• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun Oleh: Lidya NIM.P07220118092

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Disusun Oleh: Lidya NIM.P07220118092"

Copied!
269
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Diabetes Melitus (DM) di Indonesia menduduki peringkat ke 6 dengan jumlah penderita diabetes usia 20-79 sekitar 10,3 juta orang (Kementerian Kesehatan, 2018). Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 578 juta pada tahun 2030 dan 700 juta pada tahun 2045. Sementara itu, angka kejadian diabetes melitus di provinsi Kalimantan Timur mencapai sekitar (3,1%) (Riskesdas, 2018). Mengenai prevalensi diabetes melitus di provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2018, angka tertinggi terdapat di wilayah perkotaan Samarinda sebesar 3,04% (Riskesdas, 2018).

Namun data profil kesehatan Provinsi Kaltim tahun 2018 menyebutkan bahwa penyakit diabetes melitus masuk dalam 10 besar kategori penyakit morbid di Puskesmas. Pada penyakit diabetes melitus tipe 1, penyakit diabetes disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah akibat rusaknya sel beta pankreas, sehingga produksi insulin tidak ada sama sekali. Sedangkan pada diabetes melitus tipe 2, penyakit diabetes disebabkan oleh peningkatan gula darah akibat penurunan rendahnya sekresi insulin dari pankreas.

Oleh karena itu dukungan keluarga sangat penting dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengobatan penyakit diabetes melitus dalam keluarga.

Rumusan Masalah

Peran perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi kebutuhan, menetapkan tujuan, mengembangkan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan sehingga keluarga dapat menerapkan perilaku sehat secara mandiri. Selanjutnya peran perawat sebagai kolaborator terdiri dari bekerja sama dengan berbagai pihak terkait penyelesaian masalah kesehatan dalam keluarga (Kholifah, 2016). Penelitian dukungan keluarga yang dilakukan oleh Firdaus, Sryono, dan Asmoro (2014) diperoleh sekitar 32,8%.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengelola asuhan keperawatan keluarga komprehensif pada pasien diabetes melitus di wilayah Puskesmas Marga Sari.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kami berharap hasil asuhan keperawatan ini dapat memberikan masukan kepada keluarga mengenai asuhan keperawatan diabetes melitus di keluarga. Dapat memberikan kontribusi dalam pelayanan kesehatan yaitu dengan menawarkan dan mengajarkan strategi pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan pada keluarga dan khususnya pasien, cara untuk meningkatkan coping keluarga dan pasien serta dapat menjadikan peran keluarga berperan aktif dalam partisipasi. dalam menerapkan strategi implementasi dalam keperawatan. hati-hati.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Medis Diabetes Melitus

  • Definisi Penyakit Diabetes Melitus
  • Klasifikasi Diabetes Melitus
  • Etiologi
  • Tanda dan gejala
  • Pathway
  • Patofisiologi
  • Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
  • Komplikasi Diabetes Melitus
  • Penatalaksaan Diabetes Melitus

Makan terlalu banyak dan melebihi jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh dapat memicu penyakit diabetes melitus. Orang yang mengalami obesitas dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih tinggi terkena penyakit diabetes melitus. Diabetes melitus tipe 1 mengalami ketidakmampuan memproduksi insulin karena sel B pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun.

Mekanisme terjadinya diabetes melitus tipe 2 umumnya disebabkan oleh resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin. Banyak penderita diabetes melitus yang mengeluhkan makanan yang tercantum pada menu diet kurang bervariasi sehingga sering merasa lelah. Menurut Perkeni (2011), karbohidrat yang dianjurkan bagi penderita diabetes melitus di Indonesia adalah 45 – 65% dari total asupan energi.

Asupan lemak bagi penderita diabetes melitus di Indonesia dianjurkan sekitar 20 – 25% dari kebutuhan kalori dan tidak boleh melebihi 30% dari total asupan energi.

Konsep Keperawatan Keluarga

  • Pengertian Keluarga
  • Tipe atau Bentuk Keluarga
  • Struktur Keluarga
  • Fungsi Keluarga
  • Ciri-Ciri Keluarga
  • Tugas Keluarga Dibidang Kesehatan
  • Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
  • Dimensi Dasar Struktur Keluarga

Keluarga yang hanya terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang diperoleh melalui keturunan, pengangkatan anak, atau kedua-duanya. Keluarga yang terdiri dari satu orang tua yang mempunyai anak akibat perceraian atau penelantaran oleh pasangannya. Komunikasi fungsional dipandang sebagai landasan keberhasilan keluarga sehat, dan komunikasi fungsional diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan.

Keluarga yang menyayangi dan merawat anggota keluarga yang sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Terdapat perbedaan dan kekhususannya yaitu: setiap anggota keluarga mempunyai peran dan fungsinya masing-masing (APD, 2013). Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit atau tidak mampu menolong dirinya sendiri karena cacat atau usia adalah hal yang terlalu mudah.

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan keyakinan yang secara sadar atau tidak sadar menyatukan anggota keluarga ke dalam satu budaya.

Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

  • Pengkajian
  • Analisa Data
  • Perumusan Diagnosa
  • Diagnosa Keperawatan
  • Prioritas Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Sasaran keperawatan keluarga adalah keluarga yang beresiko terhadap kesehatan, yaitu keluarga yang mempunyai gangguan kesehatan atau beresiko karena gangguan kesehatan. Asesmen merupakan fase dimana perawat secara terus menerus mengumpulkan informasi mengenai anggota keluarga yang dirawatnya. Hal yang dikaji adalah harga diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan memiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga, dan bagaimana anggota keluarga mengembangkan hubungan saling pengertian.

Perlu dikaji sejauh mana kesadaran keluarga terhadap kondisi penyakitnya dan cara merawat anggota keluarga yang sakit diabetes. Analisis data, kegiatan yang dilakukan adalah penentuan permasalahan kesehatan keluarga yang timbul dari lima tugas keluarga, yaitu: a. Setelah menganalisis data dan mengidentifikasi permasalahan keperawatan keluarga, maka permasalahan kesehatan keluarga yang ada sebaiknya diprioritaskan bersama keluarga, dengan tetap memperhatikan sumber daya dan sumber keuangan keluarga.

Setelah kunjungan 1 x 30 menit, keluarga dapat merawat kerabatnya yang sakit melalui diet diabetes melitus.

Tabel  2.2  Prioritas Masalah
Tabel 2.2 Prioritas Masalah

METODE PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Subyek Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
  • Keabsahan Data
  • Analisa Data

Tn. M usia anak pertama 22 tahun, status imunisasi lengkap, kesehatan baik, penampilan umum sehat, tidak ada alergi. Tn. I usia anak pertama 22 tahun, status imunisasi lengkap, sehat, penampilan umum sehat, tidak ada alergi. Tidak ada mual dan muntah, nafsu makan baik, tidur dan istirahat, Pak A biasanya tidur setelah jam 11.

Pak A bilang dia sangat suka makanan manis dan kalau Bu N masak dia selalu pakai gula yang banyak. 3x1/3 1 Keluarga mengatakan tidak mengetahui apa itu diabetes melitus, keluarga hanya mengetahui bahwa Tn. Memiliki gula darah yang tinggi, klien dan keluarga jarang memeriksakan gula darahnya. Keluhan yang disampaikan oleh Bpk. A dan Ny. S sesuai dengan teori yaitu diabetes melitus mempunyai gejala, termasuk rasa.

Diagnosa yang diketahui setelah Tuan A dan Nyonya S memprioritaskan permasalahannya adalah : Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat saudaranya yang sakit. Penyebab penyakit diabetes pada Tuan A dan Nyonya S sama, yaitu karena gaya hidup dan pola makan yang buruk. Setelah memprioritaskan masalah kesehatan yang sama antara Tuan A dan Nyonya S, yaitu kadar glukosa darah yang tidak stabil terkait ketidakmampuan keluarga dalam merawatnya.

Hasil evaluasi yang dilakukan peneliti terhadap Tuan A dan Nyonya S menunjukkan permasalahan yang dimiliki kedua belah pihak. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Tn. A, keluarga Tn. A dan Ny. N, khususnya keluarga Tn. A, tidak mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus keturunan sebelumnya. Tuan I dan Nyonya S menikah sekitar 30 tahun yang lalu dan dikaruniai 2 orang putra dalam pernikahannya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Bpk. Saya, Tuan. Saya dan Ny. Keluarga S khususnya Ny. A dan keluarga mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui tanda dan gejala hiperglikemia, memahami cara mengontrol kadar glukosa darah secara mandiri, dan klien serta keluarga mengetahui cara mengelola diabetes melitus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Gambaran Lokasi Penelitian
  • Hasil Asuhan Keperawatan

N berjenis kelamin perempuan, tamat SMP dan bekerja sebagai IRT, status imunisasi lengkap, status kesehatan baik, penampilan umum sehat, tidak ada riwayat alergi. Saya kepala rumah tangga, 63 tahun, tamat SMA, tidak bekerja lagi, lupa status imunisasi, penampilan umum sehat, status kesehatan baik, tidak ada riwayat alergi. S berjenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai IRT, status imunisasi lengkap, status kesehatan baik, penampilan umum sehat, tidak ada riwayat alergi.

An.F Anak kedua berusia 12 tahun, status imunisasi lengkap, kondisi kesehatan baik, penampilan umum sehat, tidak ada riwayat alergi. A tinggal serumah dengan 4 orang anggota keluarga, tipe keluarga inti, tahap perkembangan keluarga saat ini tahap VI dengan anak dewasa, sanitasi cukup baik, menggunakan sumber air PDAM, PHBS keluarga baik dibuktikan dengan adanya tempat sampah bisa, air bersih, toilet sehat, keluarga tidak merokok, keluarga tidak yakin dengan penyebab penyakit Diabetes Melitus, keluarga belum mampu melakukan tindakan pencegahan, hal ini terlihat dari pasien tidak memeriksakan dirinya kadar gula darah secara teratur. Keluarga I berjumlah 4 orang, tipe keluarga adalah keluarga inti, tahap perkembangan tahap VI dengan anak dewasa, sarana sanitasi cukup baik, menggunakan sumber air dari PDAM, PHBS keluarga baik, terdapat tempat sampah, bersih air bersih, jamban sehat, tidak ada anggota keluarga yang merokok, keluarga mengetahui penyebab penyakit diabetes melitus, keluarga melakukan upaya preventif dengan menerapkan PHBS.

Mata simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemia, tidak ada inflamasi. Telinganya bersih, tidak ada serumnya. Leher/Tenggorokan Tidak ada kesulitan menelan, tidak teraba tiroid, dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Tidak ada kesulitan menelan, kelenjar tiroid tidak teraba, dan tidak ada pembesaran limfe dada dan paru.

Abdomen Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa di perut, tidak terlihat bayangan pembuluh darah di perut, tidak ada lesi. Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa di perut, tidak terlihat bayangan pembuluh darah di perut, tidak ada lesi.

Tabel  diatas  menjelaskan  mengenai  pengkajian  keluarga.  Didapatkan  hasil  pengkajian  pada  keluarga  Tn
Tabel diatas menjelaskan mengenai pengkajian keluarga. Didapatkan hasil pengkajian pada keluarga Tn

Pembahasan

  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Penyakit diabetes melitus yang diderita Tuan A disebabkan karena ia tidak pernah menjaga pola makan, menyukai makanan manis, tidak pernah mengikuti diet diabetes, jarang berolahraga, dan senang minum kopi. Data obyektif yang diperoleh adalah Tuan A tidak mengetahui jenis makanan, jadwal makan dan jumlah makanan pada pasien diabetes melitus dan bahwa Tuan A. Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada dua keluarga. dengan penyakit diabetes melitus untuk Tn.

Tn. Keluhan lain yang dialami A yaitu berat badan bertambah 5 kg dan sering merasa lapar. Marga dalam keluarga ini yaitu Pak A adalah orang Jawa, Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Pada keluarga Pak A seluruh tahapan perkembangan keluarga sudah terpenuhi, yang tersisa hanyalah memenuhi kebutuhan perkembangan sesuai usianya c.

Tn. Keluarga A sudah kurang lebih 59 tahun tinggal di kawasan Marga Sari dan belum pernah berpindah tempat. Tn. Dalam keluarga Pak A keharmonisan terjaga dengan baik, interaksi dalam keluarga sangat baik, komunikasi dilakukan secara terbuka, c.

Pada keluarga Tuan I, seluruh tahapan perkembangan keluarga telah selesai, yang tersisa hanyalah pemenuhan kebutuhan perkembangan sesuai usia. Keluarga Pak I sudah kurang lebih 63 tahun tinggal di kawasan Marga Sari dan belum pernah berpindah tempat. Keluarga Pak I merupakan keluarga yang harmonis, mereka memperhatikan menjaga hubungan kekeluargaan dan apabila ada anggota keluarga yang sakit segera dilarikan ke rumah sakit atau ke pelayanan kesehatan yang ada.

Dalam keluarga Tuan I keharmonisan terjaga dengan baik, interaksi dalam keluarga sangat baik, komunikasi dilakukan secara terbuka, c. Khususnya bagi Tuan A yang belum bisa mengontrol kadar gula darahnya secara maksimal, serta keluarga yang belum bisa sepenuhnya merawat anggota keluarganya yang sedang sakit dan diketahui mengalami gangguan kesehatan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

3x1/3 1 Keluarga mengatakan tidak mengetahui apa itu diabetes melitus, keluarga hanya mengetahui bahwa Pak A mempunyai gula darah yang tinggi. Berat: 1.

Saran

Gambar

Tabel  2.2  Prioritas Masalah
Tabel  diatas  menjelaskan  mengenai  pengkajian  keluarga.  Didapatkan  hasil  pengkajian  pada  keluarga  Tn
Tabel 4.5  Diagnosa keperawatan
Tabel diatas menjelaskan mengenai intervensi yang akan diberikan pada klien 1  dan klien 2 sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditegakkan, perencanaan  pada  kedua  klien  menggunakan  buku  Standar  Intervensi  Keperawatan  (SIKI)  yang meliputi obser

Referensi

Dokumen terkait

Ada 2 anggota keluarga yang tidak mengalami peningkatan dukungan keluarga setelah dilakukan pendampingan supportive-educative dikarenakan 2 keluarga yang intesif merawat pasien tersebut