• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DINAS KESEHATAN "

Copied!
133
0
0

Teks penuh

Penulis berhasil menyelesaikan artikel ilmiah dengan judul “Keperawatan Psikologis pada Klien Halusinasi Pendengaran Terintegrasi dengan Keluarga di Ruang Kerja Puskesmas Lempaka Samarinda”. Edi Sukamto, S.Kp.M.Kep selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Latar belakang

Berdasarkan data Riskesda tahun 2013 dan 2018 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan jumlah gangguan jiwa yang cukup pesat, dimana prevalensi gangguan jiwa pada tahun 2013 sebesar 16 juta jiwa atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia, sedangkan pada tahun 2018 dapat mencapai 16 juta jiwa atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. dilihat berdasarkan sebaran prevalensi menurut provinsi, proporsi rumah tangga yang pernah dirantai dan tempat tinggalnya, serta luas pengobatan terhadap penderita gangguan jiwa skizofrenia/psikosis. Dengan persentase 16% mengalami halusinasi, 4% mengalami rendah diri, 13% mengalami isolasi sosial, 1% mengalami delusi, 32% mengalami perilaku kekerasan, dan 5% mengalami defisit perawatan diri.

Rumusan masalah

Salah satu cara untuk mencapai kepatuhan minum obat adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya agar mereka memahami pentingnya minum obat. Dan klien juga harus termotivasi dan meyakinkan klien bahwa dengan patuh meminum obat maka klien akan cepat sembuh dan terhindar dari kambuhnya penyakit serta dapat melanjutkan pengobatan dengan baik tanpa pengawasan.

Tujuan penelitian

Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian .1 Bagi Penelitian

  • Bagi Tempat Penelitian
  • Bagi Profesi Keperawatan
  • Tipe Keluarga
  • Ciri-Ciri Keluarga
  • Struktur Keluarga
  • Fungsi Keluarga
  • Tugas Kesehatan Keluarga

Jika keluarga dapat memberikan atau menjaga suasana aman di rumah bagi anggota keluarga yang mengalami halusinasi pendengaran, hal ini dapat dilakukan. Apabila Anda mengalami gangguan atau permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga Anda, sebaiknya Anda dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya.

Tabel 2.1 Tahapan Halusinasi
Tabel 2.1 Tahapan Halusinasi

Konsep Asuhan Keperawatan Halusinasi Pendengaran Terintegrasi Dengan Keluarga

Definisi

Apabila pihak keluarga dapat memanfaatkan layanan medis, diharapkan dapat memberikan solusi atau menyelesaikan masalah gangguan persepsi, halusinasi pendengaran yang dialami anggota keluarga. Mulai dari pengkajian hingga evaluasi untuk memperbaiki, meningkatkan, mencegah, memelihara dan memulihkan masalah kesehatan mental, gangguan persepsi, halusinasi pendengaran, serta menggunakan komunikasi terapeutik untuk menunjukkan hubungan interpersonal yang baik bagi klien dengan halusinasi pendengaran.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Klien Gangguan Jiwa Merawat Klien Gangguan Jiwa

Semakin tinggi pendidikan maka pengetahuan keluarga akan semakin luas dan semakin mudah dalam menerima dan memahami informasi tentang pengobatan kerabat yang mengalami gangguan jiwa dan halusinasi pendengaran. Berdasarkan uraian di atas maka keluarga merupakan batu loncatan dalam perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

  • Faktor predisposisi 1) Faktor perkembangan
  • Faktor presipitasi 1) Stressor sosial budaya
  • Pohon Masalah
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
    • Tindakan Keperawatan pada Pasien 1) Tujuan
    • Tindakan Keperawatan pada Keluarga 1) Tujuan tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan merupakan fase dimana perawat menerapkan rencana asuhan keperawatan untuk membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Carpenito dalam Yusuf, dkk. 2015). Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan, perawat sebaiknya melakukan validasi apakah rencana tindakan yang telah ditetapkan masih sesuai dengan kondisi pasien saat ini (di sini dan saat ini) (Yusuf et al. 2015). Untuk memudahkan pelaksanaan tindakan keperawatan, hendaknya perawat keperawatan kesehatan jiwa membuat strategi pelaksanaan tindakan keperawatan yang mencakup SP pasien dan keluarganya (Trimeilia, 2011).

Tujuan tindakan keperawatan pada pasien antara lain: pasien mengenali halusinasi yang dialaminya, pasien dapat mengendalikan halusinasinya, dan pasien mengikuti program pengobatan dengan optimal (Keliat, 2014). Tujuan upaya keperawatan pada keluarga adalah: keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien di rumah, dan keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien (Lihat Upaya Keperawatan.

Desain Penelitian

Subyek Penelitian

Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Prosedur Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah pengkajian asuhan keperawatan dengan kasus halusinasi pendengaran.

Analisa Data

Pada bab ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan teori dan pengalaman nyata dalam praktik asuhan Keperawatan Jiwa pada klien yang dilakukan pada klien 1 dan 2 yang sama-sama mengalami masalah kesehatan jiwa yaitu halusinasi pendengaran dan peran serta anggota keluarganya. yang berada pada tanggal 8 April s/d 13 April 2019 di wilayah kerja Puskesmas Lempake Samarinda.

Hasil

Gambaran Tempat Penelitian

1 ruang ganti, 3 praktek dokter umum, 1 praktek dokter hewan, 4 praktek kebidanan, 2 ruang obat dan 1 gudang obat. Dalam studi kasus ini digunakan kunjungan ke keluarga melalui keperawatan, serta analisis peningkatan peran keluarga dalam perawatan sebelum dan sesudah penerapan role model keluarga pada pasien gangguan persepsi sensorik halusinasi. di Lempake Samarinda. wilayah kerja Puskesmas.

Karateristik Subjek Penulisan (Identitas Klien)

Selama ini pihak keluarga hanya memberikan pengobatan dan menemani Ny SA ke fasilitas kesehatan jika Ny SA mengalami kekambuhan. Namun pihak keluarga tidak memberikan pengobatan mengenai halusinasi pendengaran pada Ny SA karena pihak keluarga tidak mengetahui bahwa Ny SA mengalami halusinasi pendengaran. Nyonya. Namun S tidak tinggal lama di RS Atma Husadah, karena Ny. S mengaku dipukul oleh teman sekamarnya sehingga pihak keluarga meminta untuk berobat jalan.

Selama ini pihak keluarga hanya memberikan pengobatan dan mendampingi Ibu Ske ke fasilitas kesehatan ketika penyakit Ibu S kambuh. Namun pihak keluarga tidak memberikan pengobatan kepada Ny. S mengenai halusinasi pendengaran karena pihak keluarga tidak mengetahui bahwa Ny. S mengalami halusinasi pendengaran.

Data Asuhan Keperawatan .1 Pengkajian .1 Pengkajian

Atma Husada sakit karena tidak minum obat dan pada Januari 2019 ia kembali karena mendengar bisikan bahwa ia harus mati.

Keluhan Utama

Faktor Predisposisi

Klien mengatakan bahwa ia sering berinteraksi atau bergaul dengan masyarakat di desanya tanpa ada tanda-tanda penyakit jiwa.

Status Mental 1. Penampilan

Identitas Klien

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada Ny. SA dan Ny. S adalah gangguan persepsi sensorik, halusinasi pendengaran, kurangnya pengetahuan keluarga tentang kesehatan dan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

Rencana Keperawatan Implementasi dan Evaluasi Tanggal Diagnosa

Klien 1

Klien

Keluarga 1

Klien mengatakan ia telah mencoba mengendalikan halusinasinya dengan memarahinya satu kali sebelum tidur dan mencatatnya dalam jadwal aktivitas sehari-hari. Klien mengatakan bahwa ia mencoba mengendalikan halusinasinya dengan memarahinya 3 kali sehari kemarin dan mencatatnya dalam program aktivitas sehari-hari. Terus latih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari (aktivitas yang biasa dilakukan klien di rumah).

1 Latih keluarga cara mengendalikan halusinasi klien dengan mengeluarkan suara keras dan berbicara dengan orang lain. 2 Praktekkan langsung cara mengendalikan halusinasi klien dengan mengeluarkan suara keras dan berbicara dengan orang lain bersama klien.

Klien 1

Obat klien tidak habis dilihat dari jumlah obat yang diminum dan klien mengkonsumsi 3 tablet pada pagi dan sore hari. Dorong klien untuk memasukkan semua keterampilan yang dilatih ke dalam jadwal aktivitas hariannya dan melakukannya setiap hari. Pihak keluarga menyatakan memahami jadwal minum obat klien yaitu pada pukul 20.00 WITA sebelum tidur ditambahkan 1 jenis warna orange.

Pihak keluarga mengatakan memahami jadwal pengobatan klien yaitu pagi hari pukul 08.00 WITA dan sore hari pukul 20.00 WITA, untuk dosis 1 tablet ada 3 jenis obat yaitu putih, merah muda dan orange. Nama obatnya adalah Tpyhexilpendil putih untuk menenangkan klien, Haloperidol merah muda untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan suara-suara.

Keluarga 1

Keluarga

Pembahasan

Pada klien 1 setelah dilakukan implementasi dan evaluasi selama 6 hari didapatkan klien dan keluarga berada pada kategori berhasil dalam memberikan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu klien 1 (Ny. halusinasi, mampu menegur halusinasi, mampu membawa bercakap-cakap jika terjadi halusinasi dan melakukan aktivitas sehari-hari sesuai jadwal dan minum obat secara teratur. Sedangkan untuk klien 2 (Ny. halusinasi, mampu melakukan percakapan jika terjadi halusinasi tetapi tidak melakukan aktivitas sehari-hari sesuai jadwal dan minum obat secara teratur tidak dapat dilakukan secara mandiri oleh klien. Penulis berasumsi keberhasilan asuhan keperawatan pada Klien dan keluarga 1 dapat tercapai yaitu keluarga Ny. SA mempunyai tingkat pendidikan dan ekonomi yang cukup baik sehingga mudah dalam mencari setelah anggota keluarganya.

Keluarga Ibu SA dengan cepat memahami dan menerapkan apa yang penulis pelajari, dan ketika ditanya kembali, pihak keluarga mampu menjawab dengan baik setiap pertanyaan yang diajukan. Sedangkan klien dan keluarga 2 berada pada kategori kurang berhasil yaitu keluarga Ny. S mampu meningkatkan kesadaran akan peran keluarga dalam pengasuhan Ny. S, namun kurang mampu menerapkannya dalam merawat Ny. sehingga mereka kurang berhasil dalam merawat anggota keluarganya.

Klien

Kontrak masa depan: “Bagaimana kita bisa bertemu lagi besok untuk belajar dan berlatih mengendalikan suara dengan cara kedua.

Klien

Jadi kalau Bu SA mendengar suara-suara itu, Ibu bisa mempraktekkan kedua cara yang sudah kita praktekkan itu ya?" Kontrak Masa Depan (mata pelajaran, waktu, tempat): "Besok kita bertemu lagi ibu, kita akan praktekkan cara ketiga agar halusinasi tidak terkendali. , yaitu melaksanakan kegiatan yang direncanakan.

Klien

“Kegiatan lainnya akan kami usahakan Bu, agar ibu selalu ada aktivitas dari pagi hingga sore.” Iya bagus bu, jadi ada 3 cara yaitu memarahi, berbicara dan melakukan kegiatan yang direncanakan." Rencana selanjutnya: "Ingatlah untuk melakukan kegiatan yang direncanakan ini ya bu, dan juga praktekkan cara memarahi dan berbicara dengan orang lain sesuai dengan yang diharapkan. jadwal.

Jadi kalau ibu mendengar suara-suara itu lagi, ibu bisa mempraktekkan 3 cara yang sudah kita praktekan tadi bu.” Bagaimana kalau besok saya datang lagi untuk mempraktekkan cara mengendalikan halusinasi yang keempat yaitu dengan minum obat.

Pasien

Bagaimana kalau kita belajar cara mencegah munculnya suara-suara ini?” “Bu, ada empat cara untuk mencegah munculnya suara-suara ini. Caranya, kalau sudah muncul suara-suara itu, ibu langsung bilang, pergi, aku tidak mau mendengarnya. Evaluasi Respon Objektif: “Tolong beri tahu saya lagi apa nama suara yang Anda dengar.

Evaluasi respon subyektif : “Bagaimana perasaan Ibu S setelah kita mempraktekkan cara yang kedua yaitu bertemu dengan orang lain dan berbicara?” Obat berwarna putih (Tpyhexilpendil, THP) digunakan untuk membuat Ny. S merasa rileks dan tidak kaku, sedangkan obat berwarna merah muda (Haloperidol, HLP) berfungsi menenangkan pikiran dan menghilangkan kebisingan.

Keluarga

Penilaian respon subyektif : “Bagaimana perasaan anda ketika kita berdiskusi dan berlatih memutuskan tentang halusinasi Ibu SA?” Rencana tindak lanjut: “Bagaimana kalau kita bertemu lagi besok dan berlatih cara menghentikan halusinasi tepat di depan ibu SA?”

Keluarga

Rencana tindak lanjut : “Baik pak, bagaimana kalau besok kita bahas lebih dalam lagi tentang apa yang masih belum dipahami oleh Bu SA.”

Keluarga

  • Tujuan
  • Alat
  • Langkah-langkah
  • Tindak Lanjut
  • Fase-Fase dan Aktivitas Kunjungan Rumah

Kontrak (topik, waktu, tempat): “Baiklah, mari kita bahas masalah apa yang dialami anak Anda dan bantuan apa yang bisa Anda tawarkan. “Sesuai kesepakatan kita, selama 30 menit ini kita akan berlatih cara mengatasi halusinasi tersebut langsung di hadapan Bu S. Selamat pagi Pak P sangat ingin membantu Bu S untuk mengontrol suara-suara yang sering kita dengar. Sekarang, coba tunjukkan cara menghentikan halusinasi. apa yang dialami Ny. S seperti yang telah kita pelajari sebelumnya.

Jadi ayah ingin melihat jadwal sehari-hari ibu. klien mendemonstrasikan kemudian perawat mendorong orang tua untuk memberikan pujian). Hal yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut adalah perilaku yang ditunjukkan Ny. S di rumah, misalnya Ny. S. terus mendengar suara-suara yang mengganggu dan tidak menunjukkan perbaikan serta menolak minum obat.

DINAS KESEHATAN

LEMBAR DISPOSISI

UPTD PUSKESMAS LEMPAKE

Gambar

Tabel 2.1 Tahapan Halusinasi
Tabel 4.2 Analisa Data
Tabel 4.3 Daftar Masalah Keperawatan
Tabel 4.5Hasil Observasi atau pengamatan awal kemampuan keluarga dalam  Merawat klien dengan gangguaan persepsi sensori halusinasi pendengaran
+2

Referensi

Dokumen terkait

15% SIMILARITY INDEX 9% INTERNET SOURCES 11% PUBLICATIONS 10% STUDENT PAPERS 1 2% 2 1% 3 1% 4 1% 5 1% 6 1% 7 Nutritive and antioxidative properties of some selected agro-