• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diskusi 1

N/A
N/A
Indriy Fitri

Academic year: 2023

Membagikan "Diskusi 1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1. Bagaimana peran kurikulum SD dalam mengembangkan karakter dan kompetensi siswa?

Jawab:

Kurikulum di tingkat Sekolah Dasar (SD) memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan mengembangkan kompetensi siswa.

Kurikulum tidak hanya berisi tentang materi pelajaran, tetapi juga tentang membekali siswa dengan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang akan membantu mereka menjadi individu yang berkualitas dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Sehingga dalam menegembangkan kurikulum perlu diperhatikan pada isi/materi pelajaran apa saja yang harus diberikan kepada siswa agar tercapai kompetensi yang diinginkan dan bisa mengembangkan karakter-karakter positive siswa.

Menurut Hymn (Zais, 1976) mendefinisiskan isi/konten kurikulum ke dalam tiga elemen, yaitu pengetahuan (Knowledge), keterampilan dan proses serta nilai-nilai.

(Asep Heri Hernawan, dkk. 2023, p. 1.23).

Berikut peran kurikulum dalam mengembangkan karakter dan kompetensi siswa:

a. Penguatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif:

Muatan dalam isi Kurikulum SD mencakup kompetensi dimana siswa mampu berpikir kritis dan kreatif.

Dalam Mapel seperti Matematika dan Sains siswa diajarkan untuk menganalisis masalah, mencari solusi alternatif, dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Sementara mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia dan Seni memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka

b. Pengembangan Keterampilan Sosial:

Kurikulum SD tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga menggabungkan pembelajaran keterampilan sosial. Melalui kegiatan kelompok, proyek bersama, dan interaksi dengan teman sekelas, siswa belajar untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan memahami perasaan orang lain.

Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bekerja sama dengan orang lain di masa depan.

c. Pembentukan Nilai-Nilai Moral dan Etika

Kurikulum SD berperan dalam memberikan pemahaman tentang nilai-nilai moral dan etika kepada siswa. Melalui mata pelajaran seperti Pendidikan Agama atau Pendidikan Moral Pancasila, siswa diajarkan tentang prinsip-prinsip moral, etika, dan norma-norma sosial yang akan membentuk karakter mereka.

2. Mengapa penting untuk memperbarui kurikulum SD sesuai dengan perkembangan zaman?

Jawab:

Karena dalam mengembangkan Kurikulum (SD) haruslah sesuai dengan kebutuhan peserta didik di zaman/eranya masing-masing.

(2)

mengeluarkan Keputusan Menteri Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.

Pemerintah memberikan keleluasan kepada satuan pendidikan dalam memilih kurikulum yang akan digunakan. Pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dalam kondisi khusus dapat tetap mengacu kepada:

1. Kurikulum 2013,

2. Kurikulum Darurat yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan oleh Pemerintah, 3. Melakukan penyederhanaan Kurikulum 2013 secara mandiri. Dalam Keputusan

Menteri tersebut Kurikulum Darurat disebut sebagai Kurikulum pada Kondisi Khusus.

Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya memperbarui kurikulum SD sesuai dengan perkembangan zaman tidak hanya membantu menciptakan siswa yang lebih siap menghadapi masa depan, tetapi juga mendukung perkembangan masyarakat yang lebih baik dan berkelanjutan.

(3)

Diskusi 2

1. Bagaimana metode pembelajaran aktif dapat meningkatkan pemahaman siswa?

Jawab:

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang teratur dalam berlangsungnya suatu pembelajaran(Suyono:2012).

Active learning atau cara belajar siswa aktif, dapat diartikan sebagai pembelajaran yang mengarah pada pengoptimalisasian yang melibatkan segi intelektual dan segi emosional siswa dalam proses pembelajaran yang mengarah pada pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai (Mudjiono:2013).

Dalam pembelajaran aktif ada beberapa indikator yang mampu meningkatkan pemahaman siswa antara lain:

1. Pembelajaran lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan pengetahuan serta siswa berperan pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar dan pengalaman siswa lebih di utamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan.

2. Guru sebagai pembimbing terjadinya pengalaman belajar, guru bukan hanya sebagai satusatunya sumber informasi, guru merupakan salah satu sumber belajar yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat meperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman.

3. Tujuan kegiatan bukan hanya untuk sekedar mengajar standar akademis, melainkan kegiatan di tekankan untuk mengembangkan kemampuan siswa secara utuh dan seimbang.

4. Pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih ditekankan pada kreatiftas para siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai pengetahuan dengan mantap.

(4)

berbahasa, keterampilan sosial dan keterampilan lainnya serta mengukur hasil belajar siswa. (Dimyati, mujiono, belajar dan pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 2013)

2. Apa saja keuntungan dan tantangan penerapan blended learning di SD?

Jawab:

Keuntungan atau kelebihan dari blended learning menurut Usman dalam penelitiannya adalah sebagai berikut.

a. Dapat dengan mudah menyampaikan pembelajaran di mana saja dan kapan saja.

b. Pembelajaran pada metode blended learning terjadi secara lebih mandiri dan konvensional.

c. Lebih efektif dan efisien.

d. Pembelajaran menjadi lebih mudah dengan memanfaatkan akses internet.

e. Pembelajaran menjadi tidak kaku dan lebih luwes dari biasanya.

Tantangan dalam penerapan metode blended learning adalah sebagai berikut:

a. Media yang digunakan beragam dan perlu sarana dan prasarana yang mendukung.

b. Fasilitas akses internet kurang merata yang dapat mengakibatkan sulitnya pelaksanaan pembelajaran online.

c. Rendahnya pengetahuan teknologi pada masyarakat.

d. Tidak semua peserta didik memiliki fasilitas belajar online.

e. Membutuhkan persiapan yang maksimal untuk menerapkan pembelajaran blended learning.(Usman, “Komunikasi Pendidikan Berbasis Blended learning Dalam Membentuk Usman Kemandirian Belajar,” Jurnalisa 04, no. 1, (2018))

(5)

Diskusi 3

1. Bagaimana pengaruh evaluasi formatif terhadap motivasi belajar siswa?

Jawab:

Menurut Reece & Walker (1997) evaluasi formatif adalah jenis evaluasi yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung untuk memperbaiki proses mengajar guru dan belajar siswa. Hasil dari evaluasi formatif ini memberikan iformasi bagi guru untuk meyakinkan bahwa proses belajar pada siswa telah terjadi dan untuk memperbaiki metode mengajar. Bagi siswa, hasil evaluasi formatif memberikan informasi tentang keberhasilannya dalam mencapai tujuan pembelajaran dan metode belajar. (Hernawan, dkk. PDGK4502. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD;2023)

Tes formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan program pembelajaran, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik(Zaenal Arifin, 2010. 35).

Dalam pelaksanaannya disekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian, yakni setelah berakhirnya satu unit bahan pelajaran. Dengan adanya pemberian ulangan harian para siswa akan menjadi giat belajar. Oleh karena itu, memberikan ulangan harian juga merupakan sarana motivasi.

Evaluasi formatif dapat memberikan pengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa yaitu; dengan memberikan umpan balik tentang keberhasilan mereka memahami materi pembelajaran, melibatkan siswa secara aktif dalam memantau kemajuan dan prestasi mereka sehingga memotivasi siswa dan meningkatkan kepercayaan diri , menyesuaikan pembelajaran, memberikan pengakuan dan penghargaan, serta meningkatkan pengaturan tujuan. Dengan meningkatnya motivasi belajar, siswa cenderung lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan mencapai hasil yang lebih baik.

2. Apa peran teknologi dalam meningkatkan efektivitas evaluasi di SD?

Jawab:

Teknologi dapat memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan efektivitas evaluasi di Sekolah Dasar(SD) yaitu:

a. Sebagai Sistem Manajemen Pembelajaran; seperti Google Classroom atau yang lainya di mana guru dapat memberikan materi pembelajaran, tugas, latihan soal atau ujian secara online. Selain mempermudah dalam pengumpulan tugas siswa, guru juga dapat mengecek hasil siswa langsung dan memberikan umpan balik lebih cepat.

(6)

memastikan keakuratan dalam penilaian. Guru dapat menggunakan perangkat ini untuk menciptakan berbagai jenis soal, termasuk pilihan ganda, isian singkat, atau tugas proyek.

c. Sebagai Sistem Informasi Sekolah; yang dapat digunakan untuk melihat kemajuan/perkembangan siswa, hasil ujian dan tugas serta mengidentifikasi siswa yang membutuhkan remidial.

d. Sebagai Aplikasi Evaluasi Siswa; banyak aplikasi Rapot Digital yang telah diterbitkan pemerintah. Di mana aplikasi evaluasi digital ini sangat memudahkan guru dalam menganalisis nilai siswa dengan cepat.

e. Sebagai media/alat Pembelajaran; guru dapat menggunakan teknologi seperti laptop dan LCD Proyektor dalam menyampaikan materi agar lebih memotivasi siwa dalam belajar. Selain itu teknologi Kamera juga bisa dimanfaatkan guru untuk merekam aktivitas selama belajar agar guru dapat mengevaluasi/mengulas kinerjanya.

f. Sebagai Perangkat Kecerdasan Buatan (AI); Teknologi AI dapat digunakan untuk menganalisis kinerja siswa secara individu dan memberikan rekomendasi yang disesuaikan untuk perbaikan. Ini dapat membantu guru dalam memberikan dukungan tambahan kepada siswa yang memerlukan bantuan.

g. Sebagai Sarana Pelatihan Guru; Teknologi juga dapat digunakan untuk memberikan pelatihan kepada guru dalam metode evaluasi yang efektif dan menggunakan alat-alat evaluasi berbasis teknologi.

Penggunaan teknologi dalam evaluasi di SD dapat membantu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan fleksibilitas proses evaluasi. Namun, penting untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan anak- anak, sambil memperhatikan masalah privasi dan keamanan data siswa.

Referensi

Dokumen terkait

[15] conducted research on the analysis of health level bank using the RGEC method at Bank Negara Indonesia Persero tbk in the 2016-2019 period by using the NPL and LDR ratios to