• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Diversitas Gender Direksi, Pendidikan Direksi Dan Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 - 2020 - Repository ITB Ahmad Dahlan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Diversitas Gender Direksi, Pendidikan Direksi Dan Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 - 2020 - Repository ITB Ahmad Dahlan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri perbankan ialah kumpulan dari emiten-emiten bergerak di sektor perbankan. di dasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pasal 1 ayat (2), Bank ialah badan usaha menghimpun dana dari masyarakat pada bentuk simpanan, & menyalurkannya kepada masyarakat pada rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Anggraeni dkk, 2016).

Pada bulan Desember 2020 data Statistik Perbankan Indonesia di publikasikan OJK mencatat jumlah bank umum Indonesia mencapai 109 bank &

30.733 kantor bank. Hal terkait memaksa bank di peruntukkan menyesuaikan posisi kompetitif mereka lewat berusaha mencapai & meningkatkan kinerja keuangan emiten berkelanjutan.

Faktor pengaruh kinerja keuangan emiten ialah diversitas gender direksi, pendidikan & intellectual capital. Diversitas dewan direksi menggambarkan di stribusi perbedaan antara anggota dewan berkaitan lewat karakteristik- karakteristik tentang perbedaan pada sikap & opini (Dewi, 2016). ada fenomena banyak Diversitas Direksi selaku berikut :

No Negara Tahun Besar Diversitas

1 Amerika 2011 31,9%

2 Amerika 2012 9,9%

3 Amerika 2013 4,4%

4 Indonesia 2019 40%

5 Indonesia 2020 38%

Diversitas pertama di teliti pada penelitian ini ialah gender direksi. Peristiwa terjadi trend menyebabkan wanita memegang posisi dewan telah terjadi banyak tahun, meskipun sebagian besar masih terdiri dari direksi laki-laki. Peningkatan diversitas gender pada dewan terkait, di dorong oleh aksi banyak negara memberlakukan pedoman / undang-undang punya tujuan di peruntukkan meningkatkan peran wanita di dewan emiten (Reguera-Alvarado dkk., 2017).

(2)

Norwegia, Spanyol, Perancis, Belanda, & Italia telah punya undang- undang mewajibkan 40% dari direksi emiten ialah wanita (Rose, 2007; Adams & Ferreira, 2008).

Walaupun telah mengalami peningkatan di berbagai negara, diversitas gender masih jauh dari jumlah di harapkan, posisi eksekutif emiten cenderung di dominasi pria. Dominasi pria pada eksekutif juga terjadi pada emiten di Indonesia.

Walaupun mengalami tren peningkatan, data tentang partisipasi wanita pada dewan direksi wanita di Indonesia menunjukkan bahwasanya saat ini dewan direksi masih di dominasi oleh pria. Pada tahun 2011 hanya 34% emiten di Indonesia punya satu dewan eksekutif wanita, sementara emiten punya dewan eksekutif berjumlah dua, tiga, dan

empat / cenderung masing-masing 14,4%, 8,7%, & 2,8% (The Centre for Governance, Institution and Organizations, 2012). Persentase terkait makin menurun bilamana selaku spesifik tidak tata kelola emiten one-tier, maupun pada dewan direksi & dewan komisaris pada emiten menggunakan sistem tata kelola emiten two-tier. Data tentang tren diversitas gender tahun 20011-2015 pada emiten Fortune 500 di Amerika mengikutsertakan dewan komisaris. Pada tahun 2014 persentase dewan direksi wanita lewat jumlah masing-masing satu orang, dua orang, & tiga orang / cenderung selaku berurutan sebesar 31,9%, 9,9%, &

4,4%. Selaku umum, emiten di sector real estate punya jumlah dewan direksi wanita terbanyak dari ketiga kategori terkait.

Perkembangan keberadaan wanita menduduki posisi pada dewan meningkat sejalan lewat perkembangan Corporate Governance. Wanita cenderung mempertimbangkan rasa & pengertian kepada bawahannya, hal ini akan memberikan manfat pada organisasi ynag di pimpinnya (Krishan & Park, 2005) namun di dasarkan Unger (1979), pada Umar, (1999) ada perbedaan perilaku antara pria & wanita, yakni wanita punya sikap pasif & cenderung teliti. Tugas dewan direksi menentukan setiap kebijakan akan di ambil emiten, keputusan yanga di ambil oleh wanita memakan waktu alama, wanita meneliti lebh pada apa saja mungkin terjadi atas kebijakan terkait. Hal ini menyebabakan penganbilan

(3)

keputusan tidak cepat & akan punya pengaruh negatif di karenakan pada saat krisis di butuhkan keputusan segera pada mengatasinya.

Pemilihan emiten di Indonesia selaku unit analisis di dasarkan pada data statistik menunjukkan Indonesia selaku salah satu negara unggul pada mempromosikan partisipasi wanita pada dewan direksi di Asia Pasifik, Di Indonesia sendiri, kontribusi perempuan di jajaran dewan komisaris & direksi emiten tercatat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) punya angka cukup tinggi.

Jumlah emiten & emiten publik (EPP) punya direksi & / Dewan Komisaris Perempuan di dasarkan laporan tahunan 2019 & 2020 itu cenderung mencapai 50%. ada sebanyak 40% EPP punya anggota dewan komisaris perempuan pada 2019. Sedangkan pada 2020, ada 38% EPP punya dewan komisaris perempuan.

Sementara EPP punya dewan Direksi perempuan pada 2019 ada 45% & naik tipis jadi 46% pada 2020. Hal terkait di sampaikan oleh Direktur Standar Akuntansi &

Tata Kelola Pasar Modal OJK pada webinar Capital Market Women Empowerment Forum.

Hubungan antara diversitas gender direksi pada kinerja keuangan emiten di dukung oleh penelitian di lakukan oleh Andina Nur Fathonah (2018) memberikan hasil bahwasanya ada pengaruh signifikan antara gender diversity di peruntukkan komposisi dewan direksi pada kinerja keuangan yakni sebesar 30.86% & sisanya di pengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan penelitian (Puji et al., 2019) menunjukkan bahwasanya proporsi wanita pada jajaran dewan direksi ternyata tidak punya pengaruh positif lewat value emiten, di duga di karenakan wanita kurang menyukai risiko dari pada pria, sampai-sampai wanita punya persentase rendah pada banyak jabatan daripada pria (Charness & Gneezy 2004). Hal ini membuat peneliti tertarik di peruntukkan meneliti pengaruh adanya diversitas gender pada suatu emiten pada kinerja keungan emiten. Mengetahui makin banyaknya emiten punya pemimpin wanita perlahan mulai menghilangkan paradigma bahwasanya pemimpin harus laki – laki. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan bila emiten di pimpin laki – laki / perempuan.

Diversitas kedua pada penelitian ini ialah Pendidikan direksi. Hambrick &

Manson (Manner, 2010) berpendapat bahwasanya jumlah & jenis pendidikan

(4)

berisi informasi kaya & kompleks tentang individu. Hal ini akan punya pengaruh pada pola pikir & acuan bagi direktur pada menentukan kebijakan akan di ambil.

di mana hal terkait akan punya pengaruh pada hasil kinerja emiten. Latar belakang pendidikan di miliki oleh anggota dewan punya pengaruh pada pengetahuan &

ketrampilan di miliki.

Hubungan antara pendidikan dewan direksi pada kinerja keuangan juga sudah banyak di lakukan penelitian sebelumnya seperti di lakukan oleh Putri (2020) bahwasanya pendidikan dewan komisaris masing-masing punya pengaruh positif

& negatif pada kinerja keuangan emiten. Hal terkait di dukung lewat penelitian di lakukan oleh Erna Hernawati & Retna Sari (2021) lewat hasil bahwasanya diversitas latar belakang pendidikan & pengalaman memberikan pengaruh positip pada kinerja keuangan, Pendidikan lewat latar belakang ekonomi & bisnis di lengkapi lewat pengalaman pada industry sama mampu meningkatkan kinerja keuangan, artinya kompetensi akademik & praktis di miliki dewan komisaris mampu meningkatkan kinerja keuangan. Sedangkan pada Penelitian Amin &

Sunarjanto (2016) menemukan bukti empiris bahwasanya dewan direksi emiten berlatar belakang pendidikan Ekonomi (bisnis, manajemen, keuangan) di temukan punya hubungan signifikan lewat arah negatif pada kinerja keuangan emiten, di karenakan di peruntukkan jajaran direksi, cenderung di butuhkannya latar belakang pendidikan / di siplin ilmu selaras bidang industri emiten bersangkutan.

Kemudian faktor pengaruh ketiga mempengaruhi kinerja keuangan emiten ialah Intellectual Capital. Intellectual capital (modal intelektual) ialah sebuah bagian dari aset tidak berwujud bisa di gunakan oleh emiten di peruntukkan menciptakan keunggulan bersaing. Fenomena modal intelektual di Indonesia telah ada sejak munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.19 tentang aset tak berwujud.

Hubungan antara Intellectual Capital pada kinerja keuangan emiten di dukung oleh penelitian di lakukan oleh Novita Febriany (2019) membuktikan bahwasanya Intellectual Capital punya pengaruh positif pada kinerja keuangan emiten. Hal ini menunjukkan bahwasanya Intellectual Capital makin baik di miliki oleh emiten

(5)

terdaftar pada index Kompas 100, maka makin tinggi pula kinerja keuangan emiten. Sedangkan penelitian di lakukan oleh Lia Amalia & Asep Rokhyadi (2019) lewat hasil bahwasanya Value Added Human Capital (VAHU) punya pengaruh positif & signifikan pada kinerja keuangan. Sedangkan di peruntukkan Value Added Capital Employed (VACE) punya pengaruh negatif & signifikan pada kinerja keuangan, Value Added Structure Capital (VASC) punya. pengaruh positif & tidak signifikan..Namun selaku simultan VAIC punya pengaruh positif

& signifikan pada Kinerja Keuangan Subsektor Advertising, Printing, & Media Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018.

di dasarkan penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan bahwasanya ada ketidak konsistenan hasil penelitian. Dari hasil berbeda inilah di perlukan penelitian ulang akan menguji tentang Diversitas Gender Direksi, Pendidikan Direksi & Intellectual Capital lewat menggunakan Return On Asset (ROA) selaku pengukuran kinerja keuangan. Penelitian ini menggunakan periode pengamatan pada emiten bank terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2020.

di dasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka penulis tertarik di peruntukkan melakukan penelitian lewat judul “Pengaruh Diversitas Gender Direksi, Pendidikan Direksi & Intellectual Capital pada Kinerja Keuangan Emiten Sektor Perbankan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 - 2020”.

1.2 Perumusan Masalah

Didasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti memperoleh perumusan masalah terkait pada penelitian ini selaku berikut :

1. Apakah Diversitas Gender Direksi punya pengaruh positif pada kinerja keuangan emiten di ukur lewat Return on Asset?

2. Apakah Pendidikan Direksi punya pengaruh positif pada kinerja keuangan emiten di ukur lewat Return on Asset?

3. Apakah Intellectual Capital punya pengaruh positif pada kinerja keuangan emiten di ukur lewat Return on Asset ?

(6)

4. Apakah Diversitas Gender Direksi, Pendidikan Direksi & Intellectual Capital punya pengaruh positif pada kinerja keuangan emiten di ukur lewat Return on Asset ?

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini menguji apakah diversitas gender direksi, pendidikan direksi &

intellectual capital punya pengaruh pada kinerja keuangan emiten. Pembatasan suatu masalah jadi hal harus di gunakan pada proses penelitian di peruntukkan menghindari adanya pelebaran pokok pembahasan pada penelitian terkait. Oleh di karenakan itu, pembatasan masalah pada penelitian ini ialah selaku berikut :

1. Melakukan pengujian fokus pada Pengaruh Diversitas Gender Direksi, Pendidikan Direksi & Intellectual Capital pada Kinerja Keuangan Emiten sektor perbankan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2020

2. Melakukan penelitian pada emiten perbankan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020.

3. Kinerja keuangan emiten selaku variabel dependen pada penelitian ini di ukur melalui indikator Return On Asset (ROA).

1.4 Tujuan & Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

di dasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ingin di capai ialah selaku berikut :

1. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh positif diversitas gender direksi pada kinerja keuangan emiten di ukur lewat Return on Asset.

2. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh positif pendidikan direksi pada kinerja keuangan emiten di ukur lewat Return on Asset.

3. Untuk menemukan bukti empiris pengaruh positif Intellectual capital pada kinerja keuangan emiten di ukur lewat Return on Asset

1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

(7)

Penelitian ini di harapkan bisa memberikan manfaat teoritis pada memperluas & memperdalam pengetahuan sivitas akademika baik pengajar maupun mahasiswa berada pada lingkup kajian Akuntansi Keuangan tentang topik penelitian di angkat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis & lingkungan akademis, selaku penerapan teori telah di bisa di “ITB Ahmad Dahlan Jakarta” di peruntukkan memperoleh pengetahuan & wawasan luas, sampai-sampai di harapkan bisa cenderung memahami tentang Pengaruh Diversitas Gender Direksi, Pendidikan & Intellectual Capital pada Kinerja Keuangan Emiten.

b. Bagi emiten, di peruntukkan menambah pengetahuan tentang diversitas gender direksi, pendidikan direksi & Intellectual capital pada mengelola kinerja keuangan emiten sampai-sampai bisa jadi value tambah bagi emiten.

c. Bagi pemegang saham & investor, di peruntukkan di jadikan referensi menilai kinerja keuangan emiten juga di peruntukkan bahan pertimbangan bagi investor pada mengambil keputusan.

Referensi

Dokumen terkait

"INTELLECTUAL CAPITAL IMPACT PADA FINANCIAL PERFORMANCE PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA", FIDUSIA : JURNAL. KEUANGAN DAN

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN SUSTAINABLE GROWTH RATE (Studi Pada Perusahaan Sektor Barang Konsumen Primer yang Terdaftar Di.. Bursa