• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISINSENTIF KAWASAN PERTANIAN KECAMATAN TENGGARONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DISINSENTIF KAWASAN PERTANIAN KECAMATAN TENGGARONG "

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh :

Zumrotul Islamiah (08171086) Dosen Pembimbing:

Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T., M.T., M. Sc.

PENENTUAN INSENTIF DAN

DISINSENTIF KAWASAN PERTANIAN KECAMATAN TENGGARONG

SEBERANG

SIDANG TUGAS AKHIR

(2)

1.PENDAHULUAN

Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Sasaran, Ruang Lingkup

(3)

Latar Belakang

Kabupaten Kutai Kartanegara direncanakan sebagai LP2B dalam RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2013 –2033 sebesar 48.110 Ha

Berdasarkan Masterplan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura di

Kalimantan Timur, alih fungsilahan menjadi masalah utama dalam sektor pertanian

Luas lahan pertanian di

Kecamatan Tenggarong Seberang pada tahun 2015 yang seluas 7.657 Ha menurun menjadi 95,214 Ha pada tahun 2018, Sedangkan dalam RDTR direncanakan sebesar 1.823,64 Ha

3

Dampak dari alih fungsi lahan pertanian adalah berkurangnya ketahanan pangan masyarakat (Prasada, 2018), munculnya konflik sosial, adanya perubahan gaya hidup, perubahan mata pencaharian dan perekonomian masyarakat (Rezki, 2020)

Belum ada instrument pengendalian alih fungsi lahan berupa insentif dan disinsentif

Insentif dan disinsentif dapat mengarahkan aktifitas pemanfaatan ruang menjadi sesuai dengan arah

pengembangan kebijakan wilayah (Permendagri No.

115 Tahun 2017)

(4)

4 Rumusan Masalah

Apa saja bentuk insentif dan disinsetif yang dapat mencegah dan mengendalikan

perubahan fungsi lahan pertanian di Kecamatan Tenggarong Seberang

Tujuan

Menentukan insentif dan disinsentif alih fungsi lahan pertanian di Kecamatan Tenggarong Seberang

Sasaran

1. Analisis Perubahan Fungsi Lahan Pertanian di Kecamatan Tenggarong Seberang

2. Analisis Faktor Perubahan Fungsi Lahan Pertanian di Kecamatan Tenggarong Seberang

3. Analisis jenis insentif dan disinsentif pengendalian perubahan fungsi lahan pertanian di Kecamatan Tenggarong Seberang

Ruang Lingkup Wilayah Kawasan Pertanian Kecamatan Tenggarong Seberang

Ruang Lingkup Pembahasan Perubahan fungsi lahan, faktor perubahan fungsi lahan pertanian insentif dan disinsentif

Ruang Lingkup Substansi Penentuan insentif dan

disinsentif berdasarkan faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi lahan serta jenis insentif dan disinsentif pada Kecamatan Tenggarong Seberang

(5)

2.TINJAUAN PUSTAKA

(6)

Sintesa Pustaka

6

(7)

3.Metode Penelitian

(8)

8 Populasi

Pihak pemerintah selaku pemangku kebijakan serta petani selaku pelaku kegiatan pertanian

Sampel

Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara, Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara, Pemilik Lahan dan Kelompok Tani yang dipilih berdasarkan analisis stakeholder

Stakeholder Kepentingan Pengaruh

Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara

• Merumuskan rencana tata ruang

• Merumuskan ketentuan pemanfaatan lokasi

• Terlibat dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah dan rencana detail tata ruang

• Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi perencanaan Dinas

Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara

• Merumuskan kebijakan di Bidang Pertanagan dan Penataan Ruang

• Pelaksana Kebijakan di Bidang Pertanahan dan Penataan Ruang

• Terlibat perumusan dan pelaksanaan kebijakan di Bidang Pertanahan dan Penataan Ruang

• Melakukan evaluasi di Bidang Pertanahan dan Penataan Ruang Dinas Pertanian

dan Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara

• Merumuskan dan menyusun kebijakan startegis tentang pertanian

• Menyusun program dan kegiatan tentang pertanian

• Membuat kebijakan dan menyusun program serta kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan lahan pertanian

Kelompok Tani • Kelompok petani yang menjalankan kegiatan pertanian

• Mengelola lahan pertanian

• Menampung aspirasi petani Pemilik Lahan • Pemilik lahan yang mengetahui

kondisi lahan pertanian

Pemilik lahan yang berpartisipasi dalam pengendalian alih fungsi lahan

Populasi dan Sampel

(9)

Metode Penelitian

9

(10)

3.Hasil dan Pembahasan

(11)

GAMBARAN UMUM

11

Gambaran Umum Kecamatan Tenggarong Seberang, Kawasan Pertanian Kecamatan Tenggarong Seberang, PDRB Kutai Kartanegara, Jumlah Penduduk Kecamatan Tenggarong Seberang, Jumlah Industri Tenggarong

Seberang, Nilai Produktivitas Pertanian Kecamatan Tenggarong Seberang

(12)

Gambaran Umum Kecamatan Tenggarong Seberang (1)

Kecamatan Tenggarong

Seberang terdiri dari 18 desa dan kelurahan.

Batas Administrasi

Utara : Kecamatan Marang Kayu Timur : Kota Samarinda dan

Kecamatan Muara Badak Selatan : Kecamatan Loa Kulu

Barat : Kecamatan Tenggarong dan Kecamatan Sebulu

(13)

Gambaran Umum Kecamatan Tenggarong Seberang (2)

Penggunaan Lahan Luasan (Ha)

Hutan Produksi 9.601,422

Badan Air 965,1946

Kawasan Wisata 5,676798

Kawasan Industri 33,00238 Kawasan Perkebunan 4.053,223 Kawasan Perumkiman

Pedesaan 3.733,568

Kawasan Permukiman

Perkotaan 420,308

Kawasan Tambang 6.968,357 Kawasan Transmigrasi 18.144,28 Pertanian Lahan Basah 1.066,872 Pertanian Lahan Kering 5.705,916

Sempadan Sungai 411,6232

(14)

14 Perkebunan : 1.162,38 Ha

Tanaman Pangan : 661,26 Total : 1.823,64

Kawasan Pertanian Kecamatan

Tenggarong

Seberang

(15)

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kutai Kartanegara

15

0 20000000 40000000 60000000 80000000 100000000 120000000 140000000 160000000 180000000

Nilai PDRB Tahun 2000 hingga Tahun 2020 per 2 tahun dalam Juta Rupiah

2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020

Tahun Nilai PDRB (Juta Rupiah)

Presentase Perubahan PDRB (%)

2000 23 404 509 -

2002 26 837 949 14,67

2004 42 409 271 58,02

2006 66.363.636,72 56,48

2008 103.959.393,46 56,65

2010 100.465.049,92 3,36

2012 167.314.214,02 66,54

2014 156.723.063,82 6,33

2016 127.869.342,84 18,41

2018 161.920.385,78 26,63

2020 149.057.816,45 7,94

(16)

Jumlah Penduduk Kecamatan Tenggarong Seberang Tahun

16

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000

Perubahan Jumlah Penduduk Kecamatan Tenggarong Seberang Tahun 2000 hingga Tahun 2020 per 2 tahun

2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Presentase Perubahan Jumlah Penduduk (%)

2000 40.050 -

2002 44.381 10,81

2004 48.754 9.85

2006 49.393 1,31

2008 52.583 6.46

2010 61.441 16,85

2012 65.014 5,81

2014 69.447 6,82

2016 73.372 5,65

2018 77.155 5,56

2020 67.877 12,3

(17)

Jumlah Industri pada Kecamatan Tenggarong Seberang

17 0 1 2 3 4 5 6

Jumlah Industri

Jumlah Industri pada Kecamatan Tenggarong Seberang Tahun 2000 hingga Tahun 2020 per 2 Tahun

2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020

No. Tahun Jumlah

Industri (unit)

Presentase Perubahan Jumlah Industri (%)

1. 2000 0 -

2. 2002 0 0

3. 2004 0 0

4. 2006 1 0

5. 2008 2 100

6. 2010 3 50

7. 2012 4 33,33

8. 2014 5 25

7. 2016 5 0

8. 2018 5 0

5. 2020 5 0

(18)

Nilai Produktivitas Pertanian Kecamatan Tenggarong Seberang

18 0 10 20 30 40 50 60 70

Produktivitas (ku/Ha)

Nilai Produktivitas Pertanian pada Kecamatan Tenggarong Seberang Tahun 2000 hingga Tahun 2020

per 2 Tahun

2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020

Tahun Produktivitas (ku/Ha)

Presentase Perubahan Produktivitas (%)

2000 46,56 -

2002 46,41 0,32

2004 47,82 3,04

2006 56,10 17,31

2008 50,73 9,57

2010 28.94 42,95

2012 51,38 77,54

2014 54,47 6,01

2016 57,59 5,73

2018 46,96 18,93

2020 48,54 3,36

(19)

HASIL ANALISIS

19

Analisis Perubahan Fungsi Lahan Pertanian di Kecamatan Tenggarong Seberang, Analisis Faktor Perubahan Fungsi Lahan Pertanian di Kecamatan Tenggarong Seberang, Rencana Penelitian

(20)

Perubahan Fungsi Lahan Pertanian 1.

di Kecamatan Tenggarong Seberang

20

Dilakukan dengan menggunakan analisis spasial citra tahun 2000 hingga tahun 2020 per dua tahun

(21)

21

Perubahan Fungsi

Lahan Pertanian

menjadi Non

Pertanian

(22)

Perubahan Fungsi Lahan Pertanian Kecamatan Tenggarong Seberang

22

Tahun Luasan (Ha) Presentase Perubahan Luas Lahan Pertanian (%) Pertanian Non Pertanian

2000 1.562,174 262,645 -

2002 1.555,714 269,554 0,41

2004 1.372,745 451,579 11,76

2006 1.221,107 603,596 11,05

2008 1.162,832 658,599 4,77

2010 1.047,276 775,438 9,94

2012 906,299 917,281 13,46

2014 865,434 957,937 5,76

2016 782,216 1039,937 9,61

2018 762,186 1049,110 2,56

2020 755,214 1067,481 0,92

Total perubahan tahun 2000 hingga tahun 2020 mencapai

806,96 Ha

(23)

Faktor Perubahan Fungsi Lahan Pertanian 2.

di Kecamatan Tenggarong Seberang

23

Dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dimana hasil sasaran satu sebagai variable terikat dan perubahan jumlah industri, perubahan jumlah penduduk, perubahan nilai PDRB dan perubahan

nilai produktivitas sebagai variable bebas

(24)

Uji Asumsi Klasik

Multikolinearitas

24

Nilai VIF <10, sehingga tidak mengindikasikan multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standar dized Coeffici

ents t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.909 2.150 1.818 .129

Industri (X1) .192 .037 1.481 5.122 .004 .241 4.149

Produktivitas (X2) -.148 .049 -.837 -3.031 .029 .264 3.791

PDRB (X3) .173 .039 1.008 4.458 .007 .394 2.537

Penduduk (X4) -.431 .188 -.440 -2.292 .070 .546 1.831

a. Dependent Variable: Alih Fungsi (Y)

(25)

Uji Asumsi Klasik

Heterokedasitas

25

Titik menyebar dan tidak membentuk pola

tertentu, sehingga

dapat dikatakan tidak

terjadi heterokedasitas

(26)

Uji Asumsi Klasik

Autokorelasi

26

Nilai Durbin-Watson berada di antara 0 dan 4, sehingga tidak mengindikasikan autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .948a .899 .819 1.82711 2.172

a. Predictors: (Constant), Penduduk (X4), Produktivitas (X2), PDRB (X3), Industri (X1) b. Dependent Variable: Alih Fungsi (Y)

(27)

27

Berdasarkan uji asumsi klasik yang dilakukan dapat diketahui

bahwa uji asumsi klasik dapat terpenuhi

(28)

Regresi Linear Berganda

Uji F

28

Nilai Sig. >0,005 sehingga variabel bebas tidak memiliki pengaruh secara bersama sama dengan variabel terikat

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 149.113 4 37.278 11.167 .010b

Residual 16.692 5 3.338

Total 165.805 9

a. Dependent Variable: Alih Fungsi (Y)

b. Predictors: (Constant), Penduduk (X4), Produktivitas (X2), PDRB (X3), Industri (X1)

(29)

Regresi Linear Berganda

Koefisien Determinasi (R2)

29

Variabel penduduk, produktivitas, industri dan PDRB memiliki proporsi pengaruh sebesar 81,9% dan 19,1% lainnya dipengaruhi

oleh variabel yang tidak diteliti.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .948a .899 .819 1.82711 2.172

a. Predictors: (Constant), Penduduk (X4), Produktivitas (X2), PDRB (X3), Industri (X1) b. Dependent Variable: Alih Fungsi (Y)

(30)

Regresi Linear Berganda

Uji t

30

Variabel yang memiliki pengaruh signifikan adalah variabel perubahan jumlah industri

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.909 2.150 1.818 .129

Industri (X1) .192 .037 1.481 5.122 .004 .241 4.149

Produktivitas (X2) -.148 .049 -.837 -3.031 .029 .264 3.791

PDRB (X3) .173 .039 1.008 4.458 .007 .394 2.537

Penduduk (X4) -.431 .188 -.440 -2.292 .070 .546 1.831

a. Dependent Variable: Alih Fungsi (Y)

(31)

31

3.

Analisis Jenis Insentif dan Disinsentif Pengendalian Kawasan Pertanian di

Kecamatan Tenggarong Seberang

(32)

Hasil Wawancara Delphi Tahap 1

32

S1 : BAPPEDA Kabupaten Kutai Kartanegara

S2 : Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara

S3 : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara

S4 : Ketua Kelompok Tani

S5 : Pemilik Lahan

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

(33)

Hasil Wawancara Tahap 1

33

Keterangan Jenis Insentif dan Disinsentif

Konsensus

Peningkatan pajak jual beli lahan Penyediaan infrastruktur pertanian Pengembangan infrastruktur pertanian

Pembiayaan pembangunan infrastruktur pertanian Kemudahan dari peraturan perizinan

Pengaturan Perizinan

Belum Konsensus

Pengurangan pajak bumi dan bangunan Penambahan pajak bumi dan bangunan

Pembatasan penyediaan infrastruktur pertanian

Pencabutan Insentif

(34)

Hasil Wawancara Delphi Tahap 2 (Iterasi 1)

34

S1 : BAPPEDA Kabupaten Kutai Kartanegara

S2 : Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Kartanegara

S3 : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Kartanegara

S4 : Ketua Kelompok Tani

S5 : Pemilik Lahan

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

(35)

Kesimpulan Analisis Delphi

35

Keterangan Jenis Insnetif dan Disinsentif

Insentif

Pengurangan pajak bumi dan bangunan Penyediaan infrastruktur pertanian Pengembangan infrastruktur pertanian

Pembiayaan pembangunan infrastruktur pertanian Kemudahan dari peraturan perizinan

Disinsentif

Penambahan pajak bumi dan bangunan Peningkatan pajak jual beli lahan

Pembatasan penyediaan infrastruktur pertanian Pengaturan Perizinan

Pencabutan Insentif

(36)

Luasan kawasan pertanian terus menurun menjadi

kawasan non pertanian apabila dilihat dari luasan setiap 2

tahun dalam kurun waktu 20 tahun. Luas perubahan dari tahun 2000 hingga tahun 2020 mencapai 806,96 Ha

Kesimpulan

Perubahan jumlah industri menjadi variabel yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian

36

(37)

⋄ Jenis insentif yang dapat mengendalikan alih fungsi lahan diantaranya adalah Pengurangan pajak bumi dan bangunan, peyediaan infrastruktur pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian, pembiayaan

pembangunan infrastruktur pertanian dan kemudahan dari peraturan perizinan.

⋄ Sedangkan jenis disinsentifnya adalah penambahan pajak bumi dan bangunan, peningkatan pajak jual beli lahan, pembatasan penyediaan infrastruktur pertanian, pengaturan perizinan dan pencabutan insentif.

Kesimpulan

37

(38)

⋄ Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa jenis insentif dan disinsentif yang dapat direkomendasikan kepada pemerintah saat penysunan insentif dan disinsentif kawasan pertanian

Saran dan Rekomendasi

38

Rekomendasi Penelitian

⋄ Perlu melibatkan lebih banyak stakeholder

⋄ Penelitian terbatas pada penentuan insentif dan disinsentif berdasarkan faktor perubahan fungsi lahan pertanian

Kekurangan dan Batasan Penelitian

(39)

⋄ Diperlukan kombinasi antara data sekunder dan data primer sehingga penentuan faktor tidak hanya terbatas atau mengandalkan data sekunder saja, sehingga dapat lebih mencerminkan kondisi yang sebenarnya

Saran dan Rekomendasi

39

Saran Penelitian Lanjutan

(40)

TERIMA KASIH

40

Referensi

Dokumen terkait

Penyalahgunaan bantuan sosial di Kabupaten Kutai Kartanegara telah diawasi oleh Pemerintah melalui Inspektorat sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun

Sumber Daya Manusia Berdasarkan hasil perhitungan rasio efisiensi menunjukkan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah Kabupaten Kutai Kartanegara masih dalam kategori efisiensi