• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN Bagaimana cara membedakan hipertensi dalam kehamilan dan preeklamsi

N/A
N/A
19.108 - Ubay Nurajeng Susanto

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN Bagaimana cara membedakan hipertensi dalam kehamilan dan preeklamsi"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Bagaimana cara membedakan hipertensi dalam kehamilan dan preeklamsi ?

Perbedaan antara Preeklamsi dan Hipertensi Gestasional:

1. Definisi:

Preeklamsi: Kondisi yang terjadi pada kehamilan di mana tekanan darah tinggi, disertai dengan kerusakan organ, muncul setelah kehamilan usia 20 minggu.

Hipertensi Gestasional: Tekanan darah tinggi yang terjadi setelah kehamilan usia 20 minggu tanpa adanya tanda-tanda kerusakan organ.

2. Kerusakan Organ:

Preeklamsi: Memiliki ciri-ciri kerusakan organ, seperti kerusakan pada hati, ginjal, atau gangguan pembekuan darah.

Hipertensi Gestasional: Tidak disertai dengan kerusakan organ pada umumnya.

3. Timbulnya Selama Kehamilan:

Preeklamsi: Dapat muncul kapan saja setelah usia kehamilan 20 minggu hingga pasca persalinan.

Hipertensi Gestasional: Mulai muncul setelah usia kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan.

4. Tekanan Darah:

Preeklamsi: Tekanan darah tinggi disertai dengan proteinuria (peningkatan protein dalam urine).

Hipertensi Gestasional: Tekanan darah tinggi tanpa proteinuria yang signifikan.

5. Risiko Jangka Panjang:

Preeklamsi: Dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi pada masa mendatang.

Hipertensi Gestasional: Biasanya tidak meninggalkan dampak jangka panjang pada tekanan darah.

American College of Obstetricians and Gynecologists. (2019). "ACOG Practice Bulletin No. 202:

Gestational Hypertension and Preeclampsia." Obstetrics & Gynecology, 133(1), e1-e25.

Apakah hipertensi pada preeklamsi akan menetap pada ibunya ?

Tidak semua ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan mengalami hipertensi menetap setelah melahirkan. Sekitar 70% ibu hamil yang mengalami preeklampsia ringan akan kembali normal setelah melahirkan. Namun, sekitar 30% ibu hamil yang mengalami preeklampsia berat akan mengalami hipertensi menetap setelah melahirkan.

(2)

Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami hipertensi menetap setelah melahirkan :

Preeklampsia berat

Usia ibu hamil yang lebih tua Riwayat keluarga dengan hipertensi Obesitas

Diabetes Penyakit ginjal

Ibu hamil yang mengalami preeklampsia perlu memantau tekanan darahnya secara rutin setelah melahirkan. Jika tekanan darah tetap tinggi, ibu hamil perlu menjalani pengobatan untuk mengendalikan hipertensi.

Bagaimana cara pencegahan dari pre eklamsi?

United States Preventive Services Task Force menyarankan pemeriksaan tekanan darah berkala selama hamil sebagai metode skrining preeklampsia. Identifikasi dan kontrol faktor risiko dapat dilakukan sebagai pencegahan primer preeklampsia. Selama beberapa dekade terakhir, telah banyak metode skrining lain yang diusulkan tetapi belum ada metode skrining spesifik terhadap preeklampsia.[5,7]

Berbagai obat juga diprediksi dapat mencegah preeklampsia tetapi sampai saat ini belum ada yang dapat mencegah preeklampsia. Beberapa obat yang sering diteliti untuk pencegahan preeklampsia adalah aspirin, heparin, suplementasi kalsium, vitamin C, dan vitamin E. Manfaat obat-obatan ini dalam pencegahan preeklampsia masih kontroversial.[5]

Pada wanita yang memiliki faktor risiko preeklampsia, International Society for The Study of Hypertension on Pregnancy (ISSHP) merekomendasikan aspirin dosis rendah (150 mg/hari) yang dimulai sebelum usia kehamilan 16 minggu sampai persalinan.

Suplementasi kalsium dengan dosis 1,2–2,5 gram/hari pada wanita dengan faktor risiko

preeklampsia juga direkomendasikan untuk ibu hamil dengan asupan kalsium harian <600 mg.

Olahraga rutin minimal 3 kali/minggu dengan durasi 50 menit dikatakan dapat menurunkan insidensi hipertensi pada kehamilan.[4]

Bisakah seseorang dididagnosa menderita preeklamsia meskipun tidak memiliki protein dalam urine ?

(3)

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang baru terjadi pada kehamilan / diatas usia kehamilan 20 minggu disertai adanya gangguan organ.

Jika hanya didapatkan hipertensi saja, kondisi tersebut tidak dapat disamakan dengan peeklampsia, harus didapatkan gangguan organ spesifik akibat preeklampsia tersebut.

Kebanyakan kasus preeklampsia ditegakkan dengan adanya protein 8 urin, namun jika protein urin tidak didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, yaitu: 1,2,3 1. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter 2.

Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya 3. Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen 4. Edema Paru 5. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus 6. Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta : Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian preeklampsia berat pada ibu hamil di RS Immanuel Bandung periode Oktober - November 2016 berdasarkan faktor risiko

Ditemukan risiko hipertensi pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah sebesar 1,43 kali lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.. Risiko

Pada uji statistik Fisher variabel riwayat hipertensi ibu hamil terhadap variabel hipertensi didapatkan nilai p = 0.002 dengan p&lt; 0.05, maka Ho ditolak yang artinya ada

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang positif dan secara statistik signifikan antara riwayat hipertensi, paritas, umur kehamilan, dan anemia dengan risiko untuk melahirkan

1) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR). 2) Meningkatkan

Faktor risiko preeklampsia meliputi riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, hipertensi kronik atau penyakit ginjal kronik, riwayat trombophilia, kehamilan kembar,

Faktor yang terbukti merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi adalah:Hubungan antara riwayat keluarga dengan hipertensi mempunyai risiko lebih

Yang termasuk ke dalam faktor risiko tinggi yaitu riwayat preeklampsia, kehamilan multipel, hipertensi kronis, diabetes mellitus tipe 1 atau 2, penyakit ginjal, penyakit autoimun