PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pondok Pesantren Khaafiyan merupakan pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatan modern, melalui pendidikan formal berupa madrasah (MI, MTS, MA atau MAK), maupun sekolah negeri (SD, SMP, SMA, SMK). Di Pondok Pesantren Khalafiyah, fungsi pondok lebih seperti asrama yang menyediakan lingkungan yang mendukung pendidikan agama. Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga di Indonesia yang mempunyai peranan sangat penting dalam membangun dan mengembangkan karakter bangsa.
Salah satu Pondok Pesantren yang santrinya juga mengalami penurunan kualitas dari segi kedisiplinan adalah Pondok Pesantren Nurul Islam di Grujugan Kidul Kabupaten Bondowoso. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Masalah Pengembangan Disiplin Santri di Pondok Pesantren Nurul Islam Grujugan Kidul Kabupaten Bondowoso”.
Fokus Penelitian
Sistem pembelajaran dan kegiatan di pesantren ini tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan masa lalu, namun sistem yang sama di pesantren yang sama belum tentu optimal untuk generasi yang berbeda. Hal ini terbukti ketika penulis mencari informasi dari masyarakat sekitar pesantren dan menjelaskan bahwa akhlak santri jaman dulu yang sangat santun, tutur katanya tenang dan mampu bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat, sudah tidak ada lagi. . Dengan banyaknya pelajar saat ini, asumsi orang yang penulis temui berbeda-beda mengenai penyebabnya. Ada yang beranggapan bahwa degradasi ini disebabkan oleh globalisasi, ada pula yang beranggapan karena pola asuh orang tua, dan sebagainya. 10. Apa permasalahan dalam pengembangan kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Nurul Islam Grujugan Kidul Kabupaten Bondowoso?
Apa permasalahan dalam pengembangan kedisiplinan santri di luar Pondok Pesantren Nurul Islam Grujugan Kidul Kabupaten Bondowoso?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan kontribusi khususnya yang berkaitan dengan permasalahan pengembangan kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Nurul Islam Grujugan Kidul Kabupaten Bondowoso.
Definisi Istilah
Kepala Desa Pringgondani, Tokoh Masyarakat Toltol Desa Pringgondani dan Masyarakat Toltol, sedangkan dalam penelitian ini hadir santri Pondok Pesantren Nurul Islam Grujugan Kidul Bondowoso. Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai moral dalam tradisi ziarah kubur di masyarakat sedangkan pada penelitian ini membahas tentang permasalahan pengembangan kedisiplinan santri milenial di Pondok Pesantren Nurul Islam Grujugan Kidul Bondowoso B. Karena peneliti dalam mendeskripsikan moral permasalahan santri di Pondok Pesantren Nurul Islam. Grujugan Kidul, Kabupaten Bondowoso.
Permasalahan Pengembangan Disiplin Santri Milenial di Pondok Pesantren Nurul Islam Gujugan Kidul Kabupaten Bondowoso.
Sitematika Pembahasan
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Subjek penelitian pada penelitian sebelumnya adalah santri Madrasah Nurul Islam Unggulan Jember, sedangkan pada penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Nurul Islam Grujugan Kidul Bondowoso. Subjek penelitian pada penelitian sebelumnya adalah guru PAI SMPN 01 Arjasa, sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah santri di Pondok Pesantren Nurul Islam Grujugan Kidul Bondowoso. Itsbat Abdullah mengenai akhlak santri terhadap Allah, akhlak santri terhadap sesama manusia, dan akhlak santri terhadap lingkungan, adapun penelitian ini membahas tentang peran pondok pesantren dalam meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Nurul Islam. Grujugan Kidul Bondowoso.
Permasalahan yang dibahas adalah tentang perkembangan akhlak santri berbasis pesantren, sedangkan penelitian ini membahas tentang permasalahan akhlak santri berbasis pesantren. Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai moral dalam tradisi ziarah kubur di masyarakat, sedangkan penelitian ini membahas permasalahan pengembangan kedisiplinan santri milenial di Pondok Pesantren Nurul Islam Grujugan Kidul Bondowoso.
Kajian Teori
18 Kementerian Agama Republik Indonesia, Profil Pondok Pesantren Mu'ilah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Lembaga Keagamaan Islam/Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren, 2005), 42. Peraturan ini mungkin ada di berupa peraturan formal seperti peraturan sekolah, maupun peraturan non baku di lingkungan formal dalam keluarga dan masyarakat. 22 Departemen Agama Republik Indonesia, Model Pengembangan Pondok Pesantren, (Jakarta: Direktorat Jenderal Lembaga Keagamaan Islam/Direktorat Pendidikan Agama Islam dan Pondok Pesantren, 2003), 12.
Permasalahan kedisiplinan santri di pesantren mempunyai beberapa faktor, salah satunya adalah maraknya pelanggaran yang dilakukan santri. Padahal pendidikan pesantren dalam penyelenggaraannya melakukan proses pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan mengenai aspek keagamaan. Pondok pesantren sebagai wadah pendidikan agama di Indonesia merupakan komunitas dan masyarakat yang penuh dinamisme.
24 Kementerian Agama Republik Indonesia, Pola Perkembangan Pondok Pesantren (Jakarta: Direktorat Jenderal Lembaga Keagamaan Islam/Direktorat Agama Islam dan Pondok Pesantren. Santri yang belajar di pondok pesantren yang berbeda berasal dari daerah yang berbeda, sosial -Tingkat ekonomi, budaya dan terdiri dari berbagai usia, dengan demikian diharapkan setiap individu mampu beradaptasi dengan kehidupan dan aktivitas di pesantren tempat mereka belajar agama.
Dinamika komunitas pesantren tidak lepas dari pola hubungan sosial yang terjadi antar anggota komunitas pesantren, mulai dari Kyai, Nyai, ustadz, ustasdzah, santri/santri dan masyarakat sekitar pesantren. sekolah. lingkungan. Hidup di lingkungan pesantren ibarat hidup dalam sebuah keluarga besar, dimana seluruh anggota atau individu yang ada di dalamnya harus turut serta menciptakan keharmonisan dan ketentraman di lingkungan pesantren. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan, menarasikan dan menginterpretasikan data yang ada dan menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan tentang orang atau perilaku yang diamati dan datanya berupa pernyataan.
Lokasi Penelitian
Sedangkan pengertian diri kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perkataan tertulis atau lisan orang dan tingkah laku yang dapat diamati.34. Menurut Moleong, penelitian deskriptif kualitatif dilakukan dengan beberapa pertimbangan pertama: Mengadaptasi metode kualitatif lebih mudah ketika berhadapan dengan realitas yang majemuk. Ketiga, metode ini lebih sensitif dan mudah beradaptasi terhadap banyak pengaruh kolektif yang memperburuk pola nilai yang dihadapi.35.
Subyek Penelitian
Penelitian ini melibatkan subjek atau informan yang terlibat dan menyelesaikan permasalahan yang diteliti. Pengasuh pesantren dimana pengasuh memegang peranan yang sangat penting dimintai pandangannya mengenai sulitnya mengembangkan kedisiplinan santri untuk memperoleh penjelasan yang dapat memberikan kontribusi dalam penelitian ini. Pengurus pesantren yang juga melibatkan pengurus dimintai keterangan mengenai permasalahan dalam pengembangan kedisiplinan santri itu sendiri, karena pengurus juga berperan di pesantren.
Siswa dimana siswa merupakan yang terpenting dalam penelitian ini, dari sekian banyak siswa saya ambil hanya 3 siswa saja, dari siswa yang tidak pernah melanggar, dari siswa yang suka melanggar, sebelum saya menentukan, saya bertanya kepada pengelola data tentang pelanggaran siswa, Jadi begitulah Anda bisa, saya mencari siswa ini. Hanya sedikit orang yang dapat saya wawancarai dari berbagai komunitas sekitar, antara lain orang-orang yang berstatus keamanan di pondok dan orang-orang yang mengoperasikan pondok.
Teknik Pengumpulan Data
Observasi adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan cara mengamati kegiatan yang sedang berlangsung 37 Cara ini mempunyai ciri khusus dibandingkan dengan teknik yang lain, jika wawancara hanya sebatas komunikasi dengan orang lain, maka observasi tidak hanya terbatas pada orang saja melainkan benda alam lainnya. . Jadi dalam hal ini peneliti tiba di lokasi kegiatan orang yang diamati, namun tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.38. Yang diamati adalah situasi dan kondisi diantaranya (pengasuh atau pimpinan, pengurus, ustadz, santri) di Pondok Pesantren Nurul Islam, tujuan peneliti untuk mengetahui kondisi Pondok Pesantren Nurul Islam Grujugan Kidul Kabupaten Bondowoso harus tahu
Wawancara dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung dengan agen pengumpul data.39. Dimana si penanya bisa menanyakan apa saja, namun juga mengingat informasi apa saja yang akan dikumpulkannya. Namun ada baiknya pewawancara sebagai pedoman mencatat poin-poin penting yang ingin dibicarakan sesuai tujuan wawancara.40.
Analisis Data
Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan kejelasan dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data. Temuan dapat berupa uraian atau gambaran suatu objek yang sebelumnya samar-samar atau gelap, sehingga menjadi jelas setelah diteliti dengan cermat, dapat berupa hubungan sebab akibat atau interaktif, hipotesis atau teori.42.
Keabsahan Data
Bandingkan apa yang orang katakan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan orang sepanjang waktu.
Tahap-tahap Penelitian
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Obyek Penelitian
Penyajian dan Analisis Data
Pembahasan Temuan
Dapat dijelaskan peran pesantren dalam pengembangan kedisiplinan santri terhadap Allah SWT. Menanamkan nilai-nilai akhlak dengan mengajak peserta didik untuk selalu berserah diri kepada Allah semata dan menjauhi sikap-sikap tercela seperti: sombong, sombong dan bersahabat dengan Allah.Ketika ingin berbuat sesuatu, berdzikir dan berdoa kepada Allah. Tak hanya sebatas tawakkal, kesabaran juga selalu diajarkan ustadz untuk membenahi permasalahan dalam pengembangan kedisiplinan santri.
Dari beberapa bentuk akhlak kepada Allah SWT yang telah dijelaskan di atas, peran pesantren dalam meningkatkan kedisiplinan santri kepada Allah SWT belum dapat terwujud sepenuhnya, sebagian besar telah terwujud dengan baik. Oleh karena itu, dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan dalam mendorong kedisiplinan santri di pondok pesantren adalah dengan menanamkan kedisiplinan dan nilai-nilai moral pada diri para santri, misalnya dengan membiasakan diri terpuji dan tidak menstigmatisasikan pasangan. Allah. Bahwa peran pondok pesantren dalam menumbuhkembangkan kedisiplinan santri terhadap lingkungan masyarakat adalah dengan mengajak santri untuk selalu membiasakan saling menyapa kepada masyarakat sekitar bukannya bersikap cuek terhadap masyarakat sekitar agar tetap menjaga keharmonisan antar santri dan masyarakat. masyarakat sekitar pesantren.
Dari uraian di atas dapat dijelaskan hasil temuan peneliti bahwa peran pesantren adalah untuk meningkatkan kedisiplinan santri terhadap sesama manusia dengan cara memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat sekitar, misalnya dengan setiap bulan Ramadhan untuk memberikan zakat fitrah. Dengan demikian, dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa masalah pembinaan kedisiplinan santri di luar pesantren memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar, membiasakan bersikap sopan dan santun kepada guru dan orang tua. Selain itu, ustad dan kyai juga memberikan instruksi untuk terus membiasakan santri dalam disiplin meski berada di luar pesantren.
Permasalahan yang ada di pesantren adalah santri tidak mengikuti kegiatan pesantren seperti mengaji, tahfizd, kitab, dan lain-lain. Tertidur atau lupa sering dijadikan alasan santri ketika ditegur oleh ustad. Namun masih banyak santri yang memiliki kedisiplinan yang baik dan menaati peraturan pesantren. Permasalahannya di luar pesantren masih terdapat santri yang tidak menjaga lingkungan sekitar pesantren serta tidak mentaati aturan-aturan yang ada di masyarakat sekitar pesantren.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran-saran
- Pemetaan Kajian Terdahulu
- Jadwal Kegiatan Harian Pondok Pesantren Nurul Islam
- Santri Mukim
- Santri Kalong