu ungkapan menurut yang diacunya atau makna yang ditambahkan pada makna sebenarnya berkaitan dengan nilai makna orang atau sekelompok orang yang menggunakan kata tersebut.
Makna konotatif dapat dikatakan sebagai makna yang pergaulannya diperluas atau ditambah, yang diungkapkan secara tidak langsung oleh kata. Macam-macam bahasa gaul yang menggunakan makna konotatif, misalnya kata perempuan dalam makna konseptualnya hanya berarti manusia, bukan laki-laki dan dewasa. Namun dalam arti konotatif, ada ciri-ciri tambahan yang dimaksud, baik fisik, psikis, atau sosial, seperti konotasi ciri-ciri psikologis, lemah, mudah menangis, penakut dan sebagainya, yang melekat pada kata perempuan.
Leech menjelaskan, makna stilistika adalah makna berdasarkan pembagian dan tingkatan pemakai bahasa yang kata-katanya menunjukkan lingkungan geografis, dialek, dan asal usulnya. Menurut Chaer, serupa dengan pendapat sebelumnya, makna stilistika berkaitan dengan perbedaan penggunaan kata dalam kaitannya dengan perbedaan sosial atau bidang kegiatan. Makna stilistikanya termasuk dalam kosa kata berbagai bahasa gaul remaja, misalnya kata ngabuburit berasal dari dialek Sunda yang artinya berjalan sambil menunggu bedug petang.
Menurut Chaer, makna afektif adalah makna yang menyangkut perasaan penutur terhadap lawan bicaranya atau terhadap topik yang dibicarakan. Sementara itu, Leech menjelaskan makna afektif adalah makna yang timbul akibat respon pendengar atau pembaca terhadap penggunaan bahasa. Kata anjrit digunakan untuk menghindari pergaulan yang kasar atau hal-hal yang tidak pantas dalam komunikasi dengan cara mengubah bunyinya sehingga kata tersebut berubah menjadi bunyi yang berbeda.
Relasi makna
Bahasa Gaul
Pengertian Bahasa Gaul
Sejarah Bahasa Gaul
Bahasa Gaul Perkaya Pembendaharaan Bahasa Indonesia
Bahasa prokem atau bahasa gaul yang biasa terjadi karena pengguna bahasa sering menggunakan ungkapan-ungkapan baru, dapat mempererat hubungan dan memperkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Staf Ahli Bahasa Indonesia Balai Bahasa Medan Agus Bambang Hermanto di Medan mengatakan, bahasa gaul merupakan versi bahasa yang digunakan masyarakat, khususnya kalangan selebritis dan anak muda, sebagai bahasa santai dalam komunikasi sehari-hari untuk meningkatkan rasa keakraban. dan keakraban diantara keduanya.. Selain itu, bahasa gaul juga dapat terdiri dari singkatan dan akronim serta istilah-istilah baru yang asing bahkan tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Bahasa gaul terbuka untuk menerima istilah-istilah baru, sehingga istilah apa pun dalam bahasa gaul tidak akan bertahan lama di antara penutur bahasa tersebut. Struktur dan tata bahasa bahasa gaul tidak jauh berbeda dengan bahasa resmi (Bahasa Indonesia. Dalam banyak kasus kosakata yang terdapat dalam bahasa gaul hanyalah singkatan dari bahasa formal.
Namun jika bahasa gaul ini dipelajari dan diteliti secara serius oleh para ahli bahasa, tidak menutup kemungkinan kedepannya bahasa gaul tersebut akan terus dilestarikan. Namun perlu Anda pahami bahwa bahasa gaul telah menjadi sejarah tersendiri dalam khasanah bahasa Indonesia. Bahkan dalam acara-acara formal seperti seminar atau pertemuan, bahasa gaul sering kali muncul sebagai media penyegaran suasana seminar dalam pertemuan tersebut, tidak menutup kemungkinan kedepannya bahasa gaul tersebut akan tetap bertahan dan dilestarikan.
Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Data dan Sumber Data
Data penelitian kepustakaan merupakan bahan penelitian jadi yang terkandung dalam karya sastra yang akan diteliti dan merupakan sumber informasi yang akan dipilih sebagai bahan analisis. Data dalam penelitian ini berupa teks atau kutipan terkait karakter pendidik yang terdapat dalam cerpen Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika. Sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika cetakan 31 yang terbit di Jln, Haji Montong No, 57 Ciganjur- Jagakarsa Jakarta Selatan 12630 oleh penerbit Bukune pada tahun 2014.
Cerpen setebal 222 halaman ini menampilkan foto Raditya Dika sedang duduk di sofa berwarna coklat dengan caption berwarna pink.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik ini peneliti membaca secara berulang-ulang seluruh isi cerpen Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika. Teknik pencatatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mencatat kutipan-kutipan atau teks-teks yang menggambarkan tentang watak pendidik, yaitu berupa sikap dan sifat yang dimiliki oleh tokoh utama sebagai seorang guru.
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
PENUTUP
Saran