• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIMENSI SUFISTIK DALAM THE HOLY QURAN - repository iiq

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "DIMENSI SUFISTIK DALAM THE HOLY QURAN - repository iiq"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Tema yang menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini adalah surat-surat muqaththa'ah dan ayat-ayat kosmologis karena Yusuf Ali sering menafsirkan kedua tema tersebut dengan tafsir esoterik. Tesis membahas tentang wujud spiritual menurut Yusuf Ali, sedangkan penelitian membahas tentang dimensi sufi mengenai surat-surat muqaththa'ah dan ayat-ayat kosmologis dalam tafsir Yusuf Ali. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa tafsir Yusuf Ali terhadap surat-surat muqaththa'ah dan ayat-ayat kosmologis lebih menekankan makna batin dibandingkan makna lahiriah.

The topic of this research is huuf mukattha'ah and cosmological verses because Yusuf Ali commented on these two topics along with his spiritual meanings. The purpose of this research is to discover the Sufi dimension in Yusuf Ali's tafsir on these two topics and the type of his Sufi tafsir. The conclusion of this research is that there is a Sufi dimension in Yusuf Ali's tafseer on huuf mukattha'ah and cosmological verses.

Latar Belakang Masalah

Al-Qur'an yang diturunkan sebagai rahmat yang meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta berfungsi sebagai cahaya, penjelasan, petunjuk dan obat bagi manusia. Cara mereka menafsirkan ayat-ayat Al-Quran disebut at-tafsîr ash-shûfî, at-tafsîr ar-ramzî, at-tafsîr al-irsyâdî atau at-tafsîr al-isyârî. Kekuatan ilmu pengetahuan manusia, menurut Al-Quran, tidak hanya terletak pada indera dan akal, tetapi juga pada hati (al-qalb).

3 Dalam wacana penafsiran, para sufi meyakini bahwa Al-Qur’an merupakan teks yang mengandung dimensi makna berbeda-beda. Sebagai sebuah simbol, Al-Quran tidak dapat ditafsirkan satu kali untuk semua situasi dan keadaan. Merujuk pada ayat-ayatnya sendiri, para sufi memandang Al-Qur'an sebagai semesta makna yang tidak terbatas namun saling berhubungan.

Sebagaimana seorang ilmuwan melihat alam semesta, maka Al-Qur’an dipandang sebagai cakrawala yang luas di mata para sufi. Bidang makna yang terkandung dalam Al-Qur’an lebih luas dibandingkan dengan bidang yang mengisi dunia fisik, karena Al-Qur’an berbicara tentang alam lain selain dunia fisik. Didukung dengan bahasa Arab yang luwes dan luwes, Al-Quran mampu menyerap makna yang ada dalam pikiran manusia.

Lebih jauh lagi, Al-Qur’an membuka cakrawala pemahaman dan pengetahuan yang tidak dapat ditampung oleh pikiran dan imajinasi manusia. Berdasarkan hal tersebut, untuk memahami makna Al-Quran, para sufi berpegang teguh pada makna yang ingin disampaikan Al-Quran, bukan pada makna-makna lain yang dapat dipahami darinya.

و ِصا

ر ُس ُلو

قلا ُنآر

Permasalahan

  • Identifikasi Masalah
  • Pembatasan Masalah
  • Perumusan Masalah

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan beberapa permasalahan yang meliputi identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka beberapa identifikasi masalah dapat ditemukan pada poin-poin berikut. Tafsir Yusuf Ali bukanlah tafsir murni, namun ada juga terjemahan yang memberikan komentarnya terhadap ayat-ayat tertentu.

Yusuf Ali tidak menafsirkan seluruh ayat Al-Quran secara mistik, ia hanya menafsirkan beberapa tema saja. Tema ayat-ayat Al-Quran yang ditafsirkan secara sufi yaitu surat-surat muqaththa'ah dan ayat-ayat kosmologis. Tema-tema tersebut ditentukan karena Yusuf Ali sangat tertarik dengan ayat-ayat simbolik dan tidak semua tafsirnya berdimensi sufi.

Bagaimana penafsiran sufistik Yusuf Ali terhadap surat muqaththa'ah dan ayat kosmologi.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Kajian Pustaka

Tesis ini fokus pada kajian terhadap ayat-ayat tafsir isyari karya pengarang kitab Rûh al-Ma'âni karya al-Alusi ditinjau dari sejauh mana ia menafsirkan dengan isyari dan kaidah apa saja yang dijadikan landasan dalam menafsirkan isyrahnya. .34 Tafsir sufi merupakan hal yang sama yang dilakukan Yusuf Ali pada sebagian besar tafsirnya, sehingga risalah al-Alusi ini memberikan gambaran bagaimana memetakan tafsir sufi, walaupun tujuan risalah ini berbeda. Dalam skripsi ini dibahas pemikiran-pemikiran tasawuf dalam tafsir Mafâtih al-Ghaib karya Fakhruddin ar-Razi. Hal ini dikarenakan masih ada yang berpendapat bahwa penafsiran karya ar-Razi lebih mengarah pada permasalahan ilmu kalam, fiqh, filsafat, dll.35 Skripsi tentang ar-Razi ini sangat berguna untuk penulisan skripsi ini, karena Yusuf Ali menggunakan tafsir ar-Razi sebagai acuan agar penulis dapat mengetahui seberapa besar pengaruh ar-Razi terhadap tafsirnya.

Tesis ini berupaya membahas tafsir sufi terhadap karya al-Ghazali, seorang ulama yang mampu memadukan dimensi tasawuf dan fiqih dalam karyanya yang berjudul Misykât al-Anwâr, sebuah kitab yang cukup menimbulkan kontroversi. tafsir sufinya yang bernuansa filosofis 36 Tafsir sufi Al-Ghazali juga Tak kalah penting dalam skripsi ini mengingat Yusuf Ali mengutip dari Misykât al-Anwâr untuk menjelaskan secara detail tentang nûr dalam QS. Skripsi ini membahas tentang tafsir sufi yang terkandung dalam Tafsir al-Bahr al-Madîd fî Tafsîr al-Qur`ân al-Majîd karya Ibu Ajibah. Meski demikian, nuansa nazhari tidak diabaikan dalam penafsirannya.37 Tesis ini turut membantu penulis dalam memberikan penjelasan apakah tafsir sufistik Yusuf Ali bernuansa nazhari atau isyârî.

Tesis yang ditulis oleh Arsyad Abrar, Memahami Sejarah, Sumber dan Kaedah Tafsir Sufi (Kajian terhadap Tafsir al-Sulami dan al-Qusyairi) mengkaji aspek dan pendekatan tafsir sufi oleh al-Sulami, Haka'iq et-Tafsîr dan karya oleh al-Qusjairi, Lathâ`if al-Isyârât. Ada yang meneliti tafsir Alusi, al-Qusheyri, al-Ghazali, Ibnu Azhib dan lain-lain dan penyelidikan ini menggunakan tafsir Yusuf Ali sebagai bahan kajian. Manakala disertasi yang dijadikan kajian literatur bagi penyelidikan ini adalah sama iaitu membincangkan tafsiran Yusuf Ali dengan perbezaan fokus kajian.

Disertasi ini membahas tentang wujud spiritual menurut sudut pandang Yusuf Ali seperti jin, malaikat, setan dan wujud spiritual pada manusia seperti hati. Sedangkan penelitian ini akan membahas tentang dimensi sufistik dalam tafsir Yusuf Ali dalam karyanya The Holy Quran, Text, Translation, and Commentary.

Metodologi Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data
  • Validitas Data

15 Qusyairi, at-Ta'arruf li Madzhab Ahl at-Tashawwuf karya al-Kalabadzi, al-Futûhât al-Makkiyah karya Ibnu Arabi, dan seterusnya. Selain itu juga digunakan buku ensiklopedia dan mu’jam seperti al-Mu’jam al-Mufahras li Alfâzh al-Qur’ân karya Fuad Abdul Baqi, Indeks Terjemahan Al-Qur’anul Karim karya Hamid Hasan Qolay, Konkordansi karya Al-Quran Ali Audah, al-Mu'jam al-Maudhû'î li Âyât al-Qur`ân al-Karîm karya Shubhi Abdur Rauf Ashr dan Ahmad Musthafa Qasim at-Thahthawi. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik dokumentasi, yaitu mencari literatur dari berbagai sumber di berbagai perpustakaan dan mencari informasi terkait dalam artikel dan jurnal sebagai bahan yang kemudian dipelajari secara intensif sehingga dapat memberikan penjelasan dan bukti-bukti yang dapat mendukung suatu permasalahan.

Selain teknik dokumentasi, penulisan skripsi ini juga menggunakan metode yang disebut dengan teknik dokumentasi, yaitu pencarian data mengenai suatu hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, jurnal dan lain sebagainya. ikhtisar referensi terkait. dengan masalah penelitian. Dengan menggunakan metode analisis tematik, penulis mengidentifikasi tema-tema yang ada dalam tulisan Yusuf Ali. Sedangkan metode analisis isi didasarkan pada fakta dan data yang menjadi isi atau materi dalam kitab tafsir Yusuf Ali 43. Metode analisis ini digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan.

Maka dalam menganalisis data, terlebih dahulu langkah-langkah penulisan perlu dilakukan, yang melibatkan pengumpulan beberapa tema yang ditafsirkan oleh Sufi oleh Yusuf Ali. Kedua, menganalisis tafsiran mengikut penjelasan yang terdapat dalam tafsiran al-Quran. Ketiga, penulis akan mencari tafsir ayat-ayat yang serupa dalam beberapa kitab tafsir lain yang ditafsir secara sufi.

Keabsahan data adalah suatu teknik yang digunakan untuk menguji keandalan suatu data, atau dalam istilah lain disebut reliabilitas, dengan menggunakan hal-hal yang ada di luar data tersebut, dengan tujuan untuk memeriksa atau membandingkan data yang telah dikumpulkan. penelitian yang dilakukan penulis dapat dijadikan suatu karya ilmiah, sehingga dalam penelitiannya penulis telah mengumpulkan data-data valid yang dapat dijadikan acuan. Dalam hal ini penulis akan membandingkan sumber utama tafsir tersebut yaitu tafsir Yusuf Ali dengan sumber yang digunakan dalam penafsirannya yaitu tafsir yang bernuansa sufi untuk mengetahui apakah tafsir Yusuf Ali konsisten dalam penerapan metodologinya dan kompatibel. dengan apa yang dia maksud.

Teknik dan Sistematika Penulisan

Kesimpulan ini merupakan hasil akhir penelitian terhadap permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Selain itu saran juga dituliskan sebagai landasan sementara untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai objek permasalahan yang diteliti. Di bagian akhir penulisan juga dicantumkan daftar pustaka referensi yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian sebagai bukti keabsahan pembahasan yang diteliti.

Kesimpulan

Selain penafsirannya terhadap tafsir-tafsir sufi sebelumnya, penafsirannya tidak memuat teori-teori sufi, melainkan merupakan ekspresi spiritual Yusuf Ali sendiri setelah perjalanan panjang empat puluh tahun dan kontemplasi spiritual yang diilhami oleh filsuf dan pemikir Jerman Goethe. Lebih jauh lagi, ia juga tidak mengingkari makna lahir dari ayat yang ia tafsirkan dalam istilah Islam, juga tidak mengklaim bahwa tafsir spiritualnya adalah makna yang sebenarnya.

Saran

Arafat, Incorrect Equivalent Chosen by Yusuf Ali in His Translation of the Quran, Leicester: Arafat Islamic Pub., 1991. - Qur`ân al-Karîm, Kairo: Dar al-Fadhilah, t.th. Baqi, Muhammad Fuad Abdul, al-Mu'jam al-Mufahras li Alfâzh al-Qur`ân, Kairo: Darul Hadis, 2001.

Bellamy, James A., "Dagiti Misterioso a Surat ti Qur'an," Pagwarnak ti Amerikano nga Oriental a Kagimongan, Tomo 93, Bilang 3. Ibn Taimiyah, al-Iklil fî al-Mutasyâbih wa at-Ta`wîl, Cairo: Darul Iman, p.th. Khan, Mofakhkhar Hussain, Ingles a Panagpatarus ti Nasantuan a Qur'an, Ti Biobibliograpiko a Panagadal, Kuala Lumpur: Toppan, 1997.

Mainiyo, Attahir Sehu dan Muhammad Dahiru Shuni, “An Analysis of Mysterious Letters of the Quran”, International Journal of Humanities and Social Sciences Invention, Volume 3, Number 4, April 2014. Musaddad, Asep Nahrul, “Interpretation Sufistic in the Al- Tradisi Tafsir Alquran - Alquran”, Jurnal Alfarabi, Volume 12, Nomor 1, Juni 2015. An-Naisaburi, Nidzamuddin al-Hasan, Ghara`ib al-Qur`an dan Ragha`ib al-Furqan.

Nassimi, Daod Muhammad, A Thematic Comparative Survey of Some English Translations of the Qur'an, Birmingham: Birmingham University, 2008. Suyuthi, Jalaluddin, al-Itqân fî 'Ulûm al-Qur`ân, Kairo: Haiah Mishriyyah li al-Kitab , 1974 Syahbah, Muhammad bin Muhammad Abu, Israiliyyat dan Tafsir Al-Qur'an Hadits Palsu, terj.

Anwar Syarifuddin, “Mengingat Kewibawaan Sufi dalam Tafsir Al-Qur’an”, Jurnal Kajian Keagamaan dan Masyarakat, Jilid I, no 2, Desember 2004.

Tabel penafsiran Huruf-huruf Muqaththa’ah
Tabel penafsiran Huruf-huruf Muqaththa’ah

Gambar

Tabel penafsiran Huruf-huruf Muqaththa’ah

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait